PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Compustio atau yang lebih dikenal dengan nama luka bakar. Luka bakar adalah
suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi Luka bakar yang terjadi
dapat disebabkan oleh thermal burn, chemical burn, electrical burn, maupun radiasi.
Cedera luka bakar masih sering kita jumpai pada siapa saja, di mana saja baik di rumah,
tempat kerja, di jalan-jalan maupun tempat lainnya.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang komplit yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung.
Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh yang akhirnya akan
mengancam sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab luka
bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas akan
memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit
dan superfisial. Karena masalah luka bakar dapat mengakibatkan efek sistemik yang
sangat kompleks, maka diperlukan penanganan yang serius dimana dalam hal ini peran
perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah ini. Sebagai salah
satu petugas pelayanan kesehatan, hendaknya kita mengetahui tentang bagaimana
penanganan yang tepat bagi klien dengan masalah luka bakar, sehingga diharapkan dapat
memberikan tingkat kesembuhan bagi klien tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud luka bakar?
2. Apakah etiologi dari luka bakar?
3. Bagaimana klasifikasi luka bakar?
4. Bagaimana patofisiologi luka bakar?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari luka bakar ?
6. Bagaimana fase luka bakar ?
7. Bagaimana cara perawatan luka bakar ?
8. Bagaimana penatalaksanaan luka bakar ?
9. Apa saja komplikasi yang terjadi pada luka bakar ?
10. Bagaimana pengkajian dan pemeriksaan diagnostik pada luka bakar ?
11. Bagaiman asuhan keperawatan pada luka bakar ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyusunan makalah tentang luka bakar diharapkan agar
mahasiswa dapat mengerti tentang luka bakar.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu antara lain:
a. Untuk mengetahui definisi dari luka bakar
b. Untuk mengetahui etiologi dari luka bakar
c. Untuk mengetahui klasifikasi dari luka bakar
d. Untuk mengetahui patofisiologi klinis dari luka bakar
e. Untuk mengetahui manifestaasi klinis pada luka bakar
f. Untuk mengetahui fase pada luka bakar
g. Untuk mengetahui cara perawatan pada luka bakar
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari luka bakar
i. Untuk mengetahui komplikasi pada luka bakar
j. Untuk mengetahui pengkajian dan pemeriksaan diagnostic dari luka bakar
k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada luka bakar
BAB II
ISI
A. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. (Smeltzer, Suzanna,
2002). Kerusakan pada kulit akibat luka bakar sering kali digambarkan pada kedalaman
cedera dan didefinisikan dalam isteilah cedera ketebalan parsial (yang mengenai lapisan
epidermis atau lapisan dermis) dan cedera ketebalan penuh (mengenai lapisan epidermia,
dermis, dan lapisan lemak). (Hudak & Gallo, 1994)
B. Etiologi
Berdasarkan dari penyebab terjadi nya luka bakar atau sumber luka bakar, maka luka
bakar dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
Merupakan penyebab yang paling sering menyebabkan luka bakar dengan memindahkan
kekuatan dari sumber panas kepada tubuh.
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka ini disebabkan oleh bahan kimia di industry seperti asam kuat atau basa kuat
diantaranya asam hidrokloride atau alkali. Selain itu dapat juga terjadi di rumah tangga
yang disebabkan oleh drainase alat pembersih (terkena secara tidak sengaja), pembersih
cat, desinfektan.
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Luka bakar yang disebabkan oleh percikan atau busur atau oleh arus listrik yang
menyalur ke tubuh (Long, 1996)
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar yang disebakan bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi. Contohnya:
sinar matahari, sinar laser, sinar X (Rontgen).
C. Klasifikasi
Kita dapat mengklasifikasikan luka bakar menjadi beberapa klasifikasi yaitu :
1.
b. Luka bakar derajat II. Tanda-tanda dari luka bakar ini yaitu :
c. Luka bakar derajat III. Tanda-tanda dari luka bakar ini yaitu :
- Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
-
mengalami kerusakan.
Tidak dijumpai bulae.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Kerena kering letaknya lebih
luasnya luka.
- Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat memiliki tanda- tanda sebagai berikut :
- Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
- Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
- Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
c. Luka bakar minor (Trofino (1991) dan Griglak (1992)). Memiliki tanda- tanda :
- Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10%
-
pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
Luka tidak sirkumfer.
Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
Rule of Nines :
- Kepala dan leher 9 %
- Dada depan dan belakang 18 %
- Abdomen depan dan belakang 18 %
- Tangan kanan dan kiri 18 %
- Paha kanan dan kiri 18 %
- Kaki kanan dan kiri 18 %
- Genitalia 1 %
2.
E. Patofisiologi :
Thermal burn
Chemical burn
Electrical burn
Radiacy burn
Cidera Inhalasi
Luka Bakar
Sumbatan pada
jalan napas
Kehilangan barier
kulit
Permeabilitas kapilar
Ketidakefektifan pola
napas
Kerusakan jaringan
Kehilangan cairan
plasma, protein, elektrolit
Kerusakan
integritas kulit
Hipovolemia
Resiko kekurangan
volume cairan
Gangguan citra
tubuh
F.
Manifestsi Klinis
Berikut merupakan manifestasi awal untuk luka bakar sedang sampai berat :
-
Takikardia
Tekanan darah turun
Ekstremitas dingin dan perfusi buruk
Perubahan tingkat kesadaran
Dehidrasi (penurunan turgor kulit,penurunan haluaran urine,lidah,dan kulit kering)
Peningkatan frekuensi napas
Pucat (tidak ada pada luka bakar derajat kedua dan ketiga)
1. Fase Resusitasi (Darurat) : dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan.
2. Fase Akut (intermediate) : dari dimulainya deuresis hingga hampir selesainya proses
3. Fase rehabilitasi
penutupan luka.
: dari penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada
tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal.
Fase
Durasi
Prioritas
Fase Resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga Pertolongan
pertama,
atau segera
I.
pencegahan
syok,
pencegahan
gangguan
pernafasan,
deteksi
dan
Dari
hingga
dimulainya
hampir
pendahuluan
diuresis Perawatan dan penutupan
selesainya luka,
Fase rehabilitasi
perawatan
pencegahan
penangan
komplikasi
(termasuk
infeksi),
dukungan nutrisi
Dari penutupan luka yang Pencegahan parut
besar
hingga
kembalinya kontraktur,
dan
rehabilitasi
oksupasional
atau
dan
rekonstruksi
ventilasi mekanik.
Selang orotrakeal
Selang nasotrakeal
Jalan napas dengan pembedahan (krikotiroidotomi) yang diindikasikan pada:
Trauma maksilofasial / disrupsi laring / gagal intubasi.
B (Breathing/pernapasan)
Berikan suplemen O2
Nilai frekuensi napas / masuknya udara (simetris) / pergerakan dinding dada
(simetris) / posisi trakea
Pantau
dengan oksimetri nadi dan observasi
C (Circulation/sirkulasi)
Nilai frekuensi nadi dan karakternya / tekanan darah / pulsasi apeks / JVP / bunyi
jantung / bukti hilangnya darah.
Ambil darah untuk cross match , DPL , dan ureum + elektrolit
b. Nilai ukuran luka (aturan 9 dari Wallace)
2. Luka bakar berat ( luka bakar < 20% pada dewasa, > 10% pada anak )
Pantau nadi,TD,suhu,keluaran urine,berikan analgesia adekuat i.v., pertimbangkan
selang nasogastrik (nasogastric tube, NGT),berikan profilaksis tetanus.
Berikan cairan i.v. berdasarkan formula Muir-Barclay : % luka bakar x berat badan
dalam kg/2 = satu aliquot cairan.
Luka akibat terbakar diobati sebagai luka bakar ringan
Pertimbangkan untuk merujuk ke pusat luka bakar
3. Luka bakar ringan ( luka bakar < 20% pada dewasa, <10% pada anak)
Terapi terbuka bersihkan luka dan biarkan terpapar pada lingkungan khusus yang
bersih
Terapi tertutup tutup luka dengan kasa yang dibasahi dengan klorheksidin atau
silver sulfadiazin yang ditutup tipis.
suatu luka. Jaringan avital dapat berwarna lebih pucat, coklat muda atau hitam dan dapat
kering atau basah. Terdapat 4 metode debridement, yaitu autolitik, mekanikal, enzimatik
dan surgikal. Metode debridement yang dipilih tergantung pada jumlah jaringan nekrotik,
luasnya luka, riwayat medis pasien, lokasi luka dan penyakit sistemik.
Metode Debridement :
1. Debridement Otolitik
Pada luka stadium III atau IV dengan eksudat sedikit sampai sedang.
Keuntungan:
Kerugian:
2. Debridement Enzymatik:
Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk merangsang
debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis, debridement enzimatik dilakukan
setelah debridement surgical atau debridement otolitik dan mekanikal. Debridement
enzimatik direkomendasikan untuk luka kronis.
Indikasi
Keuntungan
Kerjanya cepat
Minimal atau tanpa kerusakan jaringan sehat dengan penggunaan yang tepat.
Kerugian:
Mahal
nonselektif karena tidak membedakan antara jaringan sehat dan tidak sehat. Debridement
mekanikal memerlukan ganti balutan yang sering.
Proses ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan
untuk
pembedahan.
Hidroterapi
juga
merupakan
suatu
tipe
debridement
Indikasi
Keuntungan:
Kerugian:
Lambat
Nyeri
4. Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan menggunakan
skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement surgikal merupakan standar
perawatan untuk mengangkat jaringan nekrotik. Keuntungan debridement surgikal adalah
karena bersifat selektif; hanya bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal dengan
cepat mengangkat jaringan mati dan dapat mengurangi waktu. Debridement surgikal
dapat dilakukan di tempat tidur pasien atau di dalam ruang operasi setelah pemberian
anestesi.
Ciri jaringan avital adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal),
bisa juga lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi
tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai jaringan tadi habis,
cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan yang sehat dan perdarahan lebih banyak
pada jaringan yang dipotong.
Indikasi
Jaringan terinfeksi.
Keuntungan:
Efektif
Kerugian :
Nyeri
dekstrosa.
Gagal ginjal akut ( kombinasi dari hipovolemia, sepsis, toksin jaringan ). Cegah
dengan resusitasi dini agresif, pastikan GFR tinggi pada pemberian cairan dan
diuretik, obati sepsis.
c. Lanjut
Kontraktur
Septikemia
Jaringan parut hipertonik
Defisit kalori-protein
Kegagalan kardiopulmonal
Hiponatremia
Hipokalsemia
Masalah paru
Edema paru
Insufisiensi paru
Embolus paru
Pneumonia bacterial
K. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan serum : hal ini dilakukan karena ada pada pasien dengan luka bakar
mengalami kehilangan volume
- Pemeriksaan elektrolit pada pasien dengan luka bakar mengalami kehilangan volume
cairan dan gangguan Na-K pump
- Analisa gas darah biasanya pasien luka bakar terjadi asidosis metabolisme dan kehilanga
protein
- Faal hati dan ginjal
- CBC mengidentifikasikan jumlah darah yang ke dalam cairan, penuruan HCT dan RBC,
trombositopenia lokal, leukositosis, RBC yang rusak
- Elektolit terjadi penurunan calsium dan serum, peningkatan alkali phosphate
- Serum albumin : total protein menurun, hiponatremia
- Radiologi : untuk mengetahui penumpukan cairan paru, inhalas asap dan menunjukkan
faktor yang mendasari
ECG : untuk mengetahui adanya aritmia
Pada tanggal 15 Oktober 2011 yaitu pada hari Jumat pukul 11.00 WIB, Ny. T usia 32 tahun akan
memasak sayur kemudian kompor yang digunakan meledak dan apinya mengenai tubuhnya.
Selanjutnya keluarga Ny. T membawa klien ke rumah sakit Soewondo Pati. Sesampainya di IGD
didapatkan pemeriksaan luka bakar pasien stadium II dengan luas bakar 26. Ny. T mengeluh
sesak nafas, TTV didapatkan TD pasien sedikit menurun yaitu 100/80 mmHg dengan frekuensi
nadi yang meningkat yaitu 112x/menit, RR: 25x/menit, T: 36,3 C. Di IGD pasien mendapatkan
terapi infuse Ring Ass 20 tpm, injeksi cefotaxim 2x1 gram, kaltropen 3x1 ampul dan
bioplasenton. Selanjutnya pasien dibawa ke ruang Edelways untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
Pengkajian
A.
Data demografi
1. Biodata
Nama
: Ny.T
Usia
: 32 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
:-
Status pernikahan
:-
Agama
:-
Diagnosa medik
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
: 15 Oktober 2011
2. Penanggung Jawab
Nama
:-
Usia
:-
Jenis kelamin
:-
Pekerjaan
:-
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
:-
C.
Kebutuhan oksigenasi
Airway :
Breathing : 25x/ menit
Circulation : Tekanan Darah 100/80 mmHg, Nadi 112x/menit, Suhu 36,3 C
2.
3.
Klien mengatakan
makan 3x sehari,
Selama sakit
-
Kebutuhan eliminasi
jenis
Sebelum sakit
Selama sakit
BAB
1x sehari
Belum melakukan
defekasi
Konsistensinya
lembek,warna coklat
4.
5.
Sebelum sakit
Selama sakit
Aktivitas latihan
Masih bisa
melakukan
pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga
dengan baik. Seperti
menonton tv,bersihbersih rumah dll.
olahraga
Jalan-jalan pagi
menyusuri komplek
dengan suaminya.
Tidak melakukan
olahraga.
Jenis
Sebelum sakit
Selama sakit
Tidur siang
Tidur malam
Tidur malam
nyenyak dengan
kuantitas tidur
selama 8 jam dan
tidak mudah
terbangun
6.
7.
8.
Sebelum sakit
Selama sakit
Mandi 2 x sehari
dan keramas setiap
pagi hari serta
dilakukan mandiri.
Oral hygiene
2 kali sehari
mandiri.
Sebelum sakit
Selama sakit
Kognitif
Mampu
mendengar , melihat
dan memahami
informasi dengan
baik.
Mampu
mendengar , melihat
dan memahami
informasi dengan
baik.
Psikomotorik
Mampu berbicara
dengan baik,
mampu melakukan
perintah dengan
baik, mampu
menirukan dengan
baik
Mampu berbicara
dengan baik tapi
dengan terbata-bata.
9.
Kebutuhan kenyamanan
10.
Sebelum sakit
Selama sakit
Dapat melakukan
segala macam
aktivitas dan dapat
bergerak sesuka hati
Memilki aktivitas
yang terbatas
dikarenakan nyeri
pada luka
Kebutuhan
seksualitas
Identitas
Harga diri
Peran
Ideal diri
Selama sakit
D.
2.
TD : 100/80 mmHg
Nadi
RR : 25x/menit
T : 36,3 C
: 112x/menit
3.
4.
: Tampak kotor
4. Rambut
: Tampak kusam
Mata
Hidung
Mulut
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat lepuhan
pada leher depan pasien
5. Pemeriksaan dada
Paru-paru :
Inspeksi
Palpasi
: Taktil fremitus teraba kanan dan kiri
Perkusi
: Redup
Auskultasi : Terdengar bunyi ronchi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
: Ictus kordis teraba pada intercosta 4 5
Perkusi
: Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 reguler
6. Pemeriksaan abdomen
Abdomen
Inspeksi
:
: tampak datar
7. Pemeriksaan ekstremitas
Atas
: Tangan kiri terpasang infuse RL 20 hpm dan terdapat
oedem dan bulae pada tangan kanan dan kiri
Bawah
: Tidak terdapat oedem dan terdapat lepuhan pada kaki
kanan dan kiri
Analisis data
No
1
Tanggal
Data Fokus
15 Oktober Ds :
2011
jam
11.00 WIB
Klien
napas
mengeluh
Diagnosa
sesak
Etiologi
Ketidakefektifan
pola napas
Adanya
sumbatan pada
jalan napas
Kerusakan
integritas kulit
kerusakan kulit
akibat
luka
bakar
Gangguan citra
tubuh
cedera akibat
luka bakar
Do :
15 Oktober Ds : 2011
jam
Do :
11.00 WIB
-
15 Oktober Ds :
2011
jam
11.00 WIB
Do :
-
15 Oktober Ds :
2011
jam
11.00 WIB
-
Resiko
kekurangan
volume cairan
Do :
-
Prioritas masalah :
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Kerusakan Integritas kulit
3. Gangguan citra tubuh
4. Resiko kekurangan volume cairan
Diagnosa keperawatan
No
Diagnosa
Intervensi
1.
Keperawatan
Ketidakefektif
an pola napas
pernafasan
adanya penururnan
b.d adanya
(bunyi nafas,
Kaji fungsi
Rasional
-
Untuk mengetahui
sumbatan
kecepatan
mengakibatkan
pada jalan
,irama,
atelektasis, ronkhi
napas
kedalaman)
Buka jalan
akibat adanya
kriteria hasil:
-
Mampu bernafas
dengan mudah
Menunjukkan jalan
nafas,
nafas sehingga
tehnik chin
mempermudah pola
tercekik, frekuensi
perlu
Posisikan
klien untuk
rentang normal)
Mampu
dan mencegah
kental, pengeluaran
secret berguna untuk
kemampuan
pembersihan jalan
mengeluarkan
nafas
Informasi mengenai
batuk atau
-
ventilasi
Secret akan sulit
dikeluarkan jika
atau fowler
Kaji
secret dengan
nafas
pernafasan
Untuk
memaksimalkan
semifowler
mengidentifikasi
kumpulan secret
Memberikan jalan
gunakan
membantu untuk
suction
Pastikan
dalam menentukan
kebutuhan
tindakan keperawatan
oral/tracheal
2.
suctioning
Monitor
status oksigen
Kaji atau catat
Kerusakan
integritas
ukuran,
kulit,jarinagn
jam, diharapakan
warna,
akan menentukan
b.d kerusakan
kedalaman
kulit akibat
dan menunjukkan
luka bakar
luka
Berikan
dilakukan
Perawatan luka yang
perawatan
Informasi tentang
Integritas kulit
luka bakar
dan tindakan
dipertahankan
control
(temperature,
infeksi
Jaga
hidrasi)
Perfusi jaringan
yang baik
Menunjukkan
kebersihan
kulit agar
tetap bersih
pemahaman dalam
proses perbaikan
resiko infeksi
Mencegah terjadi nya
dan kering
Monitor
kulit dan
proses
pencegahannya
kesembuhan
luka, tanda
dan gejala
infeksi pada
area luka
-
Kolaborasi
Mengkomunikasikan
tindakan yang
untuk
berkaitan penanganan
penanganan
pasien kepada
medis
anggota medis
lainnya.
3.
Gangguan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
verbal dan
klien terhadap
cedera akibat
selama 3x24
von-berbal
luka bakar
jam,diharapakan persepsi
respon klien
tubuhnya
Memberikan
terhadap
criteria hasil :
tubuhnya
Jelaskan
Mampu
mempersepsikan
Kaji secara
Mengetahui respon
informasi kepada
klien tentang kondisi
yang dialami,
tentang
pengobatan dan
kondisi yang
perawatan klien
dialami,
secara factual
perubahan fungsi
-
tubuh
Mempertahankan
untuk mengetahui
pengobatan,
dan
klien
perawatannya
Dorong klien
untuk
interaksi social
mengungkapk
an
4.
Resiko
kekurangan
volume cairan
perasaannya
Monitor
Menghindari
status hidrasi
Dorong
terjadinya hidrasi
Mengoptimalkan
masukan
pemasukan
makanan/cair
makanan/cairan dan
an dan hitung
mengetahui intake
intake kalori
normal
Tidak ada tanda
dehidrasi
Elastisitas turgor
harian
Dorong
masukan oral
Monitor
terhadap
lembab
penambahan
-
cairan
Pemberian
cairan IV
Implementasi
Diagnosa Keperawatan
kalori harian
Menambah intake
respon pasien
No
Implementasi
pada pasien
Mempercepat
penambahan intake
cairan
atau fowler
mengkaji kemampuan mengeluarkan
suctioning
memonitor status oksigen
mengkaji atau catat ukuran, warna,
kedalaman luka
memberikan perawatan luka bakar dan
dan kering
memonitor proses kesembuhan luka, tanda
penambahan cairan
memberikan cairan IV
mengkaji secara verbal dan von-berbal
perasaannya
Evaluasi
No
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Daftar Pustaka
http://books.google.co.id/books?
id=bhRB7IeC0JIC&pg=PA746&dq=asuhan+keperawatan+luka+bakar&hl=en&sa=X&ei
=Zox_UpD6FYayrgenmYDYBQ&ved=0CCIQ6AEwAA#v=onepage&q=asuhan
%20keperawatan%20luka%20bakar&f=false
http://books.google.co.id/books?
id=j_ScFduyerMC&pg=PA56&dq=luka+bakar&hl=id&sa=X&ei=EimAUrPUJsn3rQfplo
DgAg&ved=0CCQQ6AEwAQ#v=onepage&q=luka%20bakar&f=false
Grace Pierce A, Borley Neil R.2006.At a Glance Ilmu Bedah.Jakarta:Erlangga
NANDA
NIC
Aplikasi NANDA NIC-NOC
Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn
DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartzs principal surgery. 8 th ed. USA: The
Jurnal nia