------------------------------------Bismillaahirrahmaanirrahiim
Semua orang di pelosok jagat raya persada ini sudah tahu asal-usul manusia yang terlahir
dari Nenek Moyang Nabiyullah Adam Alaihissalaam dan Bunda Siti Hawa. Dalam
catatan kecil ini ijinkan saya membuat tulisan singkat mengenai manusia dalam
pengertian substansi harfiyah.
Kata "manusia" sudah menjadi bahasa asli Indonesia dan Melayu, kata lain untuk
menyebut manusia adalah insan. Ternyata ada perbedaan secara harfiyah jika ditelusuri
melalui gramatika dan tata kalimat yang dipelajari oleh para penuntut ilmu di banyak
pondok pesantren serta perguruan Islam yang tersebar di pelosok nusantara ini.
Al-Qur'an tidak penah mengenal kata manusia, yang sering disebut dalam Kitab mulia ini
adalah kata insan, nafsun dan an-naas serta al-ladzinna. Insan diterjemahkan sebagai lupa
terambil dari kata nasiya-yansaa-nasyan. Nafsun diterjemahkan sebagai diri, terambil dari
kata nafisa-yanfasu-nafsan. Sedangkan an-naas dan al-ladzinna adalah bentuk jamak yang
sering diberi arti manusia atau orang-orang.
Ada sedikit persamaan antara insan dan manusia. Kata "insan" berarti lupa, sementara
kata "manusia" terambil dari kata ansaa-yunsii-insaan-munsiyyun-mansiyyan/ Rupanya
dari pola (wazan) inilah kata manusia diambil dan diserap dari bahasa Arab yang
kemudian dijadikan kata baku oleh bahasa Indonesia. Ansaa artinya melupakan,
sedangkan munsiyyun adalah yang meluipakan. Jadi secara harfiyyah kata manusia
adalah pelaku yang sering melupakan. Siapa yang dilupakan oleh manusia, siapa lagi
kalau bukan Allah, Sang Pencipta, creator yang membuat manusia dari tidak ada menjadi
ada.
Sesuai dengan asal usul katanya manusia adalah pelaku kehidupan yang sering
melupakan penciptanya, yaitu Allah. Manusia sering melupakan sejarah diciptakannya
dirinya oleh Allah melalui proses penciptaan yang teramat panjang, bahkan Allah rela
membuat prototype manusia yang gagal dan menciptakan kembali untuk kedua kali
periode penciptaan manusia yang diwakili Nabiyullah Adam alaihissalaam. Dalam AlQuran disebut proses penciptaan sekaligus sejarah ada-nya manusia melalui
perdebatan yang cukup a lot dan panjang di hadapan malaikat yang pada saat itu
mengajukan protes atas penciptaan Nabiyullah Adam alaihissalaam.
Karena manusia sering melupakan sejarah penciptaannya, Allah mengutus bukan hanya
seorang rasul, tapi ribuan rasul dan nabi-nabi yang dalam beberapa sumber disebut 313
Rasul dan 124 ribu nabi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat prinsip
yaitu mengingatkan dan mengenalkan Allah sebagai penciptanya. Dalam banyak sejarah
yang ditulis berdasarkan wahyu Allah baik dalam Al-Quran maupun kitab-kitab agama
yang lain, terlukis kisah perjalanan para nabi dan rasul Allah yang dengan sangat susah
payah berjuang penuh perngorbanan tak mengenal waktu dan lelah letih untuk berusaha
mengingatkan manusia yang sudah melupakan Allah, penciptanya yang Maha Rahman