Anda di halaman 1dari 34

BUDIDAYA BANDENG

Bandeng adalah jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi masyarakat. Bandeng
merupakan hasil tambak, dimana budidaya hewan ini mula-mula merupakan
pekerjaan sampingan bagi nelayan yang tidak dapat pergi melaut. Itulah sebabnya
secara tradisional tambak terletak di tepi pantai. Bandeng merupakan hewan air
yang bandel, artinya bandeng dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau.
Selain itu bandeng relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya
menyerang hewan air. Sampai saat ini sebagian besar budidaya bandeng masih
dikelola dengan teknologi yang relatif sederhana dengan tingkat produktivitas yang
relatif rendah. Jika dikelola dengan sistim yang lebih intensif produktivitas bandeng
dapat ditingkatkan hingga 3 kali lipatnya.
Dari aspek konsumsi bandeng adalah sumber protein yang sehat

sebab bandeng adalah sumber protein yang tidak mengandung kolesterol. Bandeng
presto, bandeng asap, otak-otak adalah beberapa produk bandeng olahan yang
dapat dijumpai dengan mudah di supermarket. Selama sepuluh tahun terakhir
permintaan bandeng meningkat dengan 6,33% rata-rata per tahun, tetapi produksi
hanya meningkat dengan 3,82%.
Budidaya bandeng tidak menimbulkan pencemaran lingkungan baik air kotor
maupun bau amis. Pemeliharaan bandeng yang sehat mensyaratkan air dan
tambak yang bersih serta tidak tercemar.
Studi ini menjelaskan beberapa aspek budidaya bandeng yang dimulai dengan profil
budidaya bendeng secara umum pada bab 2. Pemasaran di wilayah penelitian dan
prediksi permintaan dan penawaran tingkat nasional dijelaskan pada bab 3. Aspek
teknis pemeliharaan intensif disajikan pada bab 4. Bab 5 secara khusus menyajikan
aspek keuangan budidaya bandeng pola pemeliharaan semi intensif. Bab 6
membahas peran budidaya bandeng dan masalah yang dihadapi, ditutup dengan
bab 7 kesimpulan dan saran untuk pengembangan usaha budidaya bandeng.
PROFIL USAHA.
Bandeng merupakan jenis ikan yang bisa dibudidayakan pada tambak. Potensi
tambak Indonesia tersebar di seluruh tanah air, hanya ada tiga propinsi yang tidak
memiliki tambak yakni Sumatera Barat, DKI dan DIY. Propinsi Jawa Timur merupakan
propinsi dengan tambak terluas. Tahun 2000 tambak Jawa Timur tercatat seluas
53.423 ha atau 15% dari luas tambak di tanah air (BPS, 2002). Sementara itu di
Jawa Timur pusat tambak terletak di Kabupaten Gresik dan Sidoarjo dengan luas
tambak masing-masing 38,44% dan 32,17% dari luas tambak Jawa Timur (Dinas
Statistik Propinsi Jawa Timur, 2003). Mengacu pada data di wilayah Sidoarjo, lebih
dari 60% tambak adalah tambak bandeng.
Selama sepuluh tahun terakhir (1990-2003) pertumbuhan luas tambak maupun
produksinya memiliki trend yang positif. Dari tahun 1990-2000 luas tambak tumbuh

2,97% rata-rata per tahun sedangkan pertumbuhan produksi tambak 3,16%.


Sementara itu produktivitas tambak berfluktuasi dari tahun ke tahun tetapi berkisar
pada angka 700-800 kg per ha
Penyediaan Benih.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan
dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam
pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam
pembenihan
bandeng
langkah
yang
dilakukan
adalah
:
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya
kepada
keturunannya,
Ciri-cirinya
:

bentuk
normal,
perbandingan
panjang
dan
berat
ideal.
ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.

susunan
sisik
teratur,
licin,
mengkilat,
tidak
ada
luka.

gerakan
lincah
dan
normal.
umur antara 4 5 tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan
penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui
suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah
matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel
tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem
pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus
pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 26
jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih
mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi
pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan
nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan
plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat
adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung
berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya
N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat
yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam
dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap
pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung
dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan
dengan NASA dengan dosis 2 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena NASA
mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain,
vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.
Pembesaran.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke

kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :


1.
Persiapan
lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama
persiapan
lahan
adalah
:
Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa
dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan
maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan
berjalan
dengan
baik
sehingga
kesuburan
lahan
akan
meningkat.
Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil
yaitu pada pH 7 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut,
dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama
budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan
bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH
tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1
TON
/ha
atau
10
kg/100
m2.
Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan
menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).
Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON
yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama
memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan
pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100
m2.
Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan
hingga setinggi 10 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan
bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan
dengan kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan
sedalam 30 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran
dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore,
maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang
disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat
pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan
untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,.
Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber
tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai
acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 7% dari berat badan. Waktu
pemberian 3 5 kali sehari.
Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung
mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan
nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 5 cc/kg
pakan
dengan
cara
:
1.
Timbang
pakan
sesuai
dengan
kebutuhan
bandeng.

2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 5 cc/kg
pakan.
4.
Pakan
siap
untuk
diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam,
agar seluruh bandeng dapat pakan.
Fisik Tambak
Bentuk tambak berbeda untuk setiap daerah dan setiap tahap budidaya yang
dipilih. Di Jawa Timur bentuk fisik tambak relatif lebih rumit dibanding Jawa Barat.
Gambar 4.2 adalah bentuk fisik tambak Jawa Timur untuk pengelolaan intensif yang
dimulai dari pendederan. Petak pendederan digunakan untuk membesarkan nener
sampai nener mencapai ukuran glondongan. Petak pembuyaran digunakan untuk
memelihara glondongan dan petak pembesaran untuk memelihara bandeng sampai
usia konsumsi. Petak peneneran juga berfungsi sebagai petak untuk melakukan
panen. Petak pembagi air adalah petak yang pertama menerima air dari saluran
irigasi selanjutnya air dibagikan ke petak lainnya. Saluaran air adalah irigasi
(sungai) tempat tambak mengambil dan membuang air. Pada pinggiran tambak
umumnya dibuat semacam selokan (lantai tambak lebih dalam dari lainnya) yang
disebut caren. Caren berfungsi sebagai tempat bandeng berteduh ketika cuaca
panas
dan
penampung
lumpur.
Gambar
4.2
Tambak
Model
Jawa
Timur

Jika budidaya hanya usaha pembesaran atau pendederan maka petak tambak
hanya dua yakni petak pembagi air yang sekaligus berfungsi sebagai areal
pemanenan dan tambak pemeliharaan. Demikian juga untuk tambak yang dikelola
secara tradisional, walaupun budidaya dimulai dari menebar nener namun tidak
dilakukan pemisahan untuk berbagai umur bandeng.
Pematang adalah bagian penting dari tambak yang berfungsi sebagai benteng
ketika terjadi badai pasang, dan menjadi jalan untuk pengangkutan sarana produksi
maupun hasil tambak. Dengan demikian yang terpenting dari pematang adalah
kekuatan tambak, pada umumnya pematang utama dibangun dengan lebar antara
2 sampai 2,5 meter dengan ketinggian 0,5m diatas air pasang tertinggi. Sementara
itu pematang antara bisa dibuat lebih sempit, umumnya 0,5 sampai 1,5 m dengan
ketinggian sekitar 0,25m. Saluran air dibuat sedemikian rupa sehingga aliran air
menjadi lancar.
Untuk membuat dan melengkapi tambak diperlukan beberapa bahan dan peralatan.
Bambu dan pipa paralon adalah bahan yang diperlukan untuk membuat saluran air
dari petak satu ke petak lainnya. Sementara di tambak juga terdapat peralatan
yang diperlukan untuk kelancaran usaha antara lain, jaring hapa, seser/serok,
ember plastik, tong fiber glass, keranjang, plastik lembaran, cangkul, arit,
timbangan, linggis dan pompa air. Pada tambak pendederan diperlukan pula tabung
gas untuk pengemasan saat panen. Perlengkapan tambak yang lainnya adalah

rumah
Foto 5 Tambak Pendederan Lengkap dengan Rumah Pandeganya

pandega/penjaga.

c. Pengelolaan Tambak
Agar tambak berfungsi optimal maka tambak harus memenuhi syarat lingkungan
biologi (Tabel 4.2), salah satu cara agar tambak dapat memenuhi syarat lingkungan
biologi adalah melakukan pengelolaan tambak. Pengelolaan tambak meliputi
pengolahan lahan dan pemberian unsur tambahan serta pengaturan pengairan.
(1).
Pengolahan
lahan
Tujuan pengolahan lahan tambak adalah: (a). Menghilangkan lumpur yang
berlebihan terutama di daerah caren yang merupakan arena mengendapnya
lumpur. (b). Menghilangkan bahan organik yang merugikan. (c). Menutup lubanglubang yang biasanya ada disisi tambak yang bisa menjadi jalan masuk binatang
pemangsa dan menjadi jalan keluar bagi bandeng. (d). Memacu pertumbuhan
bahan makanan alami bandeng, untuk itu yang dilakukan adalah pengeringan
tambak dan pembalikan lahan.
Pengolahan lahan dilakukan setiap habis panen (menjelang masa tebar berikutnya).
Pengeringan yang dilakukan tergantung kepada kondisi lahan. Jika lahan dalam
kondisi buruk pengeringan bisa dilakukan sampai tanah dasar menjadi pecahpecah. Jika kondisi lahan normal maka pengeringan dilakukan sampai tanah
terbenam 1 cm jika diinjak. Setelah pengeringan dilakukan pembalikan tanah
melalui proses brojul (bahasa jawa).
(2).
Perbaikan
dan
pengontrolan
pH
Tujuan pengontrolan pH adalah untuk menormalkan asam bebas dalam air, menjadi
penyangga dan menghindari terjadinya guncangan pH air/tanah yang mencolok,
memberi dukungan kegiatan bakteri pengurai bahan organik dan mengendapkan
koloid yang mengapung dalam air sehingga kejernihan air terjaga.

Perbaikan pH dilakukan dengan dua cara yakni melalui pengeringan dan pemberian
kapur. Dengan pengeringan pH yang turun pada saat pemeliharaan dapat
ditingkatkan kembali. Pemberian kapur dilakukan saat pengeringan yakni saat
pembalikan lahan. Prosesnya, sebelum lahan dibalik (dibrojul) taburkan kapur
kemudian dilakukan pembalikan lahan, dengan cara ini maka kapur akan tersebar
merata. Untuk lahan yang berpasir maka 3 ton kapur untuk setiap ha lahan adalah
optimal, tetapi jika lahan semakin liat maka kapur yang diperlukan semakin banyak.
(3).
Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah menumbuhkan makanan alami bandeng yakni klekap
(lab-lab), lumut dan fitoplankton dan menjaga kecerahan air. Jika yang diharapkan
tumbuh adalah klekap maka yang diperlukan adalah pupuk kandang dengan dosis
350 kg/ha. Untuk lumut diperlukan pupuk compund (NPK) dengan dosis 20 gram per
m3 air. Untuk pedoman praktis pemberian dilakukan 2 minggu sekali dengan dosis 2
kg urea dan 15 kg TSP untuk setiap ha tambak. Untuk fitoplankton flagellata dan
fitoplankton diatoma pemberian pupuk diberikan dengan perbandingan N dan P
tertentu. Sebagai bahan makanan alami, fitoplankton diatoma lebih disukai oleh
bandeng.
(4).
Oksigen
terlarut
dan
suhu
air
Oksigen terlarut sangat penting untuk orgasnisme air, jika oksigen terlalu banyak
maka akan ada gelembung di lamela bandeng sedangkan jika terlalu sedikit maka
bandeng akan mati lemas. Oksigen paling rendah terjadi pada waktu pagi yakni
sesaat setelah matahari terbit. Sementara oksigen tertinggi terjadi sekitar jam
14.00-17.00. Untuk menjaga oksigen dalam kondisi optimal perlu dilakukan
pengadukan air sekitar jam 13.00-15.00 dan pada malam hari. Pengadukan dan
penambahan oksigen bisa dilakukan dengan menggunakan aerator.
Oksigen dan suhu air saling berhubungan, pada saat suhu naik maka oksigen turun.
Pada suhu 120C bandeng akan mati kedinginan. Untuk menjaga agar suhu dan
oksigen dalam keadaan optimal dilakukan pembuatan caren, sehingga saat suhu
tinggi bandeng bisa bersembunyi dalam caren yang relatif lebih dalam dengan suhu
yang lebih rendah dan oksigen tercukupi.
(5).
Amonia
dan
asam
belerang
Dua zat ini terbentuk dari sisa pakan, kotoran ikan maupun plankton dan bahan
organik tersuspensi. Kedua zat ini bersifat meracuni bandeng. Makin tinggi suhu
kemungkinan makin besar kandungan kedua zat ini. Oleh karena itu penjagaan
suhu air sangatlah penting. Cara lain untuk menghilangkan kedua zat ini adalah
dengan melakukan pengadukan dan pembuatan caren, pergantian air dan
pengeringan lahan.
(6).
Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau ketawaran air, walaupun bandeng termasuk
hewan air yang relatif bandel tetapi jika budidaya dilakukan secara intensif maka
tingkat salinitas harus diperhatikan. Pada salinitas optimal energi yang digunakan
untuk mengatur keseimbangan kepekatan cairan tubuh dan air tambak cukup
rendah sehingga sebagian besar energi asal pakan dapat digunakan untuk
pertumbuhan.

Pengaturan salinitas bisa dilakukan dengan cara penambahan air tawar dengan
bantuan aerator. Melalui pengaturan ini tingkat salinitas bisa dihitung dengan rumus
berikut:

Dimana:
S1
adalah
salinitas
S2
adalah
salinitas
S3
adalah
salinitas
air
M1
adalah
massa
M2 adalah massa air asin (m3)

air
air
yang
air

tawar
laut
diharapkan
tawar

(ppt)
(ppt)
(ppt)
(m3)

(7).
Logam
berat
dan
pestisida
Logam berat dan pestisida berasal dari limbah pabrik atau sawah yang telah
menggunakan sistim perairan intensif sehingga menghasilkan residu zat kimia.
Kandungan logam berat dan pestisida akan menyebabkan kematian bandeng
secara masal. Jika bandeng tahan terhadap pencemaran ini dan tidak mati maka
akan menyebabkan keracunan bagi mereka yang mengkonsumsi bandeng yang
terkontaminasi. Solusi dari masalah ini hanya menjauhkan tambak dari sumber
polusi.
(8).
Hama
Ada empat golongan hama tambak yakni:

dan

penyakit

1. Predator/pemangsa yang terdiri dari ikan buas dan liar, kadal, kepiting dan
berang-berang
2. Kompetitor/ pesaing yang terdiri dari ikan liar dan siput
3. Hama yakni penggali organisme pelapuk kayu dan kerang-kerang.
4. Penyakit parasiter, yakni penyakit yang disebabkan oleh virus bakteri dan
protozoa. Penyakit ini umumnya menyerang hewan air, tetapi sampai saat ini
belum dijumpai kasus penyakit ini dalam tambak budidaya bandeng.
Predator masuk ke dalam tambak melalui saluran air atau lubang yang terdapat
pada dinding tambak. Pengeringan tambak adalah cara pengendalian kompetitor
dan hama. Untuk hama yang masuk melalui lubang air harus dilakukan penyaringan
air pada saat memasukkan air ke dalam tambak. Saringan harus cukup kecil agar
supaya tidak hanya binatangnya yang tidak masuk melainkan telurnya pun tidak
masuk.
Foto 6. Tambak yang Sedang Dikeringkan

PEMBENIHAN
Benih bandeng disebut nener. Sebagian besar nener sampai saat ini masih
diperoleh dengan cara penangkapan secara alamiah, hanya sebagian kecil benih
nener yang dihasilkan oleh budidaya (hatchery). Potensi benih nener alami tersebar
di seluruh pantai Indonesia dengan konsentrasi di 15 provinsi mulai dari Aceh,
Lampung, Kaltim, Kalsel, Jabar, Jatim, Jateng, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulteng, Sulut,
Sulawesi Tenggara dan Maluku. Diperkirakan potensi nener alami mencapai 1,5
miliar ekor setiap tahun, padahal yang dimanfaatkan baru berkisar pada angka 1
milyar ekor setiap tahun.
Nener yang dijual untuk dipelihara umumnya berumur antara 21 hari sampai 28
hari. Secara fisik besar nener dengan umur tersebut adalah seukuran jarum dan
tubuhnya transparan dengan panjang sekitar 12 -13 mm. Nener mempunyai tiga
titik ditubuhnya yakni dua mata dan satu di perut.
Nener yang ditangkap berasal dari laut dalam. Bandeng dewasa melepaskan
telurnya ditengah laut yang berjarak sekitar 9 km dari garis pantai. Telur itu
mengambang dan dibawa ombak, dalam perjalanan telur menetas dan terbawa ke
pantai atau muara sungai. Nener inilah yang ditangkap, penangkapan nener tidak
sulit walaupun nener bergerak lincah sebab umumnya nener berenang dalam
kelompok. Di pasar lokal saat ini (tahun 2004) nener berukuran 12-13 mm dihargai
Rp 70.000, per rean .
PENDEDERAN/PENGGLONDONGAN
Pendederan adalah proses budidaya dari nener menjadi glondongan. Pola
pemeliharaan tahap pendederan umumnya dilakukan secara intensif atau semi
intensif. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengatur waktu panen sehingga sesuai
dengan siklus permintaan tambak pembesaran. Glondongan dijual dalam berbagai
ukuran tergantung permintaan. Variasi output pendederan di wilayah Gresik dapat
dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel
Berbagai Ukuran Glondongan dengan Usia dan Harganya

4.3.

Istilah
setempat

Ukuran (Cm)

Lama
pemeliharaan
(minggu)

Harga (Rp/rean)

Glondongan

2-4

200.000

Kasaran

4-6

500.000

Semi

8-10

800.000

Semi Super

10-12

1.200.000

Balian

12-14

10

dijual kiloan

Sumber : Data primer


Pemeliharaan nener umumnya dilakukan sejak nener ditebar sampai umur 8
minggu. Sebelum nener ditebar sebaiknya tambak ditancapi rumpon yang berfungsi
sebagai pelindung nener dari sengatan matahari dan dilakukan aklimatisasi
terhadap nener. Aklimatisasi atau penyesuaian terhadap lingkungan merupakan hal
yang penting dalam pemindahan dari tahap satu ketahap berikutnya. Hal ini untuk
mencegah stress yang menyebabkan kematian. Aklimatisasi dapat dilakukan
dengan cara membiarkan kantong plastik mengapung di air tambak, setelah
temperatur, keasaman air dan salinitas air hampir sama, kantong plastik bisa
dibuka. Umumnya waktu yang diperlukan untuk aklimatisasi adalah setengah hari.
Pada saat penebaran nener usahakan agar salinitas berada pada kisaran 10-15
permil. Penebaran nener sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat
suhu masih rendah.
Selama dalam pendederan 10% air diganti setiap hari dengan waktu pergantian
paling baik pada pukul 11.00-15.00. Pemberian makanan untuk pendederan perlu
dilakukan jika nener yang ditebar lebih dari 5.000 ekor. Makanan tambahan berupa
makanan jadi yang berbentuk tepung dangan cara ditabur. Makanan diberikan
setiap 4 jam sekali dengan jatah sesuai umurnya.
Angka kematian untuk pendederan berkisar pada 10% sampai 20%, tergantung
pada manajemen tambak. Jika tambak dikelola dengan baik maka tingkat kematian
bisa ditekan hingga 5%. Pemanenan nener pada umumnya dilakukan secara aktif
dan tidak serentak. Artinya nener dipanen sesuai permintaan pasar. Ketika ada
permintaan maka nener di jaring ke petak penampungan, selanjutnya nener
dihitung dengan menggunakan piring plastik untuk glondongan dan serok kecil
untuk kasaran dan semi. Hasil hitungan langsung dimasukkan dalam plastik

pengemas dan diberi oksigen murni dengan isi 250 ekor per plastik. Glondongan
yang sudah siap di plastik kemudian diangkut dengan sepeda motor atau mobil
untuk jarak dekat menuju tambak pembesaran. Jika tambak pembesaran berjarak
jauh misalnya sampai keluar pulau maka pengangkutan dilakukan dengan
menggunakan truk tangki yang juga harus dilengkapi dengan oksigen murni.
Foto 7 Ukuran Glondongan dan Glondongan yang Telah Dikemas dalam Plastik

PEMBESARAN
Output budidaya pembesaran adalah bandeng konsumsi atau bandeng untuk
umpan. Bandeng umpan umumnya berukuran 1 ons atau 10 ekor per kg, ukuran ini
juga bisa dihasilkan dari tambak pendederan yang disebut balian. Untuk konsumsi
umumnya bandeng dipanen ketika ukurannya mencapai 2,5 sampai 3 ons atau 3-4
ekor per kg. Bandeng yang dipanen pada ukuran diatas 0,5 kg per ekor biasa
disebut bandeng super kualitas prima.
Pada pengelolaan secara intensif tingkat produksi yang diinginkan ketika panen
dapat dihitung dan diperkirakan dengan mudah, jika diketahui tingkat kematiannya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan tingkat kematian pada tahap pembesaran
adalah 40% untuk glondongan umur 21 hari dan 25% untuk glondongan umur 28
hari. Sementara itu indeks pertumbuhan bandeng adalah 0,0005. Dengan data ini
maka tingkat produksi yang diinginkan dapat diperoleh dengan rumus berikut :
Pembesaran dapat berasal dari tambak yang terintegrasi maupun pembesaran
yang memang hanya dirancang untuk tambak pembesaran. Jika pembesaran
dilakukan dari tambak yang terintegrasi maka yang harus dilakukan hanyalah
membuka tutup petak tambak dari petak pembuyaran. Dalam melakukan
pembukaan dari pembuyaran maka beberapa hal harus diperhatikan:
1. Pemindahan dilakukan saat bulan waktu pasang surut paling besar.

2. Pemindahan sebaiknya dilakukan malam hari dengan menggunakan cahaya


untuk menarik bandeng muda ke arah pintu air petakan yang berhubungan
langsung dengan petak pembuyaran atau pembesaran.
3. Mengubah kondisi tambak untuk membuat bandeng muda menjadi aktif dan
siap untuk dipindahkan ke petak buyaran atau pembesaran. Caranya ialah
dengan menurunkan ketinggian air tambak sehingga temperatur air tambak
meningkat.
Jika pembesaran dilakukan tidak terintegrasi maka penebaran ke tambak
pembesaran juga harus dilakukan melalui aklimatisasi. Cara aklimatisasi penebaran
nener dapat digunakan disini.
Dalam tambak pembesaran, 10% air tambak setiap hari harus diganti, penggantian
dilakukan dengan pompa dan pipa air sehingga air yang terbuang dapat diatur dari
bawah.
Panen dari tambak pembesaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni panen
selektif dan panen total. Pada panen selektif dapat digunakan jaring jala, atau
penangkap elektrik. Untuk panen total dapat digunakan jaring kantong atau dengan
melakukan pengeringan secara bertahap.
Untuk mendapatkan bandeng kualitas baik maka panen sebaiknya dilakukan pada
pagi hari dan bandeng dalam keadaan lapar. Bandeng yang dipanen dalam keadaan
kenyang akan cepat menjadi busuk. Setelah ditangkap bandeng segera dimatikan
dan dicuci bersih. Pengelolaan pasca panen yang baik dilakukan dengan cara
berikut:
1. Pencucian dilakukan tiga tahap, pertama bandeng dicuci secara keseluruhan
dengan air dingin yang ditambah klorin konsentrasi 10 ppm. Kedua, untuk
mengeluarkan kotoran pada ingsang dan mulut lakukan pencucian dengan
hati-hati. Ketiga untuk menghilangkan bau klorin lakukan pencucian ulang
dengan air dingin,
2. Setelah dicuci dengan seksama bandeng dimasukkan ke dalam kotak khusus
ukuran 0,50,50,5 m yang bagian bawahnya diberi lubang. Untuk
menghindari gesekan maka dasar dan dinding kotak diberi alas daun
pisang/daun jati dan plastik. Caranya letakkan daun dengan ketebalan sekitar
10 cm kemudian tutup plastik. Di atas plastik letakkan es setebal 10 cm.
Letakkan bandeng diatasnya 2 lapis selanjutnya es lagi demikian seterusnya.
Pada bagian paling atas diberi lapisan es setebal 15 cm kemudian ditutup
daun dan plastik, bandeng siap diangkut.
Foto 8 Panen Bandeng Konsumsi

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ ROV

Next Post

Budidaya Ikan Bandeng tambak


May 23, 2010 by anggriandika
PRA- BUDIDAYA
TEKNIK BUDIDAYA
Teknologi pemeliharaan bandeng dapat dilakukan secara tradisional, semi intensif dan intensif.
Sementara pola pemeliharaannya bisa monokultur dan polikultur. Terkait dengan tahap
budidaya, teknologi yang digunakan dan pola pemeliharaannya maka terdapat berbagai variasi
budidaya yang dapat dipilih
Tambak bandeng bukanlah usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Dalam 5 ha tambak
hanya diperlukan 2 orang penjaga dan 5-10 orang untuk melakukan panen. Namun demikian
tambak setidaknya menjadi sumber penghidupan bagi ribuan keluarga Indonesia, tahun 2000,
186.485 keluarga hidup dari tambak. Angka ini merupakan 14,73% dari seluruh keluarga
perikanan (lihat tabel 6.1). Jumlah petambak dari tahun ke tahun terus meningkat demikian juga
dengan perannya terhadap total rumah tangga perikanan. Dengan melihat rata-rata luas
tambak per keluarga dapat dilihat bahwa peningkatan rumah tangga petambak tidak
menyebabkan terpecahnya pemilikan tambak. Pada periode 1995-2000 rata-rata pemikilan
tambak berkisar pada angka 2 ha.
Dalam kegiatan budidaya terutama kegiatan pembesaran ikan bandeng terdapat berbagai
macam cara diantaranya adalah dengan cara tradisional, semi intensif dan intensif. Menurut
Anonymousc (2001) berdasarkan tingkat teknologi, budidaya bandeng di Indonesia terbagi
menjadi tiga metode, yaitu:
Tambak tradisional/ekstensif. Tambak tradisional tidak menggunakan kincir karena kepadatan
sebar berkisar 0,5-1 ekor/m2 luas lahan. Pakan yang diberikan sebagian besar berasal dari
sumber alami;
Tambak semi intensif. Padat penebaran pada tambak semi intensif berkisar antara 2-3
ekor/m2. Peralatan kincir dipergunakan untuk teknologi ini sebanyak 1-2 kincir per petak lahan
(0,5 ha). Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kualitas yang baik;
Tambak intensif. Padat penebaran bibit pada tambak intensif sekitar 5 ekor/m2 dilengkapi
kincir 3 buah untuk setiap petak (0,5 ha). Pakan yang digunakan berupa pellet yang telah teruji.

Pada UPTPBAP Bangil terdapat dua sistem budidaya yaitu polikultur dan monokultur.
polikultur adalah sistem budidaya dalam 1 kolam terdapat lebih dari 1 jenis ikan yang
dibudidayakan sedangkan monokultur adalah sistem budidaya dalam 1 kolam hanya terdapat
satu jenis ikan saja. Di UPTPBAP Bangil dalam proses kegiatan pembesaran ikan bandeng
menggunakan tambak tradisional dan menggunkan metode monokultur sehingga dalam proses
pembesarannya dalam 1 tambak hanya menggunakan 1 jenis ikan saja yaitu ikan bandeng dan
sumber pakan berasal dari pakan alami dan tidak menggunakan pakan tambahan.Bandeng
konsumsi pada dasarnya dihasilkan melalui tiga tahap budidaya yakni pembenihan, pendederan
dan pembesaran.

Gambar 4.1 Tahapan Budidaya Bandeng Konsumsi


Bandeng konsumsi dihasilkan dari tambak pembesaran. Bibit tambak pembesaran adalah
glondongan yang dihasilkan dari tambak pendederan. Tambak pendederan memelihara nener
yang dihasilkan oleh pembenihan.
LOKASI BUDIDAYA
Kabupaten Sidoarjo secara geografis terletak 112,5 112,9 Bujur Timur dan 7,3 7,5 Lintang
Selatan. Wilayah Kabupaten Sidoarjo di sebelah utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan
Kabupaten Gresik, sebelah timur berbatasan dengan Selat Madura sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Pasuruan. Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo 634,38 Km2 yang terbagi menjadi delapan belas
kecamatan dengan jumlah penduduk 1.682.000 jiwa. Perikanan, industri dan jasa merupakan
sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat Madura di sebelah Timur merupakan daerah
penghasil perikanan, diantaranya ikan bandeng, udang, dan kepiting.Maka dengan seperti itu di
kabupaten sidoarjo perlu dikembangkan usaha budidaya bandeng
2.6

ANGGARAN AWAL BUDIDAYA

Biaya investasi adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh petambak untuk memulai
usahanya. Biaya investasi meliputi biaya perijinan, sewa tambak dan pengolahan tambak serta
pembelian peralatan (Tabel 5.2). Biaya perijinan bernilai nol sebab biaya itu telah dibayar
pemilik pada saat membuat tambak. Total biaya investasi yang diperlukan untuk tambak seluas 2
ha sekitar Rp 8 juta dengan biaya terbesar pelengkapan tambak. Biaya perlengkapan tambak
adalah biaya untuk membeli pompa air dan membuat rumah pandega. Rumah pandega
diperlukan sebab tambak berada di lokasi yang relatif jauh dari pemukiman sehingga
diperlukan tempat untuk penunggu tambak. Tambak disewa selama 4 tahun, tetapi pembayaran
sewa dilakukan setiap tahun. Sewa tambak saat penelitian adalah Rp 1.250.000 per ha per
tahun. Pengolahan tambak memerlukan biaya yang besar terutama untuk biaya tenaga kerja.
Peralatan antara lain adalah jaring, ember dan serok.
Tabel 1. Biaya Investasi Pendederan dan Pembesaran Bandeng
No
1
2
3
4
5

Jenis Biaya
Perijinan
Sewa tambak
Pembenahan tambak
Peralatan tambak
Perlengkapan tambak
Jumlah biaya investasi

Nilai (Rp)
0
2.500.000
2.135.000
507.000
3.180.000
8.322.000

Penyusutan (Rp)
0
2.500.000
427.000
262.000
1.288.250
4.477.250

SPESIKASI LOKASI TAMBAK


Kontruksi tambak dalam tambak pembesaran kontruksi tambak yang digunakan terdapat 2 tipe
yaitu tambak tanah dan tambak semi beton. Terdapat 5 tambak yang berkontruksi dinding dan
berdasar tanah dan terdapat 6 tambak berdinding beton tetapi menggunakan dasar tanah. Untuk
kontruksi tanah digunakan dalam pembesaran bandeng ini dikarenakan akan mempermudah
menumbuhkan pakan alami selain itu bandeng memiliki tingkah laku mencari makanan diantara
lumpur serta ikan bandeng lebih suka mencari makanan di dasar maupun di dinding tambak
sehingga tambak yang digunakan menggunakan kontruksi tanah.
Menurut Prahasta dan Hasanawi (2009) pada tanah di dasar tambak dibuat saluran dasar yang
disebut kamalir dan sumur tambak atau kubangan tambak yang dibuat di dasar tambak untuk
berkumpulnya ikan pada saat panen. Kamalir dan kubangan berguna untuk memudahkan
penangkapan ikan bandeng dipanen. Untuk dasar tambak, tanah di dasar tambak harus miring
atau tumpah kearah pembuangan air.
Untuk pembesaran bandeng lebih sering menggunakan tambak tanah ini dikarenakan untuk
mendukung proses pertumbuhan pakan alami. Selain itu bandeng lebih suka pada wilayah yang
berlumpur dikarenakan bandeng memiliki sifat ikan yang mencari makanannya di dasar lumpur
ataupun dasar tanah. Untuk penyediaan air ke tambak-tambak disediakan kanal atau serupa
dengan sungai kecil yang memiliki kelebaran 2 meter, dengan menggunakan kanal maka sumber
air payau yang berasal dari sungai akan masuk melaui kanal dan dari kanal akan menuju ke

pintu-pintu masuk tambak. Dengan demikian, masuknya air ke tambak ini mengandalkan air
pasang dari laut yang melewati sungai.
3.4 MONITORING
Kualitas air memiliki peranan penting dalam proses kegiatan budidaya. Pada saat penebaran
benih perlu dilakukan perendaman benih ke dalam tambak agar kondisi suhu air dalam plastik
dan tambak tidak terjadi perbedaan suhu yang menyebabkan kematian pada benih bandeng.
pengontrolan kualitas air dilakukan 2 kali dalam 1 minggu dengan tujuan untuk mengetahui
kualitas air di tambak sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan apabila
terjadi penurunan kualitas air. selama kegiatan pembesaran bandeng tidak mengalami
penurunan kualitas air, komdisi perairan yang baik dapat dikontrol apabila kondisi tanah baik
dan selain itu dengan jumlah padat tebar yang sedikit maka dapat menjaga kualitas air karena
feses dari sisa pencernaan sedikit sehingga dapat terurai secara maksimal di dasar tambak. Alat
yang digunakan untuk mengukur kualitas air diantaranya adalah thermometer untuk mengukur
suhu air, refraktometer digunakan untuk mengukur salinitas air tambak, DO meter untuk
mengukur kandungan oksigen terlarut dalam air tambak dan pH meter untuk mengukur
kesadahan air tambak

Gambar 3. Alat Ukur Kualitas Air


Kisaran kualitas air pada tambak tradisional pembesaran bandeng di UPTPBAP Bangil adalah
sebagai berikut:
pH tanah 4,8 6,8
salinitas 5 11 ppt
DO 3,3 4,6 ml/L

Suhu 25 300C
pH air 7,5 8,8
NH3 (amonia) 0,05 0,22 ppm
H2S (asam belerang) 0,024 0,05 ppm
Fe 0,04 0,63 ppm
Warna air pada tambak pembesaran bandeng secara tradisional di UPTPBAP Bangil yaitu
berwarna coklat kehijauan ini menunjukkan adanya kelekap dan fitoplakton yang tumbuh dalam
tambak. Menurut Kordi dan Andi (2007), kualitas yang optimal untuk budidaya bandeng yaitu
dengan kisaran pH 7 9, suhu 23 320, DO 4 7 ppm, dan salinitas 0 35 ppt. Untuk tumbuh
optimal, biota budidaya membutuhkan lingkungan hidup yang optimal pula. Kualitas air dan
pengaruhnya terhadap biota budidaya sangat penting diketahui oleh pembudidaya. Kualitas air
dapat diketahui dari beberapa parameternya. Sebagai parameter untuk budidaya biota air
adalah karakter fisik dan kimia.
3.5 PEMANENAN
Panen bandeng pada tambak tradisional dI UPTPBAP Bangil dilakukan pda bandeng berumur
6 7 bulan pada umur sekian bandeng telah cukup pada ukuran konsumsi. Pada ukuran panen
dalam setiap kilogramnya berjumlah 4 5 ekor bandeng. Pada kegiatan pemanenan di
UPTPBAP Bangil dilakukan pada pagi hari dilakukan untuk menghindari panas teriknya
matahari selain itu dilakukan pada saat kondisi air surut sehingga mempermudah dalam proses
pengurangan air dalam tambak.
Menurut Cahyono (2007), ikan bandeng dengan berat awal atau berat saat penebaran benih
pertama dengan berat 40 gram dengan lama pemeliharaan 4 6 bulan akan mengalami
peningkatan berat tubuh sebesar 250 gram. Sedangkan di UPTPBAP Bangil menbutuhkan
waktu antara 6 7 bulan untuk mencapai berat tubuh 250 gram. Hal ini dikarenakan dalam
pembesarannya, UPTPBAP Bangil menggunakan metode tradisional sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama. Selain itu, dalam kegiatan budidaya secara tradisional tidak
mengunakan pakan tambahan melainkan hanya mengandalkan pakan alami yang tumbuh dalam
tambak.
3.4 PASCA BUDIDAYA ATAU PEMASARAN
3.6.1

Produksi dan Pendapatan

Hasil produksi usaha ini adalah bandeng bibit (glondongan) dan bandeng konsumsi. Untuk
glondongan setiap semester dihasilkan 147.000 ekor bandeng. Sementara produksi bandeng
konsumsi mencapai 8.400 ekor pada semester pertama tahun pertama kemudian meningkat
menjadi 11.200 ekor pada semester ke dua. Dengan tingkat produksi itu usaha tambak badeng

semi intensif ini menghasilkan pendapatan kotor sekitar Rp 44 juta pada tahun ke 1 semester1
dan lebih dari Rp 50 juta pada periode berikutnya (Tabel 5.6).
Tabel 4 Produksi dan Pendapatan Kotor Per Semester
Tahun Uraian
1. Bandeng glondongan
1-4
a. Luas tambak per panen
b. Frekuensi panen
c. Produksi per panen
d. Total produksi
- Dibesarkan sendiri
- Dijual
e. Pendapatan kotor
2. Bandeng konsumsi
1
a. Luas tambak per panen
b. Frekuensi panen
c. Produksi per panen
d. Total produksi

2-4

e. Pendapatan kotor
a. Frekuensi panen
b. Total produksi
c. Pendapatan kotor

3.6.2

Satuan

Semester 1

Semester 2

M2
Kali
Ekor
Ekor
Ekor
Ekor
Rp

3.500
2
73.500
147.000
7.000
140.000
28.000.000

3.500
2
73.500
147.000
3.500
143.500
28.700.000

M2
Kali
Ekor
Ekor
Kg
Rp
Kali
Ekor
Kg
Rp

3.500
3
2.800
8.400
2.800
16.800.000
5
14.000
4.667
28.000.000

3.500
4
2.800
11.200
3.733
22.400.000
4
11.200
3.733
22.400.000

Proyeksi Laba Rugi dan BEP

Studi ini menunjukkan bahwa usaha tambak bandeng semi intensif mampu menghasilkan
keuntungan. Pada semester pertama mengalami kerugian sebesar Rp 8.198.427, tetapi semester
berikutnya tambak telah menghasilkan keuntungan, dimulai dengan keuntungan puluhan ribu
rupiah menjadi jutaan rupiah pada periode-periode berikutnya. Pada akhir periode proyek
keuntungan yang diperoleh adalah Rp 17.706.739
Secara rata-rata margin yang dapat diperoleh usaha tambak bandeng adalah 4,24% per
semester. Rata-rata margin yang rendah disebabkan karena margin pada semester pertama
tahun pertama adalah nol dan semester 2 tahun pertama adalah Rp 15.379. Margin yang rendah
pada periode awal (semester 1 sampai semester 4) terkait dengan pembayaran angsuran kredit
yang harus dilakukan. Semester 5 dan seterusnya menunjukkan bahwa margin yang diperoleh
cukup tinggi sebab pada periode ini petambak tidak lagi harus membayar angsuran. Dengan

memperhitungkan biaya tetap dan biaya variabel serta hasil penjualan maka didapat nilai ratarata BEP penjualan usaha ini adalah adalah Rp 37.941.305 per semester, jauh lebih rendah dari
nilai penjualan per semester. Perhitungan BEP hanya meliputi BEP nilai penjualan sebab
produk yang dihasilkan adalah glondongan dan bandeng konsumsi yang harga dan ukuran
produknya bervariasi cukup tinggi, yakni Rp 200 per ekor untuk glondongan dan Rp 6.000 per
kg untuk bandeng konsumsi. Dengan demikian perhitungan dalam bentuk rata-rata jumlah
produksi dan harga per kg menjadi tidak tepat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Panduan Budidaya Bandeng
17.46

INTI GROW

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

I.
Pendahuluan.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani
yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya
produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem
budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL
NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3
(Kuantitas,
Kualitas
dan
Kesehatan).
II.
Sifat
Biologis.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang
mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada
usia
5
6
bulan
dengan
pemeliharaan
yang
intensif.
III.

Penyediaan

Benih.

Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik
dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam
khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam
pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifatsifatnya
kepada
keturunannya,
Ciri-cirinya
:
a)
bentuk
normal,
perbandingan
panjang
dan
berat
ideal.
b) ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya
paling
cepat.
c)
susunan
sisik
teratur,
licin,
mengkilat,
tidak
ada
luka.
d)
gerakan
lincah
dan
normal.
e)
umur
antara
4
5
tahun.
2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan
penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui
suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina
yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran
(ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan
membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh.
Pemijahan
dilakukan
pada
kolam
khusus
pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah
24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi
larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk,
sehingga
belum
perlu
diberi
pakan
hingga
umur
2
hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam
pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton.
Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran.
Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK
NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk
pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain,
juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki
tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5
botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air.
Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan

kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan


dengan VITERNA Plus dan POC NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat
diperlukan, karena VITERNA Plus dan POC NASA mengandung unsur-unsur
mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan
lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.

IV.
Pembesaran.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng
dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi
beberapa
hal,
yaitu
:
1.
Persiapan
lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama
persiapan
lahan
adalah
:
a) Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan
senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik
baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya
tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan
meningkat.
b) Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang
stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada
kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan
pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH
tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit
mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur
tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
c) Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara
yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur
tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap
air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat
tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan
asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk
peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan
TON
adalah
5
botol/ha
atau
25
gr/100
m2.
d) Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air
dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari,
untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80
cm
atau
menyesuaikan
dengan
kedalaman
kolam.

2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan


kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke
kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan
yang
baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan
herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di
kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan
klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik,
dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan
kadar
protein
minimal
25
28
%.
Sebagai hewan
penting,. Oleh
didominasi dari
bungkil kacang
pakan 5 - 7%

herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat


karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus
sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau
tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah
dari berat badan. Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.

Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan
pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh
bandeng. VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral
penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi
pakan. Dosis pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA dengan pakan
buatan
adalah
2
5
cc/kg
pakan
dengan
cara
:
a)
Timbang
pakan
sesuai
dengan
kebutuhan
bandeng.
b) Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan VITERNA Plus
dan
POC
NASA
dapat
merata.
c) Campurkan VITERNA Plus dan POC NASA sesuai jumlah pakan yang
diberikan
dengan
dosis
2
5
cc/kg
pakan.
d)
Pakan
siap
untuk
diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal
kolam,
agar
seluruh
bandeng
dapat
pakan.
V.
Penyakit

Pengendalian
penting
yang

hama
sering
menyerang

dan
bandeng

Penyakit.
adalah
:

a) Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk

dari
bagian
tepi.
b) Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan
turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
c) Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik
terkelupas,
insang
rusak,
banyak
berlendir.
d) Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum
yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk,
dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan
disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran
lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk
dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan
ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus
menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk mengatasi penurunan
kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha
atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan
asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas
berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan
menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar
protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus
dan POC NASA pada pakan buatan. VITERNA Plus dan POC NASA dengan
kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan
lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan
tubuh
untuk
hidup
dan
berkembang
selalu
tercukupi.
Produk penunjang budidaya perikanan yang diproduksi PT Natural Nusantara
(NASA) ini juga sangat efektif untuk menunjang budidaya perikanan
berbagai jenis, seperti : Budidaya Ikan Belut, Budidaya Ikan Gurame,
Budidaya Ikan Lele, Budidaya Ikan Mas, Budidaya Ikan Mujair, Budidaya Ikan
Nila, Budidaya Ikan Patin, Pembesaran Ikan Bawal Air Tawar, Pembenihan
Ikan Tawes, Budidaya Ikan Gurame, Budidaya Ikan Hias Live Bearer,
Budidaya Ikan Hias Tetra, Budidaya Ikan Hias Koki Mutiara, Budidaya Ikan
Hias Manfish, Budidaya Ikan Hias Oscar, Pengenalan Jenis Ikan Hias,
Budidaya
Ikan
laut
di
Jaring
Apung,
dan
lain
sebagainya
=============================================
Bila Anda membutuhkan produk dari PT Natural Nusantara, seperti :
TON, Viterna, POC Nasa, Hormonik untuk mendukung keberhasilan
budidaya perikanan tambak bandeng maupun usaha budidaya

perikanan lainnya, baik air tawar maupun air payau, berikut ini
adalah
cara
pemesanan
produknya
:
1) SMS/Telp 081227634646 untuk konfirmasi Pemesanan. Kemudian akan
dihitung
jumlah
biaya
yang
harus
ditransfer.
2) Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan
Pemesanan melalui BCA 4450965338 a/n Abror Yudi Prabowo atau MANDIRI
1370006554766
a/n
Abror
Yudi
Prabowo.
3) Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 081227634646.
4)
Produk
akan
dikirim
ke
alamat.
Pemesanan Hubungi Segera INTI GROW Distributor Resmi PT Natural
Nusantara
Komplek
Jl.Bibis
Telp.

Ruko
Griya
Hinggil
Blok
RB
KM.8
Bangunjiwo,
Kasihan,
Bantul,
Yogyakarta
0274-4537748,
4546304

Layanan
konsultasi
dan
order
:
0812
2652
3400,
0812
2763
4646
0818
0427
5856,
0856
4302
2464
Apabila nomor yang anda hubungi sibuk, silahkan hubungi ke nomor yang
lain.
www.produknaturalnusantara.com

Budidaya
Ikan
Bandeng
Posted by Polengs on 14.18. Bandeng,Ikan,Perikanan - No comments

I.

Pendahuluan.

Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang
tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas
bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus
diikuti

dengan

penggunaan

II.

teknologi

baru.

Sifat

Biologis.

Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi
tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan
pemeliharaan yang intensif.
III.

Penyediaan

Benih.

Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan
dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam
pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan
bandeng

langkah

yang

dilakukan

adalah

1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya
kepada
-

keturunannya,

bentuk

normal,

Ciri-cirinya

perbandingan

panjang

dan

:
berat

ideal.

- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
-

susunan

sisik

teratur,

gerakan
umur

licin,

mengkilat,

lincah
antara

tidak

ada

dan
4

luka.
normal.

tahun.

2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan


hormone

LHRH

(Letuizing

Hormon

Releasing

Hormon)

melalui

suntikan.`

3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah
matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel

tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem
pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus
pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26
jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih
mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi
pakan

hingga

umur

hari.

5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan


nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton
dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah
dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai
unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S,
Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu
memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis
5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu
peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein
30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan NASA dengan
dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur
mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak
untuk

meningkatkan

pertumbuhan

dan

kesehatan

IV.

nener.

Pembesaran.

Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke


kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1.

Persiapan

lahan.

Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama
persiapan

lahan

adalah

- Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan


gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun
dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan
dengan

baik

sehingga

kesuburan

lahan

akan

meningkat.

- Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil


yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut,
dilakukan pengapuran
karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya
menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa
penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur

tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
- Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang
diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan
menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).
Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON
yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama
memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan
pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
- Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga
setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibitbibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan
kedalaman kolam.
2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan
sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran
dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore,
maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang
disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat
pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan
untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,.
Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber
tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan
pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3
- 5 kali sehari.
Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung
mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan
nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg
pakan dengan cara :
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg
pakan.
4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam,

agar seluruh bandeng dapat pakan.


V. Pengendalian hama dan Penyakit.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian
tepi.
2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun,
pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik
terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang
menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan
penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai..
Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang
berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara
pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk
mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan
dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur
mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas
berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan
menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai
serta dengan penambahan/pencampuran NASA pada pakan buatan. NASA dengan
kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan
menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan
berkembang selalu tercukupi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------nasa, ton, viterna

I. Pendahuluan.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang
tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas
bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus
diikuti dengan penggunaan teknologi baru. PT. NATURAL NUSANTARA memberikan
teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
II. Sifat Biologis.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi
tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan
pemeliharaan yang intensif.
III. Penyediaan Benih.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan
dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam
pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan
bandeng langkah yang dilakukan adalah :

1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya
kepada keturunannya, Ciri-cirinya :

bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.

ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling


cepat.

susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.

gerakan lincah dan normal.

umur antara 4 5 tahun.

2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan


hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`
3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah
matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel
tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem
pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus
pemijahan
4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26
jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih
mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi
pakan hingga umur 2 hari.
5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan
nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton
dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah
dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai
unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S,
Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu
memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis
5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu
peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein
30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan VITERNA Plus dan
POC NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena VITERNA Plus dan
POC NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lainlain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan
nener.

IV. Pembesaran.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke
kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama
persiapan lahan adalah :

Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa


dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari
pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah,
aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.

Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil


yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi
tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan
organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga
menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat
hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit
dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.

Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang


diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan
menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous).
Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena
TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik
utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan
kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5
botol/ha atau 25 gr/100 m2.

Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan


hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk
menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau
menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan
sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran
dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.
3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore,
maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang
disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat
pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan
untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.
Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,.
Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber
tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan
pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3
- 5 kali sehari.

Penambahan VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan buatan merupakan pilihan
yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng.
VITERNA Plus dan POC NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak
dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran VITERNA
Plus dan POC NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan VITERNA Plus dan
POC NASA dapat merata.
3. Campurkan VITERNA Plus dan POC NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan
dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam,
agar seluruh bandeng dapat pakan.
V. Pengendalian hama dan Penyakit.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari
bagian tepi.
2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun,
pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik
terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang
menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan
penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai..
Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang
berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara
pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut.
Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON
dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung
unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai

gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan
menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai
serta dengan penambahan/pencampuran VITERNA Plus dan POC NASA pada pakan
buatan.
VITERNA Plus dan POC NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin,
asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan,
sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi.
Pemesanan Produk Natural Nusantara (NASA)
Hubungi segera INTI GROW - Distributor Resmi PT Natural Nusantara
Jl. Wahid Hasyim No. 63 B Yogyakarta
Telp : (0274) 389986, 4546304
Layanan konsultasi dan order :

081226523400, 085876267040
www.nasajogja.com

Cara Pemesanan Produk :


1.
2.
3.

SMS/Telp081226523400 untuk konfirmasi Pemesanan.

Kemudian akan dihitung jumlah biaya yang harus ditransfer.

Transfer biaya pembelian + bea kirim (bila diperlukan) sesuai dengan pemesanan
melalui BCA 4450965338 a/n Abror Yudi Prabowo atau MANDIRI 1370006554766 a/n
Abror Yudi Prabowo .
4.

Konfirmasi Nama dan Alamat pengiriman Via Hp 081226523400

Anda mungkin juga menyukai