Anda di halaman 1dari 15

Evaluasi Cadangan Minyak Zona A dan B, Lapangan Ramses, Blok D

Melalui Pemodelan Geologi Berdasarkan Data Petrofisika


a

Prahara Iqbal, bUndang Mardiana

UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, LIPI


Pekon Padang Dalom, Kecamatan Balik Bukit, Liwa, Lampung Barat
b

Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran


Jalan Raya Bandung Sumedang, Jatinangor, Kabupaten Sumedang
ABSTRAK
Pemodelan geologi pada Zona A dan B, Lapangan Ramses, Blok D telah
dilakukan. Metode yang digunakan adalah dengan menentukan Zona A dan B
berdasarkan pembacaan dan integrasi kurva Gamma Ray, Resistivitas, dan Densitas
(analisa Kualitatif) serta analisa petrofisika yang memanfaatkan data-data bawah
permukaan yang telah diolah oleh software GS (analisa kuantitatif). Kemudian datadata yang telah didapatkan di input kedalam software IRAP RMS 7.3, yang
menghasilkan pemodelan geometri Zona A dan B, serta pemodelan konsentrasi
minyak yang menggambarkan daerah dengan konsentrasi minyak terbesar beserta
jumlah minyaknya. Didapatkan bahwa konsentrasi minyak yang paling besar berada
di selatan Zona A dan B, dengan jumlah minyak untuk Zona A adalah 82.78 juta
barrel, sedangkan Zona B adalah 36.08 juta barrel
Kata Kunci: Pemodelan Geologi, Pemodelan Konsentrasi Minyak

ABSTRACT
The geology modelling has been done to Zone A and B, Ramses field, Blok D. The
modelling was conducted by determination of Zone A and B as Zone to be checked
based on gamma ray, resistivity, and densitiy curve integrity reading (qualitative
analysis) and petrophysic analyse which used GS software (quantitative analysis).
Then the data entered into IRAP RMS 7.3 software. The results are Zone A and B
geology modelling and also oil concentration modeling which describe the biggest
area of oil concentration, plus the oil amount. Base of that, the biggest area of oil
concentration are at south each Zone, with the oil amount are: Zone A=82,78 million
barrel, Zone B=36.08 million barrel
Keywords: The geology modelling, oil concentration modelling

1) PENDAHULUAN
Lapangan Ramses adalah salah satu lapangan minyak di Sumatera Selatan yang
memiliki prospek hidrokarbon (minyak) cukup besar. Lapangan ini terletak + 25 km

kearah selatan kota Prabumulih. Lapangan ini ditemukan oleh Pertamina tahun 1987,
dengan awal isi minyak ditempat 46,8 juta barrel(5).
Seperti diketahui, industri perminyakan adalah industri yang melibatkan investasi
yang tidak sedikit dengan keuntungan yang tidak segera bisa dirasakan. Karena itu,
diperlukan teknik baru dalam mengoptimalkan pencarian dan pengambilan cadangan
yang ada, sekaligus meminimalkan resiko dalam pengeboran. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi cadangan melalui pemodelan
geologi yang berupa pemodelan peta geometri Zona serta pemodelan konsentrasi
cadangan minyak Zona berdasarkan metode volumetrik. Dengan metoda ini dapat
diketahui geometri suatu reservoir serta diketahui nilai-nilai petrofisika suatu Zona
sehingga dapat dihitung cadangan yang ada.
Pembatasan masalah dilakukan dengan penelitian pada 15 sumur pada lapangan
Ramses, Blok D dan melakukan penelitian khusus pada dua Zona hidrokarbon (Zona
A dan B). Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan log sumur, peta top dan base
structure, serta data-data petrofisika.
Maksud penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan
melakukan analisa petrofisika pada 15 sumur. Sedangkan tujuannya adalah untuk
mengevaluasi cadangan minyak melalui pemodelan Zona A dan B sehingga dapat
diketahui daerah mana yang mungkin dapat dikembangkan dan diketahui cadangan
minyak terbesar.

2) LANDASAN TEORI
o Log Sumur
Log Sumur adalah informasi bawah permukaan yang diakusisi secara insitu, data
yang dihasilkan merupakan suatu respon terhadap alat-alat listrik yang digunakan.
Log Resistivitas, Log Gamma Ray, dan Log Densitas adalah jenis Log Sumur yang
sering digunakan dalam interpretasi dalam industri perminyakan.
1. Log Resistivitas
Secara garis besar Log Resistivitas dapat digunakan untuk interpretasi pintas
deteksi hidrokarbon. Resistivitas Formasi sebenarnya tergantung dari jenis kandungan
fluidanya, arus listrik dapat mengalir akibat adanya air sedangkan minyak dan gas

tidak mengalirkan arus, sehingga parameter terbatas pada air yang dikandungnya.
Satuannya adalah ohm meter.
2. Log Gamma Ray (GR)
Log Gamma Ray adalah log yang menggunakan sinar gamma sebagai alat untuk
mengukur tingkat radiasi yang ada dalam setiap batuan yang dilaluinya. Prinsip
terpenting dari log ini adalah suatu perekaman tingkatan radiasi alami suatu Zona,
tingkatan radiasi itu terjadi akibat adanya unsur-unsur radioaktif yang ada di dalam
Zona bumi. Unsur-unsur itu adalah Uranium, Thorium, dan Pottasium.
3. Log Densitas
Log ini menggunakan energi yang berasal dari sinar gamma. Pada saat sinar
gamma bertabrakan dengan elektroda, maka sinar kehilangan energinya lalu dideteksi
oleh sensor. Satuannya adalah gr/cm3.
o Reservoir
Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak dan gas bumi(3).
Reservoir memiliki dimensi dan memiliki geometri. Cara terdapatnya minyak bumi
dibawah permukaan haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan unsurunsur suatu reservoir minyak bumi(3). Adapun unsur-unsur tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas
bumi. Biasanya batuan reservoir berupa Zona batuan yang berongga atau berpori.
2. Zona penutup (cap rock), yaitu suatu Zona yang tidak permeabel atau lulus
minyak, berada di atas suatu reservoir dan menghalang-halangi minyak dan gas
yang akan keluar dari reservoir.
3. Perangkap reservoir (reservoir trap). Perangkap merupakan bentuk Zona
penyekat, dimana Zona tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak tidak
dapat lari kemana-mana. Pembentukan Zona penyekat dan Zona reservoir dapat
terjadi secara struktural, stratigrafi dan kombinasi keduanya(6).
o Porositas
Definisi ruang pori adalah volume batuan yang tidak terisi oleh benda padat.
Batuan Formasi pada umumnya tidaklah merupakan material yang benar-benar pejal
akan tetapi memiliki pori (rongga) yang berisi cairan atau gas(2).

Secara umum porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume total rongga
dengan volume total batuan, ini dikenal sebagai sebagai porositas absolut(2). Tetapi
karena kepentingan dalam industri perminyakan maka didefinisikan pula suatu
pengertian porositas yang merupakan suatu perbandingan antara volume rongga yang
saling berhubungan dengan total batuan dan dikenal sebagai porositas efektif (5).
o

Permeabilitas

Permeabilitas adalah suatu pengukuran yang menyatakan tingkat kemudahan dari


fluida mengalir di dalam Formasi batuan, satuannya adalah darcy.
Batuan dikatakan permeabel bila mempunyai porositas yang saling berhubungan,
misalnya pori-pori, vugs, kapiler, retakan, dan rekahan. Parameter yang berpengaruh
terhadap permeabilitas antara lain: porositas, ukuran pori, bentuk butiran, dan
kontinuitas.
o

Saturasi Air (SW)

Adalah rasio dari volume yang terisi oleh cairan tersebut dengan volume
porositas total(2). Saturasi air tidak berdimensi, karena hanya berupa rasio, akan tetapi
sering dikalikan 100 untuk dinyatakan dalam persen(2).
Kejenuhan hidrokarbon tak pernah mencapai total 100%. Kenyataannya adalah
selalu ada sejumlah kecil air didalam kapiler yang tidak dapat digantikan oleh
hidrokarbon.
o

Model Geologi

Model geologi adalah representasi konsisten seluruh data (log, seismik, peta
struktur dan petrofisik) dan pengetahuan mengenai reservoir yang relevan dengan
manajemen reservoir(7).
o Perhitungan Volumetrik
Perhitungan Volumetrik adalah kalkulasi volume dari model menurut berbagai
batasan yang telah digambarkan/dibuat oleh pengguna, batasan pada umumnya
meliputi luas dan ketebalan Zona, porositas, permeabilitas, dan saturasi air yang telah
dihitung dan dimodelkan. Volumetris menggambarkan cadangan terbukti atau mulamula dan merupakan perhitungan awal sebelum melakukan perhitungan selanjutnya.

3) METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan dua metode, yakni metode analisa data kualitatif
berupa penentuan Zona A dan B sebagai Zona yang akan diteliti, dan metode
kuantitatif meliputi analisa petrofisika, pembuatan dan analisa model geologi Zona A
dan B, serta evaluasi cadangan minyak Zona A dan B berdasarkan pemodelan.
Langkah penelitian dibagi menjadi dua, yaitu tahap persiapan serta tahap
pengumpulan dan pengolahan data. Dua tahapan penelitian tersebut secara lebih jelas
dapat diuraikan sebagai berikut:

o Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengumpulan data regional daerah penelitian beserta
aspek-aspek geologinya seperti tatanan struktur dan tatanan stratigrafi, serta data
penelitian yang berkaitan dengan obyek khusus penelitian, kedua jenis data tersebut
didapat dengan melakukan studi pustaka.

o Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data


Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data meliputi pengumpulan data yang berupa data log sumur
(data kedalaman, gamma ray, resistivitas, dan densitas) dan data peta struktur lapisan.
Data ini didapatkan dengan melakukan studi pustaka.

Tahap Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisa. Pengolahan data
dilakukan dengan pembacan kurva log sumur, korelasi stratigrafi log sumur dan
perhitungan (bantuan perangkat lunak GS). Selanjutnya data-data yang telah diolah
dimasukkan kedalam suatu program komputer yang hasilnya adalah model geologi
Lapangan Ramses. Akhirnya model geologi tersebut dianalisa untuk selanjutnya
ditentukan daerah mana yang akan dikembangkan. Tahap pengolahan data tersebut
secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analisa Log Sumur


Interpretasi kualitatif dilakukan dengan cara pembacaan kurva log sumur (Gamma
Ray, Resistivitas, dan Densitas) serta korelasi stratigrafi log sumur, kurva log sumur
didapatkan bersamaan melalui kegiatan pemboran di lapangan. Kegiatan ini dilakukan
untuk menentukan Zona A dan B sebagai Zona hidrokarbon (reservoir). Suatu Zona
yang baik bagi keterdapatan hidrokarbon yaitu Zona yang memiliki nilai Gamma Ray
yang rendah, Resistivitas yang rendah dan Densitas yang tinggi.

2. Analisa Petrofisika
Analisa petrofisika dilakukan pada Zona A dan B yang menjadi objek penelitian
pada tiap sumur untuk mengetahui nilai porositas, permeabilitas dan kejenuhan air.
Dalam penelitian ini digunakan cut off untuk nilai porositas dan kejenuhan air, dimana
untuk porositas nilai yang baik adalah lebih besar dari 3% (>3%) sedangkan untuk
kejenuhan air nilai yang baik adalah lebih kecil dari 50% (<50%). Nilai cut off dapat
berubah disesuaikan dengan peneliti dan nilai rata-rata dari objek yang digunakan.
Untuk interpretasi kuantitatif ini menggunakan bantuan perangkat lunak
(software) GS (Schlumberger). Dimana data data yang telah didapatkan, seperti:
data kedalaman, gamma ray, resistivitas, dan densitas serta data peta struktur lapisan
dimasukkan kemudian diolah oleh perangkat lunak (software) GS (Schlumberger).

3. Tahap Pemodelan
Data-data yang telah terkumpul kemudian kita masukkan kedalam Software
Modelling. Software ini menerima semua tipe data dalam banyak format yang berasal
dari sumber data manapun. Data-data yang kita masukkan pertama kali adalah datadata struktur lapisan dan/atau data-data seismik serta data-data log sumur.
Ada dua macam pemodelan yang dilakukan dalam penelitian ini, yakni:
1. Pemodelan Geologi Zona, dan
2. Pemodelan penyebaran minyak di setiap Zona (Volumetrics Modelling)

4) HASIL DAN PEMBAHASAN


Y

Keterangan:
RMS
X
Y

= Sumur Ramses
= Sumbu lebar
= Sumbu panjang

Gambar 1. Peta Lokasi Sumur Penelitian


Lapangan RMS terletak + 25 km kearah selatan dari kota Prabumulih, secara
geologi termasuk kedalam sub cekungan Palembang Selatan yang merupakan bagian
dari cekungan Sumatera Selatan, dan termasuk kedalam Formasi Talang Akar. Posisi
sumur membentang utara selatan sepanjang + 10 km.

1. Penentuan Zona Reservoir pada Sumur Penelitian


Berdasarkan pengamatan kurva sinar gamma, resistivitas, dan kurva densitas yang
diperoleh dari Pertamina, Zona A dan B dapat ditentukan (Tabel 1 dan 2). Secara
stratigrafi Zona A berada Diatas Zona B.

Tabel 1. Pembagian Zona A Setiap Sumur Berdasarkan Kedalaman,


Nilai Kurva Gamma Ray, Resistivitas, dan Densitas (Pertamina)
Zona A

Nilai

Nama
Sumur

Interval
Kedalaman
(meter)

Ketebalan
(meter)

Gamma Ray
(Gapi)

Resistivitas
(Ohm)

Densitas
3
(gr/c )

RMS 1
RMS 2
RMS 3
RMS 4
RMS 5
RMS 11
RMS 14
RMS 15
RMS 13
RMS 10
RMS 7
RMS 6
RMS 8
RMS 9
RMS 12

2217-2228
2182-2193
2187-2197
2159-2162
2166-2169
2182-2183
2125-2128
2084-2092
2048-2050
2239-2249
2160-2165
2214-2224
2226-2233
2236-2251
2248-2257

11
11
10
3
3
1
2
8
3
10
5
10
7
15
9

28-162
56-152
25-179
152-160
97-136
118-132
93-135
113-168
101-160
28-89
89-145
56-147
85-166
94-163
95-198

5-44
4-24
3-35
2-5
8-15
11-13
9-15
10-15
3-28
5-12
3-15
3-13
3-7
2-10
3-37

1-2
1-2
1-2
2
2
2
2
2
2
2
2
1-2
2
2
2

Tabel 2. Pembagian Zona B Setiap Sumur Berdasarkan Kedalaman,


Nilai Kurva Gamma Ray, Resistivitas, dan Densitas (Pertamina)
Zona B

Nilai

Nama
Sumur

Interval
Kedalaman
(meter)

Ketebalan
(meter)

Gamma Ray
(Gapi)

Resistivitas
(Ohm)

Densitas
3
(gr/c )

RMS 1
RMS 2
RMS 3
RMS 4
RMS 5
RMS 11
RMS 10
RMS 7
RMS 6
RMS 8
RMS 9
RMS 12

2248-2258
2214-2216
2213-2214
2184-2185
2195-2196
2204-2206
2278-2284
2190-2199
2249-2250
2257-2258
2273-2274
2278-2280

10
2
1
1
1
2
6
8
1
1
1
2

23-119
35-171
150-153
135-144
134-148
161-226
37-103
59-143
96-102
86-99
143-151
201-231

43-149
16-213
5
5
4-5
10-11
7-14
4-18
19-25
8-10
3-9
4

1-2
1-2
1-2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, Zona A dan B dapat dibedakan berdasarkan


penyebaran (Utara-Selatan) dan ketebalan, dimana Zona A tersebar di 15 sumur,
sedangkan Zona B hanya tersebar di 12 sumur. Sedangkan untuk ketebalan, Zona A
memiliki ketebalan yang lebih bervariasi dan lebih tebal daripada Zona B.
Berdasarkan data-data yang dihimpun, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
Ketebalan Zona A dapat diketahui melalui interval kedalaman (Tabel 1), Interval
kedalaman Zona A adalah 2048-2228 meter. Zona A memiliki ketebalan berkisar dari
1-15 meter. Ketebalan Zona A jika dilihat dari utara ke selatan (Sumur Ramses 1, 2, 3,
4, 5, 11, 14, 15, dan 13) cenderung menipis, sedangkan jika dilihat dari timur ke barat
(Sumur Ramses 10, 7, 3, 6, dan 9) cenderung mengalami penipisan di tengah-tengah
Zona.
Sedangkan untuk Zona B (Tabel 2), dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa interval
kedalaman Zona B adalah 2184-2284 meter. Ketebalan Zona B yang dapat diketahui
adalah berkisar dari 1-10 meter. Ketebalan Zona B jika dilihat dari utara ke selatan
(Sumur Ramses 1, 2, 3, 4, 5, dan 11) cenderung menipis, sedangkan jika dilihat dari
timur ke barat (Sumur Ramses 10, 7, 3, 6, dan 9) cenderung mengalami penipisan
pula.

2. Analisa Petrofisika Zona A dan B


Tabel 3. Hasil Analisa Petrofisika Zona A
Zona A
Sumur
Tebal (m)
RMS 1
RMS 2
RMS 3
RMS 4
RMS 5
RMS 11
RMS 14
RMS 15
RMS 13
RMS 10
RMS 7
RMS 6
RMS 8
RMS 9
RMS 12

11
11
10
3
3
1
2
8
3
10
5
10
7
15
9

Porositas
rata-rata(%)
11
8
10
7
3
3
7
7
10
6
4
7
3
3
3

Resistivitas
(ohm)
23
14
17
4
11
12
10
11
12
9
8
4
20

Kejenuhan air
rata-rata (%)
70
95
80
60
56
45
28
32
20
48
67
100
95
98
75

Permeabilitas
rata-rata (mD)
316
206
300
220
150
102
190
230
250
265
250
275
180
135
176

Tabel 4. Hasil Analisa Petrofisika Zona B


Zona B
Sumur
Tebal (m)
RMS 1
RMS 2
RMS 3
RMS 4
RMS 5
RMS 11
RMS 10
RMS 7
RMS 6
RMS 8
RMS 9
RMS 12

10
2
1
1
1
2
6
8
1
1
1
2

Porositas
rata-rata(%)
16
3
3
5
3
4
6
5
3
3
6
4

Resistivitas
(ohm)
13
11
5
5
4
10
11
22
9
4

Kejenuhan air
rata-rata (%)
80
80
70
50
45
38
35
75
100
78
95
65

Permeabilitas
rata-rata (mD)
500
240
360
290
170
302
500
250
220
200
450
376

Analisa petrofisika ini memanfaatkan data-data bawah permukaan yang telah


diolah oleh software GS (Schlumberger).
Dari analisa petrofisika yang dilakukan pada Zona A (Tabel 3), diketahui bahwa
hanya beberapa sumur saja yang memiliki nilai-nilai petrofisika yang dapat dikatakan
baik secara keseluruhan (porositas, permeabilitas, dan saturasi air) yakni pada sumur
Ramses 7, 10, 4, 5, 11, 14, 15, dan 13 (selatan Zona).
Sedangkan dari analisa petrofisika yang dilakukan pada Zona B (Tabel 4),
diketahui juga bahwa hanya beberapa sumur saja yang memiliki nilai-nilai petrofisika
yang dapat dikatakan baik secara keseluruhan (porositas, permeabilitas, dan saturasi
air) yakni pada sumur Ramses 10, 4, 5, 11, dan 12 (selatan Zona).

10

3. Pemodelan Zona A dan B


o Pemodelan Zona A

Tampak depan

Tampak atas

Gambar 2.
Peta Zona A

11

Tampak atas

Gambar 3.
Volumetrics Modelling Zona A
Berdasarkan pemodelan geologi pada gambar 2, diketahui bahwa Zona A terletak
pada interval 2048-2228 m dibawah permukaan laut, memiliki tiga tinggian dan dua
rendahan. Zona A memiliki panjang kurang lebih 12.000 meter dan lebar kurang lebih
4000 meter. Sedangkan untuk ketebalan, Zona A memiliki ketebalan yang bervariasi,
mulai dari satu meter sampai dengan lima belas meter.
Dari Volumetrics Modelling Zona A (Gambar 3), dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi minyak paling besar pada Zona A berada di daerah selatan dan tengah
Zona (daerah tinggian). Hal tersebut sesuai dengan keadaan porositas, permeabilitas,
dan saturasi air pada daerah tersebut. Dimana daerah selatan dan tengah zona
memiliki permeabilitas dan porositas yang cukup tinggi, serta memiliki saturasi air
yang rendah (tabel 3).
Tabel 5. Hasil perhitungan volumetris Zona A
Tipe Volumetrik

Nilai (juta barrel)

Cadangan Terbukti

82.78

12

Hasil perhitungan volumetrik memperlihatkan bahwa isi minyak pada Zona A


adalah 82,78 juta barrel (Tabel 5).

o Pemodelan Zona B

Tampak depan

Tampak atas

Gambar 4.
Peta Zona B

13

Tampak atas

Gambar 5.
Volumetrics Modelling Zona B
Berdasarkan pemodelan geologi pada gambar 4, diketahui bahwa Zona B terletak
pada interval 2184-2284 m dibawah permukaan laut. Zona B memiliki satu tinggian
dan dua rendahan. Memiliki panjang kurang lebih 10.000 meter dan lebar kurang
lebih 4000 meter, atau dua pertiga ukuran Zona A. Sedangkan untuk ketebalan, Zona
B memiliki ketebalan yang bervariasi, mulai dari satu meter sampai dengan sepuluh
meter.
Dari Volumetrics Modelling Zona B (Gambar 5), dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi minyak pada Zona B berada di daerah selatan dan tengah Zona (daerah
tinggian). Hal tersebut sesuai dengan keadaan porositas, permeabilitas, dan saturasi air
pada daerah tersebut. Dimana daerah selatan dan tengah zona memiliki permeabilitas
dan porositas yang cukup tinggi, serta memiliki saturasi air yang rendah (tabel 4).
Tabel 6. Hasil perhitungan volumetris Zona B
Tipe Volumetrik

Nilai (juta barrel)

Cadangan Terbukti

36.08

Hasil perhitungan volumetrik memperlihatkan bahwa isi minyak pada Zona B


adalah 36.08 juta barrel (Tabel 6).

14

KESIMPULAN
Dari analisa petrofisika yang telah dilakukan dan perhitungan cadangan minyak
kedua Zona, maka didapatkan suatu pemodelan yang menggambarkan konsentrasi
minyak paling besar, yakni didaerah selatan Zona A dan B.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka penulis merekomendasikan daerah
selatan Zona A dan B yang berpotensi untuk dikembangkan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Undang
Mardiana selaku Pembimbing, sehingga tulisan ini dapat selesai.

DAFTAR PUSTAKA
(1) Darmawan, Fithra Harris. 2004. Studi Porositas dan Kejenuhan Air Grup Sand A
dan Grup Sand B untuk Menentukan Lokasi Sumur Pengembangan Pada
Lapangan Mulia Cekungan Sumatera Selatan. Skripsi Kajian Khusus. Jurusan
Geologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Padjadjaran, Bandung.
(2) Gatlin, Carl. 1960. Petroleum Engineering, Drilling and Well Completions.
Prentice Hall INC, Englewood Cliffs, N.J. USA.
(3) Harsono, Adi. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield
Services. Edisi8.
(4) Koesoemadinata, R.P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Edisi kedua, jilid 1,
Penerbit ITB, Bandung.
(5) Pertamina. 1987. Petroleum Geology of Indonesia Basin. Volume X-South
Sumatra Basins, Pertamina BPPKA.
(6) Saputra, Irna Guniawati. 1997. Menaksir Besarnya Cadangan Minyak Secara
Volumetrik Pada Blok Pendopo Benakat Cekungan Sumatera Selatan. Laporan
Kerja Praktek, Program Studi Geologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran, Bandung.
(7) Anonim. 2005. Introduction to 3D Geological Modelling. Irap RMS 7.3, Course
manual, Roxar, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai