ARTHROPODA
Oleh:Budiman
Phylum
Klas
Ordo
Familia
Tribus
Genus
Species.
URUTAN-URUTAN
PHYLUM
PHYLUM PROTOZOA
PHYLUM COELENTERATA
PLATYHELMINTHES
PHYLUM NEMATHELMINTHES
PHYLUM ANELIDA
PHYLUM MOLUSCA
PHYLUM ARTHROPODA
PHYLUM CHORDATA
TANDA PENGENAL
ARTHROPODA
1. Ruas-ruas tubuh membentuk
dua atau tiga bagian tubuh yg
jelas terpisah
2. Tubuh dan anggota tubuh
beruas-ruas
3. Tubuh lateral simetris
4. Anggota tubuh berpasangan.
SIFAT SIFAT
ARTHROPODA
1. Mempunyai kerangka luar yg secara berkala
ditanggalkan selama mengalami pertumbuhan
2. Alat pencernaan masih sederhana, berupa tabung
dengan mulut dan anus yg terpisah
3. Peredaran darah terbuka
4. Rongga badan mengandung cairan darah
5. Susunan syaraf terdiri atas ganglion dengan serabutserabut syaraf.
6. Sistem pernafasan terdiri atas stigma sebagai lubang
untuk jalan nafas dengan trakhea dan trakhoeli
sebagai saluran-saluran udara.
7. Sistem pengeluaran berupa saluran-saluran Malpighi
yang bermuara pada saluran makanan bagian
belakang.
Tanda pengenal
HEXAPODA/INSECTA ialah :
1. Tubuh terdiri atas 3 bagian yang
terpisah jelas menjadi : kepala,
dada dan abdomen (bagian
belakang).
2. Mempunyai sepasang antena
(sungut).
3. Mempunyai tiga pasang kaki
LANJUTAN.
4. Bagian luar tubuh tertutup oleh
lapisan keras yg disebut
eksoskeleton
5. Mempunyai satu mata majemuk
6. Sistim peredaran darah terbuka
7. Biasanya mengalami proses
metamorfosis
1. Ordo ODONATA
misal capung
2. Ordo ORTHOPTERA misal
belalang
3. Ordo HEMIPTERA
misal kutu
busuk
4. Ordo ANOPLURA
misal kutu
kepala
5. Ordo SIPMONAPTERA misal
pinjal
- Fam. CULICIDAE
misal
nyamuk
- Fam. MUSCIDAE misal lalat
rumah
- Fam. TABANIDAE
misal lalat
kandang
1.Sub-familia CULICINAE
2.Sub-familia CHABORINAE
PENGGOLONGAN KLASIFIKASI
NYAMUK
- PHYLUM
ARTHROPODA
- KLAS
HEXAPODA/insecta
- ORDO
DIPTERA
- FAMILIA
CULICIDAE
- SUB FAMILIA CULICINAE
- TRIBUS
ANOPHELINI, CULICINI
- GENUS
ANOPHELES, AEDES,
CULEX
- SPESIES
ANOPHELES
SUNDAICUS DLL
STADIUM TELUR
- telur akan diletakkan pd
tempat yg berair
- telur akan kering dan rusak
pd keadaan kering tapi ada
beberapa nyamuk telurnya bisa
bertahan dlm waktu yg lama
meskipun dlm lingkungan
tanpa air ( Aedes )
- kebiasaan meletakan telurnya
berbeda-beda tergantung jenis
STADIUM JENTIK
- sg dikenal tadium jentik dikenal
empat tingkatan jentik yg dikenal
INSTAR
- untuk identifikasi jentik diambil
instar empat
- stadium jentik memerlukan waktu
satu minggu
- pertumbuhannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor al: temperatur, bahan
makanan, binatang air lainnya
(predator )
STADIUM KEPOMPONG
- Kepompong adalah stadium
terahir nyamuk dlm air
- tidak memerlukan makanan
dan inaktif
- terjadi pembentukan sayap
- memerlukan zat asam
- stadium kepompong
memerlukan waktu 1 2 hari
TEMPAT PERINDUKAN
NYAMUK
A.
A.
A.
sundaicus
nigerrimus
maculatus
Macam macam
breeding places
Berdasarkan kadar garam
a. air payau yaitu campuran air
tawar dan air laut
b. air tawar
Tempat yg di gunakan
nyamuk untuk isterahat
a. aman dari musuh
b. lembab
c. terlindung dari sinar
matahari
genus
VEKTOR PENYAKIT
PROTOZOA
Protozoa adalah hewan bersel
satu yg dpt melakukan semua
fungsi kehidupan seperti :
- pencernaan
- respirasi
- eskresi
- reproduksi
Malaria
Vektor malaria adalah nyamuk
anopheles betina
Apabila vektor mengisap darah,
sporozoit yg terdpt dlm kelenjar
luda nyamuk akan masuk melalui
luka tusuk
Dlm 1 jam bentuk terbawa oleh
darah menuju hati kemudian
masuk dlm sel hati dan akan
mulai berkembang
Plasmodium falciparum yg
dianggap paling berbahaya
Masa inkubasi biasanya berkisar
7 30 hari
Periode terpendek ditemukan pd
falciparum yaitu 7 14 hari, p.
vivax dan p. ovale 8 14 hari dan
p. malarie 7 30 hari
Epidemiologi malaria
Penyakit malaria dpt di tularkan
dari orang ke orang lain melalui
nyamuk
Agent nya adalah Plasmodium
spp
Host adalah manusia
faktor host adalah status sosial
ekonomi, adat istiadat dan
budaya serta imunitas
Environmental adalah
lingkungan
faktor tsb adalah : cuaca, suhu,
curah hujan, lama hidup, jarak
terbang dan resistensi terhadap
insektisida
Pengendalian malaria di daerah
endemik adalah untuk
menurunkan dampak malaria
terhdp kesmas
HOST
(Pejamu)
Manusia (host
intermediate)
Nyamuk Anopheles
(host definitive)
VEKTOR PENYAKIT
CACING
Filariasis adalah infeksi yg
disebabkan oleh berbagai jenis
nematoda
Hidup dalam kelenjar limfa
Vektornya adalah berbagai jenis
nyamuk
MORFOLOGI
Larva I panjang 147 mikron,
bentu seperti sosis, ekor panjang
dan lancip
Larva II panjang 450 mikron,
bentuk lebih gemuk dan panjang
daripada bentuk L1,ekor pendek
serti kerucut
Larva III panjang 1200 mikron,
bentuk langsing
Lanjutan
Mikrofilaria panjang 250
mikron
Cacing dewasa (makrofilaria)
halus panjang seperti benang
warna putih kekuningan
Cacing jantang panjang 40 mm
ekor melingkar
Cacing betina panjang 65
100mm, ekor lurus dan tumpul
Penyakitnya disebut
wukekeriasis
Hospesnya adalah manusia
Vektornya
- di daerah perkotaan oleh
nyamuk culex
- di daerah pedesaan oleh
nyamuk anopheles atau aedes
SIKLUS HIDUP
Diperlukan manusia dan nyamuk
untuk melengkapi siklus
hidupnya
nyamuk mendapat infeksi dgn
menelan mikrofilaria dlm darah
yg diisapnya
mikrofilaria akan masuk dlm
lambung nyamuk dan akan
bermigrasi ke otot-otot thoraks
dan berkembang menjadi larva
Brugia malayi
Disebabkan oleh cacing
nematoda Brugia Malayi dan
Brugia Timori
Di temukan pd masyarakat
pedesaan yg tinggal di
persawahan terbuka
Manifestasi klinik mengenai
ekstremitas bagian bawah
MORFOLOGI
Mikrofilaria panjangnya 230
mikron
Cacing dewasa (makrofilaria)
bentuknya halus seperti benang,
warna putih kekuningan
Cacing jantan panjangnya 23
mm, ekornya melingkar
Cacing betina panjangnya 55
mm, ekornya lurus
Brugia timori
Di temukan di pulau timor dan
bagian tenggara kepulauan
indonesia
Manifestasi klinik sama brugia
malayi
MORFOLOGI
Mikrofilaria panjangnya 280
mikron
Cacing jantan panjangnya 23
mm, ekor melingkar
Cacing betina panjangnya 39
mm, ekor lurus
Masa penularan
Tdk langsung menular dari orang
ke orang
Manusia dpt menularkan melalui
nyamuk pd saat mikrofilaria
berada pd darah tepi
Mikrofilaria akan terus ada dlm
darah selama 5 10 tahun atau
lebih sejak infeksi awal
Nyamuk akan infektif sekitar 12
14 hari setelah mengisap darah
Cara pencegahan
Penyuluhan pd penderita di
daerah endemis mengenai cara
penularan dan cara
pengendalian vektor
Identifikasi vektor dgn deteksi
adanya larva infektif dlm
nyamuk
Pengendalian vektor serta
pengendalian lingkungan
Pengobatan massal pd penderita
Penanganan penderita
1. Laporkan pd instansi kesehatan
terdekat
2. Isolasi tdk dilakukan, penderita
dilindungi dari gigitan nyamuk
untuk mengurangi penularan
3. Penyelidikan kontak dengan
sumber infeksi
4. Pengobatan specifik
Penanggulangan wabah
Pengendalian vektor pada daerah
dgn tingkat endemisitas tinggi
L3 (infektif)
masuk tubuh
melalui gigitan
nyamuk
Manusia, kera,
kucing
Terhisap
nyamuk L1
L2 L3
mikrofila
ria dalam
darah
Reservoir
reservoir utama adalah lalat
gurun pasir
virus bertahan dlm telur lalat
(transovarium )
cara penyebaran
melalui gigitan lalat pasir (sand
fly) yg terinfeksi
menggigit pd malam hari
DENGUE HEMORHAGIC
FEVER
Identifikasi
penyakit virus berat yg di
tularkan oleh nyamuk
virus dengue adalah anggota
genus flavivirus, famili arbovirus
virus dengue terdpt serotipe
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4
VEKTOR
Virus dengue di tularkan dari
orang ke orang melalui gigitan
nyamuk Aedes
Virus dengue bertahan melalui
siklus nyamuk aedes aegypti ke
manusia di daerah tropis
Cara penularan
Di tularkan melalui gigitan nyamuk yg
infektif terutama aedes aegypti yg
mengigit pd siang hari
Tidak di tularkan langsung dari orang
ke orang
Nyamuk akan infektif selama hidupnya
setelah mengisap darah penderita
Ditemukan di daerah perkotaan
Masa inkubasi dari 3 14 hari
Siklus penularan
Nyamuk aedes betina akan
terinfeksi virus dengue pd saat
mengisap darah seseorang yg
demam akut
Masa inkubasi ekstrinsik selama
8 - 10 hari, kelenjar ludah
nyamuk akan terinfeksi dan virus
akan di tularkan ketika nyamuk
menggingit dan mengeluarkan
cairan ludahnya dlm luka
Pengawasan penderita
1. Laporkan pd instansi kesehatan
terdekat
2. Isolasi hindari gigitan nyamuk
pd siang hari
3. Lakukan investigasi terhadap
kontak dan sumber infeksi
4. Lakukan pengobatan suportif
dan penunjang
5. Pada kasus yg lebih berat
sebaiknya gunakan cairan
Cara pencegahan
- penyuluhan pd masyarakat
dan PSN 3M
- lakukan survey untuk
mengetahui tingkat kepadatan
nyamuk, perindukan dan
habitatnya
penanggulangan wabah
- temukan dan musnahkan
species aedes di lingkungan
pemukiman, tabur bubuk abate
PENGENDALIAN VEKTOR
Pengendalian adalah upaya yang
di lakukan untuk menekan
populasi serangga yg menjadi
vektor dari penyakit sampai
berada dibawa batas
kemampuan dlm menularkan
penyakit
Pemberantasan adalah upaya
yang di lakukan untuk mencari
dan menghilangkan serangga
Pengendalian vektor
dilakukan dgn cara :
1. Pengendalian kimiawi yaitu segala
macam cara pengendalian vektor dgn
menggunakan bahan kimia, antara lain
:
A. sebagai racun,
B. Sebagai penghambat
pertumbuhan
C. Sebagai hormon.
Segi negatif
1. terjadi pencemaran
lingkungan
2. terjadi keracunan langsung
pd manusia
3. dapat membunuh organisme
bukan sasaran
4. timbulnya kekebalan
serangga terhadap insektisida
yg sering digunakan.
Lanjutan
3. dengan biaya yg murah
4. segala sesuatu yg
berhubungan dgn aplikasi
mudah di dpt dan mudah di
lakukan
5. status kerentanan serangga
sasaran terhadap insektisida
yg di gunakan masih
memungkinkan
INSEKTISIDA
INSEKTISIDA ad bahan kimia yg bersifat
racun digunakan untuk memberantas
insekta/vektor/serangga
Insektisida terdiri dari :
a. Imagosida : bahan kimia untuk
membunuh serangga dewasa
b. Larvisida : bahan kimia yg digunakan
untuk membunuh larva serangga
c. ovisida : bahan kimi yg ditujukan
untuk membunuh telur
Lanjutan
c. fumigans : racun yg masuk
dlm tubuh serangga melalui
saluran pernapasan
d. repellent : bahan kimia yg di
tujukan untuk menjauhkan
manusia dari serangga yg
menjadi vektor penyakit
METODE PENGGUNAAN
INSEKTISIDA
HAL-HAL YG HARUS DI PERTIMBANGKAN
DLM MEMILIH INSEKTISIDA UNTUK
PENGENDALIAN SERANGGA
a. species serangga atau vektor yg di
tuju
b. stadium serangga atau vektor
c. lingkungan hidup daerah yg akan
diberantas
d. sifat-sifat biologi serangga
PEMBAGIAN INSEKTISIDA
A.Insektisida yg di hasilkan oleh
alam ( yg di hasilkan oleh
tumbuh-tumbuhan )
misalnya nikotin, piretrium,
rotenon dll.
B. Insektisida yg dihasilkan oleh
pabrik sebagai bahan sintetik
misalnya : DDT, diasinon,
malathion dll.
1. BENTUK
2. BENTUK
3. BENTUK
4. BENTUK
5. BENTUK
SPRAY
AEROSOL
DEBU
GRANULA
UMPAN
1.BENTUK SPRAY
A. space spraying : untuk
membunuh vektor dewasa yg
sedang terbang melalui
kontak kulit
B. residual spraying :
menempatkan insektisida pd
permukaan dinding dan
bagian bangunan lainnya yg
merupakan tempat istirahat
vektor dan berfungsi sebagai
4. GRANULA : insektisida yg di
larutkan di gunakan di
daerah rawa-rawa yg di
tumbuhi tanaman air
sebagai tempat
berkembang biaknya
vektor
5. UMPAN : insektisida yg di
campurkan dgn
makanan.
RESISTENSI INSEKTISIDA
Suatu vektor dikatakan resisten
terhadap isektisida bila dgn
menggunakan dosis yg biasa
digunakan tdk dpt membunuh
vektor
Sebab terjadinya
resistensi
- sistim enzim yg mampu
menetralisir racun
- adanya timbunan lemak dlm
tubuh vektor
- stadium vektor
- generation time
- kompleksitas gen
3. LINGKUNGAN
( environmental )
adalah keadaan alam sekitar
penyebaran dan induk
semang antara lain:
- iklim
- keadaan perumahan
- keadaan sanitasi
lingkungan
- jenis tumbuh-tumbuhan
dan hewan
HUBUNGAN TIMBAL
BALIK
LINGKUNG
AN
PENYEB
AB
INDUK
SEMANG
2. CYCLO-DEVELOPMENTAL
TRANSMISSION
ad. Dlm tubuh vektor, MO
penyebab penyakit hanya
mengalami perubahan
bentuk/morfologi, jumlah tdk
bertambah.
Contohnya :
cacing wucheria bancrofti
penyebab filaria yg ditularkan
oleh nyamuk culex.
3. PROPOGATIVE TRANSMISSION
ad. Jika MO penyebab penyakit
dlm tubuh vektor mengadakan
multiplikasi, tapi tdk mengalami
perubahan bentuk/morfologinya
Contohnya :
penularan penyakit pes, kuman
pasteurella pestis akan
memperbanyak diri dgn cepat
dlm tubuh pinjal tikus
Contoh :
dlm tubuh cyclops ( Crustacea ) larva
cacing Diphyllobothrium latum
mengadakan perkembangan dan
pertumbuhan menjadi larva cacing yg
mampu menembus tubuh ikan
dlm tubuh ikan akan terbentuk larva
cacing yg infektif bagi tubuh manusia
jika manusia makan ikan yg
mengandung larva cacing infektif, maka
dlm tubuh manusia akan menjadi cacing
dewasa
MIKROORGANISME PENYEBAB
PENYAKIT YG DITULARKAN VEKTOR
1. PROTOZOA
a. Entameba histolitika dpt menimbulkan
penyakit disentri ( musca domestica )
b. Leismaniasis oleh phlebotomus secara
biologis pd manusia, anjing dll
c. Plasmodium oleh nyamuk anopheles
secara biologis
d. Trypanosoma gambiense oleh lalat
secara biologis
e. Amubiasis ( mekanis )
2. CACING
vektor sebagai intermediat
hiost dlm siklus hidup cacing
baik cestod, trematoda,
nematoda, baik secara mekanis
( ascariasis ) maupun biologis
( filariasis )
3. JAMUR
bebrapa jenis jamur dpt
ditularkan secara mekanis oleh
lalat ( aspergilus )
4. BAKTERI
berbagai jenis bakteri
ditularkan secara mekanis dan
biologis oleh vektor
mekanis :
- shigella dan salmonella
- bacillus anthraksis
biologis :
- pasteurelle pestis
- borellia penyebab relapsing
fever
5. VIRUS
vektor dpt menular virus
secara mekanis:
- virus polio oleh lalat
- virus coxackie oleh lalat
secara biologis :
- arbovirus ( arthropods borne
virus )
GANGGUAN YG DISEBABKAN
SERANGGA
SERANGGA DAPAT
MENYEBABKAN PENYAKIT,
KELAINAN PD ORGAN ATAU
JARINGAN TUBUH SERTA
GANGGUAN TERHADAP
KETENANGAN HIDUP.
GANGGUAN TERSEBUT AL
:
1. ENTOMOFOBI
2. GANGGUAN KETENANGAN HIDUP
(annoyance)
3. KEHILANGAN DARAH
4. KERUSAKAN ALAT INDRA
5. RACUN SERANGGA
6. DERMATOSIS
7. ALERGI
8. MIASIS
1. ENTOMOFOBI
ad. Rasa takut yg berlebihan
terhadap serangga
biasa terjadi pd wanita dan
anak-anak.
2. ANNOYANCE
ad. Bila di jumpai di dlm rumah
banyak serangga sep. lalat &
nyamuk, maka penghuni rumah
akan mengalami sukar tidur dll.
3. KEHILANGAN DARAH
ad. Kehilangan darah akibat
ggigitan serangga atau vektor
pengisap darah
4. KERUSAKAN ALAT INDRA
ad. Akibat masuknya serangga
atau vektor di mata atau
gosokan pd mata, bagian tubuh
vektor yg keras dpt
menimbulkan luka pada mata
5. RACUN SERANGGA
Banyak vektor yg dpt
menghasilkan racun dan pdt
menimbulkan keluhan, gejala
ringan, gejala berat bahkan
menimbulkan kematian akibat
sengatan maupu n gigitan yg
beracun.
6. DERMATOSIS
ad. Gigitan serangga atau
vektor pd kulit yg dpt
7. ALERGI
ad. Kepekaan yg berlebihan
(hypersensitifitas) terhadap
protein yg berasal dari tubuh
vektor atau produk yg di
hasilkan oleh vektor
8. MIASIS
ad. Invasi pd organ dan
jaringan tubuh manusia dan
hewan yg masih hidup oleh larva
serangga atau vektor Jumlah