(1)
y + 6y = 0
(2)
(3)
=0
x 2
y 2
Adalah persamaan differensial persial, karena mengandung dua peubah bebas, yaitu x
dan y.
Suatu persamaan differensial dikatakan mempunyai orde ke n jika turunan ke n dari y
merupakan turunan tertinggi pada persamaan itu. Persamaan (1) adalah persamaan
differensial orde lama, persamaan (2) adalah persamaan differensial orde kedua dan
persamaan (3) adalah orde ketiga.
Contoh 1.2
Selesaikan persamaan differensial 9 y y' + 4 x = 0
Penyelesaian :
9 y y' + 4 x = 0 9 y y' = -4 x
9 y (dy/dx) = -4 x
9 y dy = -4 x dx
9
9 y dy - 4x dx c 2 y
2 x 2 c
9 2
x 2 y2
c
x 2 y2
y 2x 2 c
c*
2
9
4 18
9
4
Contoh 1.3
Selesaikan persamaan differensial y' = 1 + y2
Penyelesaian :
y' = 1 + y2
dy
= 1 + y2 dy = (1 + y2) dx
dx
dy
= dx
(1 y 2
1 y dc c
dy
arc tan y = x + c
y = tan (x + c)
Dalam penerapan di bidang rekayasa, kita sering memerlukan penyelesaian khusus y (x)
yang memenuhi kondisi awal tertentu, misalnya y (x o) = yo (baca " untuk x = xo, maka y
= yo "). Suatu persamaan differensial dengan kondisi awal tertentu disebut masalah atau
persoalan nilai awal. Untuk menyelesaikan persoalan nilai awal, terlebih dahulu kita
selesaikan persamaan umum. Selanjutnya dengan menggunakan kondisi awal kita dapat
mencari penyelesaian khusus.
Contoh 1.4
Selesaikan persoalan nilai awal berikut ini
x
y = y '
y (1) = 3
Pers. Diff
kondisi awal
Penyelesaian
:
Persoalan
Nilai Awal
x
dy
y' = y dx y y dy x dx
1
y dy x dx c 2 y
1 2
x c
2
y2 x2 = 2 c
Syarat : y (1) = 3 9 1 = 2 c
c=4
Jadi penyelesaian khusus adalah : y2 x 2 = 8
1.2 Reduksi menjadi Persamaan Differensial dengan Peubah Terpisah
Persamaan differensial order pertama tertentu dapat diubah menjadi persamaan
differensial dengan peubah terpisah melalui perubahan peubah yang sederhana yang
berbentuk
y' = g
y
x
x du + u dx = g (u) dx
du
dx
g (u ) u
x
Jika kita lakukan integrasi dan mengganti u dengan y/x, maka kita peroleh penyelesaian
umum dari persamaan (1.4).
Contoh 1.5
Selesaikan 2 xyy' y' + x2 = 0
Penyelesaian :
Dengan membaginya dengan x2 didapat:
2
y ' y2
y 2 1 0
x
x
u=
y
y ux
x
2 x u u' + u2 + 1 = 0
2xu
du
+ u2 + 1 = 0
dx
2 u du
dx
2
u 1
x
dx
1
dx
u du
dx
c*
2
u 1
x
In (u2 + 1) = - ln |x| + ln c
u2 + 1 =
c
c
y2
2 +1=
x
x
x
y2 + x2 = c x
1.3 Persamaan Differensial Eksak
Suatu persamaan differensial orde pertama yang berbentuk
M (x,y) dx + N (x,y) dy = 0
(1,6)
dikatakan eksak jika ruas kiri persamaan tersebut merupakan differensial total atau
differensial eksak
du =
u
u
dx + y dy
x
(1.7)
(1.8)
dengan jalan integrasi, kita dapat memperoleh penyelesaian umum dari persamaan (1.8)
dalam bentuk
u (x,y) = c1
(1.9)
(1.10)
u
y
(1.11)
=N
Selanjutnya :
M
2u
y
x y
M
2u
y
x y
sehingga :
M
M
y
x
M dx k (y)
u=
N dy k (y)
M = x3 + 3 xy2 y = 6 xy
N
N = 3 x2 + y + y3 y = 6 xy
N
Karena y =
, maka persamaan differensial adalah eksak
x
3
2
u = (x 3xy )dx k(y)
1 4 1 2 2
x + x y + k (y)
4
3
dk
u
= 3x2 y + dy = N
x
dk
3x2 y + dy = 3x2 y + y3
dk
y2
dy
dk = y3 dy
dk y dy c *
3
k=
u=
1 4
y + c*
4
1 4 3 2 2 1 4
x x y y c*
4
2
4
u=
1 4 3 2 2 1 4
x x y y c* c1
4
2
4
1 4 3 2 2 1 4
x x y y c1 c *
4
2
4
1 4 3 2 2 1 4
x x y y c
4
2
4
(1.13)
tidak eksak. Oleh karena kita harus menentukan faktor integrasi F(x,y) dan
menggalikannya dengan persamaan (1.13), sehingga didapat :
F M dx + F N dy = 0
(1.14)
(FM) =
(FM)
M y F y x F
x
F
(1.15)
(1.16)
Ada dua cara untuk menentukan faktor integrasi, yaitu faktor integrasi yang hanya terdiri
dari peubah x saja atau peubah y saja.
Jika kita menginginkan faktor integrasi hanya merupakan fungsi x, maka persamaan
(1.16) menjadi.
F y dx F
x
dF
dF
dx
x
y
dF
1
dx
F
N y
x
Jika dimisalkan
1
N
R, maka :
x
y
dF
R dx
F
F(x) = e
R dx
Jika kita menginginkan faktor integrasi sebagai fungsi y, maka persamaan (1.16) menjadi
M
dF
M dy F y F x
dF
F
dy M
N M
y
x
dF
1 N M
F
M x
y
Jika
1
M
N M
y
x
S , maka :
dy
dF
S dy
F
F(y) = e
S dy
Contoh 1.6
Selesaikan persoalan nilai awal berikut ini
3 y dx + 2 x dy = 0 ; y(1) = 4
Penyelesaian :
M=3y
M
3
N
N=2x
N
2
x
M
N
tidak aksak
N
x
P
P = 3 y y 3
Q = 2 x
R=
Q
2
x
1 P Q
Q y
x
1
= 2 x (3 2) 2 x
dx
1 1
F(x) = e R dx e 2 x e 2 x dx e 2 ln x e ln ( x 12 ) x 12
1
F(x) = x 2
Selanjutnya F(x) dikalikan dengan persamaan differensial :
F(x) (3y) dx + F(x) 2x dy = 0
3x
y dx + 2 x
M=3x
dy = 0
1
M
3x 2
y
N=2x
1
N
3x 2
x
M
N
eksak
y
x
u=
(3x
y) dx + k (y) = c1
u
2x3/2 + k' (y) = 2 x3/2
y
k' (y) = 0
k' (y) = c*
jadi u = 2 x3/2 y + c* = c1
2 x3/2 y + c1- c* = c2
y=
c 2 3 / 2
c
(x ) 3/ 2
2
x
c
c4
1
Sehingga : y =
4
x
3/ 2
(1.21)
disebut persamaan differensial linear orde pertama. Persamaan tersebut dapat ditulis
menjadi,
(p y r) dx + dy = 0
(1.22)
Salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan (1.22) adalah dengan jalan
mengalikannya dengan faktor integrasi F. Dengan mengacu pada persamaan (1.13)
(1.18) maka didapat,
F = e p dx
(1.23)
df
= e p dx
dx
df
= p e p dx = p F
dx
(1.24)
Dengan mengalikan pers. (1.23) didapat,
F
dy
dy
+y
=Fr
dx
dx
d
( F y ) F r d ( F y ) F r dx
dx
Fy=
F r dx + c
Contoh 1.8
Selesaikan persamaan
dy
y e2
dx
Penyelesaian :
p = 1 ; r = ex
F = e p dx = e 1 dx = e dx = ex
Fy =
F r dx + c
ex y =
.e x
dx + c
= e 2 x dx c
y=
1 2x
e c
2
1 2x
e c e-x
2
(1.26)
adalah persamaan Bernoulli, dimana a adalah bilangan riil sembarang. Jika a = 0 atau 1,
maka pers. (1.26) adalah linear. Akan tetapi a
(1.27)
(1.28)
u = y1-a = y-1 = y
u' u = -1
du
u 1 dx c
ln (u 1) = x + c1
1
u 1 = c2 ex y =c2 ex + 1
y=
1
c 2e x 1
(1.29)
(1.29)
Persamaan (1.30) disebut juga kemiringan rumpun kurva pada persamaan (1.29).
y' = - f(x, y)
(1.30)
Contoh 1.10
Gambarkan rumpun kurva serta trayektori ortogonal dari persamaan:
y = c x2
Penyelesaian :
y = c x2 c =y/x2
x
y' = 2 c x = y' + 2 y = 0
2y dy + x dx = 0
2y dy x dx c *
y2 +
1 2
x =c*
2
BAB II
PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINEAR
ORDE KEDUA
2.1 Persamaan Linear Homogen
Suatu persamaan differensial orde kedua yang memenuhi persamaan
y" + p(x) y' + q (x) y = r (x)
(2.1)
disebut linear, jika tidak maka disebut non linear. Cirri khs persamaan (2.1) adalah linear
pada fungsi y yang tidak diketahui dan turunannya. Sedangkan, p, q, dan r dapat
merupakan fungsi sembarang dari peubah x. jika suku pertama pertama mempunyai
bentuk f (x) y", maka harus kita bagi dengan (f(x) agar dapat dicapai bentuk standar
seperti persamaan (2.1).
Jika r (x) pada persamaan (2.1) sama dengan nol maka,
y" p (x) y' q (x) y = 0
dan disebut homogen. Jika r (x)
(2.2)
y '2 1 0
(2.3)
adalah persamaan linear homogen dimana a dan b mempunyai harga yang konstan.
Salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan (2.3) adalah dengan jalan
menggunakan notasi operator D, dimana
D=
d
dx
D2 =
d2
dx 2
(2.4)
(2.5)
(2.6)
r2 + a r + b = 0
(2.7)
(2.8)
(2.9)
(2.10)
Jika dimisalkan
( D r2) y = u
(2.11)
(2.12)