Anda di halaman 1dari 3

BAB II

A. PANDUAN MEKANISME KERJA


Bank sampah sesungguhnya mudah untuk dikelola. Untuk membentuk suatu
bank untuk menabung sampah-sampah di lingkungan sekolah kita, kita dan warga
sekolah dapat menunjuk beberapa orang sebagai petugas pengelola. Dibutuhkan
minimal :
1. Satu orang sebagai penimbang sampah dari kelas yang menyetor.
2. Satu orang untuk menjadi petugas pencatat administrasi penimbangan
sampah dan pengelola tabungan.
3. Satu orang sebagai petugas pengelola sampah (perantara pengepul)
menyalurkan anorganik kepada aktivis 3R dan organik kepada aktivis
KOMPOS.
4. Dan satu orang berkerjasama dengan aktivis polisi lingkungan sebagai
pengingat/pengawas kelas yang menyetor pada hari itu.
Dalam pengaplikasiannya, bank sampah akan lebih mudah dikelola jika
proses pengumpulan sampah terjadwal dengan baik. Misalnya, kelas-kelas dapat
atau diwajibkan menyetorkan sampah menurut 3 jenis yaitu: sampah daun/ sisa
makanan, kertas dan plastik yang telah dikumpulkan kelas selama satu minggu,
sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dengan begitu, sampah yang terkumpul akan
lebih banyak. Bagi kelas yang tidak menyetor pada hari yang telah ditentukan akan
mendapat sanksi. Dan bagi kelas yang menyetor paling banyak dalam jangka
waktu yang ditetapkan akan mendapat apresiasi dari bank sampah ataupun sekolah.
Keberadaan bank sampah dinilai akan lebih meningkatkan kesadaran warga
sekolah akan pentingnya pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing.
Sampah terutama sampah anorganik sejatinya dapat didaur ulang menjadi sumber

rupiah. Dengan adanya fasilitas pengelolaan sampah di sekolah, diharapkan kelaskelas maupun warga sekolah berlomba-lomba mengumpulkan sampah, dan mau
menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik.
B. SIRKULASI SAMPAH YANG TERKUMPUL
Bank Sampah adalah tempat untuk mengumpulkan berbagai macam sampah
yang telah dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke tempat
bengkel kerja lingkungan sekolah atau yang lebih akrabnya disebut Bank Sampah.
Hasil setoran sampah yang ditabung selama setiap seminggu sekali akan dapat
diambil atau dicairkan dalam jangka waktu tertentu ayng ditentukan dengan

Mengelompokkan
sampah kelas
sesuai dengan
jenisnya

Sampah di timbang
oleh petugas

Sampah di
kumpulkan
Digudang
penyimpanan

Sampah yang telah di


kelompokkan oleh kelas
di setor kepada bank
sampah sesuai jadwal
yang ditentukan

Dicatat Dan
dibukukan

Registrasi/
Pendaftaran

Kelas
Mendapatkan
buku tabungan

Sampah anorganik di
salurkan kepada 3R dan
organik kepada kompos

mengadopsi prinsip perbankan, jadi penyetor sampah (setiap kelas) akan mendapat
buku tabungan.
Sampah-sampah yang disetorkan ke bank sampah dibedakan menurut jenisnya,
organik seperti sisa makanan/daun, non organik seperti plastik dan kertas, besi dan
lainnya. Dengan begitu sampah yang masih dapat di daur ulang seperti bahan
organik dapat dimanfaatkan untuk kompos ataupun bio gas. Sedangkan bahan non
organik didaur ulang menjadi berbagai perabotan seperti tas, sendal dan lainnya.

Bank sampah dalam pelaksanaanya dapat mengurangi tingginya angka sampah


di tempat pembuangan akhir sekolah (TPAS), dengan begitu volume sampah yang
belum dibakar yang ada di TPA dapat berkurang. Dan menjaga sekolah dari
sampah sehingga nyaman dalam belajar.
Pengelolaan Bank Sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam
Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa prinsip
dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle (3R). dengan
memanfaatkan bahan anorganik, dapat juga meningkatkan kreatifitas siswa dalam
berwirausaha.

Anda mungkin juga menyukai