Getah Pepaya Sebagai Obat Cacing
Getah Pepaya Sebagai Obat Cacing
September 2000
Agdex :430
PENDAHULUAN
Ternak ruminansia kecil (kambing dan domba) merupakan komoditi potensial
untuk pengembangan usaha tani oleh petani kecil di pedesaan, karena bentuk
tubuhnya kecil, kebutuhan makanan yang lebih sedikit dan kandang yang relatif
sederhana dibandingkan dengan ternak besar. Ini berarti investasi modal dan
tenaga kerja yang diperlukan relatif tidak besar.
Salah satu kendala yang dapat mempengaruhi percepatan pengembangan
ternak kambing/domba di pedesaan adalah penyakit, ini akibat dari pola
pemeliharaannya yang masih sederhana. Penyakit tidak hanya mengakibatkan
kerugian ekonomi karena menurunnya produktivitas ternak bahkan kematian,
namun dapat pula menimbulkan dampak negatif yang lain yaitu menurunnya
minat petani peternak untuk mengembangkan usahanya.
Diantara penyakit yang menyerang kambing/ domba bahkan dapat
mengakibatkan kematian adalah penyakit parasit saluran pencernaan yang
disebabkan oleh infeksi cacing nematoda antara lain Haemonchus contortus,
Bunostomum sp, Oesophagostomum .sp, Trychoslrongylus sp dan Trichuris sp.
Cacing nematoda yang paling banyak ditemukan terutama adalah Haemonchus
contortus. Cacing Haemonchus ini paling banyak menimbulkan kerugian
ekonomi karena infeksi Haemonchus contortus pada kambing atau domba dapat
menyebabkan kematian, menghambat pertumbuhan, menghambat pertambahan
berat badan serta menimbulkan gangguan reproduksi.
Iklim tropis di Indonesia sangat menunjang kelangsungan hidup parasit ini serta
membantu terjadinya infeksi pada ternak kambing/domba.
Untuk menanggulangi, mencegah dan mengobati penyakit tersebut, selain harga
obatnya mahal dan tidak terjangkau oleh daya beli petani kecil dipedesaan maka
perlu beberapa alternatif dengan pemberian obat-obatan tradisional antara lain
getah pepaya atau perasan daun pepaya.
Biologi
Haemonchus contortus
Haemonchus contortus merupakan cacing yang hidup didalam
abomasum (perut kitab) domba, kambing dan sapi. Cacing tersebut menghisap
darah induk semangnya sehingga menimbulkan beberapa efek terhadap induk
semangnya antara lain: anemia (kurang darah), kadang-kadang di jumpai
kebengkakan pada rahang bawah, gangguan pencernaan, penurunan berat
badan dan menjadi lebih rentan terhadap infeksi penyakit lain.
Dosis (takaran) yang diberikan adalah 1,2 gram/ kg BB, setiap minggu 3
kali pemberian.
Serbuk getah pepaya di campur dengan air dengan perbandingan 1 : 5 (
1 bagian serbuk dan 5 bagian air) diaduk hingga berbentuk suspensi.
Suspensi tersebut diminumkan atau diberikan lewat mulut dengan selang
langsung kerumen.
Selain getah pepaya yang diambil dari buah pepaya muda, dapat juga perasan
daun pepaya dipergunakan sebagai obat cacing tradisional dengan cara sebagai
berikut:
-