Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI


Kerja Praktek pada proyek pembangunan lanjutan Kantor Badan
Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Kota Banda Aceh telah dilaksanakan
selama 3 (Tiga) bulan, dimulai dari tanggal 20 Oktober 2011 sampai dengan
tanggal 20 Januari 2012. Adapun kegiatan kegiatan yang penulis ikuti adalah
sebagai berikut :
I.

Pekerjaan Struktur (Lantai II)


1. Pekerjaan Kolom
2. Pekerjaan Balok
3. Pekerjaan Plat Lantai
4. Pekerjaan Tangga

II. Pekerjaan Arsitektural (Lantai II)


1. Pasangan Bata Merah
2. Plasteran
Bahan-bahan yang digunakan pada

pembangunan gedung ini adalah

besi, kayu, semen, kerikil, pasir, batu bata, dan air.


a.

Besi,
Besi didatangkan langsung dari Toko bangunan yang sudah berlangganan

dengan menggunakan Truck setelah dipesan secara kusus. Di lokasi pekerjaan,


besi tulangan diletakkan langsung di atas balok kayu agar tidak menyentuh tanah
dan ditempatkan di ruang tertutup tidak berdinding. Besi yang digunakan adalah
besi ulir, untuk tulangan pokok dan tulangan pembagi, sedangkan untuk begel
menggunakan besi polos.

b.

Kayu,
Kayu didatangkan dari panglong lhong raya, Aceh Besar dengan

menggunakan Truck. Penempatan kayu dilokasi pekerjaan terlindung dari


pengaruh hujan, genangan air, panas matahari dan kelembaban tanah.
c.

Semen,
Semen yang digunakan 2 merek yaitu semen andalas Indonesia dan semen

padang. Pengadaan semen sampai ke lokasi pekerjaan dilakukan dengan


menggunakan Truck. Di lokasi, semen diletakkan dalam gudang yang telah di
sediakan. Semen ditempatkan di atas susunan papan setinggi 50

cm dari

permukaan tanah, sehingga semen bisa terhindar dari pengaruh kelembapan.


d.

Kerikil dan pasir,


Kerikil dan pasir didatangkan dari indrapuri Aceh Besar dengan

menggunakan Truck. Kerikil dan pasir ditempatkan di atas permukaan tanah pada
tempat terbuka. Penempatan kerikil dan pasir tidak dialasi dengan apapun,
sehingga dapat berakibat ikut terbawanya tanah dasar pada saat pengambilan
material ini. Dengan demikian dapat mengurangi mutu beton yang direncanakan.
e.

Batu bata,
Batu bata didatangkan dari pabrik dikawasan Darussalam, pengadaan batu

bata di lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan Truck. Batu bata


diletakkan di atas permukaan tanah pada lapangan terbuka.
f.

Air
Selain air dari PDAM, air untuk keperluan proyek juga diperoleh dari sumur

yang telah ada disekitar lokasi proyek. Air sumur ini memenuhi persyaratan
secara teknis,yaitu jernih, tidak berasa dan tidak mengandung minyak atau bahan
organik lainnya.

4.1

Pekerjaan Struktur (Lantai II)

4.1.1.

Pekerjaan kolom,
Pekerjaan kolom terdiri dari 2 bagian yaitu kolom utama dan kolom

anak. Pekerjaan kolom utama menggunakan beton ready mix dengan mutu K-275,
sedangkan mutu beton kolom anak adalah K-175 menggunakan beton ready mix.
Pekerjaan kolom ini meliputi pembesian kolom, pemasangan bekisting,
pengecoran, serta pembukaan papan bekisting. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 4.1.1 dilampiran gambar halaman 62.
4.1.1.a. Pembesian kolom,
Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan dilakukan
dilapangan kerja, ukuran kolom utama adalah 50/50 cm menggunakan besi
tulangan pokok 4D - 19 dengan beugel 10 - 10 cm. Kolom anak berukuran
30/40 cm menggunakan besi tulangan pokok 3D - 12, beugel 8 - 15 cm.
Pengikatan dilakukan menggunakan kawat beton.
4.1.1.b. Pemasangan bekisting kolom,
Pemasangan bekisting ini disesuaikan dengan ukuran kolom yaitu 50/50
cm (kolom utama) dan 30/40 cm (kolom anak). Sebelum pemasangan bekisting
terlebih dahulu dicat dengan minyak bekisting hal ini bertujuan agar hasil cetakan
kolom mendapatkan permukaan yang halus/rata serta tidak mendapatkan kesulitan
saat bekisting dibuka kembali. Untuk menyatukan keempat sisinya digunakan
paku kayu pada tiap jarak 45 cm, pada tiap sisinya dengan jarak dan ukuran yang
disesuaikan dipasang balok kayu kemudian pada tiap sisi cetakan disangga dengan
balok kayu sepanjang 4 m.

4.1.1.c. Pengecoran kolom,


Beton yang digunakan adalah beton redy mix dengan Mutu K-275
(kolom utama) dan Mutu K-175 (kolom anak). Perbandingan campuran yang
digunakan adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr, air secukupnya serta penambahan zat additive
sesuai petunjuk, pengadukan dilakukan dengan menggunakan mobil molen
dengan lama pengadukan kurang lebih 30 menit setelah semen dan agregat
dituangkan dalam alat pengaduk. Proses pengeluaran beton ready mix dilapangan
proyek dari alat pengaduk harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1.5 jam
atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran.
4.1.1.d. Pembukaan/pembongkaran papan bekisting,
Pembukaan bekisting dilakukan setelah beton berumur 7 hari setelah
pengecoran. Pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis
oleh 6 pekerja, setelah pembukaan papan bekisting selesai kemudian dilakukan
pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan
permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan plasteran 1 Pc : 2 Ps.
4.1.2

Pekerjaan balok
Pekerjaan balok terdiri dari 2 bagian yaitu induk dan balok anak.

Pekerjaan balok induk menggunakan beton ready mix dengan mutu K-275,
sedangkan mutu beton balok anak adalah K-175 menggunakan beton ready mix.
Pekerjaan balok ini meliputi pemasangan bekisting dan perancah, pembesian
balok, pengecoran, serta pembukaan papan bekisting. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.1.2 dilampiran gambar halaman 63.

4.1.2.a. Pemasangan bekisting dan perancah


Sebelum pekerjaan pembesian dapat dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan bekisting dan perancah. Untuk itu sebelum bekisting dipasang,
pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendirikan tiang - tiang vertikal yang
biasa disebut perancah (stutwerk). Fungsi dari tiang - tiang vertikal ini adalah
sebagai penyangga papan bekisting balok dan plat lantai II, serta beban lain yang
bersifat sementara. Perancah dibuat dari kayu reng ukuran 5/7 cm yang dipasang
tegak lurus pada jarak 50 cm.
Bekisting balok dibuat dari Plywood Tebal 9 mm dan dibentuk sesuai
konstruksi pekerjaan pada gambar rencana/bestek (balok utama 30/50 cm, balok anak
20/40 cm dan 20/30 cm), pemasangan bekisting balok tersebut dilakukan diatas tiang
penyangga yang kemudian diperkuat/kokoh dengan balok kayu, papan bekisting serta
alat pengaku lainnya pada sisi kanan dan kiri tiang sehingga tiang penyangga bekisting
berbentuk huruf T.

4.1.2.b. Pembesian balok,


Pekerjaan pembesian ini dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting dan
perancah telah selesai dikerjakan. Pemotongan dan pembengkokan tulangan balok
dibentuk pada lokasi kerja. Tulangan - tulangan yang telah dipotong dan dibentuk
kemudian diangkat ke atas bekisting, perangkaiannya disesuaikan dengan gambar
rencana/bestek (balok utama 30/50 cm, balok anak 20/40 cm dan 20/30 cm) serta
dibawah tulangan diletakkan beton tahu (decking blook) ukuran 5 x 5 x 3 cm agar
tulangan jadi senyawa dengan beton balok.
4.1.2.c. Pengecoran balok,
Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian bekisting dibersihkan dari
kotoran - kotoran yang melekat serta melakukan pemeriksaan ulang terhadap letak
besi tulangan maupun bekisting. Mutu beton yang dipakai untuk balok utama
30/50 cm, balok anak 20/40 cm dan 20/30 cm adalah K-275 dengan menggunakan

beton ready mix. Pengadukan menggunakan molen dengan kapasitas 0,123 m3,
perbandingan campuran yaitu 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr serta air dan bahan additive
menurut aturan secukupnya selama 4 menit.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah molen 2 unit, kereta
sorong 6 unit, timba plastik 10 buah, tali timba, papan sebagai jembatan
penghubung serta menggunakan 15 tenaga kerja. Setelah pengadukan selesai,
adukan diisi dalam timba plastik yang kemudian dibawa menggunakan kereta
sorong menuju tempat pengangkatan (lift dari tali timba), setiba diatas kemudian
adukan campuran tersebut diisi pada bekisting kolom.
4.1.2.d. Pembukaan papan bekisting,
Pekerjaan ini dilakukan setelah beton balok berumur 7 hari setelah
pengecoran, Pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis
oleh 6 pekerja, setelah pembukaan papan bekisting selesai kemudian dilakukan
pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan
permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan bahan campuran
adukan 1 Pc : 2 Ps.
4.1.3

Pekerjaan plat lantai II


Pekerjaan plat lantai II dilakukan apabila pekerjaan balok utama dan

balok anak telah selesai dikerjakan dengan rapi. Mutu beton untuk plat lantai II
adalah K-275 dengan menggunakan beton ready mix. Pekerjaan plat lantai ini
meliputi pemasangan bekisting dan perancah, pembesian plat lantai, pengecoran,
serta pembukaan papan bekisting dan perawatan beton. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.1.3 dilampiran gambar halaman 64.

4.1.3.a. Pemasangan bekisting dan perancah,


Sebelum pekerjaan pembesian dapat dimulai, terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan bekisting dan perancah. Untuk itu sebelum bekisting dipasang,
pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendirikan tiang - tiang vertikal yang
biasa disebut perancah (stutwerk). Fungsi dari tiang - tiang vertikal ini adalah
sebagai penyangga papan bekisting balok dan plat lantai II, serta beban lain yang
bersifat sementara. Perancah dibuat dari kayu reng ukuran 5/7 cm yang dipasang
tegak lurus pada jarak 50 cm.
Pemasangan bekisting menggunakan plywood tebal 9 mm dimana tiap
sisi bekisting diperkuat/kokoh dengan menggunakan alat pengaku lainnya seperti
balok kayu dan papan bekisting. Untuk perangkaian bekisting disesuaikan dengan
gambar rencana (bestek) dengan tebal plat yaitu 12 cm.
4.1.3.b. Pembesian plat lantai II,
Pembesian plat lantai II dilakukan apabila pekerjaan bekisting dan
perancah telah dikerjakan dengan benar. Perangkaian tulangan plat lantai
dilakukan langsung pada lokasi kerja. Ukuran besi tulangan atas yaitu 10-10 cm
dan tulangan bawah 10-20 cm yang proses pembesiannya langsung
disenyawakan dengan pembesian balok utama dan balok anak. Dibawah tulangan
diletakkan beton tahu (decking blook) ukuran 5 x 5 x 3 cm agar tulangan jadi
senyawa dengan
4.1.3.c. Pengecoran plat lantai II
Mutu beton yang digunakan untuk plat lantai II ini yaitu K-275 dengan
menggunakan beton ready mix. Pengadukan serta pengecoran menggunakan
mobil molen dengan perbandingan campuran 406 Kg (Pc) : 684 Kg (Ps) : 1026
(Kr) : 215 Ltr (Air) : 0.53 w/c ratio. Pengadukan bahan campuran dilakukan
selama 30 menit setelah semua agregat dituang kedalam mobil molen, proses
pengeluaran beton ready mix dilapangan proyek dari mobil molen harus sudah

dilaksanakan dalam jangka waktu 1.5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai
300 putaran.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah 1 kendaraan mobil
molen, serta menggunakan 15 tenaga kerja. Setelah pengadukan selesai, adukan
campuran tersebut langsung diisi pada bekisting plat lantai menggunakan saluran
pipa dari mobil molen tersebut.
4.1.3.d. Pembukaan bekisting dan perawatan beton.
Pekerjaan ini dilakukan setelah plat lantai beton berumur 7 hari setelah
pengecoran, pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis
oleh 8 pekerja. Setelah pembukaan bekisting selesai kemudian dilakukan
pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan
permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan bahan campuran
adukan 1 Pc : 2 Ps. Perawatan beton dilakukan selama 2 minggu dengan cara
menyirami permukaan beton dengan air untuk mencegah pengeringan bidang
beton.
4.1.4

Pekerjaan tangga
Pekerjaan tangga dimulai apabila struktur plat lantai II telah selesai

dikerjakan, tangga ini untuk menghubungkan lantai dasar dengan lantai II. Mutu
beton yang dipakai adalah K-275 menggunakan beton ready mix, dengan lebar
tangga 150 cm, tinggi anak tangga 20 cm, kemiringan 40o, jumlah anak tangga 20
buah, model tangga yaitu tangga borders dua lengan.
Pekerjaan tangga ini meliputi pemasangan bekisting dan perancah,
pembesian , pengecoran, serta pembukaan papan bekisting dan perawatan beton.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.4 dilampiran gambar halaman
65.

4.1.4.a. Pemasangan bekisting dan perancah,


Bekisting dibentuk sesuai dengan dimensi anak tangga dan plat untuk
lantai tangga, untuk plat lantainya sebelum pembestingan dibuat perancah dengan
tinggi tiang yang disesuaikan dengan tinggi dimensi konstruksi tangga tersebut.
4.1.4.b. Pembesian,
Setelah bekisting dan perancah selesai baru dilakukan pekerjaan
pembesian tulangan untuk anak tangga serta plat lantainya yang disesuaikan
dengan dimensi konstruksi tangga yang akan dibangun. Untuk tulangan dipakai
besi dengan ukuran 10 10 cm.
4.1.4.c. Pengecoran,
Setelah kedua pekerjaan yang disebutkan diatas dikerjakan, selanjutnya
dilakukan pengecoran. Pengadukan menggunakan molen dengan kapasitas 0,123
m3, perbandingan campuran yaitu 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr serta air dan bahan additive
menurut aturan secukupnya selama 4 menit yang dikerjakan oleh 8 pekerja.
4.1.4.d. Pembukaan bekisting dan perawatan beton.
Pekerjaan ini dilakukan setelah plat lantai beton berumur 7 hari setelah
pengecoran, pembukaan papan bekisting ini dilakukan dengan memakai linggis
oleh 4 pekerja. Setelah pembukaan bekisting selesai kemudian dilakukan
pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata, apabila ditemukan
permukaan yang tidak rata maka segera akan ditutup dengan bahan campuran
adukan 1 Pc : 2 Ps. Perawatan beton dilakukan selama 2 minggu dengan cara
menyirami permukaan beton dengan air untuk mencegah pengeringan bidang
beton.

4.2

Pekerjaan Arsitektural (Lantai II)

4.2.1

Pasangan bata merah


Pekerjaan pasangan bata merah ini terdiri dari Pasangan Bata Merah

tebal 1/2 bata dengan adukan 1 Pc : 2 Ps dan 1 Pc : 2 Ps. Bata yang digunakan
adalah Bata merah dari tanah liat dengan campuran bahan lainnya, yang dibakar
pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air. Bentuk standar
batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaannya rata dengan ukuran 5 x 11 x 23 cm dengan toleransi 5 mm.
Sebelum dilaksanakan pemasangan, pekerjaan lain yang terletak di dalam
dinding tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal
(saklar dan stop kontak), dan perlengkapan instalasi lain yang di perlukan serta
membasahi terlebih dahulu batu bata dengan air agar ikatan batu bata dengan
spesi (adukan campuran) lebih senyawa dan merekat sempurna.
Pengadukan bahan spesi dilakukan dengan 2 unit mesin molen kapasitas
0,123 m3 dengan 2 pekerja sebagai operator molen dan 4 pekerja untuk
memasukkan bahan agregat. Pengangkutan batu bata dan spesi ke lokasi
pekerjaan dilakukan menggunakan kereta dorong dan timba plastik serta lift yang
dibuat dari tali timba untuk mengangkat bahan spesi ke lantai II tempat dimana
pekerjaan dilakukan, pekerjaan ini menggunakan 16 pekerja yang mana 2 pekerja
sebagai operator pengangkutan menggunakan lift dari tali timba, 2 pekerja sebagai
pengangkut bahan spesi menggunakan kereta dorong, dan 12 pekerja lainnya
berada dilantai II untuk melakukan pekerjaan pasangan bata.
Pasangan bata dekerjakan selama 12 hari yang disesuaikan dengan
gambar rencana (bestek) dan Agar pasangan bata yang dikerjakan rapi, sama rata
dan tinggi, maka sebelumnya dipasang benang yang ditarik dari sisi kolom ke sisi
kolom lainnya. Pada sambungan antar kolom dengan pasangan bata, diberi besi
angker dengan ukuran 10 yang ujung sambungan kolom utama sepanjang 15 cm

dimasukkan kedalam pasangan bata. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.2.1 dilampiran gambar halaman 66.
4.2.2

Plasteran
Pekerjaan plasteran dikerjakan setelah pasangan bata selesai dikerjakan,

pekerjaan ini meliputi plasteran setebal 15 mm dengan campuran spesi 1 Pc : 2 Ps,


1 Pc : 3 Ps, dan 1 Pc : 4 Ps yang pekerjaannya disesuaikan dengan gambar
rencana (bestek) selama 8 hari. Pengadukan campuran spesi dilakukan dengan 2
unit mesin molen yang masing masing unit dioperasikan oleh 1 pekerja dan 4
pekerja untuk mamasukkankan bahan agregat kedalam mesin molen. Proses
pengangkutan spesi ke lantai II tempat dimana pekerjaan dilaksanakan tidak jauh
berbeda dengan proses disaat pekerjaan pasangan bata dilaksanakan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.2 dilampiran gambar halaman 67.

Anda mungkin juga menyukai