Anda di halaman 1dari 7

PENGAJARAN BAHASA INGGRIS INTERAKTIF

Makalah
Oleh : Didi Kurniadinata
Disampaikan pada Seminar dan Workshop

Interactive English Teaching Strategy


STKIP Situs Banten - Serang, 14 Januari 2014
Pengajaran atau pembelajaran bahasa Inggris sudah semakin berkembang
dengan pendekatan yang menyerupai penggunaan bahasa secara alamiah.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi memberikan arah bahwa metode
pengajaran yang mempraktikan kegiatan komunikasi, dengan
menggunakan bahasa, dianggap sebagai metode yang paling mendekati
keberhasilan. Jack C. Richard (2006)1 dalam bukunya menulis
Communicative Language Teaching (CLT) memiliki tujuan
menumbuhkan communicative competence (kompetensi komunikatif) dari
murid. Kompetensi komunikatif ini bukan hanya meningkatkan
kemampuan berbahasa, tapi juga strategi menggunakan bahasa atau
memilih ujaran yang tepat untuk orang-orang yang berbeda. Pengajaran
dengan label communicative yang menekankan pada strategi
berkomunikasi ini sangat memanfaatkan model pengajaran interaktif yang
dibahas dalam makalah ini. Model pengajaran interaktif menekankan pada
dua perangkat (devices) yaitu info gap dan opinion gap2 untuk
mengaktivasi pengajaran bahasa Inggris interaktif.

Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Bahasa


Dari berbagai sumber dan juga pengalaman penulis, disampaikan beberapa prinsip dasar
pembelajaran bahasa seperti di bawah ini:
1. Pembelajaran suatu bahasa asing adalah suatu proses perkembangan. Murid memahami
suatu informasi baru dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
2. Pembelajaran bahasa adalah suatu proses yang aktif. Aktif disini berarti bahwa seorang
murid harus menggunakan pengetahuan bahasa yang dimiliki melalui dua jenis kegiatan
yaitu:
a. Psiko-motor, yaitu pergerakan yang dapat diamati dari organ bicara atau lainnya
disesuaikan dengan perintah yang datang dari dalam otak.
b. Pemrosesan bahasa, yaitu penyusunan informasi menjadi suatu pengetahuan
yang bermakna. Kegiatan ini berada di dalam otak dan tidak dapat diamati.
3. Pembelajaran bahasa adalah suatu proses pengambilan keputusan. Dalam model
pembelajaran modern, segala keputusan tidak lagi ditentukan oleh pengajar, tetapi juga
oleh murid. Muridlah yang mengambil keputusan untuk menyimpan atau menggunakan
suatu masukan bahasa yang baru, mana yang dianggap penting atau tidak,dsb.
Interactive English Teaching Strategy

4. Pembelajaran bahasa bukan semata-mata masalah pengetahuan kebahasaan.


Pembelajaran bahasa asing tidak lagi semata-mata mempelajari aturan tata bahasa atau
kosa kata baru, tanpa ada kesempatan untuk menggunakannya dalam konteks yang
bermakna.
5. Pembelajaran bahasa asing bukanlah pengalaman pertama dalam belajar bahasa.
Pembelajaran bahasa asing mempunyai tantangan dalam bagaimana murid mengelola
pengaruh dari bahasa ibu (mother tongue) yang dapat menghambat efektifitas
pembelajaran baik dari cara pengucapan, struktur kalimat maupun pemahaman isi.
6. Pembelajaran bahasa adalah pengalaman yang melibatkan emosi. Emosi yang dimaksud
di sini adalah emosi yang positif yang mendukung proses pembelajaran yang dibangun.
Cara-cara untuk membangkitkan emosi positif adalah seperti kerja berdua atau kerja
bersama (pair & group work) dan melalui penghargaan sistem nilai yang dimiliki
peserta.
7. Pembelajaran bahasa tidaklah sistematis. Kita belajar bahasa dengan mensistematisasi
pengetahuan yang kita dapatkan, walaupun proses itu sendiri tidak sistematis.
Memaparkan pengetahuan bahasa secara sistematis tidak menjamin pembelajaran yang
efektif. Murid sendiri yang harus membuat suatu sistem di dalam dirinya untuk
memproses informasi yang diterima.
8. Pembelajaran Bahasa memerlukan interaksi antar dua atau lebih pihak pengguna bahasa.
Pembelajaran bahasa memerlukan suatu interaksi yang bermakna agar terjadi
komunikasi. Interaksi ini melibatkan 2 orang atau lebih untuk saling berkomunikasi.

Belajar Bahasa Secara Interaktif


Bahasa adalah benda hidup yang digunakan oleh manusia. Manusia berinteraksi
menggunakan beragam bahasa atau cara, misalnya melalui ucapan, isyarat atau kode-kode
tertentu. Karena itu mempelajari bahasa sangat efektif dengan mempraktikkannya. Salah
satu yang paling efektif adalah melalui interaksi. Interaksi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah hubungan antara satu orang dan yg lain dengan menggunakan
bahasa. Interaktif dapat juga berfungsi sebagai pendekatan dalam mempelajari atau
mengajar bahasa. Karena itu pembelajaran bahasa secara umum dan bahasa Inggris secara
khusus akan lebih efektif jika menggunakan pendekatan interaktif.

Prasyarat Pembelajaran Interaktif


Untuk bisa berinteraksi diperlukan lebih dari satu orang, artinya bisa 2 atau 3 atau 4. Untuk
interaksi yang positif juga diperlukan suasana yang mendukung dan kerjasama dari semua
orang yang berinteraksi. Dalam konteks pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris,
diperlukan suasana yang nyaman dan rasa saling percaya di antara para pelaku interaksi.
Dengan demikian, maka tidak akan ada hambatan seperti misalnya perasaan takut akan
dilecehkan jika membuat kekeliruan dalam berbahasa. Klippel3 (1984) mengatakan the first
essential requirement for the use of learner-centred activities is a relaxed and friendly
atmosphere in the group. Suasana nyaman tersebut dapat dan harus diciptakan oleh
pengajar bersama dengan murid di dalam kelas.

Interactive English Teaching Strategy

Peran Pengajar
Pengajar atau guru memiliki peran yang penting dalam pengajaran bahasa apapun. Pengajar
atau guru memang sering dipandang dari akronim guru yaitu digugu dan ditiru. Secara
esensial memang seperti itu. Namun, perannya dalam mengadministrasikan bahan
pembelajaran dan memimpin proses pembelajaran dewasa ini mungkin berbeda dari apa
yang diyakini oleh benyak guru atau muridnya sekalipun. Pengajar atau guru saat ini
berperan lebih sebagai seorang fasilitator ketimbang sebagai orang yang disebut guru.
Sebagai fasilitator, seorang pengajar harus membantu proses pembelajaran agar berjalan
dengan positif dan memberikan tanggungjawab untuk belajar kepada murid. Seorang
fasilitator memberikan alat, menyemangati, membangun rasa percaya diri murid dan
mengoreksi jika diperlukan.
Alat seorang fasilitator adalah bahan ajar yang mendukung kegiatan yang interaktif.
Menyemangati adalah menumbuhkan motivasi belajar kepada murid (bukan memotivasi
murid) dan membangun rasa percaya diri dengan memberi peluang kepada murid
(empower) untuk melakukan kegiatan yang bermakna dan bertujuan. Koreksi terhadap
kesalahan murid dalam praktik berbahasa tidaklah terlalu sering dilakukan karena bisa
menurunkan kepercayaan diri dan membuat murid ragu untuk melakukan kegiatan.
Lakukanlah koreksi dengan teknik yang tidak langsung mengoreksi kesalahan murid, atau
lakukan dengan memberikan contoh yang benar secara tidak langsung. Klippel (1984)
menyampaikan juga tentang cara mengoreksi kesalahan murid whatever method is chosen,
the teacher should be careful no to correct students errors too frequently. Being interrupted
and corrected makes the students hesitant and insecure in their speech when they should
really be practising communication.
Peran lain yang dapat dilakukan oleh pengajar adalah sebagai pengamat (mengamati dan
mencatat apa yang dilaksanakan oleh murid tanpa intervensi) dan murid (ikut berfungsi
sebagai murid dan ikut mengerjakan tugas seperti murid, khususnya dalam kegiatan yang
memerlukan guru sebagai murid).

10 Prinsip Pembelajaran Bahasa Interaktif


Wilga M Rivers4 seorang pakar internasional di bidang pengajaran bahasa dan Profesor
Emeritus bidang bahasa dan sastra Universitas Harvard merumuskan 10 prinsip pengajaran
bahasa interaktif sbb:
1. The student is the language learner (respect them)
2. Language learning and teaching are shaped by student needs and objectives in
particular circumstances (TNA)
3. Language learning and teaching are based on normal uses of language, with
communication of meanings (in oral or written form ) basic to all strategies and
techniques (info and opinion gap principles; curiosity and natural needs, task based,
project based)
4. Classroom relations reflect mutual liking and respect, allowing for both teacher
personality and student personality in a non-threatening atmosphere of cooperative
learning (relaxed, fun atmosphere created)
Interactive English Teaching Strategy

5. Basic to use of language are language knowledge and language control (discussion after
an activity is conducted)
6. Development of language control proceeds through creativity, which is nurtured by
interactive, participatory activities. (gap-filling,
7. Every possible medium and modality is used to aid learning
8. Testing is an aid to learning
9. Language Learning is penetrating another culture; students learn to operate
harmoniously within it or in contact with it
10. The real world extends beyond the classroom walls; language learning takes place in and
out of the classroom

Teknik-teknik Aplikasi Pengajaran Bahasa Inggris Interaktif


Teknik-teknik penerapan ini merupakan implikasi dari prinsip-prinsip dasar dalam
pembelajaran bahasa:
a. Pengarahan (Lead-in). Teknik ini sering disebut juga starter atau Induction di mana
setiap proses belajar mengajar dimulai dengan proses mengarahkan atau
memperkenalkan pokok bahasan melalui topik, cerita atau ilustrasi agar pembelajar siap
secara mental untuk belajar.
b. Kesenjangan (Gap). Kesenjangan informasi dan pendapat merupakan teknik untuk
menciptakan kebutuhan dalam berkomunikasi. Kesenjangan informasi ditunjukkan
melalui kelengkapan informasi yang berbeda antara seorang murid dengan murid
lainnya, sehingga komunikasi harus dilaksanakan secara alami untuk melengkapi
kesenjangan tersebut. Kesenjangan pendapat ditunjukkan melalui pertanyaan mengapa
(why?), bagaimana (how?), dan dengan cara apa (in what way?).
c. Keragaman kegiatan pembelajaran (variety). Keragaman kegiatan pembelajaran menjadi
kebutuhan karena murid cenderung mudah bosan jika suatu kegiatan yang sama
berlangsung terlalu lama. Keragaman kegiatan dapat dilakukan setiap 15-30 menit agar
perhatian murid tetap tinggi.
d. Perkiraan (Prediction). Teknik ini memberi peluang bagi murid untuk menyampaikan
perkiraan apa yang akan terjadi dari peristiwa dalam suatu teks. Teknik perkiraan ini
merangsang murid untuk bersikap terbuka akan kemungkinan-kemungkinan dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapatnya.
e. Kesenangan (Enjoyment). Suatu bahan ajar yang baik memerlukan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Karena itu cara membawakan bahan ajar dengan
antusiasme dan sikap positif akan menumbuhkan suasana yang bersemangat dan
menyenangkan. Suasana seperti inipun dapat dilakukan melalui suatu kompetisi atau
persaingan yang memberi suatu kegairahan (excitement) untuk meraih kemenangan.
f. Keterpaduan (integratedness). Kecakapan berbahasa satu dengan yang lain harus
menjadi satu kesatuan di dalam kegiatan yang dilaksanakan. Misalnya, kecakapan
mendengar didahului dengan menyimak sebagai masukan awal. Kecakapan menulis
selalu dikaitkan dengan kegiatan membaca terlebih dahulu. Untuk tugas tertentu,

Interactive English Teaching Strategy

keempat kecakapan tersebut dapat saling berkaitan seperti layaknya dalam suatu
komunikasi yang sesungguhnya.
g. Koherensi (coherence). Dalam teknik ini diupayakan satu pokok bahasan harus selalu
terkait dengan bahan ajar sebelumnya dan juga dengan bahan ajar berikutnya. Setiap
kegiatan harus ada keterkaitan satu sama lain. Keterpaduan akan mempermudah murid
memahami dan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan yang lain
h. Keterlibatan (involvement). Murid perlu dilibatkan secara kognitif maupun afektif dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Cara ini dapat dilakukan melalui pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh pengajar sebelum suatu kegiatan dilakukan maupun
melalui jenis aktivitas yang mendorong keterlibatan siswa.
i.

Kreatifitas (Creativity). Kegiatan pembelajaran yang positif selalu membuka peluang bagi
murid untuk memberi jawaban atau tanggapan secara bebas terhadap suatu hal
disesuaikan dengan tingkat kreatifitas murid.

j.

Suasana (Atmosphere). Suasana pembelajaran yang mendukung ditentukan oleh


hubungan yang positif antara pengajar dan murid dan antara murid dengan murid
lainnya. Karena itu penciptaan suasana yang nyaman dan teduh dimana murid dapat
mengungkapkan dirinya tanpa rasa takut adalah salah satu prasyarat terpenting dari
suatu proses pembelajaran yang berhasil.

Metodologi Pembelajaran
Di bawah ini adalah ringkasan metodologi pembelajaran sebagai rujukan untuk pembahasan
lebih lanjut dari pembelajaran interaktif.
1. Grammar-Translation Method. Metode ini menggunakan bahasa pertama siswa dengan
menggunakan pendekatan penerjemahan dan analisis tata bahasa asing. Metode ini
memerlukan wacana dan daftar kosa kata yang akan dipelajari. Efektif untuk
pembelajaran bahasa yang sudah mati.
Pengajaran bahasa interaktif tidak bersenyawa dengan metode ini.
2. Audio-Lingual Method. Metode ini menekankan pada pengulangan dari pendengaran
terhadap suatu dialog yang harus ditiru melalui latihan drill yaitu: pengulangan,
substitusi kata, transformasi dan penerjemahan. Salah seorang yang merancang bahan
untuk metode ini adalah Robert Lado dalam bukunya Language Teaching: a Scientific
Approach (1964).
Pengajaran interaktif memiliki sedikit sekali kaitan dengan metode ini.
3. Cognitive-code Method. Metode ini dipelopori oleh Noam Chomsky (1965) yang
mengasumsikan bahwa kompetensi mendahului kinerja yang berarti bahwa
kompetensi adalah pengetahuan yang ada pada alam sadar. Karena itu jika siswa sudah
menguasai sruktur bahasa pada level tertentu, maka dia akan mampu menggunakan
potensi tersebut dalam komunikasi berbahasa yang bermakna. Metode ini memiliki
kesamaan dengan Grammar Translation Method yaitu menguasai tata bahasa dan
struktur kalimat, tetapi dengan penekanan terhadap kecakapan Berbicara dan
Menyimak untuk meningkatkan kompetensi Membaca dan Menulisnya.
4. Direct Method. Metode ini menekankan pada penggunaan langsung bahasa asing dan
kemudian siswa membahasnya juga dalam bahasa asing tersebut. Tujuan dari pola ini
Interactive English Teaching Strategy

adalah agar siswa dapat menebak dan mengidentifikasi aturan tata bahasa yang dipakai.
Metode ini menekankan pada ketepatan dan kesalahan harus langsung dikoreksi di
kelas.
Metode ini memiliki kesamaan dengan model interaktif dari penggunaan bahasa yang
dipelajari secara langsung. Namun bukan dari segi cara melakukan koreksi.
5. Natural Approach. Pendekatan ini dikembangkan oleh Tracy Terrel dengan didasarkan
pada Teori Monitor yang dipengaruhi oleh teori akuisisi bahasa kedua. Pendekatan ini
menekankan pada penyediaan input bahasa asing dan pembahasan dalam bahasa asing
atau bahasa pertama siswa. Fokusnya adalah pada semantik atau makna kalimat,
pemikiran, melaksanakan tugas dan memecahkan masalah. Model ini juga diinspirasi
juga oleh Stephen Krashen5 yang menggagas teori Second Language Acquisition dengan
5 hipotesisnya yaitu : the Acquisition-Learning hypothesis; the Monitor hypothesis; the
Natural Order hypothesis; the Input hypothesis; and the Affective Filter hypothesis.
Pendekatan ini sangat berkaitan dengan model pengajaran interaktif dari segi semantik,
pemecahan masalah dan juga model immersion dimana bahasa yang dipelajari
dipergunakan sehari-hari untuk semua kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
6. Total Physical Response. Metode ini dikembangkan oleh James Asher. Metode ini adalah
bagaimana murid dapat mematuhi perintah yang disampaikan oleh pengajar yang
menunjukkan tanggapan perintah secara fisik. Prinsip utamanya adalah (1) penundaan
murid berbicara sampai pemahaman terhadap bahasa lisan dengan batas tertentu, (2)
pencapaian pemahaman dari bahasa lisan melalui ujaran perintah pengajar dan (3)
pada tahap tertentu dari pemahaman bahasa lisan, murid akan memberikan indikasi
bahwa dia siap untuk berbicara.
Pengajaran bahasa Interaktif tidak terkait langsung dengan model pembelajaran ini
karena bersifat tidak alami dengan menunda respon langsung terhadap suatu stimulus
yang diterima murid.
7. Suggestopedia. Metode ini pertama kali dilakukan dan dikembangkan di Institute of
Suggestology di Sofia Bulgaria dan salah satu pakarnya adalah Dr. Georgi Lozanov yang
bekerja di sana. Metode ini mengandalkan alam bawah sadar dan konsentrasi yang
intens terhadap input dari pengajar dan pada tahap berikutnya menggunakan musik dan
intonasi khusus untuk pemahaman yang lebih dalam.
Pengajaran Bahasa Interaktif tidak selaras dengan model ini.
8. Communicative Approach. Pendekatan ini mulai dikembangkan pada tahun 70-an dan
menekankan pada pemotretan terhadap penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
Prinsip-prinsip yang dipergunakan adalah kebutuhan terhadap komunikasi berbahasa
yang didorong oleh adanya kesenjangan informasi dan opini. (Info & Opinion Gap
Principles). Tokoh yang menggagas metode ini adalah Widdowson6 dan Munby7.

Aktivitas yang Mendukung Pengajaran Bahasa Inggris Interaktif


Di bawah ini adalah contoh dari aktivitas kelas yang mendukung pengajaran bahasa Inggris
interaktif dengan penekanan pada pair work dan group work untuk beberapa jenis kegiatan.
Jack C Richards8 mengatakan bahwa dua pola kegiatan ini memiliki kelebihan dalam
pengajaran interaktif.
Interactive English Teaching Strategy

Pair Work & Group Work. Kelebihannya adalah:


o
o
o
o
o

Membantu murid menyimak ujaran yang disampaikan murid lainnya


Lebih banyak ujaran yang akan diproduksi ketimbang kegiatan yang bermodel lain
Motivasi murid umumnya meningkat
Fluency dalam pembelajaran dapat berkembang lebih baik
Bahan ajar yang dibuat banyak yang mengakomodasi pair dan group work

Information-Gap Activities: students exchange information to complete information gaps


by asking questions to other students,

Jigsaw activities: students shall gather information from different sources to fill the gaps.
if they do not do the information gathering, then they havent completed the task.

Task-completion activities: puzzles, games, map-reading, and other kinds of classroom


tasks in which the focus is on using ones language resources to complete a task.

Information-gathering activities: student-conducted surveys, interviews, and searches in


which students are required to use their linguistic resources to collect information.

Opinion-sharing activities: activities in which students compare values, opinions, or


beliefs, such as a ranking task in which students list six qualities in order of importance
that they might consider in choosing a date or spouse.

Information-transfer activities: These require learners to take information that is


presented in one form, and represent it in a different form. For example, they may read
instructions on how to get from A to B, and then draw a map showing the sequence, or
they may read information about a subject and then represent it as a graph.

Reasoning-gap activities: These involve deriving some new information from given
information through the process of inference, practical reasoning, etc. For example,
working out a teachers timetable on the basis of given class timetables.

Role plays: activities in which students are assigned roles and improvise a scene or
exchange based on given information or clues.

Catatan:
1
2
3
4

5
6
7
8

Richard, J.C. (2006). Communicative Language Teaching Today. Cambridge University Press
Klippel, F. (1984). Keep Talking. Cambridge Handbooks for Language teachers.
Klippel, F. (1984). Keep Talking. Cambridge Handbooks for Language teachers.
Rivers, W.M. (1987) "Principles of Interactive Language Teaching. Interactive Language Teaching. Ed.
Wilga M. Rivers. Cambridge: Cambridge University Press.
Krashen, S.D. (1981). Second Language Acquisition and Second Language Learning. Oxford: Pergamon.
Widdowson, Henry G. (1992) "ELT and EL Teacher." ELT Journal 46/4.
Munby, J. (1978). Communicative syllabus design. Cambridge: Cambridge University Press
Richard, J.C. (2006). Communicative Language Teaching Today. Cambridge University Press

Interactive English Teaching Strategy

Anda mungkin juga menyukai