Anda di halaman 1dari 17

PAPE R

PEMANASAN GLOBAL
Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan kimia kontekstual

NAMA KELOMPOK:
YUAN HARDIANA PRATIWI

( 1408105002 )

ADI DJONA SILAEN

( 1408105005 )

PUTU AYU ERNA MAHAYANI

( 1408105023 )

SERGI VERNANDITO

( 1408105032 )

NI WAYAN MONIKAYANI ( 1408105040 )


HELEN HELDA PRASTIKA

(1408105045 )

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas paper berjudul PEMANASAN
GLOBAL ini tepat waktu. Paper ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah kimia
kontekstual dan untuk mengasah kemampuan kami dalam penyusunan paper.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
proses pembuatan paper ini, dari mulai tahap pengumpulan materi hingga tahap pengeditan,
sehingga paper ini dapat kami rampungkan tanpa kendala yang berarti.
Semoga penyusunan paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
kalangan yang membutuhkan informasi tentang global warming. Kritik dan saran yang
membangun juga penulis harapkan sebagai sarana perbaikan dalam penyusunan paper penulis
kedepannya.
Bukit Jimbaran, September 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusuan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................1
1.4Manfaat .............................................................................................................2
1.5 Metode Penyusunan .........................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemanasan Global .........................................................................3
2.2 Penyebab Terjadinya Pemanasan Global ......................................................... 3
2.3 Dampak Pemanasan Global..............................................................................9
2.4 Penanggulangan Pemanasan Global ...............................................................10
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................11
3.2 Saran ...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERTANYAAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi telah menjadi lebih hangat sekitar 1 F (0,5 C) dari 100 tahun yang lalu. Tapi
mengapa? Dan bagaimana? Sebenarnya para pakar ilmu pengetahuan juga tidak tahu
pasti. Bumi bisa saja menjadi hangat secara alami, tetapi banyak ahli iklim dunia yang
percaya bahwa tindakan manusia adalah membantu membuat bumi menjadi lebih hangat.
Dan banyak fakta-fakta yang mendukung agar manusia beruasaha untuk melakukan halhal yang dapat menyelamatkan bumi kita dari pengaruh pemanasan global. Oleh karena
itu pengambilan tema ini di tulis agar kita mengetahui penyebab, dampak, dan cara
pencegahannya. Di bumi kita sudah banyak pencemaran yang sangat berdampak negatif
kepada mahluk hidup yang ada di bumi misalnya ada pencemaran di air, tanah, dan udara
apalagi sekarang banyak penduduk didunia salah satunya di Indonesia. Di Indonesia saja
ada sekitar 240 juta penduduk yang pastinya mempunyai banyak kebutuhan seperti
makanan, tempat tinggal, kendaraan, dan pendidikan tetapi yang penting dalam
pemanasan global ini adalah semakin panasnya bumi kita itu dikarenakan penggunaan
kendaraan yang berlebihan setiap keluarga, karena kendaraan menyebabkan polusi yang
dapat merusak lapisan ozon itu disebabkan kandungan CO yang ada di setiap kendaraan.
Oleh karena itu, kita harus bisa meminimalisir tindakan-tindakan yang sekiranya
menyebabkan bumi kita semakin naik suhunya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan latar belakang di atas
adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pemanasan global?
2. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
3. Apa akibat pemanasan global?
4. Bagaimana cara menanggulangi pemanasan global?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi nilai tugas Mata kuliah Kimia Kontekstual
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pemanasan global

1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian pemanasan global
2. Mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global
3. Mengetahui akibat pemanasan global
4. Mengetahui cara menanggulangi pemanasan global

1.5 Metode Penyusunan


Metode penyusunan yang kami terapkan dalam penyusunan paper ini adalah dengan
searching di internet untuk memperoleh informasi tentang pemanasan global.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global (Inggris: global warming) terdiri dari dua kata yaitu pemanasan
dan global. Pemanasan artinya naiknya suhu, semakin panas dan global artinya bumi,
dunia, menyeluruh. Jadi, pemanasan global dapat diartikan naiknya suhu bumi. Dalam
sumber

lain

diyatakan

bahwa

pemanasan

global

adalah

suatu

proses

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F) selama seratus tahun
terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
"sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi
sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang
tidak

setuju

dengan

adanya

beberapa

kesimpulan-kesimpulan

yang

dikemukakan IPCC tersebut. Pemanasan global akan diikuti dengan Perubahan Iklim,
seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan
banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

2.2 Penyebab Terjadinya Pemanasan Global


Dalam kehidupan, pemanasan global terjadi karena ada beberapa penyebab,
diantaranya :
a. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca (green house effect) memegang peranan penting dalam
melindungi kelangsungan makhluk hidup di muka bumi. Disebut sebagai pelindung,
karena gas karbondioksida, metana dan jenis lain, termasuk uap air, dalam konsentrasi
seimbang berfungsi menahan energi panas matahari yang memancarkan sinarnya ke
bumi, sehingga permukaannya selalu dalam kondisi hangat.
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit terutama planet atau
satelit yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Efek rumah kaca ini
dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang
3

memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga-bungaan,
karena di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu
di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang
menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda benda di dalam ruangan rumah
kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas
tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara
dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai
terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERK. Dari pengalaman para petani
di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir
yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan
terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau
ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir
seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap
oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang
angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam
troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu
sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37%
merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami
penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi
yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang

dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air
atau H2O, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap
dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan
bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca.
b. Gas Rumah Kaca
Gas yang menyerap inframerah disebut Gas Rumah Kaca disingkat dengan
GRK. Beberapa gas rumah kaca, antara lain:
1. Uap Air
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer
akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Uap air adalah gas rumah kaca
yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek
rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktifitas manusia
tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek


rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya
konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca yang
mengakibatkan meningkatnya temperatur dan kembali semakin meningkatkan
jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik
ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan
balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah
kaca seperti CO2. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara
tidak langsung melalui terbentuknya awan.
2. Gas Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida adalah gas atmosfer yang terdiri dari satu atom karbon dan dua
atom oksigen. Karbondioksida merupakan senyawa kimia yang banyak ditemukan
dengan formula CO2. Karbondioksida ditimbulkan dari pembakaran bahan organik
dengan oksigen dalam jumlah yang cukup. CO2 juga dihasilkan oleh berbagai
mikroorganisme, dan hasil pernapasan seluler. Manusia telah meningkatkan jumlah
karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar
fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan
kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang
mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan
untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian. Walaupun lautan
dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas
manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari
kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul
karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007,
konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen).
Menjelang tahun 2009 kadarnya meningkat menjadi 700 ppm.
3. CH4 (Metan)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih
banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan ke atmosfir selama
produksi dan transportasi batu bara, gas alam danminyak bumi. Metana juga
dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah
(landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi,
sebagai produk samping dari pencernaan.
5

4. Ozon (O3)
Ozon merupakan gas rumah kaca yang secara kontinyu dihasilkan dan dirusak
di atmosfer melalui reaksi kimia. Di troposfer, aktivitas manusia telah
meningkatkan kadar ozon melalui pelepasan gas seperti karbon monoksida,
hidrokarbon, dan oksida-oksida nitrogen, yang dapat bereaksi secara kimia
menghasilkan ozon. Ozon (O3) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen
yang berbentuk gas pada suhu kamar. Ikatan antara atom oksigen dalam molekul
ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul oksigen yang terdiri atas dua
atom (O2), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas dan
bereaksi dengan molekul yang lain.
5. Dinitrogen oksida (N2O)
Dinitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen
oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. HFCs
(Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilan dari peleburan aluminium. HFCs (Hydrofluorocarbons)
terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi,
perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di
beberapa negara berkembang masih menggunakan PFCs (Perfluorocarbons)
sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga
mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet).
Para ilmuwan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari
proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun
2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial
di atmosfer. Bahan tersebut adalah SF6 (Sulphur hexafluoride). Konsentrasi gas ini
di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka
di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas
rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri
penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

6. Klorofluorokarbon (CFC)
Klorofluorokarbon (CFC), gas ini dihasilkan oleh pendingin-pendingin yang
menggunakan freon, seperti kulkas, AC, dll. Gas ini selain mampu menahan panas
6

juga mampu mengurangi lapisan ozon, yang berguna untuk menahan sinar
ultraviolet masuk ke dalam bumi.
Pengaruh Gas Efek rumah Kaca dalam beberapa aktivitasnya antara lain :
1. Pemakaian Bahan Bakar Minyak
Pemakaian BBM dalam kendaraan bermotor akan menimbulkan salah satu gas
rumah kaca yaitu CO2. Semakin banyak kendaraan di bumi maka semakin banyak
CO2 yang timbul di bumi. Sebenarnya dengan kontribusi tumbuhan pada kelangsungan
bumi yang cukup besar, CO2 dapat diubah menjadi O2 oleh tumbuhan. Namun banyaknya
tumbuhan yang ditebang tanpa memperhitungkan akibat yang akan timbul. Jumlah
tumbuhan di bumi tak sebanding dengan jumlah CO 2 yang harus diubah ke O2. sehingga
gas CO2 yang tak dapat diubah menjadi O2 akan naik ke atmosfer dan menjadi gas efek
rumah kaca.
Reaksi Kimia
Reaksi pembakaran sempurna :
CH4 (g) + 2 O2 (g)

CO2 (g) + 2 H2O (g) + E

Reaksi pembakaran tak sempurna :


2 CH4 (g) + 3 O2 (g)

2 CO (g) + 4 H2O (g) + E

Pembakaran bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan zat polutan lain seperti :
SO2 , SO3 , NO , NO2 dan partikel-partikel debu. Gas-gas tersebut jika masuk di udara
dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Gas SO 2 dan SO3 di udara lembap dapat
bereaksi dengan uap air membentuk asam. Reksinya :
SO2 (g) + H2O (l)

H2SO3 (aq)

Bereaksi dengan O2 membentuk SO3 , kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam
sulfat. Reaksinya :
2 SO2 (g) + O2 (g)
SO3 (g) + H2O (l)

2 SO3 (g)
H2SO4 (g)

Asam sulfat di udara lembap mudah larut dalam air hujan sehingga air hujan bersifat
asam atau sering disebut hujan asam. Selain SO2 dan SO3 , NO2 dan NO serta CO2 juga dapat
menyebabkan hujan asam. Gas NO merupakan gas yang tak berbau tetapi beracun. Gas NO
dapat bereaksi dengan O2 menghasilkan gas NO2. Reaksinya :
2 NO (g) + O2 (g)
CO2 (g) + H2O (aq)

2 NO2 (g)
H2CO3 (aq)

C. Penipisan Lapisan Ozon


Penipisan lapisan Ozon berawal dari adanya emisi molekul gas yang mengandung
Klor dan Brom dari proses alamiah maupun aktifitas manusia. Radiasi matahari memecah
molekul gas tersebut menjadi radikal Klor dan Brom. Radikal Klor dan Brom ini akan
memecah ikatan gas-gas lain di stratosfir termasuk molekul Ozon. Reaksi yang terjadi
menyebabkan molekul Ozon terpecah menjadi Oksigen dan radikal Oksigen. Karena reaksi
tersebut berlangsung secara berantai maka konsentrasi ozon di stratosfir akan terus
berkurang, sehingga akhirnya dapat membentuk lubang Ozon.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. Satu buah molekul CFC memiliki masa
hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5
tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 50 km). Molekul CFC
terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin
ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan
ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian
tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan lubang tersebut terjadi setiap
bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim
panas. Reaksi kimia antara ozon dengan CFC12.
CFC1 (CCl2F2) + UV
Cl + CClF2 (Cl bereaksi kembali)
Cl + O3 (ozon)
ClO + O2(Cl bereaksi kembali)
Cl + O3 (ozon)
ClO + O2
Selanjutnya Cl ini bereaksi lagi dengan ozon, dan terulang kembali reaksi semula
hingga Cl ini habis teruarai.
Reaksi kimia antara ozon dengan CO
CO + O3
CO2 + O2
2.3 Dampak Pemanasan global
a. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan
8

akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerahdaerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap
dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena

uap

air merupakan gas

rumah

kaca,

sehingga

keberadaannya

akan

meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga
akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh
dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan
menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya
beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih
kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang
memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan
dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.

b. Suhu global cenderung meningkat


Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai
reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
9

c. Mutasi virus
Adanya pemanasan global mengakibatkan virus mulai bermutasi besar besaran
sehigga mengakibatkan virus semakin bervariasi dan semakin ganas (virus semakin
agresif dalam suhu tinggi, nyamuk semakin berkembang biak pada suhu tinggi). Hal
tersebut tentunya sangat berdampak negatif terutama pada manusia karena maraknya
mutasi virus akibat pemanasan global menyebabkan timbulnya banyak penyakit baru
dan meningkatkan angka kematian.
2.4 Penanggulangan Pemanasan global
Beberapa cara lain untuk mencegah terjadinya pemanasan global :
a. Mengurangi Pemakaian Bahan Bakar
b. Mencari Energi Alternatif
c. Kurangi pemakaian styrofoam dan plastik
d. Menanam pohon secara masal
e. Berhenti makan memakai sumpit
f. Usahakan memakai tisu dan kertas seperlunya

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa hal, namun, jika ditelaah
dari segi kimia, efek rumah kaca adalah hal paling menonjol yang meyebabkan terjadinya
pemanasan global. Efek rumah kaca terdiri dari gas-gas yang disebut gas rumah kaca
seperti :CO2, Ozon,dll. Pemanasan global juga berdampak pada kehidupan di muka bumi.
10

Namun, dapat ditanggulangi dan diminimalisir asal manusia memahami apa itu
pemanasan global.
3.2 SARAN
Untuk menjaga bumi kita agar suhunya tidak makin meningkat,sebagai penduduk
bumi seharusnya kita bisa lebih bijak dalam melakukan berbagai hal dalam kehidupan
dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Penghijauan, penanaman
pohon, pembuangan sampah pada tempatnya, dan pengurangan penggunaan bahan-bahan
penyebab efek rumah kaca adalah beberapa dari banyak hal yang bisa dilakukan oleh
manusia di bumi.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://artikeltentangglobalwarming.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://www.g-excess.com/pengertian-pemanasan-global-atau-global-warming.html

DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca?
2. Bagaimana efek rumah kaca bisa terjadi?
3. Sebutkan dua gas yang dihasilkan dari pemakaian bahan bakar minyak (tuliskan
reaksinya)!
4. Bagaimana proses penipisan lapisan ozon?
5. Sebutkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pemanasan global?
Jawaban
1. Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit
terutama planet atau satelit yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
2. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh
radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga
lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa
oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di
dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga
hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan
radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam
lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi,
sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali
dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian
diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan (CH4),
dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan
oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik.
3. Pemakaian BBM dalam kendaraan bermotor akan menimbulkan gas CO2 dan CO.
Berikut reaksinya:
a. CO2
Reaksi pembakaran sempurna :
CH4 (g) + 2 O2 (g)
b. CO
Reaksi pembakaran tak sempurna :

CO2 (g) + 2 H2O (g) + E

2 CH4 (g) + 3 O2 (g)

2 CO (g) + 4 H2O (g) + E

4. Kerusakan lapisan Ozon berawal dari adanya emisi molekul gas yang mengandung
Klor dan Brom dari proses alamiah maupun aktifitas manusia. Radiasi matahari
memecah molekul gas tersebut menjadi radikal Klor dan Brom. Radikal Klor dan
Brom ini akan memecah ikatan gas-gas lain di stratosfir termasuk molekul Ozon.
Reaksi yang terjadi menyebabkan molekul Ozon terpecah menjadi Oksigen dan
radikal Oksigen. Karena reaksi tersebut berlangsung secara berantai maka konsentrasi
ozon di stratosfir akan terus berkurang, sehingga akhirnya dapat membentuk lubang
Ozon.
5. Beberapa cara mencegah terjadinya pemanasan global :
a. Mengurangi Pemakaian Bahan Bakar
b. Mencari Energi Alternatif
c. Kurangi pemakaian styrofoam dan plastik
d. Menanam pohon secara masal
e. Berhenti makan memakai sumpit
f. Usahakan memakai tisu dan kertas seperlunya

Anda mungkin juga menyukai