Anda di halaman 1dari 3

ADR

Braaakk ...
suara pukulan dimeja, membuatku langsung duduk tegak seperti dalam forum paskibra.
kamu tidur? suara guru galak itu. selalu saja, sana kekamar mandi!!
Aku hanya bisa menurut, selalu saja? Aku baru sekali ini tertidur dikelas sudah di
perlakukan seperti itu keluhku.
Guru Biologi itu memang paling galak yang dimiliki oleh sekolah ini. Astaga naik ke kelas
XI IPA menjadi cobaan berat yang harus dialamiku.
aduh suara laki-laki yang aku tabrak
Aduuuh, apalagi sih yang aku lakuin sorry sorry ngga liat saya
iya ga apa ia berlalu begitu saja dari hadapanku.
***
Dithania Fitri nama yang diberikan kedua orangtua ku sebagai doanya. Aku
bersekolah di salah satu SMA di kota Pandeglang, duduk di kelas XI IPA 4. Memilih
program IPA sebenarnya bukan keinginanku, itu keinginan kedua orangtuaku. aku hanya
bisa mematuhinya, berharap suatu saat nanti apa yang ku jalani sekarang akan menjadi
harapan orangtua ku.
Pagi ini aku menyempatkan membaca MADING sekolah bersama teman baikku.
Dith, pulangnya jangan lupa kumpul paskib ya? suara ketua paskibra yang berlalu
menjauhiku.
*Tepok jidat* mati gw, lupa
kenapa? kata Dania
hah? Ngga, gw lupa aja

Bell masuk berbunyi, aku dan Dania segera berjalan menuju kelas kami.
pagi anak-anak sapa guru biologi
pagi pak..
hari ini kita coba belajar di ruang lab biologi
Semua anak-anak berdiri, seperti sudah diberi komando. Berjalan menuju ruang biologi
dan semua tiba-tiba berhenti di depan pintu lab. ada apa?
labnya dipake pak kata soni
Ternyata lab itu dipakai kelas X2, karna ruang kelas mereka masih direnofasi.
orang itu... tanganku menunjuk seseorang yang keluar dari lab biologi
siapa? tanya Dania
gatau namanya, tapi dia yang waktu itu gw tabrak di depan WC
Tinggi, putih, berkacamata. Ternyata dikelas kece juga yah, namanya siapa ya?
***
Setelah berbulan-bulan lamanya aku menyakinkan diri untuk memulai, aku tahu
namanya, aku tahu nomor handphonenya, aku mulai untuk mengirim pesan singkat dan aku
juga tau akhirnya, dia adalah orang yang sekali, duakali, tigakali membalas sms langsung
ngilang.. Aku suka memanggilnya dengan sebutan ADR.
Dith lagi apa? tanya Dania
ngga, hehe
apa tuh? Ciye nama ADR diwarnain segala
haha, ngga ko iseng
kasiin aja keorangnya

Kasiin? Keorangnya? Lansgsung? Ga berani aku kalau langsung. Akhirnya kertas yang
bertuliskan ADR memang aku berikan keorangnya, tapi aku titipkan.
***
Seminggu setelah aku menitipkan kertas itu, aku tau ia menerimanya. Tapi bukan
itu saja yang aku tahu, aku juga tahu kalau kertas yang aku berikan itu juga terobek.
Rasanya, entahlah aku tak bisa menggambarkannya. Awalnya ia tak tahu siapa yang
memberinya itu, tapi setelah kejadian itu ia tahu aku yang memberinya.
aku ga sengaja, lagian bukan aku yang ngerobek penjelasannya lewat pesan singkat
tetep aja sama, ga ngehargain yang bikin!
yaudahlah kalau ga mau maafin ga apa-apa
dengan maaf kertas itu gabakal balik sempurna lagi!! dan setelah terkirim pesanku, ia
tak pernah membalasnya lagi. Menyesal sekali sudah berkata seperti itu, tapi
yasudahlah.
***
Setelah kejadian itu aku tak pernah tau kabarnya lewat pesan singkat, aku hanya
bisa melihatnya jika ia melewatiku ataupun lewat depan kelasku. Aku tak ingin jika lebih,
aku hanya mengaguminya saja
Tapi, FAKTANYA ... mengagumi ADR itu, butuh pengorbanan. Inget yah, cuman
KAGUM !! Selain itu, sebenernya ADR itu Android

Weidyana Ermirra Hermawan

Anda mungkin juga menyukai