Anda di halaman 1dari 8

TEORI RINGKAS

I.

KRISTALOGRAFI

olivine
A. System Kristalografi
1. Sumbu Kristalografi
Sumbu Kristalografi adalah suatu garis yang dimuat melalui pusat kristal.
2. Parameter dan Parametral ratio
Untuk mengetahui posisi bidang kristal, ialah dengan cara mencari perpotongan antara bidang
kristal tersebut dengan sumbu-sumbu kristalografi yang disebut parameter.
3. Penentuan System Kristalografi
Didasarkan pada letak/posisi dan panjang kristalografi, disamping itu pula dapat ditambahkan
tergantung pada jumlah sumbuh kristalografi dan nilai sumbu C ( vertical axis atau principle
axis ).
Ada tujuh system kristalografi
System Reguler (Cubic = Isometric = Tesseral = Tessural)
System Tetragonal
System Orthorhombic
System Hexagonal
System Trigonal (Rhombohedral)

System Monoclin (oblique = Monosymetric)


System Triklin ( Anorthic )

B. Klas Simetri
Unsur-unsur simetri dari kristal terdiri dari:
1. Sumbu simetri
Sumbu semetri adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana apabila kristal
tersebut diputar 360 dengan garis tersebut sebagai sumbu perputaran, maka pada kedudukankedudukan tersebut akan menunjukan kenampakan-kenampakan yang sama dengan semula.
2. Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang yang melalui pusat kristal dan membelah kristal menjadi dua
bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dati bagian belahan yang
lain.
3. Pusat simetri
Pusat simetri adalah titik dalam kristal dimana melaluinya dapat ditulis garis sedemikian rupa,
sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak yang sama tetdapat wajah yang sama
(tepi, sudut, bidang kristal, dsb).
4. Penentuan klas simetri
Pentuanan pusat simetri didasarkan pada jumlah unsur-unsur simetri yang dikandung pada kristal
tersebut. Dalam kristalografi terdapat 32 klas simetri.
Ada beberapa cara untuk menentukan klas simetri dari suatu kristal, antara lain menurut: Herman Mauguin
- Schoenflies
C. Bentuk-Bentuk Kristal
Yang dimaksud dengan bentuk atau form adalah semua bidang kristal yang mempunyai letak
relatif sama terhadap bidang-bidang simetri atau simbu-sumbu simetri.
Selanjutnya bentuk kristal dapat dibedakan menjadi bentuk dasar, bentuk kombinasi yang terdiri
dari dua atau lebih bentuk-bentuk dasar dan bentuk kembar yang terdiri dari dua atau lebih
bentuk-bentuk dasar yang sama atau bentuk-bentuk kombinasi yang sama. Suatu kristal disebut
berbentuk dasar bila semua bidang kristal yang ada mempunyai indeks bidang yang sama.
Perkcualian pada prisma-prisma dimana bidang-bidang tegak lurus sumbu c, yaitu bidang basis
tidak diperhitungkan.
II. MINERALOGI

A. Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu senyawa anorganik yang terbentuk di alam (secara alamiah) bersifat
homogen, dengan komposisi kimia terbatas dan sifat fisika tertentu.
1. Sifat Fisik Mineral

Warna Mineral

Warna pada mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bila mana mineral tersebut
terkena sinar.
Sebab-sebab yang menimbulkan warna di dalam mineral bergantung pada bagian hal antara lain:
a. Komposisi kimia
b. Srtuktur kristal dan Ikatan atom
c. Pengotoran pada mineral

Kilap (Luster)

Kilap merupakan suatu sifat optis yang mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa
pemantulan dan pembiasan.
Jenis-jenis kilap pada mineral:
a. Kilap logam (luster metalic)
b. Kilap setengah logam (luster sub metalic)

c.
-

Kilap bukan Logam


Kilap kaca ( Vitreous luster)
Kilap intan (Diamond luster)
Kilap lemak (Greasy luster)
Kilap lilin ( Waxy luster)
Kilap sutera (Silky luster)
Kilap mutiara (Pearly luster)
Kilap damar ( Resineous luster)

Cerat (Sreak)

Cerat atau warna gores, adalah warna yang kita dapatkan bilamana mineral digoreskan pada
keping porselin yang kasar permukaannya atau warna mineral bila ditumbuk halus.

Belahan (Cleavage)

Belahan adalah kecenderungan suatu kristal/ mineral yang karena pengaruh mekanis, seperti
pemukulan atau penekanan akan terbelah-belah dan tidak hancur pada arah tertentu, sehingga
didapatkan permukaan yang rata dan licin.
a.
b.
c.
d.

Berdasarkan kualitas belahan, maka belahan mineral dapat dikelompokan menjadi sbb :
Belahan sempurna (Perfect)
Belahan bagus (Good)
Belahan tertentu (Distinct)
Belahan tidak jelas (Indistinct)

Berdasarkan arah belahannya terdapat kedudukan kristalografinya, maka dapat dibagi atas:
a. Belahan satu arah dijumpai pada mineral yang berbentuk pipih.
Contoh: Mika Group
b. Belahan dua arah dijumpai pada mineral yang berbentuk prismatik.
Contoh: Pyroksin Group, Feldspar Group, Amphibol Group.
c. Belahan tiga arah dijumpai pada mineral yang berbentuk Rhombohedral dan Orthorohombik.
Contoh:
- Mineral Orthorohombik : Barite ( BaSO4)
- Mineral Rhombohedral : Calsite ( CaCO3)
d. Belahan empat arah dijumpai pada mineral-mineral Isometric dan Tetragonal.
Contoh: - Mineral Isometrik : Fluorite (CaFe2)
Diamond (C)
- Mineral Tetragonal : Scapolite
e. Belahan enam arah dijumpai pada mineral-mineral Isometrik
Contoh: Sphalerite (ZnS)

Pecahan (Fracture)

Pecahan adalah keretakan mineral yang didapat tidak melalui suatu bidang tertentu, sehingga
arah pecahan tidak teratur dan tidak rata.
a.
b.
c.
d.

Pecahan dari mineral dapat dibedakan atas:


Concoidal Fracture ( Pecahan melengkung)
Hackeys Fracture (Pecahan tajam-tajam dan tidak teratur)
Even Fracture (Pecahan rata)
Uneven Fracture (Pecahan kasar dan tidak teratur)

Kekerasan ( Hardnes)

Kekerasan pada umumnya didefenisikan sebagai daya tahan suatu


mineral terhadap goresan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Talk
Gypsum
Kalsit
Flourit
Apatit
Ortoklas
Kuarsa
Topas
Korundum
Intan

Urutan tingkat kekerasan suatu mineral:


Kekerasan = 1
Kekerasan = 2
Kekerasan = 3
Kekerasan = 4
Kekerasan = 5
Kekerasan = 6
Kekerasan = 7
Kekerasan = 8
Kekerasan = 9
Kekerasan = 10

Kekenyalan ( Tenacity)

Kekenyalan merupakan sifat dalam dari suatu mineral yang merupakan daya tahan mineral
terhadap usaha pemecahan, penghancuran, pemotongan, dan lengkungan atau sobekan pendek.
Kekenyalan dapat dibedakan menjadi :
1. Brittle
Yaitumineral dapat hancur atau menjadi seperti tepung.
2. Sectile

Yaitumineral dapat dipotong menjadi lembaran tipis

pisau lipat.

3. Malleable
Yaitumineral dapat ditempa menjadi lembaran atau
lempengan tipis.
4. Fleksible
Yaitu
mineral dapat dibengkokkan/dilengkingkan,
tetapi bila gaya yang
bekerja pada mineral
tersebut tidak dapat kembali pada keadaan
semula.
5. Elastic
Yaitumineral bila dibengkokkan dapat kembali pada keadaan semula bila
gaya
yang bekerja
sudah tidak ada.
6. Ductil
Yaitumineral dapat digores dengan kawat.

Diapaneaty

Diapaneaty merupakan sifat yang dimiliki beberapa mineral, yaitu kemampuan suatu mineral
untuk memindahkan cahaya.
Diapaneaty dapat dikelompokan menjadi:
a. Transparant : apabila benda diletakan di bawah suatu
benda tersebut dapat dilihat
dengan jelas.
b. Translucent : suatu mineral dapat memindahkan cahaya,
berada di bawahnya tidak
dapat dilihat dengan jelas.
c. Opaque
: sifat suatu mineral yang tidak dapat
memindahkan cahaya.

mineral, maka
tetapi

benda

yang

Berat jenis (Density )

Berat jenis mineral merupakan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya
didalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama
dengan berat mineral tersebut.
Berat jenis suatu mineral tergantung pada dua faktor yaitu:
a. Jenis atom penyusunnya
b. Variasi atom yang dapat bersenyawa

a.

Sifat-sifat Magnit
Sifat Listrik
Sifat Permukaan
Sifat Radioaktif
Sifat-sifat yang lain:
Rasa

Mineral-mineral yang dapat larut dalam air dapat memberikan rasa yang khas bagi mineralmineral yang bersangkutan, antara lain:
- Asin seperti pada Halite (NaCL)
- Pahit seperti pada Ensonit (MgSO4 7H2 O)
- Dingin seperti pada Tawas (KAl3(OH)6(SO)4)2
b.
Bau
Kebanyakan meneral dalam keadaan kering atau baru/segar tidak memberikan bau, tetapi pada
beberapa mineral akan memberikan bau khususnya kalau mineral itu digosok, dibasahi,
direaksikan dengan asam-asam, dll seperti:
- Bau bawang putih pada mineral arsen (AS)
- Bau belerang pada mineral Belerang (S)
- Bau arang seperti pada batu bara dan aspal.
c. Rabaan
- Rabaan seprti lemak pada mineral Talk
- Rabaan kasar pada kapur
- Rabaan licin pada sepioli
- Melekat kalau diraba seperti pada mineral Kaolin
2.

III.

Struktur
Pada umumnya struktur mineral dapat digolongkan sebagai berikut:
Kristaloid
: struktur kristalin. Kelompok kristal seperti
kalsit, kelompok butir yang tidak teratur,
seperti pada marmer.
Kalloid dan Gel
: disini strukturnya amorf.

Mineral
pada

KIMIA MINERAL

Dolomit
A.
Dasar
dan
Pengertian
Kimia
Mineral
Ilmu tentang kimia mineral dimulai pada permulaan abad ke-19 yang didasarkan atas Hukum
Komposisi Tetap (The Law Of Connstant Composition) oleh Proust (1799) teori atom dari
Dalton (1805) dan kemajuan-kemajuan dalam analisis kuantitatif yang lebih teliti. Perkembangan

dari teori sangat membantu dalam menginterpretasi data-data hasil analisis kimia. Oleh karena
ilmuan tentang kimia mineral didasarkan atas pengetahuan tantang komposisi mineral, maka
kemungkinan-kemungkinan dan batas-batas dari suatu analisi kimia haruslah dimengerti.
Maksud dari pada analisis kwantitatif adalah untuk mengidentifikasikan jumlah relatifnya.
B. Penetuan Susunan Kimia Mineral
Penentuan susunan kimia atau rumus kimia mineral, berdasarkan analisa kwalitatif dan analisis
kwantitatif:
1. Analisa kwalitatif menentukan unsur apa yang terdapat dalam suatu mineral.
2. Analisa kwalitatif menemtukan kadar masing-masing unsur dalam suatu mineral.

Anda mungkin juga menyukai