Anda di halaman 1dari 6

A.

Budaya dan Kesenian Batak Mandailing


1. Gordang Sambilan

Gordang Sambilan salah satu pesona wisata di Kab. Mandailing Natal (Madina), salah
satu warisan budaya bangsa Indonesia. Bahkan diakui pakar etnomusikologi sebagai satu
ensambel musik teristimewa di dunia. Sebagai alat musik adat dan sakral, Gordang Sambilan
terdiri dari sembilan gendang. Ukuran besar dan panjang ke sembilan gondang itu bertingkat,
mulai paling besar sampai paling kecil. Tabung resonator Gordang Sambilan terbuat dari kayu
yang dilubangi, dan salah satu ujung lobangnya ditutup dengan membran terbuat dari kulit lembu
dan ditegangkan dengan rotan sebagai alat pengikat.
Untuk membunyikan alat kesenian itu digunakan pemukul terbuat dari kayu. Masingmasing gondang mempunyai nama sendiri. dan tidak sama di semua tempat di seluruh Madina,
karena masyarakat Mandailing yang hidup dengan tradisi adat punya kebebasan untuk berbeda.
Disamping itu juga masih banyak alat musik yang merupakan budaya Mandailing Natal,
diantaranya : Membranofon : gordang sambilan dangondang dua. Aerofon : suling, salung,
sordam, tulila, katoid, saleot, dan uyup-uyup. Metalofon : ogung, momongan, doal,
dan talisasayat.

Idiofon

: etek,

dongung-dongung,

pior,

gondang

aek dan eor-eor.

Kordofon : gordang tano dan gondang bulu.


2. Repertoar Musik Tradisional

1. Jolo-jolo Turun; 2. Alap-alap Tondi; 3. Moncak (Kutindik); 4. Raja-raja; 5. Ideng-ideng; 6.


Tua; 7.Sampuara Batu Magulang; 8. Padang (Roba) Na Mosok; 9. Mandailing; 10. Pamulihon;
11. Udan Potir; 12. Porang; 13. Sarama Datu; 14. Sarama Babiat; 15. Lima (Bombat); 16. Roto;

17. Sampedang; 18. Aek Magodang (Touk); 19. Mamele Begu; 20. Mangido Udan; 21. Tortor;
22. Dll.
3. Ende (Nyanyian)
1. Ungut-ungut. 2. Sitogol. 3. Jeir. 4. Bue-bue
B. Wisata
1. Air Panas Sorik Marapi

Mandi air panas di bekas aliran larva Gunung Sorik Marapi, Di Desa Sibanggor Tonga,
Huta Raja, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, ternyata
berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kronis, rasa hangat suhu air ditambah campuran
belerang alam membuat tubuh menjadi bugar. Para pengunjung percaya, jika mandi di aliran air
panas tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis, seperti reumatik, darah tinggi,
hingga strok.Selain itu belerang alam yang terkandung pada air juga berkhasiat menyembuhkan
berbagai penyakit kulit.
Pemandian air panas bumi ini terbentuk sejak tahun 1923, saat pertama kali Gunung Sorik
Marapi memuntahkan lava pijarnya.Meski saat itu seluruh kampung porak poranda, namun warga
mendapat berkah dengan terbentuknya aliran anak sungai yang airnya berasal dari panas bumi.
2. Kolam Sampuraga
Sampuraga, betapa terkenalnya kisah
ini di Mandailing Natal. Sebuah kolam yang
dinamai dengan legenda ini telah menjadi obyek
wisata di sana.
Dari legenda juga adat istiadat yang bisa
menuntun generasi penerus bangsa harus tetap
dilestarikan dengan berbagai metode pendidikan
sekolah untuk tidak mentiadakan adapt dan
budaya Mandailing yang kini sudah terkikis oleh zaman.

Pemerintah Daerah, DPRD Madina juga pemangku adat harus tetap menjaga anak sebagai
penenerus untuk tetap mengetahui adat istiadat Mandailing yang mempunyai adap yang tinggi
juga alkisah yang harus tetap menjadi bahan contoh untuk semua orang agar tetap menghargai
orang tua sebagaimana legenda sampuraga.
C. Makanan dan Hasil Alam
1. Kopi Mandheling
Kebun kopi Mandailing berusia ratusan tahun, berpotensi
sebagai kawasan ekowisata. Abdul Hamid Damanik, Affan Surya
dan Erikson Sinaga Pakantan, pernah dijuluki sebagai negeri
Gunung Mas. Sebuah kejayaan yang pernah dialami daerah itu
antara tahun 1835-1942. Ini terjadi bersamaan dengan penjajahan
Belanda atas Mandailing waktu itu. Tetapi, julukan sebagai gunung
mas kemudian berakhir seiring dengan masuknya Jepang pada tahun
1942.
Kopi Mandailing atau lebih dikenal dengan Mandeling Coffee menjadi salah satu
komoditas kopi Sumatra yang paling diincar kalangan eksportir. Alasan utamanya ialah karakter
rasa

yang

seolah

tidak

ada

duanya

dibandingkan

kopi

dari

belahan

dunia.

2. Kipang
Kipang

merupakan

makanan

khas Mandailing Natal sejak tahun


1930-an,dan sampai sekarang ini kipang
juga

masih

banyak

disukai

oleh

masyarakat Mandailing Natal,bahkan


masih sering di konsumsi saat acaraacara

besar.Kipang

ini

merupakan

makanan ringan yang enak dan mudah


di

bawa

kemana-kemana

karna

bentuknya yang kecil. Oleh karna itu


Kipang sering di jadikan oleh-oleh bagi pengunjung yang berkunjung di daerah Mandailing Natal
3. Toge
Toge Panyabungan ini sudah terkenal sampai ke
luar negeri dan juga telah dianggap sebagai makanan ciri
khas kota santri atau di sebut juga Serambih Makkahnya
Provinsi Sumatera Utara. Sebab seperti yang sama-sama
kita ketahui Toge Panyabungan sudah menjadi makanan
khas Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal.

4. Itak Poul-Poul
Itak

poul-poul salah

satu

makanan khas Mandailing yang


dulunya

sangat

terkenal

dan

diminati. Namun, belakangan ini


mulai hilang. Saat ini untuk mencari
jenis makanan yang satu ini sangat
susah di daerah Mandailing Natal
(Madina), padahal makanan ini
merupakan ciri khas daerah yang perlu dilestarikan. Penelusuran yang dilakukan, belakangan ini
makanan khas yang rasanya sangat nikmat ini hanya dijumpai di beberapa tempat. Misalnya di
Kotanopan dan di Panyabungan. Untuk Kotanopan, makanan ini dijual di warung Simpang Tiga
Raya, itupun hanya hari Jumat dan Sabtu.
5. Gulai Arsik
Lezat itulah yang dapat diungkapkan tatkala sudah mecicipi masakan gulai arsi, ya resep
gulai arsik salah satu resep favorit para ibu-ibu, khususnya di Mandailing. Memiliki rasa yang
gurih dan pedas mantap di karenakan terdiri dari beranekan bahan dasar khas, dan jika anda
berkunjung ke mandailing rasnya kurang jika tidak mencicipi kuliner khas ini.

D. Upacara Adat Perkawinan di Adat Mandailing


Dalam upacara perkawinan di adat Mandailing, diperlukan
perlengkapan dalam upacara adat.
Berikut ini adalah perlengkapan yang diperlukan dalam upacaraupacara adat yang dilaksanakan dengan upacara adat mandailing:
Sirih (napuran/ burangir)

Sirih

Sentang (gambir)

Tembakau

Soda

Pinang

Tanda Kebesaran (paragat)

Payung rarangan

Pedang dan tombak

Bendera adat (tonggol)

Langit-langit dengan tabir

Tempat penyembelihan kerbau

Alat musik (uning-uningan)

Momongan (gong)

Terdiri dari: tawak-tawak, gong, doal, cenang, talempong, tali sasayak

Gordang sambilan (gendang)

Alat tiup

Pakaian penganten

Pakaian penganten laki-laki

Pakaian penganten perempuan

E. Rumah Adat
Bagas

Godang

(Rumah

Raja)

senantiasa

dibangun

berpasangan dengan sebuah balai sidang adat yang terletak di


hadapan atau di samping Rumah Raja. Balai sidang adat tersebut
dinamakan Sopo Sio Rancang Magodang atau Sopo Godang.
Bangunannya mempergunakan tiang-tiang besar yang berjumlah
ganjil sebagai-mana jumlah anak tangganya. Untuk melambangkan
bahwa pemerintahan dalam Huta adalah pemerintahan yang demokratis, maka Sopo Godang
dibangun tanpa di dinding.
Dengan cara ini, semua sidang adat dan pemerintahan dapat
dengan langsung dan bebas disaksikan dan didengar oleh
masyarakat Huta. Sopo Godang tersebut dipergunakan oleh Raja
dan tokoh-tokoh Na Mora Na Toras sebagai wakil rakyat untuk
"tempat mengambil keputusan-keputusan penting dan tempat
menerima tamu-tamu terhormat". Sesuai dengan itu, maka
bangunan adat tersebut diagungkan dengan nama Sopo Sio
Rancang Magodang inganan ni partahian paradatan parosu-rosuan
ni

hula

dohot

dongan

(Balai

Sidang

Agung

tempat

bermusyawarah/mufakat, melakukan sidang adat dan tempat


menjalin keakraban para tokoh terhormat dan para kerabat). Biasanya di dalam bangunan ini

ditempatkan Gordang Sambilan yaitu alat musik tradisional Mandailing yang dahulu dianggap
sakral.
Setiap Bagas Godang yang senantiasa didampingi oleh sebuah Sopo Godang harus
mempunyai sebidang halaman yang cukup luas. Oleh kerana itulah maka kedua bangunan
tersebut ditempatkan pada satu lokasi yang cukup luas dan datar dalam Huta. Halaman Bagas
Godang dinamakan Alaman Bolak Silangse Utang (Halaman Luas Pelunas Hutang). Sesiapa yang
mencari perlindungan dari ancaman yang membahayakan dirinya boleh mendapat keselamatan
dalam halaman ini. Menurut adat Mandailing, pada saat orang yang sedang dalam bahaya
memasuki halaman ini, ia dilindungi Raja, dan tidak boleh diganggu-gugat.
Sesuai dengan fungsi Bagas Godang dan Sopo Godang, kedua bangunan adat tersebut
melambangkan keagungan masyarakat Huta sebagai suatu masyarakat yang diakui sah
kemandiriannya dalam menjalankan pemerintahan dan adat dalam masyarakat Mandailing.
Karena itu, kedua bangunan ter-sebut dimuliakan da-lam kehidupan mas-yarakat. Adat-istiadat
Mandailing menjadi-kan kedua bangunan adat tersebut sebagai milik masyarakat Huta tanpa
mengu-rangi kemulian Raja dan keluarganya yang berhak penuh menem-pati Bagas Godang.
Oleh kerana itu, pada masa lampau Bagas Godang dan Sopo Godang maupun Alaman Bolak
Silangse Utang dengan sengaja tidak berpagar atau bertembok memisahkannya dari rumah-rumah
penduduk Huta.

Anda mungkin juga menyukai