s
Komunisme
Taman Demokrasi Terpimpi
. dapat angin, PRT yangsangat dekat dengan S
sol slr Holic karno berhasil menggosok Bung Besar untuk
bersama keborga.
Deakan,
imembubarkan Masjumi dan PSI (Partai Sosialis Indo
sia), estingnya, Memang ada rentetan pemberontakan
daerab yang disangkut-pautkan dengan keterlibatan
anggotakedua partai itu. Tapikelicikan PKL adalah ber.
hasil meyakinkan Pemimpin Besar Revolusi buhwatur
tutan pengurangan dominasi kekuasaan pusatdan sikap
otoriterisme berarti mengancam negara,
"Wibawa Pemerintak bisa jatuh. Karena jtu musuh-
mush revolusi harvs éiganyangsebelum bertingkahma-
cam-macam.” begitu agitasi mereka,
Tidak cura terhadap militer, PKIjuga memusubi ka-
umulama yang dianggapnya kontrarevolusioner. Meli-
hat gentingnya situasi pada saat itu, aku mula’ merintis
strategi pembinaan rohani di tubuh Angkatan Darat, Aku
tidak ingat lagi siapa saja yang terlibat dalam pe
Jangan moral di kalangan militer ala ita. Seingathu
dries, ayah kandung Dadang Hawari(kini guru besar
psikiatridi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia),
turat terlibat
“Hanya moratitas slam
Kiai
landaskan akidah
g pr
‘ungguli komunisme yang digencarkan PKl,
lam Gap kesempatan.
"Desa-desa menjadi tidak aman sekarang. PKL mera-
suki jiwa para petani lewat organisasi mantelnya, BTL
(Barisan Tani Indonesia)" ujar Shaleh Iskandarsewak-
tu berdiskusi dan silaturahmi.
Bersama Shaich Iskandar dan Djanamar Adjam, aku
‘mendirikan Pesantren Pertanian Darul Falahdi Ciampea,
Bogor. pada 1960. Tujuan pendirian pesantrenitu seder-
hana, yakni membentuk kader-kaderpemimpin desa yang
bermoral tinggi dan punya keablian untuk membangun
desanya, Rasanya Darul Falah n an pesaniren
TRA, 4 NOVEMIER 1985
‘modern yang berbasis imu pertanian pertamakali di
fab Air
‘men uwal: membentengi masysrakat desa
komunis,
‘Sebagai gurungajibagi khalayak prajurit, aku ser
keliling Indonesia. Ke Sertarang, Surabaya, Makassal
Ambon, Pontianak, Jakarta, dan kota luinnya. Kada
‘aku berceramah di hadapan majelis terbatas. Lebih
lagi bertablig akbar. Aku menangkap kegelisah
yang dirasakan prajurit ternyata juge dialami sebagi
besar umat
Bangsa ini sedang herds dalam situasi gawat, Di
‘Aku berpikir, yang
ukhuwsh, pérsekutuan gotongan yang antikomuni
Dalam segenap kesempatan pengajia
pesan ukhuwah itu.
Konfrontasi berlangsung ke
Tengah. Tiap pengajiin malam Selasa, aku tidak jems
bertentangan
mengawasi
pengaian Ketika uesanaberbalik pada Oktober 1
Kesatuan Aksi melakukan penggerebekan di kantor
Pekalongan. Mereka berhasil merampas dokumen ber
daftar penjagalan Yang disusun PKI mentor peringks
’Menurut daftarita, nama Kiaitereantumnomor siti
laporseorang muridku yang masit belis dan ergabu
dalam kesatuan itu
Akucoha mengikuti ters perkembangan situasi Tans
Air termasulk di Jakarta, Lewat puisi-puisi Tautiq. al
menangkap suasana kacau, penuh Kete
*an,dan kekaguman:
komunis. Tapi j
terhindari
Taufiq mengirim puist itu lewat pos, kadang deta
sendici ke Pekalor
pesan yangingini
fiqdengancermat. Namun Taufig tak mewarisi keabli
bempidato dariku Karena suaranya tidak lantang,
‘Saya lebih pas menulis puisi daripada prosa, apal
gi berpidato,” kata Tautiq,
DimasaOrde Baru, aku jetap menjadi guru ngaji.T
ada tawaran datang dan tidak ada profesi yang lebih kucit
tai ketimbang pembimbing moral umat. Aku tidak la
masuk salah satu organisasi Islam agar tidak terjepit
lam kotak-kotak yang sempit, Meski demikian peran;
ganisasi-organisasi itu tetap diperlakan
‘Aku punyamurid dari semua kalangan, seb
dulu aku berguri kepada Sutan Mansyur dari MuhaRA GAM
Natsir, dan Wahid Hasjim yang perrah menjadi tokoh-
tokoh penting ketiga organisasi itu
‘Akuyakin benar, persatuan tmat Islam akan otoma-
tismemperkukuh persatuan Indonesia, seperti juga he-
‘makmuran umat Isiam akan bermakne kemakmuran rak-
yal Indonesia secara menyeluruh. Karena aku bukanang-
gota salah satu organisasi itu, pengajian yang aku bim-
bing selama 45 tahun telah menyatukan ketiga kelom-
pok besar tad, Orang yang berpikiran jahatontukimeron-
‘okkan keutuhan bangsa Indonesia muah soja:adu-dom-
bakclompok Islam, Aku benusaha mencegahnya sejak
wall Orde Baru,
Masyarakat memanggilku "Kiai atau Ustad” sesuai
dengan Kebiasaan Jawa, bukan “Baya” menurut tradisi
Minang. Akumenghayati dua akactradisi yang bagi ke
banyakan orang dianggap kontcadiktif, Aku sungguh
meneintai murid-muridku yang kinimeliputj dua gene-
‘asi. Di antara muridku adayang menjadi pemberontak,
ada pula yang menduduki jabatan tinggi, Sekurang-ku-
rangnya dua Menteri Agama dimasakepemimpinan Soe
harto pemah mengaji dalam majelisku: Munawir Sjadza-
Ti dan TarmiziTaher.
Munawit mengaji ci Semarang pada 104t)an dan Tar
nizidi Surabaya saat kuliah pada 1960-an, Aku terharo,
keduanya sejk har-hari petama dianekat dalam jabatan
tinggiitutidakmelupakan gurunya. Malahserine meay.
hutkenangan masa pengajian duludalam berbaga hese
patan, Keduanya memilik carabespikirdan gaya kebijak-
sanaan yang berbeda, stu keunikan yang telah erlihat
sejak masa pengajian dulu
" Sayabenar-benartermotivasioleh Kiai. Ketika awal
1970 disuruh menggantikan Kiai menjadi Khatib dul
Adha di Surabaya Karena Kiai tidak bisa meninggalkan
Pekalongan saat itu," tutur Tarmizi, "sejakitu saya tidak,
efnah meninggalkan kesempatan untuk berd
sesvai dengan bidang dan kemampuan saya,”
‘Mater: pengajian yang aku sampaikan berkisac pada
tafsir Qurandan ajaran tasawuf, Pengajian berlangsung
sesudah salatisya,selama dua jam, diselingi tanya-jawaby
Pengunjung duduk lesehan di rumabku, Jalan Bandung
60, yang besar dan berpeksranganIuas,Jumlahnya bua
‘melimpah sampai ke jalan raya dan
Fangnya, Anggotapengajian rat
‘igan saa, Yang terjauhdlitimurdari Kendal. dan terjauh
di barat dari Cirebon serta Linggacjat
ami datang dengan mencarter bus dan kol. Kami
rindu dsn merasa teduh manakala mendengarqastat Ki
ai," tutur mereka tiap kei utanyamengapa meagajija-
uhsjaub,
Salah satu majelisyang kubimbing adalah pengajian
di rumah Sarbini Somawinata, Jenderal yang dikenal
ddckat dengan Kelangan sosialisitutemyata juga senang
‘mengaji, dan boleh cikata dekat pergaulannya dengan
kalangan samt
‘Akupun mengajarrutin di Masjid Pondok Indah. Mas~
Jidyang terletak ditengah kompleks perumahan mewah
‘tuacap dipenui kalangan menengah ke atas, Kata orang.
secara tidak langsung aku menjadi guru bagi santrimoder-
nis yang sedang umbuh, Menurutku, manusia modern
Jelas membutuhkan bimbingan islam, Mereka haus de-
gan moralitas dan spirtualitas yang membebasksn,
etapa mengkhawatirkannya gejala keruntuhan moral
disekeliling kita dewasa ii, Orang duluboleh keku
‘an pangan dan pakaian, tapi hidup tenteram dan perth
Kedamaian. Sckarang, di tengah kemakmuran material,
orang merasa erancam: perampokan, pemerkosaan,
embunuhan, dan penyalshgunaan wewenang
Zamanini, lebih dari masa-masa sebelumnya, membu-
‘uhkan para pembimbing moral, Tugas du ‘artidakcuma
‘menghimpun umat dan menghibur mereka, melainkan
kanya. Togas ulamatidak hanya membenar-
an atau mendiamkan Keadian yang sedangberlangsung.
‘melainkan juga harus meluruskannya, Betapa sedikit-
nya d‘ardanulama
cepergicin istriku
un setia mendampingi. Tinur berpu:
. 1982. Akusendiri yang meman
dikan jenazahnya, menchang batang pisang untuk alos,
angkain kafan, dan menyalatkannya. Aku diban=
‘wketigaanakku, Taufig. Ida, dan Rahmat, serta para me~
fawat Tinuruntuk ter-
nantuku, Ati, Nazar, dan De
akhirkali. Dalam ti
‘eringat masa-maya sult perjuangan bersamanya, Beta-
a Tinur telah mnenjaga dan mendidikanak-anak kami
“Athamd
Hab, Tinur, anak-anak kita menjadi seni-
saha Yang berhasil, Lebih bersyukurlagi
‘menjadi manusia yang beriman danberbudi,”bisikku di
telingany
Tinurlahirpada 1914. ibu dari enam anakku, tigame-
‘inggal ketika masih kecil-kecil. Ketiga anakka yang
masihhidup memberiku delapancucuyangmanis. Aku
selaluterkenang dengan Tinur, tamatanpertama perguru-
sn Diniyah Padangpanjang tahun 1931, Tinurmengajar
«i Kotanopan, Mandal
bersekolah. Selama meneiapdi Pekalongan, Tinurmeng-
rin dan tafsiruntok kaum perempuan dan
h, dan aku membimbingpengajian malam
Tinur dan aku mengenalkan Quran kepada anak-anak
kami sejak mereka masih kecil, Ramadhan adalah bulan
terbaik untuk secaraintensif menanamkan Quran kepada
‘mereks. Ida, Hidayat, dan Rahmat kami didik untuk berani
.
Dengen Tora Taher,
{at Rohm don cco.
Tidak ada respKoti sl.
Waiting Hs
.
Dengan Its de,
1995.
Saran crak
baca Quran di muka
umum sebelum aku
memberikan pengajian.
Ida dan Hidayat (me-
hinggaltahun 1961)
ring kubawa tablig ke
Yogyakarta, Makassar,
Denpasar, dan lin-lin,
| Mereka tok canggung.
‘aca Quran secaraindah
didepan orang banyak.
Bahasa Arab mere-
ka jugs bagus karena
Rabat bersekolah di
Al-myad, Mereks aku
Kursuskan kepada Us
tad Sogaf,seorang ahli
bahasa Arab tamatan
Achar, di Pekalongen.
Yang payah bahasa
Arabnya si Taufig itu
Jah, cia urid Ustad Se
gaf yang pemalas. Be
Takangan sesudah dia
fe Keluar dari Unilever, dia
: belajarbahasa Arab di
Beg: Kairo sebelum Perang
Teluk berkecamuk. Ida,
yang ikut suaminya di New York sebagai diploma
‘mematuhi perintahku agar dia miatkanpergi ke New York
‘untuk menuntut simu. Diambilnya kursus buhasa Arab
‘untulcdiplomatdi PBB bersamasuaminyahingga tama
Di bul passa, uatuk tarawi, aka minta hafiz-hafiz
Pekelongan menjadi imam di romah, Sebulan khatam,
Jodi satu juz satu malam. Siapa yang tidak kust, boleh
bersimpuh saje. Tinar puaya kebjasaan hebat, Beber
pataridalam sebulaa dia baca Quran 10 jam sehari kha
tam. tacuma istirahat waktu slat ja, Aku tidak seku:
atdia memabaca Quran itu. Parapenghafal Quran perem:
puaa yang berasal dari sekitar Pekalongan beberapalams
tinggal dirumah kami
KiniakuselaluterkenangTi-
nurbilamendengar Quran diba- fl
‘akan, juga saat menyambutke- )
datangan Ramadhan. Empat ta
hun setelah Kepergian Tinaraku |
rmenikah dengan Istis'adah,atas
saran anak-anakku. Iaadalah pu
tri seorang sahabatku di masa
Masjuni dul, kelahiran Peka
Jongan juga. la kini yang me-
layaniku memenuhi kebutahan
scharichari
Sampai usia 84 tahun
aku masihsenangmem
mun tidak kuat lagi
Kitab hingga laret malam, Aku
jadi sering emosi karena swat
sebab yang sepele, Begitulahtak
r-Nya, manusia tua kembali §
berlingkah seperti kanak-kanak ¢
sajalayaknya, a
V2)
Coe
Membslik-bilib Pte National Geographic Mogazi
majalah tentang lingkungan alam, masih kulakakan
‘waktu senggang. Mengenai gunung, sungsi,rimba,d
alam perburuan,aku tidak perma lupa. Sebagian isi
jalah itu sering kukutip dalam pengajian. Aku melangl
gananinyasejak 1940 hingga sekarang.
Beberapa waktu laly muridku, Tarmici,
Menteri Agame itu, menelepon. "Kiai mau berang!
hajilagi?”tanyanya.
“Tentu sajatowaran itu aku sangeupt dengan sukad
ta. Tarmizi sendiri yang datang ke rumah anakku, Ri
‘mat, di Pejaten, untuk memastikan undangan, Sedangl
an Rahmat membelikankursi rods untukka sebagai per
Tengkapan haji
‘Menantuku. Ati istrifMaufig,protes. "Gaek mestin
tidak begitu saja menetima undangan Menteri. Kare
sekarang banyak calon jamaah haji yang masak waitin
ist.” Katanya,
‘Akutidakmenanggepi. Keruwetan penyelenggara
‘haji tahun ini par disayangkan. Situasinya diperpa
dengan pemberitoan pers yang tidak gamblang, hany
‘mementingkan sensasi. Aku taha persis kondisitukar
nadulupernah menjadi wartawan. Aku percaya, Tarn
yang pinta itu dapat meogatasinya,
‘Akumendapat jth Kloterterakhir, berangkatbersa
istriku dan Rahmatyang didampingistrinya pula. Kala
tidak salah, itu naik haji yang Keempat kali bagiku. Pe
tama, dulu dengannaik kapal aut, Walaupun menggun
an faslitassedeshana, ibadah aj saat itu brjalan lan
car dan sangat berkesan. Sekarang, dengan fesiitas me
ern, mestinya kekhusyukan ibadah makin meningks
‘Tapi semuanya tergantung nit masing-masing.
‘Aku dimintamemimpin doa di Jabal Nur, Kulantunk
ddoa untuk meminta penigampunen, perlindungan, d
pembelazn bagi seluruh umat Islam i dunia. Aku yak
Allah Azza wa Jalla akan mengabulkannye. ts tidak aka
baikan air mata jamash yang menetes di sela-se
pertobatan dan penyerahan dir
‘Momentum haji sangat pe
ukhuwah,keutuhan umat, di seantero jaga
yang akan kubawa sampai mati.
ng untuk menjalin tal
Inilah ei