Anda di halaman 1dari 2

Kris Cahyo Mulyatno

ITD UA

Listeria monocytogenes
Karakteristik umum
Bakteri ini merupakan bakteri Gram-positif, dan motil/bergerak dengan menggunakan
flagella. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 1-10% manusia mungkin memiliki L.
monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies
mamalia, baik hewan piaraan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung,
dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang. Bakteri ini dapat diisolasi dari tanah,
silage (pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan
fermentasi), dan sumber-sumber alami lainnya. Sebagai bakteri yang tidak membentuk
spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan,
pengeringan, dan pemanasan. Sebagian besar L. monocytogenes bersifat patogen pada
tingkat tertentu.
Gejala-gejala penyakit
Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh L. monocytogenes .
Secara klinis, suatu penyakit disebut listeriosis apabila L. monocytogenes diisolasi dari
darah, cairan cerebrospinal (cairan otak dan sumsum tulang belakang), atau dari tempat
lain yang seharusnya steril (misalnya plasenta, janin).
Gejala listeriosis termasuk septicemia (infeksi pada aliran darah), meningitis (radang
selaput otak) atau meningoencephalitis (radang pada otak dan selaputnya), encephalitis
(radang otak), dan infeksi pada kandungan atau pada leher rahim pada wanita hamil, yang
dapat berakibat keguguran spontan (trimester kedua/ketiga) atau bayi lahir dalam keadaan
meninggal. Kondisi di atas biasanya diawali dengan gejala-gejala seperti influenza, antara
lain demam berkepanjangan. Dilaporkan bahwa gejala-gejala pada saluran pencernaan
seperti mual, muntah, dan diare dapat merupakan bentuk awal dari listeriosis yang lebih
parah, namun mungkin juga hanya gejala itu yang terjadi. Secara epidemiologi, gejala pada
saluran pencernaan berkaitan dengan penggunaan antasida atau cimetidine (antasida dan
cimetidine merupakan obat-obatan yang berfungsi menetralkan atau mengurangi produksi
asam lambung). Waktu mulai timbulnya gejala listeriosis yang lebih parah tidak diketahui,
tetapi mungkin berkisar dari beberapa hari sampai tiga minggu. Awal munculnya gejala
pada saluran pencernaan tidak diketahui, tetapi mungkin lebih dari 12 hari.
Dosis infektif L. monocytogenes tidak diketahui, tetapi diyakini bervariasi menurut strain
dan kerentanan korban. Dari kasus yang disebabkan oleh susu mentah atau susu yang
proses pasteurisasinya kurang benar, diduga kurang dari 1000 organisme dapat
menyebabkan penyakit pada orang-orang yang rentan. L. monocytogenes dapat menyerang
epithelium (permukaan dinding) saluran pencernaan. Sekali bakteri ini memasuki sel darah
putih (tipe monocyte , macrophage , atau polymorphonuclear ) dalam tubuh korbannya,
bakteri ini masuk ke aliran darah (septicemia) dan dapat berkembang biak. Keberadaannya
di dalam sel fagosit memungkinkannya memasuki otak, dan pada wanita hamil, mungkin
masuk ke janin melalui plasenta. Sifat patogenik L. monocytogenes berpusat pada
kemampuannya untuk bertahan dan berkembang biak di dalam sel fagosit korbannya.
Diagnosis

Kris Cahyo Mulyatno


ITD UA
Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari
darah, cairan cerebrospinal (cairan otak dan sumsum tulang belakang), atau kotoran
(walaupun untuk kotoran, sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya)
Makanan terkait
L. monocytogenes dikaitkan dengan makanan seperti susu mentah, susu yang proses
pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak),
es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas
mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan
asap. Kemampuannya untuk tumbuh pada temperatur rendah hingga 3C memungkinkan
bakteri ini berkembang biak dalam makanan yang disimpan di lemari pendingin.
Pencegahan
Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan yang dimasak,
dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini
terbunuh pada temperatur 75C. Resiko paling besar adalah kontaminasi silang, yakni
apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan
(misalnya alas pemotong) yang terkontaminasi.
Populasi rentan
Populasi yang rentan pada listeriosis yaitu:

wanita hamil/janin infeksi perinatal (sesaat sebelum dan sesudah kelahiran) dan
neonatal (segera setelah kelahiran);
orang yang system kekebalannya lemah karena perawatan dengan corticosteroid
(salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy
(perawatan setelah pencangkokan bagian tubuh, dengan obat-obat yang menekan
sistem kekebalan tubuh), AIDS;
pasien kanker terutama pasien leukemia;
lebih jarang dilaporkan pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati ( cirrhotic
), asma, dan radang kronis pada usus besar ( ulcerative colitis );
orang-orang tua;
orang normalbeberapa laporan menunjukkan bahwa orang normal yang sehat
dapat menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin
berpengaruh. Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju,
menunjukkan bahwa orang sehat dapat terserang penyakit ini, terutama bila
makanan terkontaminasi organisme ini dalam jumlah besar.

Anda mungkin juga menyukai