Anda di halaman 1dari 19

ABSORPSI

(cair-gas)

PRODI TEKNIK KIMIA FT UNNES

*DEFINISI
Absorbsi adalah proses pengambilan suatu
komponen dalam campuran gas dengan menyerap
komponen tersebut dalam suatu cairan
Istilah:
Solut (solute) = komponen yang diserap
Solven (solvent) = cairan penyerap
Setelah diserap, solut dapat dipisahkan dari solven,
misal dengan penguapan solut tersebut; untuk itu
solven sebaiknya tidak mudah menguap (non-volatil)

Solven yg telah dipisahkan dari solutnya bisa dipakai lagi


Proses pengambilan solut dari solven dengan penguapan
solut tersebut dinamai stripping. Jadi umumnya operasi
absorbsi dikombinasi dengan stripping; alat yang dipakai
adalah absorber-stripper
Absorbsi: berlangsung baik pada suhu rendah dan
tekanan tinggi.
Stripping berjalan baik pada suhu tinggi dan tekanan
rendah.

Absorber dan stripper umumnya berupa menara,


berupa menara plat (plate) maupun menara dengan
bahan isian (packing)
Pada absorber maupun stripper, gas mengalir dari
bawah, sedang cairan dari atas (akibat gaya gravitasi
bumi)
Pada absorber maupun stripper, luas tampang
menara yang dibutuhkan tergantung laju aliran gas,
karena rapat massa gas kecil, sehingga menempati
ruang lebih banyak

Pada absorber, karena ada penyerapan gas, semakin


ke atas jumlah gas berkurang, sehingga luas tampang
menara yang diperlukan semakin kecil; diameter
menara absorber semakin ke atas dibuat semakin kecil
Pada stripper, karena ada pelepasan gas, semakin ke
atas jumlah gas makin bertambah, sehingga luas
tampang menara yang diperlukan semakin besar;
diameter menara stripper semakin ke atas dibuat
makin besar

Untuk meningkatkan kemampuan solven menyerap solut,


seringkali kedalam solven ditambahkan zat yang bisa
mengikat solut secara kimiawi (absorbsi reaktif)
Misal pada penyerapan CO2, dipakai larutan K2CO3
(Benfield); terjadi reaksi sebagai berikut:
Absorbsi:
CO2 (g)+ 2 K2CO3 (l)
2 KHCO3 + panas
Stripping:
2 KHCO3 + panas

CO2 + 2 K2CO3

*Pemilihan Solvent
Kelarutan gas
Kelarutan gas harus tinggi laju absorbsi tinggi
Umumnya solvent memiliki sifat yang sama dengan
bahan terlarut
Solvent: Berat molekul kecil
Jika terjadi reaksi kimia maka kelarutan akan lebih besar
Pelarut harus dapat direkoveri (reaksi reversible)
Volatilitas
Solvent harus memiliki tekanan uap yang rendah
Volatilitasnya lebih rendah untuk menangkap gas

Korosivitas
Material bangunan menara dan isinya sedapat
mungkin tidak dipengaruhi solvent
Solvent yang korosif dapat merusaknya
Harga
Harga solvent yang mahal dan tidak mudah direkoveri
akan meningkatkan biaya operasi
Ketersediaan
Ketersediaan solvent di dalam negeri sangat
mempengaruhi stabilitas harga dan biaya operasi
Viskositas
Viskositas rendah solvent laju absorbsi tinggi
Lain-lain:
Tidak beracun, tidak mudah terbakar, stabil secara kimia
dan memiliki titik beku rendah

Jenis absorber
Packed tower
Spray tower
Bubble-cap tray

*Counter current
G1
y1

L0
x0

CAIRAN/
SOLVENT

X = x/(1-x)
X= rasio mol
x= fraksi mol solute

1
GAS

G2
y2

Y = y/(1-y) = p/(pt-p)
Y= rasio mol
y= fraksi mol solute
p= tekanan parsial
pt= tekanan total

L1
X1

Neraca overall
Gs(Y1-Y)=Ls(X1-X)

Gs = G(1-y) = G/(1+Y)
G= aliran gas , mol total/luas.waktu
y= fraksi mol solute

Ls = L(1-x) = L/(1+X)
L= aliran cairan , mol total/luas.waktu
x= fraksi mol solute

Berikut disajikan
sejumlah skema peralatan
absorber:

Sieve - Plate Diagram (figure 1422, Perry):

Sieve-plate dispersers (figure 1418, Perry):

Valve-plate dispersers (figure 1419, Perry):

Packed column (figure 14-44,


Perry):

Bubble cup (figure 14-20, Perry):

Sekian dan terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai