PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Data Awal
Upaya peningkatan mutu pendidikan telah banyak dilakukan oleh
pemerintah maupun guru. Pemerintah telah menempuh cara untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengadakan buku paket di
sekolah-sekolah, sedangkan berbagai metode telah dilakukan guru dalam
pembelajaran. Sehingga guru merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini guru berperan,
bertugas dan bertanggung jawab serta sebagai penilai. Guru sebagai penilai
harus menyimpulkan, menganalisis, menafsirkan dan harus memberikan
pertimbangan atas keberhasilan pembelajaran tersebut,
berdasarkan
diskusi
terungkap
pembelajaran, yaitu :
beberapa
masalah
yang
terjadi
dalam
penelitian tindakan
dengan
dengan
1. Guru
a. Guru dapat memperbaiki kinerjanya, berkembang secara profesional,
dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.
b. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang
sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran
c. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
2. Siswa
a. Siswa dapat meningkatkan hasil belajar
b. Siswa dapat mengetahui cara melakukan percakapan melalui telepon
dengan baik
c. Siswa dapat mempergunakan telepon dengan tepat dan hemat
3. Sekolah
a. Meningkatkan sekolah untuk berkembang
b. Mengembangkan mutu dan hasil belajar siswa
c. Menciptakan hubungan koleginal yang sehat
d. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif
e. Mempunyai kesempatan yang besar untuk berubah secara menyeluruh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk beromunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun
secara tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa
Indonesia merupakan kulalifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan
siap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kopetensi ini
merupakan dasar bagi pesrta didik untuk memahami dan merspon situasi
lokal, regional, nasional, dan global (Depdiknas, 2003)
menetapkan
strategi
penyampaian
pembelajaran,
itu,
pembelajaran
bahasa
diarahkan
untuk
meningkatkan
Indonesia
untuk
meningkatkan
kemampuan
intelektual,
dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari
akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik
yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan
untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994).
2. Belajar
Belajar merupakan proses perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar manusia melakukan perubahan yang bersentuhan dengan aspek
kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku individu sehingga tingkah
lakunya berkembang. Dengan demikian tidak semua perubahan tingkah
laku adalah hasil belajar seperti tingkah laku akibat tabrakan, akibat gila,
dan sebagainya (Abu Ahmadi dan Widodo,2003:127).
3. Pembelajaran
Tugas guru adalah menciptakan suasana dalam proses pembelajaran
agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu guru seyogianya
memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar dengan
baik. Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan
mengatur proses pembelajaran.
Dalam kegiatan proses pembelajaran terdapat dua hal yang turut
menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran dan pengajaran itu
sendiri. Keberhasilan pengajaran, dalam arti tercapai tujuan intruksional,
sangat bergantung pada kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Sebab Proses pembelajaran yang baik dapat menciptakan
situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal
keberhasilan pembelajaran (Wijaya, 1987:197).
Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar tanpa
tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Dalam kegiatan
belajar mengajar diperlukan sesuatu yang memungkinkan siswa
berkomunikasi baik dengan guru, temannya maupun lingkungan sekitar.
Untuk menciptakan suasana gairah dalam belajar dan meningkatkan
prestasi belajar siswa, maka guru harus memperhatikan dan
mempertahankan organisasi proses pembelajaran yang efektif dengan cara
menyusun rencana pembelajaran.
10
11
12
orang lain, tenggang rasa, dan toleransi yang menimbulkan diskusi yang
hidup karena siswa menghayati sendiri perannya. (Roetiyah, NK : 1998).
Metode ini biasanya digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai
berikut :
a) Agar pelajar dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b) Agar pelajar dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c) Agar dapat belajar bagaimana mengambil keputusan secara spontan
dalam situasi kelompok.
d) Untuk merangsang kelas agar berpikir dan memecahkan masalah.
Sunarto. A, (2008 : 145) mendeskripsikan metode bermain peran
adalah
suatu
cara
penguasaan
bahan-bahan
pelajaran
melalui
13
Kondisi Awal
Pembelajaran
menggunakan
role play
Pembelajaran
Siklus I
Tindakan
menggunakan
metode Salah satu siswa diminta memperagakan di depan kel
Guru memperagakan cara berdialog melalui telepon dengan peragaan.
Siswa memperhatikan.
role play
14
Siklus II
Guru menentukan tokoh dan peran, kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok memperagakan cara berdialo
Siklus III
Siswa melaksanakan kegiatan role play di depan kelas, siswa lain memperhatikan dengan seksama. Guru berperan sebagai pengamat dan pengambi
Kondisi Akhir
15
G. Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika
siswa dapat
16
b. Subyek Penelitian
Subyek pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri Bantarmangu 03 UPT
Disdikpora Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran
2010/2011.
17
e. Validitas Data
Untuk menjamin kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam
penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan
digunakan teknik triangulasi.
Menurut Lexy Moeleong (2000:178) Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Validitas data dimaksudkan agar data yang dikumpulkan untuk
keperluan penelitian ini nantinya adalah data yang valid. Menurut Nasution
(1998 : 144) ada beberapa cara yang dilakukan agar kebenaran has'il
penelitian dapat dipercaya, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Memperpanjang masa observasi
2. Pengamatan yang terus menerus
3. Trianggulasi
Dalam penelitian ini Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi.
Triangulasi dilakukan dengan maksud untuk mengecek kebenaran data yang
diperoleh dan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber
lain. Kebenaran hasil wawancara dengan wali kelas dapat dibandingkan
dengan arsip atau dokumen maupun melalui pengarnatan ketika proses belajar
berlangsung. Triangulasi sumber data dilakukan untuk mengecek kebenaran
data dari guru kelas maupun anak. Sedangkan triangulasi metode dilakukan
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk
mendapatkan data yang sama. Observasi dapat dicek kebenarannya dari arsip
atau dokumen dan wawancara.
18
g. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dapat ditetapkan sebagai
berikut.
1. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil jika
siswa dapat
19
Pelaksanaan
Mengamati
1. Perencanaan
Perencanaan selalu mengacu kepada tindakan apa yang
dilakukan, dengan mempertimbangkan keadaan dan suasana obyektif
dan subyektif. Dalam perencanaan tersebut, perlu dipertimbangkan
tindakan khusus apa yang dilakukan, apa tujuannya. Mengenai apa, siapa
melakukan, bagaimana melakukan, dan apa hasil yang diharapkan.
Setelah pertimbangan itu dilakukan, maka selanjutnya disusun gagasangagasan dalam bentukk rencana yang dirinci. Kemudian gagasangagasan itu diperhalus, hal-hal yang tidak penting dihilangkan, pusatkan
perhatian pada hal yang paling penting dan bermanfaat bagi upaya
perbaikan yang dipikirkan. Sebainya perencanaan tersebut didiskusikan
dengan Guru yang lain untuk memperoleh masukan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Jika perencanan yang telah dirumuskan sebelumnya merupakan
perencanaan yang cukup matang, maka proses tindakan semata-mata
merupakan pelaksanaan perencanaan itu. Namun, kenyataan dalam
praktik tidak sesederhana yang dipikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan
tindakan boleh jadi berubah atau dimodifikasi sesuai dengan keperluan
di lapangan. Tetapi jangan sampai modifikasi yang dilakukan terlalu jauh
menyimpang.
Jika
perencanaan
yang
telah
dirumuskan
tidak
20