Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: endraadegunawan@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: st.roesyanto@usu.ac.id
ABSTRAK
Secara garis besar, struktur bangunan dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu struktur bangunan
di dalam tanah dan struktur bangunan di atas tanah. Struktur bangunan di dalam tanah sering disebut
struktur bawah, sedangkan struktur bangunan di atas tanah sering disebut struktur atas. Struktur bawah
dari suatu bangunan lazim disebut pondasi, yang bertugas memikul bangunan di atasnya. Seluruh
muatan (beban) dari bangunan, termasuk beban-beban yang bekerja pada bangunan dan berat pondasi
sendiri, harus dipindahkan atau diteruskan oleh pondasi ke tanah dasar dengan sebaik-baiknya.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak pada tanah lempung mulai dari
menghitung daya dukung tanah, dimensi pondasi, penulangan, kontrol kuat geser 1 arah dan 2 arah,
sampai pada evaluasi penurunan pondasi.
Perhitungan daya dukung tanah adalah menggunakan rumus Terzaghi; untuk perhitungan
penulangan pondasi tunggal dan kombinasi menggunakan acuan SNI 03 -2847-2002 dan ACI ; serta
untuk perhitungan penurunan digunakan dua metode yaitu metode one point dan metode sub-layer. Pada
perhitungan desain pondasi telapak, situasi letak sumbu kolom akan sangat berpengaruh dan pada
perhitungan evaluasi penurunan, metode sub layer akan lebih memberikan hasil yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode one-point.
Kata kunci: desain pondasi dangkal, muka air tanah, penurunan, sub-layer.
ABSTRACT
Broadly speaking , the structure of the building is divided into two main parts , namely the
structure of the building on the ground and above-ground structures . Structures in the soil is often
referred to under the structure , while the structure of the buildings on the land commonly called the
structure . Under the structure of a building commonly called the foundation , which is in charge of
carrying buildings on it . The entire charge ( load ) of the building , including the loads acting on the
building itself and the heavy foundation , must be transferred or forwarded by land to the foundation with
the best foundation .
This thesis aims to design on the palm of the foundation clay ranging from calculating the
carrying capacity of the land , the dimensions of the foundation , reinforcement , shear strength control 1
-way and 2 -way , to the decline in foundation evaluation .
Calculation of soil bearing capacity is to use the formula Terzaghi ; foundation reinforcement for
the calculation of single and combined using the reference ISO 03 -2847-2002 and ACI , as well as to
decrease the calculation method used two methods one point and sub - layer method . In the palm of
foundation design calculations , where the situation will be very influential column axis and a decrease in
the calculation of the evaluation , the method will be sub layer provides more accurate results than the
one- point method .
Keywords : shallow foundation design , ground water , reduction , sub - layer .
PENDAHULUAN
Dalam pekerjaan suatu konstruksi bangunan kita akan banyak menemukan hal-hal menarik pada
saat pembangunan dimulai dari pondasi sampai konstruksi seluruhnya selesai. Beberapa kasus yang dapat
diambil adalah dalam perencanaan pondasi. Faktor jenis tanah, keterbatasan tempat, tipe pondasi, muka
air tanah, serta penurunan tanah.
Struktur pondasi dari suatu bangunan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan beban bangunan ke tanah dasar dapat berlangsung dengan baik dan aman. Untuk keperluan
tersebut, pada perencanaan pondasi harus mempertimbangkan beberapa persyaratan, yaitu:
1. Pondasi harus cukup kuat untuk mencegah penurunan (settlement) dan perputaran (rotasi) yang
berlebihan.
2. Tidak terjadi penurunan setempat yang terlalu besar bila dibandingkan dengan penuruna pondasi di
dekatnya.
3. Cukup aman terhadap bahaya longsor.
4. Cukup aman terhadap bahaya guling.
Jenis dan besar-kecilnya ukuran pondasi sangat ditentukan oleh kekuatan/daya dukung tanah
dibawah pondasi tersebut. Sebagai contoh untuk jenis pondasi telapak tunggal, semakin kuat daya dukung
tanah, semakin kecil ukuran pondasi yang direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah daya dukung tanah,
semakin besar pula ukuran pondasi yang akan direncanakan. Untuk tanah dengan daya dukung yang
lemah ini, sebaiknya digunakan jenis pondasi lain, misalnya pondasi sumuran atau bahkan digunakan
tiang pancang.
Seperti yang telah dijelaskan diatas sebelumnya, penurunan merupakan faktor yang perlu
mendapat perhatian dan analisis yang serius. Dalam perencanaan pondasi penurunan yang perlu dianalisis
adalah penurunan segera dan penurunan konsolidasi primer. Istilah penurunan digunakan untuk
menunjukkan gerak titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Jika seluruh
permukaan dibawah bangunan turun secara seragam dan penurunan yang terjadi tidak melebihi batas
aman, maka penurunan tidak membahayakan. Tapi, jika penurunan yang terjadi justru tidak seragam dan
melebihi batas aman, maka ketidakstabilan bangunan perlu dikhawatirkan.
Keterbatasan tempat bisa mempengaruhi tipe pondasi yang akan digunakan. Apakah pondasi
telapak tunggal atau pondasi kombinasi, tergantung situasi dan mana yang lebih efisien terhadap
keterbatasan tempat. Pondasi telapak tunggal, adalah pondasi yang hanya menopang satu kolom, dibagi
menjadi dua macam, pondasi bujur sangkar dan empat persegi panjang. Sedangkan pondasi telapak
kombinasi, adalah pondasi yang menopang dua kolom sekaligus, dibagi menjadi dua macam juga, yaitu
pondasi kombinasi trapezium dan empat persegi panjang.
Begitu juga dengan letak muka air tanah, jika kita tidak mengabaikan posisi letak muka air tanah,
maka dalam perhitungan, itu akan sangat berpengaruh pada daya dukung tanah, serta penurunan. Namun
faktor yang paling sering menjadi perhatian adalah penurunan. Penurunan yang melampaui batas ijin
dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kerusakan struktur atas.
Pada umumnya untuk perhitungan pada tanah lempung, besar beban yang dianalisa untuk dilihat
pengaruhnya terhadap penurunan hanya ditinjau dari 1 (satu) lapisan tanah, dan penambahan tegangan
akibat beban struktur atasnya hanya ditinjau pada tengah-tengah lapisan. Padahal akan lebih akurat dan
akan lebih efektif penanggulangannya apabila kita meninjau penurunannya dengan membagi tanah
tersebut menjadi beberapa lapisan dan menghitung besar penurunannya dengan melihat juga pola
distribusi beban terhadap lapisan yang ditinjau. Sebuah percobaan menghasilkan bahwa penurunan yang
ditinjau dengan perhitungan metode sub layer (jumlah lapisan lebih dari satu) menghasilkan penurunan
yang lebih akurat karena lebih mendekati hasil percobaan dari perhitungan yang menggunakan metode
one-point (meninjau satu lapisan).
Perhitungan daya dukung tanah menggunakan rumus Terzaghi yaitu:
qu =
+ B
(1)
dengan:
qu
c
Df
(kN/m2)
St
= penurunan total
Si
= penurunan segera
Sc
= penurunan konsolidasi primer
Ss
= penurunan konsolidasi sekunder
Boussinesq memberikan persamaan pengaruh penyebaran beban akibat pengaruh beban titik di
) pada suatu titik di dalam tanah akibat
permukaan. Tambahan tegangan vertical akibat beban titik (
beban titik Q di permukaan dinyatakan oleh persamaan:
=
(3)
dengan:
= tambahan tegangan vertical
z
= kedalaman titik yang ditinjau
r
= jarak horizontal titik di dalam tanah terhadap garis kerja beban
Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai:
pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai:
I=
(4)
Maka:
=
.I
= besar penurunan
= indeks pemampatan
= tegangan vertikal efektif pada kedalaman yang ditinjau
= tambahan tegangan vertical pada kedalaman yang ditinjau
= tebal lapisan tanah yang ditinjau
= angka pori awal
(5)
METODOLOGI
Gambar 1 menjelaskan secara skematik tahapan perhitungan.
Pondasi A
Pondasi C
Pondasi B
(hanya sampai
perhitungan penulangan)
Pembahasan
Gambar 1. Metodologi
(a)
(b)
(c)
Gambar 2. Model pondasi yang akan dihitung (a) Pondasi tipe A; (b) Pondasi tipe B;
dan (c) Pondasi tipe C
Untuk perhitungan penurunan pondasi bujur sangkar, denah yang dipakai adalah:
geser tanah
= 1,2.PD + 1,6 PL
= 200 kN.
Formula Terzaghi untuk Pondasi Bujur Sangkar:
qu = 1,3
+
+ 0,4 B
dengan angka keamanan 3
qijin = =
qijin =
=
Dari tabel 3.1 , untuk
7,4 dan
= 17,7 ;
= 5,0.
dihitung dengan
diganti dengan .
= 17 (2-1) + (20-17).(1)
= 20 kN/m2.
Maka:
=
= 49,333 + 2B
Dengan cara coba-coba didapat nilai B sebesar 1,9 m.
Dengan ini maka kita pakai dimensi pondasi bujur sangkar 2 m x 2 m.
2. Daya dukung tanah
qu = 1,3
+
+ 0,4 B
qu =
qu = 151 kN/m2
95 kN/m2
(Safe)
Tegangan minimal pondasi,
151 kN/m2
= 80 kN/m2
4. Kontrol tegangan geser 1 arah
. Vc) :
. B . d = 463,984 kN
(Safe)
= 291,880 kN.
= 3025,176 kN.
= 2933,926 kN.
= 30 (kolom tepi)
. bo . d = 2016,784 kN.
= 5,6897 MPa.
d = 5,307 mm
= 0,00017 MPa
Rn =
. fy (1 0,588
fy/fc )
0,00017 = 0,8.
0,00017 = 240
- 8,82
8,82
- 240
Didapat nilai
Ambil
+ 0,00017 = 0
= 7,08 x 10 -7 <
= 0,0035
= 0,0035
Tulangan: As
=
= 0,0035 . 1000. 415
= 1452,5 mm2
Dipilih As yang paling besar, yaitu As = 1936, 67 mm2
Pakai tulangan D19 125 (As = 2268 mm2)
Dihitung jarak tulangan (s)
Jarak tulangan, s = . . D2 . S/As,u = . . 192 . 1000 / 1936,67 = 146,325 mm
= 3,50 m
= 1,78 m
1,80 m.
(b) Geser berfaktor dan momen berfaktor di arah memanjang. Untuk beban gravitasi,
Kolom A, Pu = 100 (1,4) + 50 (1,7) = 225 kNm
yang
ini,
Rn = fy (1 m)
m=
= 18,75
= 3648,75 kN/m2.
= 0,15 m.
Telapak dianggap sebagai suatu balok untuk perhitungan geser. Aksi satu arah dimisalkan
menentukan pada jarak d dari sisi kolom. Geser pada jarak d dari sisi kolom bujur sangkar
ekivalen yang berukuran 17,7 inci (0,45 m) adalah
Vu = 160,175 (0,225 + d)(64, 285) = 145,71 64,285d
Kekuatan geser nominal bila tidak menggunakan tulangan geser adalah
Vn = Vc = 2
Dengan itu,
Vu = Vc
145,71 64,285d = 0,85(2
)(3,5)d
145,71 64,285d = 841,46d
d = 0,18 m
Tinggi total perlu = 0,15 + 0,05 (selimut) + 0,012 (sengkang) + 0,015 (jari-jari sengkang) = 0,227
Karena tidak melebihi tinggi yang kita rencanakan maka tetap kita tetap pakai tebal pelat (d)
sebesar 0,25 m.
Berat pondasi = 0,25(24) = 6 kN/m2
Kontrol tegangan maksimum =
+ 6 = 29,81 kN/m2 < 140 kN/m2
(Safe)
(d) Penulangan memanjang utama. Pada tengah bentang,
Rn perlu =
=
= 3792,43 kN/m2.
As perlu
0,014
= 0,65
= 55,15 kNm
= 125 kN/m
= 125 kN/m
S=
Po = tekan vertical efektif.
Tabel 4.1 Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P1 perhitungan
satu lapisan (tebal lapisan 10 m) akibat pondasi P1-P6.
Akibat
Pondasi
h (m)
Z
(m)
Z/,B
X (m)
X/Z
P1
8,000
4,000
2,000
0,000
0,000
z/qn
0,030
z
(t/m2)
0,900
P2
P3
P4
P5
P6
8,000
8,000
8,000
8,000
8,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
5,000
10,000
5,000
7,071
11,180
1,250
2,500
1,250
1,768
2,795
0,004
0,000
0,004
0,003
0,000
0,131
0,000
0,131
0,075
0,000
= 0,033 m
h (m)
Z (m)
Z/B
X
(m)
X/Z
P1
P2
P3
P4
P5
P6
8,000
8,000
8,000
8,000
8,000
8,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
5,000
0,000
5,000
7,071
5,000
7,071
1,250
0,000
1,250
1,768
1,250
1,768
z/qn
0,004
0,030
0,004
0,003
0,004
0,003
z
(t/m2)
0,131
0,900
0,131
0,075
0,131
0,075
S=
= 0,040 m
h (m)
Z
(m)
Z/B
X (m)
X/Z
P1
P2
P3
P4
P5
P6
8,000
8,000
8,000
8,000
8,000
8,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
10,000
5,000
0,000
11,180
7,071
5,000
2,500
1,250
0,000
2,795
1,768
1,250
z/qn
0,000
0,004
0,030
0,000
0,003
0,004
z
(t/m2)
0,000
0,131
0,900
0,000
0,075
0,131
= 0,033 m
Rekapitulasi Perhitungan:
Pondasi tipe A
- Dimensi pondasi : 2 m x 2 m, tebal pondasi : 0,5 m; pada kedalaman 2 m
- Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan
- Tulangan yang dipakai D19
- Besar penurunan:
Pondasi
1 lapisan ( m)
2 lapisan (m)
5 lapisan (m)
10 lapisan (m)
P1 = P4
P2 = P5
P3 = P6
0,033
0,040
0,033
0,087
0,089
0,087
0,127
0,129
0,127
0,188
0,191
0,188
Pondasi tipe B
- Dimensi pondasi : 2,5 m x 2,5 m; tebal pondasi : 0,5 m; pada kedalaman 2 m
- Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan
- Tulangan yang dipakai D19
- Besar penurunan tanah:
Pondasi
1 lapisan ( m)
2 lapisan (m)
5 lapisan (m)
10 lapisan (m)
P1 = P4
P2 = P5
P3 = P6
0,007
0,020
0,007
0,017
0,019
0,017
0,094
0,097
0,094
0,096
0,099
0,096
Pondasi tipe C
- Dimensi pondasi: 7 x 1,8 m dengan tebal 0,25 m.
- Tulangan yang dipakai 14 D19, 7 D14, D12 225.
- Penurunan tidak dihitung.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles J.E, 1977, Foundation Analysis and Design, Fifth Edition. New York: The McGraw Hill
Companies, Inc.
Das Braja M, 1998, Principles of Foundation Engineering. California: PWS Publishing.
Das Braja M, 1994, Mekanika Tanah Jilid 2. Surabaya: Penerbit Erlangga.
Hariyatmo C, Hary, 2002, Teknik Pondasi 1, Yogyakarta: Penerbit Beta Offset.
Asroni, Ali, 2010, Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wang, Chu-Kia, Salmon C, 1985, Disain Beton Bertulang Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dipohusodo, Istimawan, 1996, Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kusuma, Gideon H., 1994, Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Samosir, Juwita, 2012, Studi Korelasi Pola Penurunan Pondasi Dangkal Pada Tanah Lempung Dengan
Distribusi Beban Perlapisan Tanah Pada Beberapa Variasi Desain Pondasi. Medan: USU
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi
Penjelasan (S-2002). Bandung: ITS Press.