Anda di halaman 1dari 1

WAHYU RIYANI

135030101111044 / publik
TEORI GOVERNANCE

ABSTRAK

REFORMASI PELAYANAN PUBLIK DALAM KONTEKS GLOBALISASI


Globalisasi awalnya semakin sering dibicarakan pada akhir dekade 1980-an. Hal ini
dikarenakan masyarakat mulai merasakan dampak dari globalisasi. Globalisasi semakin meluas
bahkan saat ini masyarakat seluruh dunia telah merasakan dampak dari globalisasi. Dahulu pada
awal munculnya istilah globalisasi, globalisasi memiliki kesan yang mengarah pada sektor
ekonomi. Dimana Negara-negara maju memperluas penguasaannya atas sumber daya (faktor
produksi) dan pasar barang/jasa pada Negara berkembang.

Pada saat ini globalisasi telah

mencangkup aliran dana dan tenaga kerja (SDM). Ada yang beranggapan bahwa globalisasi
memiliki ambiguitas terkait dengan dampak positif dan negatifnya. Dampak positif dari
globalisasi dapat memperluas dan memperdalam mekanisme pasar, implikasinya adalah pasar
menjadi alat integrasi perekonomian internasional. Integrasi ini diharapakan mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi lokal dan dunia yang akhirnya dapat memperbaiki tingkat kesejahteraan
umat manusia. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi diantaranya

adalah (1)

Ketergantungan Negara berkembang kepada Negara maju. Ketergantungan ini mencangkup tiga
hal yaitu pasar, keuangan, dan teknologi, (2) Distribusi manfaat kerja sama yang semakin buruk
antara Negara berkembang dan Negara maju, (3) Ketidakstabilan perekonomian internasional
yang ditandai dengan semakin mahal dan tidak stabilnya harga komoditi strategis dunia, (4)
Ketidakstabilan politik internasional sehingga cenderung memunculkan konflik antarnegara, dan
(5) Bertambahnya penduduk miskin. Dampak globalisasi dilihat dari sudut pandang administrasi
publik, berarti globalisasi mempersilahkan sektor swasta berbuat seenaknya bagi perbaikan
kesejahteraan umat manusia. Dalam hal ini yang pertama, perlu adanya kesepakatan baru tentang
definisi barang/jasa publik, misalnya pada tingkat Negara dikenal barang publik nasional atau
lokal yang didasarkan pada derajat eksternalitasnya. Kedua, pada era globalisasi diperlukan
standardisasi dan keterbukaan pelayanan publik dimana pejabat publik harus lebih dikenal dan
mengenal rakyat dan pelanggannya. Ketiga, perluasan ruang lingkup pelayanan publik. Keempat,
provisi dan produksi barang/jasa publik. Tantangan reformasi birokrasi dalam konteks globalisasi
adalah kesepakatan kultural atau nilai yakni antara efisiensi dan keadilan, ruang lingkup dan
sistem pengelolaan sektor publik. Sayangnya, dalam era globalisasi ini tidak semua tata nilai
dapat dengan mudah dan cepat disepakati atau diakomodasi.

Anda mungkin juga menyukai