Anda di halaman 1dari 29

PNEUMONIA

ADELINA BUKIFAN
ASTIN GENAKAMA
ADY BAY OLANG
ALESANDRO GUSTARDI
AGNES KLEDEN
AGUSTINA BUPU SARA
ASTIN GENAKAMA

KONSEP DASAR

PENGERTIAN
Pneumonia adalah suatu peradangan pada
parenkim disertai dengan eksudasi intra alveolar
dan
konsolidasi,
yang
disebabkan
oleh
miktoorganisme (Soeparman, 1990;65).
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru
yang dapat disebabkan oleh bakteri, baik bakteri
gram positif maupun bakteri grma negatif (Junadi
Purnawan, 1982;199).
Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim
paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi
pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
disebabkan oleh bakteri (Doengoes, 1999).

Cont...
Secara klinis, diagnosis pneumonia didasarkan
atas tanda-tanda kelainan fisis dan adanya
gambaran konsolidasi pada foto dada. Namun
diagnosa
lengkap
haruslah
mencakup
diagnosis etiologi dan anatomi. Pendekatan
diagnosis ini harus didasarkan kepada
pengertian patogenesis penyakit hingga
diagnosis yang dibuat mencakup bentuk
manifestasi, beratnya proses penyakit dan
etiologi pneumonia.

ETIOLOGI
Cara terjadinya penularan berkaitan pula
dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui
droplet sering disebabkan oleh streptococcus
pneumonia,
melalui
slang
infuse
oleh
staphylococcus aureus sedangkan pada
pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan
Enterobacter. Dan masa kini terjadi karena
perubahan keadaan pasien seperti kekebalan
tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan,
penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Cont...
Pneumonia Komunitas

Dijumpai pada H. Influenza pada pasien


perokok, pathogen atipikal pada lansia, gram
negative pada pasien dari rumah jompo,
dengan adanya PPOK, penyakit penyerta
kardiopulmonal/jamak, atau paska terapi
antibiotika spectrum luas.
Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu : tingkat berat
sakit, adanya resiko untuk jenis pathogen
tertentu, dan masa menjelang timbul onset
pneumonia.

Cont...
Pathogen

Fakto Resiko

Staphylococcus aureus
Methicilin resisten S. aureus

Koma, cedera kepala, influenza,


pemakaian obat IV, DM, gagal
ginjal

Ps. Aeruginosa

Pernah dapat antibiotik, ventilator


>2 hari
Lama dirawat di ICU, terapi
steroid/antibiotik
Kelainan struktur
paru(bronkiektasis, kritik fibrosis),
malnutrisi

Anaerob

Aspirasi, selesai operasi abdomen

Acinobacter spp

Antibiotik sebelum onset


pneumonia dan ventilasi mekanik

Cont...
Pneumonia Aspirasi

Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia


akibat aspirasi bahan toksik, akibat aspirasi cairan
inert misalnya cairan makanan atau lambung,
edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh
bahan padat.
Pneumonia pada Gangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat
terapi. Penyebab infkeksi dapat disebabkan oleh
kuman pathogen atau mikroorganisme yang
biasanya nonvirulen, berupa bakteri, protozoa,
parasit, virus, jamur, dan cacing.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologis

Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar


dengan gambaran air brochogram (airspace disease)
misalnya
oleh
Streptococcus
pneumoniae;
bronkopneumonia (segmental disease) oleh antara
lain staphylococcus, virus atau mikoplasma; dan
pneumonia interstitial (interstitial disease) oleh virus
dan mikoplasma.
Ulangan foto perlu dilakukan untuk melihat
kemungkinan adanya infeksi sekunder/tambahan,
efusi
pleura
penyerta
yang
terinfeksi
atau
pembentukan abses. Pada pasien yang mengalami
perbaikan klinis ulangan foto dada dapat ditunda
karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu.

Cont...
Pemeriksaan laboratorium

Leukositosis umumnya menandai adanya


infeksi bakteri; leukosit normal/rendah dapat
disebabkan oleh infeksi virus/mikoplasma atau
pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi
respons leukosit, orang tua atau lemah.
Leukopenia menunjukkan depresi imunitas,
misalnya neutropenia pada infeksi kumna
gram negatif atau S. Aureus pada pasien
dengan keganasan dan gangguan kekebalan.
Faal hati mungkin terganggu.

Cont...
Pemeriksaan bakteriologis

Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi


nasotrakeal/transtrakeal,
aspirasi
jarum
transtorakal,
torakosentesis,
bronkoskopi,
atau biopsi. Untuk tujuan terapi empiris
dilakukan pemeriksaan apus gram, burri gin,
quellung test dan Z. Nielsen. Kuman yang
predominan pada sputum yang disertai PMN
yang kemungkinan merupakan penyebab
infeksi. Kultur kuman merupakan pemeriksaan
utama pra terapi dan bermanfaat untuk
evaluasi terapi selanjutnya.

Cont...
Pemeriksaan khusus

Titer antibodi terhadap virus, legionela, dan


mikoplasma. Nilai diagnostik bila titer tinggi
atau ada kenaikan titer 4 kali. Analisis gas
darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia
dan kebutuhan oksigen.

MANAJEMEN UMUM &


MANAJEMEN MEDIK
MANAJEMEN UMUM

1. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi


95-96% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah.
2. Humidifikasi dengan nebulizer untu pengenceran dahak yang
kental, dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator
bila terdapat bronkospasme.
3. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khusunya anjuran
untuk batuk dan napas dalam. Bila perlu dikerjakan fish mouth
breathing untuk melancarkan ekspirasi dan pengeluaran CO 2.
Posis tidur setengah duduk untuk melancarkan pernapasan.
4. Pengaturan cairan. Keutuhan kapiler paru sering terganggu
pada pneumonia, dan paru lebih sensitif terhada pembebanan
cairan terutama bila terdapat penumonia bilateral.
5. Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat pelu
diberikan. Terapi ini tidak bermanfaat pada keadaan renjatan
septik.

Cont...
MANAJEMEN MEDIK

1. Pemberian antibiotik, seperti : penicilin,


cephalosporin.
2. Pemberian antipiretik, analgetik,
bronchodilator.
3. Pemberian O2.
4. Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.

EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian di

antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak


dari kematian ini terjadi pada masa neonatus.
Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun
di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa
sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian
yang
disebabkan
oleh
bakteri
Streptococcus
'pneumoniae dan lebih dari 90% dari kematian ini
terjadi di negara-negara berkembang.
Di Inggris, kejadian tahunan dari pneumonia adalah
sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok
usia 18-39. Bagi mereka 75 tahun lebih dari usia, ini
meningkat menjadi 75 kasus untuk setiap 1000 orang.

Cont...
Di negara dengan empat musim, pneumonia

mencapi puncaknya pada musim dingin dan


awal musim semi, sedangkan kejadian
pneumonia di Indonesia sering terjadi pada
musim hujan. Insiden pneumonia lebih banyak
ditemukan pada usia empat tahun ke bawah,
yang
kemudian
berkurang
dengan
meningkatnya umur.
Bayi dan balita lebih rentan terhadap penyakit
ini karena respon imunitasnya masih belum
berkembang dengan baik, anatomi saluran
pernafasan yang relatif senpit, malnutrisi, dan
kegagalan mekanisme pertahan tubuh lainnya.

KOMPLIKASI
Efusi pleura dan empiema. Terjadi pada sekitar 45%

kasus, terutama pada infeksi bakterial akut berupa


efusi parapneumonik gram negatif sebesar 60%,
staphylococcus aureus 50%. S. Pneumoniae 40-60%,
kuman anaerob 35%. Sedangkan pada mycoplasma
pneumoniae sebesar 20%. Cairannya transudat dan
steril. Terkadang pada infeksi bakaterial terjadi
empiema dengan cairan eksudat.
Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi kuman
atau bakteriemia berupa meningitis. Dapat juga
terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada
infeksi kronik, peninggian ureum dan enzim hati.
Kadang-kadang terjadi peninggian fostafase alkali dan
bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik.

Cont...
Hipoksemia akibat gangguan difusi.
Pneumonia

kronik yang dapat terjadi bila pneumonia


berlangsung lebih dari 4-6- minggu akibat kuman anaerob
S. Aureus, dan kuman gram (-) seperti psuedomonas
aeruginosa.
Bronkiektasis. Biasanya terjadi karena pneumonia pada
masa anak-anak tetapi dapat juga oleh infeksi berulang
kali di lokasi bronkus juga oleh Cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia, tuberkulosis, atau pneumonia
nekritkans.
Gejala-gejala persisten. Komplikasi letal dapat terjadi
selama beberapa hari pertama pengobatan antibiotik.
Pasien diamati terhadap respons terhadap reaksi antibiotik
dan dipantau terhadap demam menetap atau kambuhan.

Cont...
Delirium.

Delirium
adalah
kemungkinan
kompikasi
lain
dan
dianggap
sebagai
kedaruratan medis ketika hal ini terjadi.
Keadaan ini mungkin disebabkan oleh
hipoksia, meningitis, atau sindrom putus zat
alkohol. Pasien dengan delirium diberikan
oksigen, hidrasi yang adekuat, dan sedasi
ringan
sesuai
yang
diresepkan
dan
diobservasi dengan konstan.

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1. Pengkajian

pernapasan lebih jauh mengidentifikasi


manifestasi klinis pneumonia : nyeri, takipnea;
penggunaan otot-otot aksesori pernapasan untuk
bernapas; nadi cepat, bounding atau bridikardia relatif;
batuk; dan sputum purulen.
2. Segala perubahan dalam suhu dan nadi, jumlah, bau, dan
warna sekresi, frekuensi dan keparahan batuk, dan
tingkat takipnea atau sesak napas juga dipantau.
3. Konsolidasi pada paru-paru dikaji dengan mengevaluasi
bunyi napas (pernapasan bronkial, ronki bronkovesikular,
atau krekels), fremitus, egofoni, pektoriloquy berbisik,
dan hasil perkusi (pekak pada bagian dada yang sakit).
4. Pasien lansia dikaji terhadap perilaku yang tidak biasa,
perubahan status mental, prostrasi, dan gagal jantung
kongestif. Mungkin tampak gelisah, delirium, terutama
pada pasien dengan pencandu alkohol.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada data pngkajian, diagnosa
keperawatan utama pasien dapat mencakup :
Bersihan jalan napas tidak efektif yang
berhubungan dengan banyaknya sekresi
trakeobronkial
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
perubahan fungsi pernapasan
Risiko terhadap kekurangan volume cairan yang
berhubungan dengan demam dan dispnea
Kurang pengetahuan tentang program
pengobatan dan tindakan kesehatan preventif

Cont...
Masalah-Masalah Kolaboratif/Potensial
Komplikasi :
Berdasarkan pada data pengkajian, potensial
komplikasi yang mungkin terjadi termasuk :
Hipotensi dan syok
Gagal pernapasan
Atelektasis
Efusi pleural
Delirium
Superinfeksi

PERENCANAAN & IMPLEMENTASI


Tujuan. Tujuan utama untuk pasien dapat

mencakup memperbaiki patensi jalan napas,


mendapatkan istirahat yang cukup untuk
menhemat energi, mempertahankan volume
cairan
yang
tepat,
mengerti
protokol
pengobatan dan tindakan preventif, dan tidak
terjadinya komplikasi.

INTERVENSI
Memperbaiki patensi jalan napas.

Membuang sekresi adalah penting karena sekresi yang


tertahan akan mengganggu pertukaran gas dan dapat
memperlambat pemulihan. Perbanyak masukan cairan (2
sampai
3
L/hari),
karena
hidrasi
yang
adekuat
mengencerkan dan membebaskan sekresi paru dan juga
mengganti cairan yang diakibatkan oleh demam, diaforesis,
dehidrasi, dan frekuensi pernapasan yang cepat.
Fisioterapi dada sangat penting dalam melepaskan dan
memobilisasi sekresi. Pasien dibaringkan dalam posisi yang
tepat untuk melakukan drein terhadap patu yang sakit,
kemudian dada divibrasi dan diperkusi. Setelah paru
didrainase selama 10 sampai 20 menit (tergantung
toleransi), pasien didorong untuk batuk dengan efektif.
Oksigen diberikan sesuai yang diresepkan. Keefektifan
konsentrasi oksigen dipantau dengan mengkaji terhadap
manifestasi klinis hipoksia dan analisis gas darah.

Cont...
Peningkatan

istirahat dan penghematan energi.


Pasien yang lemah didorong untuk istirahat dan tetap di
tempat tidur untuk menghindari terlalu banyak gerakan
dan kemungkinan memperburuk gejala. Posisi yang
nyaman untuk meningkatkan istirahat dan pernapasan
(misal semi fowler) dilakukan dan diubah dengan teratur.
Peningkatan masukan cairan. Frekuensi pernapasan
pasien dengan pneumonia meningkat karena dispnea dan
demam. Peningkatan frekuensi pernapasan mengarah
pada peningkatan kehilangan cairan tidak kasat mata
selama ekshalasi. Pasien dapat dengan cepat menjadi
dehidrasi. Oleh karenanya, perbanyak pemberian cairan
(sedikitnya 2 L/hari). Seringkali, pasien yang mengalami
kesulitan bernapas kehilangan napsu makan mereka dan
hanya akan minum cairan. Cairan, selanjutnya akan
bermanfaat untuk penggantian kehilangan volume. Nutrien
juga dapat diberikan melalui IV.

Cont...
Penyuluhan pasien dan pertimbangan

perawatan di rumah.
Setelah demam menghilang, pasien secara bertahap
dapat berkepanjangan setelah pneumonia. Dorong
latihan pernapasan untuk membersihkan paru-paru
dan meningkatkan ekspansi penuh paru-paru. pasien
diinstruksikan untuk kembali ke klinik atau ke dokter
untuk pemeriksaan rontgen dada tindak lanjut dan
pemeriksaan lengkap. Pasien yang sangat lemah
dapat membutuhkan kunjungan rumah oleh perawat
untuk memantau status, mencegah komplikasi lebih
lanjut, dan memberikan penyuluhan pasien yang
berkelanjutan.

EVALUASI
Hasil yang diharapkan
1. Menunjukkan perbaikan patensi jalan nnapas seperti

2.
3.

4.
5.
6.

yang ditunjukkan dengan gas darah adekuat, suhu


tubuh normal, dan batuk dengan efektif.
Istirahat dan menghemat energi dengan tetap berada
di tempat tidur ketika menunjukkan gejala.
Mempertahnkan masukan cairan yang adekuat
seperti yang dibuktikan dengan meminum sejumlah
cairan yang dianjurkan dan mempunyai turgir kulit
yang baik.
Mematuhi protokol pengobatan dan strategi
pencegahan.
Bebas dari komplikasi
Tanda-tanda vital dan gas darah arteri normal.

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai