Anda di halaman 1dari 3

LATIHAN TUGAS MANDIRI

KOMUNIKASI KESEHATAN I
Rizka Mardhiani
1406565221
Fakultas Farmasi
Hambatan-hambatan dalam komunikasi
Komunikasi merupakan suatu bentuk penyampaian informasi oleh seseorah
kepada orang lain yang dapat ditangkap secara baik dan jelas oleh pendengar.
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dilaksanakan dua arah, yaitu terdapat
orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan sehingga terdapat umpan balik.
Namun, tidak selamanya komunikasi yang kita lakukan itu dapat ditangkap
dengan jelas oleh orang lain. Tentu kita juga akan mengalami suatu hambatan-hambatan
yang dapat menghalangi kita dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tersebut.
Banyak hal yang dapat menghambat terjadinya hubungan komunikasi yang baik.
Hambatan-hambatan yang ada dalam komunikasi dibagi menjadi dua bagian
yaitu secara umum dan perspektif pasien. Menurut Liliweri, secara umum hambatan
berkomunikasi dibagi menjadi lima bagian yaitu hambatan fisik, teknis, psikologis,
sosiologis dan antropologis, dan bahasa. Sedangkan menurut Schiavo, secara perspektif
pasien hambatan berkomunikasi dibagi menjadi sembilan macam, yaitu pendidikan,
tingkat pengetahuan dan kesehatan, bahasa, budaya dan etnik, umur, keterbatasan
kognitif, ketidakpahaman dalam istilah medis dan ilmiah, stess terkait penyakit, dan
ketidaksetaraan antara pasien dengan tenaga kesehatan.
Hambatan perspektif pasien biasanya terjadi ketika kita melakukan komunikasi
dalam bidang kesehatan. Hambatan fisik merupakan hambatan utama pasien dalam
berkomunikasi. Hambatan ini dapat berupa hal-hal yang menyangkut kelainan pada
fisik seseorang, misalnya orang yang bisu dan orang yang tuna rungu atau tidak dapat
mendengar. Biasanya untuk mengatasi hambatan ini, kita harus berbicara dengan
menggunakan ekspresi muka yang jelas, sehingga memudahkan mereka melihat apa

yang sebenarnya kita bicarakan. Atau bisa juga dengan menggunakan bahasa isyarat
agar mereka lebih jelas mengerti.
Pendidikan merupakan salah satu hambatan dalam komunikasi kesehatan, karena
banyak orang awam yang belum mengerti tentang dunia kesehatan. Tingkat
pengetahuan dan kesehatan merekapun rendah karena adanya pendidikan yang rendah.
Hambatan lainnya adalah bahasa dan budaya, di Indonesia kita memiliki berbagai suku
bangsa yang kaya akan bahasa. Diantara mereka masih banyak bahasa dan kebudayaan
daerah yang sangat kental dan mendarah daging dikehidupan mereka. Sehingga kita
sebagai tenaga kesehatan harus dapat mengerti bahasa dan budaya pasien.
Persfektif pasien bermacam-macam, oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan
harus memahami perspektif pasien dengan cara menghargai kepercayaan pasien
terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya. Melakukan eksplorasi terhadap
kepentingan pasien, kekhawatirannya, dan harapannya. Melakukan fasilitasi secara
profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia,
maupun pasien dengan hambatan komunikasi seperti bisu-tuli, gangguan psikis).
Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari pasien secara profesional.
Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan norma-norma setempat untuk
menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang
profesional. Berbicara dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti
oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur, tingkat pendidikan
ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis,
pilihan penanganan serta prognosis.
Setiap suatu persoalan yang ada di bidang kesehatan, kita menghadapi
berbagaimacam hambatan. Terutama pasien yang sudah manula, mereka biasanya
mempunyai tingkat emosi yang kurang stabil sehingga sulit sekali untuk kita
mengabarkan berita yang kurang baik bagi mereka. Apalagi ketika mereka mempunyai
penyakit komplikasi dan berbahaya seperti jantung dan dapat menyebabkan kematian
secara mendadak. Ketika itu kita harus memiliki cara lain untuk memberitahukan
bagaimana kondisinya. Kita bisa merahasiakan kabar yang kurang baik tersebut dari
dirinya dan kita menginformasikannya kepada keluarga terdekatnya atau anaknya.

Dalam berkomunikasi, banyak hambatan yang dapat menghalangi efektifnya


komunikasi tersebut. Namun, kita sebagai tenaga kehesahatn seharusnya dapat
memahami dan mengatasi hambatan tersebut. Karena jika tidak, kita akan sulit untuk
mengobati dan menyembuhkan pasien.
Daftar Pustaka
diglib.unila.ac.id/Hambatan20%dalam20%Komunikasi
Putri T, Fanani A. (2013). Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Merkid Press
Muhammad, Arni. (1995). Komunisasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
www.academia.edu/5268443/Hambatan-hambatan_Dalam_Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai