Anda di halaman 1dari 46

PRESENTASI KASUS

Presentan :
Rosemarie Edgina S. 2013-061-145
Sanchia Theresa
2013-061-146
Helen Clarissa
2013-061-047
Yohana Dianwidi
2013-061-147

Pembimbing :
dr. Harie Basoeki, Sp.M

Fakultas Kedokteran UNIKA Atma Jaya


Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD R Syamsudin SH
Periode 07 Juli 16 Agustus 2014

ID EN TITAS PASIEN
Nama

: Tn. H.Damin
Usia
: 70 tahun
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Sunda
Status
: Menikah
Pendidikan terakhir : Tidak diketahui
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: KP. Ciindeu RT 014/0004,
Mekarjaya, Cidolog, Kab.Sukabumi
Tgl pemeriksaan
: 13 Agustus 2014

AN AM N ESIS
Autoanamnesa dan alloanamnesa
Keluhan utama :
Tidak bisa melihat sejak 4 bulan yang lalu
Keluhan tambahan :
Pusing, kedua mata berair, silau, dan seperti
berkabut sejak 4 bulan yang lalu

Foto pasien

Riw ayat Penyakit Sekarang

4 bulan
yang lalu

Pasien merasakan
penurunan tajam
penglihatan kedua
mata mulai 4 bulan
yang lalu. Selama itu,
penurunan tajam
penglihatan terjadi
secara perlahan.

Pusing, kedua mata


berair, silau, dan
seperti berkabut juga
dirasakan pasien
bersamaan dengan
penurunan
penglihatan tersebut.

Riw ayat Penyakit D ahulu


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang

sama sebelumnya.
Riwayat penyakit hipertensi (+)
Tekanan darah 180/110 mmHg)
Riwayat penyakit Diabetes Mellitus tidak
diketahui

Riw ayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit serupa disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal

PEM ERIKSAAN FISIK U M U M


13 Agustus 2014
Keadaan umum : Pasien tampak tenang
Kesadaran
: Compos Mentis E4V5M6
Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg


Nadi
: 82 x/menit (teratur, kuat dan penuh)
Suhu
: Tidak diukur
Pernafasan
: 20x/menit

PEM ERIKSAAN O FTALM O LO G I


OD

OS

Visus

0,25/60

1/300

Kedudukan bola
mata

Ortoforia

Ortoforia

Gerakan bola mata

Normal ke segala
arah

Normal ke segala
arah

OD

OS

Supersilia

Hitam
Simetris

Hitam
Simetris

Palpebra superior
dan inferior

Edema (-)
Nyeri tekan (-)
Ekteropion (-)
Entropion (-)
Blefarospasme (-)
Trikiasis (-)
Sikatriks (-)
Punctum lacrimal (+)
Fissura palpebra ( 12
mm)
Tes Anel (tidak
dilakukan)

Edema (-)
Nyeri tekan (-)
Ekteropion (-)
Entropion (-)
Blefarospasme (-)
Trikiasis (-)
Sikatriks (-)
Punctum lacrimal (+)
Fissura palpebra (12
mm)
Tes Anel (tidak
dilakukan)

Konjungtiva superior
dan inferior

Hiperemis (-)
Folikel (-)
Papil (-)
Sikatriks (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)

Hiperemis (-)
Folikel (-)
Papil (-)
Sikatriks (-)
Hordeolum (-)
Kalazion (-)

OD

OS

Konjungtiva bulbi

Sekret (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi silier (-)
Perdarahan subkonjungtiva
(-)
Pterigium (-)
Pinguekula (-)
Nevus pigmentosa (-)
Kista dermoid (-)

Sekret (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi silier (-)
Perdarahan subkonjungtiva (-)
Pterigium (-)
Pinguekula (+)
Nevus pigmentosa (-)
Kista dermoid (-)

Sklera

Warna putih
Ikterik (-)
Nyeri tekan (-)

Warna putih
Ikterik (-)
Nyeri tekan (-)

Kornea

Jernih
Permukaan (licin)
Ukuran (11 mm)
Sensibilitas (tidak
dilakukan)
Infiltrat (-)
Keratik presipitat (-)
Sikatriks (-)
Ulkus (-)
Perforasi (-)
Arcus senilis (+)
Edema (-)
Tes placido (tidak dilakukan)

Jernih
Permukaan (licin)
Ukuran (11 mm)
Sensibilitas (tidak dilakukan)
Infiltrat (-)
Keratik presipitat (-)
Sikatriks (-)
Ulkus (-)
Perforasi (-)
Arcus senilis (+)
Edema (-)
Tes placido (tidak dilakukan)

OD

OS

Bilik mata
depan

Kedalaman sedang
(normal)
Jernih
Hifema (-)
Hipopion (-)
Efek tyndal (-)

Kedalaman sedang (normal)


Jernih
Hifema (-)
Hipopion (-)
Efek tyndal (-)

Iris

Warna (coklat tua)


Kripte (-)
Sinekia (-)
Koloboma (-)

Warna (coklat tua)


Kripte (-)
Sinekia (-)
Koloboma (-)

Pupil

Letak (sentral)
Bentuk (bulat)
Ukuran (5 mm)
Refleks cahaya langsung
(minimal)
Refleks cahaya tidak
langsung (-)

Letak (sentral)
Bentuk (bulat)
Ukuran (7 mm)
Refleks cahaya langsung (-)
Refleks cahaya tidak
langsung (-)

Lensa

Kejernihan (keruh)
Letak (sentral)
Shadow test (+)

Kejernihan (keruh)
Letak (sentral)
Shadow test (-)

OD

OS

Badan
kaca

Kejernihan (sulit dinilai)

Kejernihan (sulit dinilai)

Fundus
occuli

Batas
Warna
Ekskavasio
Rasio arteri : Vena
C/D rasio
Makula lutea
Retina
Eksudat (-)
Perdarahan (-)
Sikatriks (-)
Ablasio (-)

Batas
Warna
Ekskavasio
Rasio arteri : Vena
C/D rasio
Makula lutea
Retina
Eksudat (-)
Perdarahan (-)
Sikatriks (-)
Ablasio (-)

Palpasi

Nyeri tekan (-)


Massa tumor (-)
Tensi occuli ( N+1)
Tonometri Schiotz (5/10 =
37,2 mmHg)

Nyeri tekan (-)


Massa tumor (-)
Tensi occuli ( N+1)
Tonometri Schiotz (5/10 =
37,2 mmHg)

Tes
konfrontas
i

Penyempitan lapang
pandang

Penyempitan lapang
pandang

RESU M E
Tn.D pria usia 70 tahun.
Pasien merasakan penurunan tajam

penglihatan kedua mata secara


perlahan mulai 4 bulan yang lalu.
Pusing, kedua mata berair, silau, dan
seperti berkabut juga dirasakan pasien
bersamaan dengan penurunan
penglihatan tersebut.

RESU M E (2)
Pemeriksaan umum :

Keadaan umum : Pasien tampak tenang


Kesadaran : Compos Mentis E4V5M6
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit (teratur, kuat dan penuh)
Suhu : Tidak diukur
Pernafasan : 20x/menit
Pemeriksaan oftalmologi :
VOD : 0,25/60
VOS : 1/300

RESU M E (3)

Posisi kedua mata ortoforia.


Gerakan bola mata baik ke segala arah.
Lapang pandang menyempit.
Konjungtiva bulbi : pinguekula -/+
Kornea : jernih +/+, permukaan licin +/+, 11 mm/11
mm, arcus senilis +/+
COA : kedalaman sedang +/+
Iris : berwarna coklat tua
Pupil : anisokor diameter 5mm/7mm, refleks cahaya
langsung minimal/-, refleks cahaya tidak langsung -/Lensa : keruh +/+, sentral +/+, shadow test +/-

RESU M E (4)
Fundus occuli :Batas , warna , ekskavasio

,rasio arteri : Vena, C/D rasio, makula lutea,


retina, eksudat -/-, perdarahan -/-, sikatriks
-/-, ablasio -/ Palpasi : nyeri tekan -/-, massa tumor -/-,
tensi occuli N+1/N+1, Tonometri Schiotz
37,2 mmHg/37,2 mmHg

D IAG N O SA KERJA
OD : Glaukoma primer sudut terbuka +
katarak insipien
OS : Glaukoma primer sudut terbuka +
katarak imatur

A N A LIS A K A S U S

Jenis G laukom a
Gejala

Gejala pada
pasien

Glaukoma
sudut
tertutup

Glaukoma
sudut terbuka

TIO

37,2 mmhg

40-60 mmhg

<30 mmhg

Visual loss

OD: 0.25/60
OS : 1/300

Visual loss
terjadi tiba-tiba

Visual loss
terjadi perlahan

Sakit kepala

Pernah dirasakan

Hilang timbul

Injeksi siliar

Bilik mata
depan

Normal

Dangkal

Pupil

Dilatasi

Dilatasi, lonjong Normal - dilatasi

Refleks pupil

Minimal / -

(-)

Normal - tidak
ada

kornea

Jernih ( arcus
senilis)

Edema

Normal - edema

Ada

Normal/ dalam

Stadium Katarak
Pada pasien
OD

OS

Visus

Insipi
en

Imatur

miopisa
normal si

Kekeruhan
lensa

ringan

sebagia ringan
n

Bilik mata
depan

normal

Iris shadow
test

Matur

Hipermat
ur

menuru menurun
n
sekali

sebagia
n

seluruh

massif

normal

normal dangkal

normal

dalam

Fundus
reflex

Iris

normal

normal

normal terdoron normal


g

tremulans

Terapi yang diberikan


Glaukoma
Acetazolamid 250 mg (3 dd 1)
KSR tablet (2 dd 1)
Timolol 0,5% (2 dd 1)
Katarak
-

Menurut teori: Vaughan


Acetazolamide 125-250 mg (1 - 4
dd 1)
Timolol maleat 0,5 % (1 dd 1)
Pilokarpin (4 dd 1)
Operasi

G LA U K O M A P R IM ER
S U D U T TER B U K A

Anatom i

D efi
nisi
Merupakan penyakit neuropati optik
yang ditandai dengan:
Penyempitan Lapang Pandang
Peningkatan Cup and Disc Ratio (C/D
Ratio)
Tekanan Intra Okular (TIO)

Epidem iologi
Glaukoma penyebab kebutaan

kedua terbesar di dunia.


Di dunia sekitar 60 juta orang
menderita glaukoma.
Usia diatas 50 tahun risiko
menderita glaukoma meningkat
10%.

Etiologi
Gangguan aliran keluar aqueous humor
akibat kelainan sistem drainase sudut
bilik
mata
depan,
yang
dapat
disebabkan karena:
Resistensi sistem trabecular-meshwork-

schlemms canal
tekanan vena episklera

Patofi
siologi

M anifestasiKlinis
Sering tanpa gejala sampai penyakit

relatif lanjut
Sakit kepala
Gangguan penglihatan (penuruan
lapang pandang)

D iagnosis
Tomoneter
Perimeter
Funduskopi
Gonioskopi

Tatalaksana
Obat Anti Glaukoma
Karbonik Anhidrase Inhibitor

Acetazolamide
-blocker Timolol Maleat
Miotikum Pilokarpin

Operasi
Argon Laser Trabekuloplasti (ALT)
Trabekulektomi

K ATA R A K

Katarak
Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang

dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan


cairan) lensa dan denaturasi protein lensa.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progresif / dapat tidak mengalami perubahan
dalam waktu yang lama.
umumnya usia lanjut, dapat juga kongenital,
atau penyulit penyakit mata lokal menahun.
Penyakit mata yang dapat menyebabkan
katarak = glaukoma, ablasi, uveitis, dan
retinitis pigmentosa.

Etiologi
Usia
Bahan toksik (kimia dan fisika)
Trauma = radiasi inframerah, electrocution, radiasi ion
Keracunan obat = eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot

dan antikolinesterase topical


Kelainan sistemik/metabolik = DM, galaktosemi,
hipoglikemia, hipokalsemia
Genetik dan gangguan perkembangan
Infeksi virus maternal= rubella, toxoplasmosis,
cytomegalovirus
Komplikasi = uveitis anterior, myopia tinggi, neoplasia
intraocular
Katarak dengan sindrom = Downs syndrome, Werners
syndrome, Rothmunds syndrome, Lowes syndrome.

Klasifi
kasikatarak berdasarkan m orfologi
Katarak Nuklear = kuning coklat pada tengah lensa,

melihat jauh lebih suram dibandingkan melihat


dekat
Katarak Subcapsular (anterior dan posterior) =
kekeruhan tampak di anterior atau posterior, seperti
plak, mengeluh silau (fotofobia) dan sulit membaca.
Katarak Kortikal = kekeruhan radial seperti ruji roda
(ruji tepi lensa) yang menyebar ke anterior-posterior
lensa, tanpa gejala, visus masih bisa 6/6.

Klasifi
kasiberdasarkan usia
Katarak congenital = di bawah usia

1 tahun
Katarak juvenile = sesudah usia 1
tahun, di bawah 40 tahun
Katarak pre senilis = usia 30-40
tahun
Katarak senilis = setelah usia 40
tahun

M anifestasiklinis
Penglihatan seperti berasap
Visus menurun secara progresif
Pupil berwarna putih/abu-abu,

brunesen (coklat), nigra (hitam)


Diplopia monokuler
Nyeri mata atau hallo = bila terjadi
glaukoma
Iris shadow (+) pada stadium imatur

Stadium Katarak Senilis


Katarak Insipien
= tipe kortikal (kekeruhan lensa tidak teratur), garisgaris seperti ruji roda menuju korteks anterior dan
posterior. Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Visus
pasien masih belum terganggu. Proses degenerasi
belum menyerap cairan mata ke dalam lensa, sehingga
BMD masih normal. Iris dalam posisi biasa. Kekeruhan
ringan pada lensa. Jika dibiarkan K. Imatur

Katarak Intumesen/Imatur
= sebagian kortek dan nucleus mengalami
kekeruhan. lensa yang degeneratif mulai menyerap
cairan mata lensa lebih cembung iris terdorong
ke depan BMD dangkal & sudut bilik mata akan
sempit/tertutup glaucoma sekunder. Karena
lensa mencembung miopisasi (daya bias). Visus
6/10. Penyulit = glaucoma (glaucoma fakomorfik)

Stadium Katarak Senilis


Katarak Matur
= proses degenerasi lanjut pada lensa dengan
kekeruhan telah mengenai seluruh lensa berwarna
putih keabuan. Tekanan cairan di lensa = tekanan
cairan dalam mata sehingga ukuran lensa normal
kembali. Iris dalam posisi normal, BMD normal, sudut
BMD terbuka normal, visus tinggal hand
movement (1/300) atau Light perception (1/~)

Katarak Hipermatur
= korteks dan nukleus sangat keruh. Lensa dapat menjadi
keras atau lembek dan mencair. Korteks lensa yang
mencair sehingga nukleus lensa tenggelam di dalam
korteks lensa (katarak morgagni). Terjadi degenerasi
kapsul lensa bahan lensa ataupun korteks lensa yang
mencair keluar dan masuk ke BMD menutupi jalan
keluar Aq humor glaukoma fakolitik. Bahan lensa akan
menimbulkan reaksi jaringan uvea uveitis fakotoksik.

Insipien

Imatur

Matur

Hipermatu
r

Ringan

Sebagian

Seluruh

Masif

Cairan lensa Normal

Bertambah
(air masuk)

Normal

Berkurang
(air+ masa
lensa
keluar)

Iris

Normal

Terdorong

Normal

Tremulans

Bilik mata
depan

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Sudut bilik
mata

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Shadow test

Negatif

Positif

Negatif

Pseudopos

Penyulit

Glaukoma

Uveitis +
Glaukoma

Kekeruhan

Terapikatarak
Kacamata untuk visus
Obat-obatan (catarlent) bila tidak

mau operasi dan kacamata tidak bias


Operasi

Indikasim elakukan bedah


katarak
Indikasi medik = bila terjadi

komplikasi akibat katarak, seperti


uveitis dan glaukoma
Indikasi optik = bila telah
mengganggu pekerjaan sehari-hari
Indikasi kosmetik = lensa diangkat
agar leukokorianya hilang

Teknik operasi:
Fakoemulsifikasi = setelah insisi kornea

kapsulotomi anterior masukkan


jarum untuk menyemprotkan air lensa
lemas lensa dihancurkan,
difragmentasi dan diaspirasi pasang
lensa tanam
SICS (Small Incision Cataract Surgery) =
sobek kapsul anterior buat terowongan
2mm congkel lensa lensa
dikeluarkan di limbus tidak perlu dijahit

Anda mungkin juga menyukai