SKENARIO 4
Oleh:
Kelompok D
1. Bagaskoro Gigih Prakoso
(112010101047)
2. Afiyati Rakhmatika Moesthafa (112010101048)
3. Tri Aji Pujo Sembodo
(112010101049)
4. Yopi Ardhiaswari
(112010101050)
5. Melati Permata Devi
(112010101051)
6. Elfrida Aulia Rachmah
(112010101052)
7. Budiono
(112010101053)
8. Fajrina Muflihah Ahmad
(112010101054)
9. Dian Ayuningtyas
(112010101055)
10. Khoirunisa Binti Mustaqin
(112010101056)
11. Siti Fatimah
(112010101057)
12. Febriana Sylva Fridayanti
(112010101058)
13. Muhammad Izat Fuadi
(112010101059)
14. Ratih Puspita Wulandari
(112010101060)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
SKENARIO 4
NORMA HIDUP BERMASYARAKAT
Dokter Ita baru lulus dari FK UJ ditempatkan di daerah terpencil. Setiap
individu maupun keluarga yang membutuhkan pertolongan dokter dilayaninya
dengan baik. Dia menganggap pasien memiliki derajat yang sama dalam
hubungan dokter pasien, sehingga pasien merasa nyaman. Dia memberikan
pelayanan dengan penuh cinta kasih. Setiap pasien yang datang sebagian besar
mengalami penderitaan dan memiliki harapan untuk sembuh. Namun demikian
dokter Ita hanyalah manusia biasa yang terkadang tidak bisa menyelamatkan
pasiennya sehingga tidak tertolong dan mengalami kematian.
Di lingkungan dokter Ita tinggal dia dianggap orang penting dan peling pintar
dengan status sosial yang tinggi. Setiap ada acara di masyarakat sekitarnya selalu
diundang dan mendapatkan kursi paling depan. Bahkan sering kali diminta
memberikan sambutan. Bahkan tidak jarang dia mendapatlan bingkisan istimewa
dari masyarakat sekitar. Tapi dokter Ita juga mengeluh karena dia sering didatangi
orang yang meminta sumbangan bahkan dengan cara memaksa
1. KLARIFIKASI ISTILAH
a.
Derajat
Nilai, harga, pangkat martabat yang merupakan klarifikasi status
b. Hubungan Dokter Pasien
Suatu kontak antara dua orang mengenai suatu hal dimana dokter sebagai
pemberi pelayanan kesehatan dan pasien sebagai penerima layanan
kesehatan
c. Pelayanan
Proses pemenuhan kebutuhan yang dilakukan seseorang atau kelompok
dengan landasan faktor material melalui sistem prosedur dan metode
tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai
haknya
Penanganan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan
pencegahan, dignosis, dan pengobatan suatu gangguan kesehatan
d. Masyarakat
Manusia yang berinteraksi satu sama lain yang telah lama bertempat
tinggal di suatu daerah tertentu yang mempunyai adat istiadat dan
kebudayaan serta aturan yang mengatur tata haidup mereka untuk
mencapai tujuan bersama
e. Norma
Aturan yang mengikat warga di masyarakat sebagai panduan untuk
mengendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima oleh masyarakat
sebagai perwujudan nilai untuk terwujudnya kehidupan harmonis, tertib
dan teratur
f.
Individu
Seseorang yang berdiri sendiri secara fisiologis, bersifat bebas, tidak
memiliki hubungan organisasi dengan sesamanya dan merupakan
komponen terkecil dalam masyarakat dengan tingkah laku lebih spesifik.
g. Keluarga
Sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam
kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (pertalian darah)
h. Status Sosial
Sebuah posisi dalam hubungan sosial, kerakteristik yang menempatkan
individu dalam hubungannya dengan orang lain, dan seberapa besar peran
individu tersebut dalam masyarakat mengenai hak dan kewajibannya.
2. PERMASALAHAN
2.1.
Norma dan Nilai
2.1.1. Norma
2.1.1.1.
Definisi norma
2.1.1.2.
Macam-macam norma
2.1.2. Nilai
2.1.2.1.
Definisi nilai
2.1.2.2.
Macam-macam nilai
2.1.3. Perbedaan norma dan nilai
2.2. Individu, Keluarga dan Masyarakat
2.2.1. Definisi Individu
2.2.2. Definisi Keluarga
2.2.3. Definisi Masyarakat
2.2.4. Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
2.3. Persamaan Derajat
2.3.1. Definisi
2.3.2. Landasan
2.3.2.1 Pancasila
2.3.2.2 UUD 1945
2.3.2.3 HAM
2.3.3. Tujuan
2.3.4. Prinsip
2.3.5. Hubungan Dokter Pasien
2.3.5.1
Cinta Kasih
2.3.5.2
Penderitaan
2.3.5.3
Harapan
2.3.5.4
Kematian
2.4. Stratifikasi Sosial
2.4.1. Definisi
2.4.2. Hubungan Status sosial dan peran sosial
2.4.3. Faktor penyebab
2.5. Pertentangan Sosial
2.5.1. Definisi
2.5.2. Faktor Penyebab
2.5.3. Dampak
2.5.4. Cara Mengatasi
2.5.5. Cara Mencegah
3. ANALISIS MASALAH
3.1.
yang
digunakan
masyarakat
untuk
Macam-macam norma
Berdasarkan Bidang dibaginya :
1. Norma Agama
Norma ini disebut juga dengan norma religi atau
kepercayaan.
Norma
kepercayaan
atau
keagamaan
Sanksinya
biasanya
merupakan
celaan
masyarakat.
Berdasarkan kekuatan mengikatnya, norma dibagi menjadi
a. Cara (usage)
Merupakan norma yang menunjuk pada suatu bentuk
perbuatan dan memiliki kekuatan yang sangat lemah
dibandingkan kebiasaan. Sanksinya ringan.
b. Kebiasaan (folksways)
Definisi nilai
Secara etimologi,nilai berasal dari kata value
(Inggris) yang berasal dari kata valere (latin) yang berarti
kuat, baik, berharga. Dengan demikian secara sederhana,
nilai (value) adalah sesuatu yang berguna.
Nilai
adalah
kegiatan
manusia
yang
Woods;
Nilai
merupakan
petunjuk-
Macam-macam nilai
Menurut Prof. Notonegoro, nilai ada 3 (tiga),yaitu sebagai
berikut:
a. Nilai materiil, sesuatu yang berguna bagi jasmani
manusia.
b. Nilai vital, sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat melaksanakan kegiatan.
c. Nilai Kerohanian yang dibedakan menjadi 4 (empat)
macam:
a. Nilai kebenaran bersumber pada akal pikir
manusia (rasio, budi, dan cipta)
b. Nilai estetika(keindahan) bersumber pada
manusia
c. Nilai kebaikan atau nilai moral bersumber
pada kehendak keras, karsa hati, dan nurani
manusia
d. Nilai religius (ketahanan) bersifat mutlak
bersumber pada keyakinan manusia
Dalam ilmu filsafat, nilai dibedakan menjadi 3:
a. Nilai Logika yaitu tentang benar salah.
b. Nilai Estetik yaitu tentang baik buruk.
c. Nilai Estetika yaitu tentang indah jelek.
Menurut Max Scheller nilai ditinjau dari tinggi rendahnya
dikelompokan menjadi :
a. Nilai Kenikmatan
b. Nilai Kehidupan
c. Nilai Kejiwaan
d. Nilai Kerohanian
Menurut Walter G. Everes nilai dibedakan :
a. Nilai Ekonomis
b. Nilai Kejasmanian
c. Nilai Hiburan
d. Nilai Sosial
e. Nilai Watak
f. Nilai Estetis
g. Nilai Intelektual
Nilai keagamaan Dalam filsafat Pancasila, nilai dibagi
menjadi:
a. Nilai dasar (Asas-asas yang kita terima
sebagai dalil yang kurang lebih mutlak.
Nilai dasar berasal dari nilai-nilai kultural
atau budaya yang berasal dari bangsa
Indonesia itu sendiri, yaitu yang berakar
dari kebudayaan, sesuai dengan UUD
1945 yang mencerminkan hakikat nilai
kultural)
b. Nilai instrumental (Pelaksanaan umum nilainilai dasar, biasanya dalam wujud nilai
sosial
atau
selanjutnya
norma
akan
hukum,
yang
terkristalisasi
dalam
dilihat
dari
sifatnya,
yaitu
nilai
kepribadian,
kepribadian,
yaitu
nilai
yang
dapat
dengan
melakukan
olahraga
untuk
menjaga kesehatan.
d. Nilai
kepatuhan
hukum,
yaitu
nilai
yang
negara
agar
mengetahui
hak
dan
kewajibannya.
e. Nilai pengetahuan, yaitu nilai yang mengutamakan
dan mencari kebenaran sesuai dengan konsep
keilmuannya.
kedudukan
orang
yang
mendapatkan
nafkah,
kedudukan,
dan
kehormatan.
c. Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam
ruang dan waktu. Misalnya, ada yang berorientasi
ke masa lalu, masa kini, dan masa depan.
d. Nilai mengenai hakikat manusia dengan sesamanya.
Misalnya, ada yang berorientasi kepada sesama
(gotong royong), ada yang berorientasi kepada
atasan, dan ada yang menekankan individualisme
(mementingkan diri sendiri).
e. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan
alam. Misalnya, ada yang beranggapan bahwa
manusia tunduk kepada alam, menjaga keselarasan
dengan alam, atau berhasrat menguasai alam.
3.1.3. Perbedaan norma dan nilai
Norma atau kaidah adalah aturan bagi manusia dalam
berperilaku sebagai pewujudan dari nilai. Nilai yang abstrak dan
normatif dijabarkan dalam wujud norma. Sebuah nilai mustahil
dapat menjadi acuan berperilaku kalau tidak diwujudkan dalam
sebuah norma. Dengan demikian pada dasarnya norma adalah
perwujudan dari nilai. Tanpa dibuatkan norma,nilai tidak mampu
berfungsi konkret dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap norma pasti mengandung nilai. Nilai sekaligus sebagai
sumber bagi norma. Tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma.
Norma
Ada sanksi.
sosial.
Keluarga
Kumpulan individu yang memiliki ikatan emosional dan lebih
kecil dari masyarakat yang mempunyai peranan bahwa keluarga
sebagai lingkungan pertama yang mengajarkan kepada individu
tentang norma dalam masyarakat
Masyarakat
Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama tinggal
dan menetap serta memiliki aturan-aturan yang mengatur tata hidup
hingga mereka sampai pada tujuan yang dimaksud.
Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang individu merupakan
input yang diproses dalam sebuah keluarga untuk menjadi sebuah
output yang kemudian akan terjun ke masyarakat.
.2.4
memberi,
manusia
dengan
lingkungannya
selain
akal
pikiran
dan
atribut
kebinatangan
yang
b.
.3.4.
yang
akan
.3.5.
masyarakat
Hubungan Dokter Pasien
1. Cinta Kasih
Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang dokter dituntut
untuk menghargai pasien sebagaimana keluarganya sendiri
sehingga pasien tersebut merasa nyaman
Berempati
anamnesis,
kepada
pasien
diagnosis,
pada
saat
melaksanakan
maupun
dalam
penyampaian
memiliki
derajat
yang
informasi
Menganggap
pasien
sama
2.
Harapan
Dokter harus berusaha semaksimal mungkin menumbuhkan
harapan pasien untuk sembuh dari penyakitnya
motivasi
pasien
untuk
Kematian
Bagi pasien, kematian merupakan suatu hal yang sangat
menakutkan. Bagi keluarga, kematian adalah sebuah duka
yang sangat mendalam. Namun, bagi seorang dokter,
kematian adalah rutinitas, sehingga seorang dokter dilarang
untuk larut dalam kesedihan keluarga pasien yang telah
meninggal, karena dokter memiliki kewajiban untuk
menangani pasien lain. Jika seorang dokter ikut larut dalam
kesedihan, dikhawatirkan ia tidak dapat menjalankan
tugasnya dengan baik
kewajiban
seorang
dokter
adalah
bagi
pasien
untuk
memiliki
keyakinan
berupa
(social-position)
merupakan
unsur
statis
yang
pergaulannya,
prestisenya,
dan
hak-hak
serta
Masyarakat
pada
umumnya
mengembangkan
dua
macam
mencapai
tujuan
tertentu
biasanya
berkaitan
dengan
Perbedaan pendapat
Suatu konflik yang terjadi karena pebedaan pendapatdimana
masing-masing pihak merasa dirinya benar, tidak ada yang mau
mengakui kesalahan, dan apabila perbedaan pendapat tersebut amat
tajam maka dapat menimbulkan rasa kurang enak, ketegangan dan
sebagainya..
2.
Salah paham
Salah
paham
merupakan
salah
satu
hal
yang
dapat
4. Perasaan sensitive
Seseorang yang terlalu perasa sehingga sering menyalahartikan
tindakan orang lain. Contoh, mungkin tindakan seseorang wajar,
tetapi oleh pihak lain dianggap merugikan.
Faktor Penyebab
a. Perbedaan individu
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan
c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat
Bentuk
Soetopo (1999) mengklasifikasikan jenis konflik, dipandang dari
segi materinya menjadi empat, yaitu:
1.
Konflik tujuan
Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif
bahkan yang kontradiktif.
2.
Konflik peranan
Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari
satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki
kepentingan yang sama.
3. Konflik nilai
Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang
dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga
konflik
dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan organisasi.
4. Konflik kebijakan
Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan
individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang
dikemukakan oleh satu pihak dan kebijakanlainnya.
Proses
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap,
yaitu:
(1) oposisi atau ketidakcocokan potensial
(2) kognisi dan personalisasi
(3) maksud
(4) perilaku
(5) hasil.
Pola Penyelesaian
Tujuannya
adalah
mengatasi
konflik
dengan
menciptakan
penyelesaiannya
cenderung
dengan
menggunakan
kekuasaan.
4. Avoiding (menghindar)
Individu yang menggunakan gaya ini tidak menempatkan
suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Ini adalah gaya
menghindar dari persoalan, termasuk di dalamnya menghindar
dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5. Compromising (kompromi)
Perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam
tingkat sedang.
4.
KESIMPULAN
Seorang dokter dalam menjalankan tugasnya tidak lepas dari
kehidupan social. Di dalam kehidupan social banyak konflik-konflik
social yang dapat terjadi kapanpun. Apalagi dokter Ita yang ditempatkan
di tempat terpencil. Oleh karena itu dokter dituntut untuk bisa beradaptasi
dengan baik. Dokter harus dapat mengerti dan mengamalkan landasan
pancasila sebagai dasar seorang warga Negara dalam bersosial. Hal
tersebut nantinya membentuk pribadi dokter yang mampu bertahan di
segala kondisi dan dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa terjadi
konflik social.