I JUDUL
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN
II TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan
2. Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan
Jaringan epitel
Jaringan ini terdiri dari kumpulan sel sel yang sangat rapat
susunannya sehingga membentuk suatu lembaran maka disebut pula
sebagai membran epitel atau disingkat sebagai sebagai epitel saja untuk
membedakan dengan epitel kelenjar. Jaringan epitel tidak mempunyai
substansi interseluler dan cairannya sangat sedikit. (Subowo,1992:3)
Berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yatu:
a) Epitel selapis (epithelium simpex)
Sel epitel karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut
squamous cell dalam bahasa inggris. Dengan demikian ukuran
tinngi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar sel nya. Pada
potongan tegak lurus pemukaan epitel tampak bentuk sel yang
memanjang dengan bagian tengah nya yang berisi inti lebih menebal.
Sedang apabila dilihat dari permukaan epitel tampak sel-sel nya
pligonal.(Subowo,1992:8)
Epitel pipih selapis (Ephitelium squamosum simplex, simple
squamous epithelium)
Tersusun atas sel-sel yang pipih, berlekatan satu sama lain
pada tepi-tepi nya, membentuk suatu lapisan yang rata. Epitel
semacam ini terdapat pada selaput rongga badan (peritoneum),
atau melapisi gelembung paru-paru (alveolus). (Soesilo,1986:2.2)
Seluruh epitel yang menyusun epitel ini berbentuk pipih dan
tersusun dalam satu lapisan. Epitel ini terdapat pada : permukaan
dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowman, rete
terdapat
sel-sel
yang
menghasilkan
lendir
(Subowo,1992:10)
b) Epitel berlapis (epithelium complex)
Epitel pipih berlapis (epithelium squamosum complex)
Pada potongan tegak lurus permukaan terlihat berbagai bentuk
sel yang menyusunnya, waulaupun disebut epitel pipih. Yang
bebrbentuk pipih adalah sel-sel yang terletak pada lapisan
permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak di dalam bentuknya
berubah. Epitel jenis ini cocok untuk proteksi, dan kurang cocok
untuk fungsi sekresi.(Subowo,1992:11)
Epitel jenis ini dibedakan menjadi 2 macam:
a) Epitel pipih berlapis tanpa keratin.
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada:
cavum oris, Oesophagus, Cornea, Conjunctiva, Vagina, dan
Urethra feminia.
b) Epitel pipih beralapis berkeratin.
Srtuktur epitel jenis ini mirip dengan epitel pipih berlapis
tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami
stratum
spinosum
(lapisan
berduri),
stratum
Bronchus
yang
besar
dan
Ductus
deferens.
(Subowo.1992:15)
c) Epitel Transisional
Bentuk epitel ini merupakan bentuk peralihan yang berubah
bentuknya tergantung dari ruangan organ yang dibatasi. Selain
terdapat pada kandung kemih juga terdapat di saluran kemih mulai
dari
2
Calyces
renales
sampai
sebagian
dari
Urethra.
(Subowo.1992:15)
Jaringan ikat.
Berbeda dengan jaringan epitel, jaringan ikat mengandung matriks
yang sangat banyak. Jaringan ikat mempunyai fungsi sebagai berikut :
Untuk mengikat satu alat dengan alat lain.
Untuk membungkus alat-alat.
Untuk mengganti jaringan yang rusak (luka)
Untuk menetralkan racun
Untuk membentuk kerangka penyokong (rangka)
(Soesilo,1986:2.6)
Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan ikat dibedakan menjadi:
1) Jaringan ikat longgar/kendur
Jaringan ikat longgar (juga dikenal sebgai jaringan areolar)
menyusup menyelip kesegala bagian tubuh.menyokong pembuluh
darah dan saraf segala ukuran.(Cormack,1994:200)
Jaringan ikat longgar dengan pemubuluh kapilernya tersebar
luas di seluruh tubuh, biasanya memberikan tempat kedudukan bagi
sel-sel epitel untuk bertumpu, atau disekitar sel-sel kelenjar, serabut
saraf. Jaringan pengikat longgar juga menyokong dan memberikan
nutrisi kepada sel-sel otot. Oleh karena jaringan pengikat longgar
tidak begitu kuat untk menahan beban maka biasanya melanjutkan diri
kedalam jaringan pengikat yang lebih padat. (Subowo.1992:48)
2) Jaringan ikat padat
Jaringan pengikat padat berbeda dengan jaringan pengikat
longgar karena selain rapatnya hubungan komponen jaringan yang
menyusunnya juga kelebihan komponen fibriler atas komponen lain.
Berdasarkan komponen serabut jaringan pengikat padat dibedakan
dalam :
a. Jaringan ikat padat ireguler
b. Jaringan ikat padat regular
(Subowo,1992:54-55)
Jaringan ikat padat biasa ada yang tersusun teratur atau tidak
teratur.
a. Pada yang tersusun teratur
semua serat kolagen berjalan searah. Bangunan terdiri atas
jenis jaringan ikat demikian dikhususkan untuk menahan tarikan
yang datangdari satu arah yang diteruskan melalui serat serat ini.
Jaringan padat jenis teratur terdapat pada tendon dan
aponeurosis (yang merupakan tendon gepeng yang meluas berupa
lembaran fibrosa lebar)
b. Jaringan ikat padat jenis tidak teratur
Serat-serat kolagen berjalan simpang siur. Lembaran demikian
dapat menahan regangan dari segala arah sesuai arah jalanya serat.
Misalnya pada lapisan reticular dermis. Selain itu jaringan ikat padat
tidak
3
teratur
membentuk
simpai
fibrosa
dan
septa.
(Cormack,1994:339)
Jaringan otot
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsunkan kerja
mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Oleh
karena itu bentuk selnya memanjang. Agar otot dapat melangsungkan
perubahan sel menjadi pendek, sel otot memiliki struktur filamen dalam
sitoplasmanya. (Subowo,1992:135)
Pada hewan menyusui dibedakan 3 jenis otot berdasarkan struktur dan
fungsinya yaitu:
1) Otot polos
Jenis otot ini didapatkan pada alat-alat dalam sebagai
komponen dinding saluran pencernaan, saluran pernafasan, saluran
keluar kelenjar, pembuluh darah, dan lain-lain. (Subowo,1992:134)
Sel otot ini berbentuk gelendong atau kumparan yaitu bagian
yang menebal mengandung inti yang menempati di tengah. Ukuran sel
ini berbeda-beda tergantung dari tempat dan kondisi organ yang
bersangkutan. Jaringan otot ini berfungsi sebagai alat gerak aktif.
(Subowo,1992:135)
Jenis otot ini secara khas ditemukan pada dinding bisera
berongga dan didalam seluruh pembuluh darah kecuali yang paling
kecil. (Cormack.1994:529)
2) Otot lurik
Otot serang lintang atau otot bercorak sebagian besar terdapat
sebagi otot kerangka, sehingga dinamakan pula otot kerangka.
(Subowo,1992:139)
Serat otot rangka jauh lebih besar dari kebanyakan jenis lain.
Dan masing masing mengandung banyak inti. Serta ini berbentuk
silindris dengan ujung ujung meruncing, dengan panjang mencapai
beberapa centimeter. (Cormack.1994:498)
Bergurat melintang adalah hasil
penjajaran
melintang
Jaringan rawan
Jaringan ini meliputi tulang rawan dan yang membentuk rangka
dalam, dari tubuh vertebrata. Kedua macam jaringan ini pada umumnya
menjadi tempat melekatnya otot-otot, sehingga sifat nya harus kaku.
Fungsinya untuk memungkinkan gerakan tungkai-tungkai dan untuk
Tulang sejati.
Tulang merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan
pengikat dalam arti luas (Subowo,1992:75)
Darah
Jaringan saraf
Jaringan ini hampir diseluruh jaringan tubuh sebagai jaringan
komunikasi. Dalam melaksanakan fungsinya jaringan saraf mampu
menerima rangsang menjadi impuls, meneruskan impuls menuju pusat.
(Subowo,1992:161)
Secara struktural jaringan saraf terdiri atas.
Sel saraf atau neuron(memiliki juluran panjang) dibedakan menjadi
badan sel (bagian sel saraf yang mengandung inti), dendrit (tonjolantonjolan
badan
sel
saraf
yang
bercabang-cabang)
dan
neurit.
(subowo,1992:165)
Tubuh tumbuhan terdiri dari 3 organ pokok, yaitu akar, batang dan
daun serta organ reproduktif yaitu bunga dan buah. Organ-organ tersebut
tersusun atas sejumlah jaringan, yaitu sekelompok sel yang mempunyai asal,
struktur dab fungsi yang sama. (Soesilo,1986:2.24)
a.
Akar
Secara umum berfungsi untuk: melekatnya tumbuhan pada media,
menyerap air dan unsur hara, alat pernafasan, tempat menyimpan cadangan
makanan, dan menopang tegaknya batang.
Akar berkembang dari meristem apical di ujung akar yang dilindungi
kaliptra (tudung akar). Pembelahan meristem apical membentuk zona
pemanjangan sel, zona diferensiasi sel, dan zona pendewasaan sel. Urutan
struktur jaringan akar pada tumbuhan (secara anatomi dari luar ke dalam):
1.
epidermis: terdiri atas satu lapis sel, tersusun rapat, dinding sel tipis, dan
mempunyai rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan.
b.
Batang
Berfungsi dalam pengangkutan air dan unsure hara dari akar, memperluas
tajuk tumbuhan dalam efisiensi menangkap cahaya matahari, tempat tumbuh
organ generative, efisiensi penyerbukan dan pemancaran benih,tempat
pemyimpanan cadangan makanan.
Jaringan penyusunnya terdiri atas:
1. Epidermis: tersusun oleh selapis sel, rapat, dinding luar terdapat kutikula,
dan pada tumbuhan kayu yang tua terdapat kamium gabus
2. Korteks: mengandung amilum dan tersusun oleh sel-sel parenkim,
kolenkim dan sklerenkim
3. Stele: terdapat perisikel, sel parenkim, dan berkas pengangkut
Kambium hanya di miliki oleh tumbuhan dikotil, dibedakan menjadi 2:
a. Kambium intravaskuler: cambium terletak di antara xylem dan floem
b. Kambium intervaskuler: cambium terletak di antara dua berkas pengangkut
c. Daun
Berfungsi sebagai tempat fotosintesis, tempat terjadinya transpirasi dan
gutasi, penyimpanan cadangan makanan (pada vakuola amilum), transpirasi
dan pertukaran gas(pada stomata). Daun lengkap terdiri atas: tangkai daun,
pelepah daun, dan helaian daun.
Jaringan penyusun daun:
1. Epidermis: berupasatu lapis sel, dinding sel mengalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau lignin, terdapat stomata, dan terkadang ada trikoma
dan sel kipas
2. Mesofil: terdapat parenkim palisade (jaringan tiang), dan parenkim spons
(jaringan bunga karang)
3. Berkas pengangkut terdapat dalam tulang daun (xylem dan floem)
d.
Bunga
Berfungsi
dalam
menghasilkan
alat
perkembangbiakan.
Bunga akan berkembang lebih lanjut membentuk buah dan biji. Daun mahkota
dan daun kelopak terdiri atas sel-sel parenkim. Epidermis pada daun kelopak
dilapisi kutin, stomata, dan trikoma. Daun mahkota mempunyai epidermis
berupa tonjolan yang disebut papila. Benang sari terdiri atas kepala sari dan
jaringan muda
Pada tumbuh tumbuhan, sel-sel yang membentuk jaringan muda
misalnya
kambium
dan
kambium
(Soerodakoesoemo,1987:2.2)
Pembagian meristem berdasarkan tingkat perkembangannya :
gabus.
sebagai
penyimpan
cadangan,
penyerapan
air.
(Soerodakoeoema,1987:2.22)
4. Jaringan penguat
Sistem penguat terdiri dari dua jaringan sederhana yaitu kolenkim dan
sklerenkim. Jaringan kolenkim terdapat di semua bagian tubuh an jumlahnya
berdeda-beda. Kolentim tidak terlalu banyak
sel
pengiring
(Soesilo,1986:2.36)
parenkim
floem,
serabut
dan
sklereid.
IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
LANGKAH KERJA
5.1 pengamatan jaringan hewan
a. Otot jantung
VI
HASIL PENGAMATAN
Keterangan :
1. Ruang antar sel
2. Inti sel
3. Membrane sel
Perbesaran : 40x10
c. Otot rangka
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
Perbesaran : 40x10
d. otot polos
Keterangan :
1.
2.
3.
Perbesaran : 10x10
Keterangan :
1. epidermis
2. korteks
3. endodermis
Perbesaran : 40x10
epidermis
jaringan palisade
jaringan bunga karang
berkas pengangkut
epidermis bawah
Perbesaran : 40x10
empulur
xylem
floem
epidermis
korteks
Perbesaran : 40x10
Keterangan :
1. epidermis
2. jaringan pengangkut
Perbesaran : 10x10
epidermis
korteks
jaringan pengangkut
xylem
floem
jaringan spons
stomata
Perbesaran : 40x10
VII
PEMBAHASAN
Dan jaringan hewan yang terakhir adalah jaringan otot rangka atau biasa
bisebut dengan otot lurik, sesuai dengan namanya otot ini mempunyai gradiasi warna
gelap terang. Dengan menggunakan perbesaran 40x. Serat otot rangka jauh lebih
besar dari kebanyakan jenis lain. Dan masing masing mengandung banyak inti.
Serta ini berbentuk silindris dengan ujung ujung meruncing, dengan panjang
mencapai beberapa centimeter. Namun pada percobaan yang telah dilakukan tidak
tampak inti selnya, yang tampak hanya serat-serat gelap terang saja. Gurat-gurat
gelap bersifat bifrigent (anisotrop) sedangkan guratan terang bersifat isotrop. Sesuai
dengan namanya otot rangka ini terdapat di kerangka.
Percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan berbagai jaringan pada
tumbuhan. Jaringan pada tunbuhan dapat digolongkan berdasarkan umur, komposisi,
dan fungsi dari jaringan tersebut. Tumbuhan mempunyai tiga bagian penting. Yaitu
daun, batang, dan akar. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, batang berfungsi
sebagai sumbu utama tumbuhan, dan akar sebagai alat transportasi tumbuhan, yaitu
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah.
Batang Ficus elastica, percobaan yang dilakukan menggunakan perbesaran
40x. terlihat penampang batang Ficus elastica memiliki epidermis, korteks dan
endodermis. Berdasarkan bagian-bagian yang teramati batang Ficus elastica
merupakan batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Epidermis
berdasarkan fungsinya epidermis merupakan jaringan pelindung. Epidermis
terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan
gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
b. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang
dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke
dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan
Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis
tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat
berdasarkan
fungsinya
merupakan jaringan
merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut
perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral
yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam
dan floem sebelah luar.
Pada pengamatan batang ini tidak ditunjukkan adanya stele/silinder pusat.
Karena pengammatan yang kurang maksimal.
Jaringan tumbuhan berikutnya adalah, jaringan daun bayam Amaratus sp.
Penampang melintang daun bayam yang tampak dengan perbesaran 400x.
menunjukan bagian epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang, berkas
pengankut, dan epidermis bawah.
1. Epidermis
berdasarkan umurnya jaringan epidermis merupakan jaringan dewasa dan
berdasarkan
fungsinya
merupakan
jaringan
pelindung.
Epidermis
merupakan lapisan terluar daun, epidermis terdiri dari epidermis atas dan
epidermis bawah, fungsi dari epidermis untuk mencegah penguapan yang
terlalu besar. Lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapat stoma/mulut daun. Stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Pada
lembar pengamatan tidak tampak atau tidak ditemukan adanya stomata.
2. Parenkim/Mesofil
jaringan ini termasuk pada jaringan sederhana karena hanya terdiri dari satu
macam sel. Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni jarinag palisade
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang
sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
3. Berkas pengangkut (xylem dan floem)
Berdasarkan fungsinya berkas pengkut merupakan jaringan pengangkut.
Pengamatan pada jaringan batang jagung. Dengan perbesaran 100x. dapat
terlihat bagian bagian batang jagung, seperti epidermis dan jaringan pengankut.
Jaringan pengankut tersebaran dan tidak beraturan yang saling berhubungan didalam
sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka. Batang jagung merupakan batang
Monokotil, sehingga epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium.
Pada akar jagung Zea mays terlihat bagian luarnya tebal yang merupakan
epidermisnya. Jaringan pembuluh pengakut tepat di bagian tengah sel dalam
sitoplasma. Dan tidak memiliki kambium yang memisahkan antara bagian xylem dan
floemnya.
Daun jagung, pada daun jagung terlihat bahwa tidak memiliki jaringan
palisade (jaringan tiang). Struktur jaringan daun jagung, terdapat dua jaringan
epidermis, yaitu jaringan epidermis atas dan bawah. Pada epidermis bawah terdapat
stomata. Daun jagung juga memiliki jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan
floem, korteks, dan jaringan spons.
Pengamatan yang terakhir yaitu akar dikotil tanaman Aracis hypogeal. Pada
akar Arachis hypogaea terdapat penyebaran yang tidak merata dalam penyebaran
sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran berkas pembuluh
yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium. Adapun bagian- bagian dari akar
jagung sebagai berikut:
1. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air.
2. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat
sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh
jaringan parenkim.
3. Silinder Pusat/Stele
Silinder
pusat/stele
merupakan
bagian
terdalam
dari
akar.
VII KESIMPULAN
1. Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan:
a. Jaringan epitel
b. Jaringan ikat
a) Jaringan ikat longgar
b) Jaringan ikat padat teratur
c) Jaringan ikat padat tidak teratur
c. Jaringan otot
a) Otot polos
b) Otot jantung
c) Otot rangka/lurik
d. Jaringan saraf
2. Jaringan penyusun pada tumbuhan:
a. Jaringan pelindung
b. Jaringan pengangkut
c. Jaringan kolenkim
d. Jaringan parenkim
e. Jaringan dasar
f. Jarigan penguat
g. Jaringan sekretori
DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah.
2011.
Jaringan
Otot.
Olnine.
Tersedia:
http://www.sentra-
LAMPIRAN
(Amaratus sp)
Gb.12akar Jagung
LAPORAN BIOLOGI
ACARA II
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN
TUMBUHAN
Nama
Nim
: 120210101051
Kelas
: Biologi Dasar B