BAB III
HUKUM KIRCHOFF
22
karena ada beberapa metode yang memungkinkan kita memecahkan soal seperti
ini secara sistematis.
Hukum Kirchoff I atau biasa disebut hukum titik cabang didasarkan pada
kekuatan muatan yang telah digunakan untuk menurunkan resistor paralel.
Hukum ini menyatakan bahwa pada setiap titik cabang jumlah semua arus yang
masuk cabang harus sama dengan arus yang keluar. Hukum titik cabang Kirchoff
didasarkan pada kekekalan muatan. Muatan yang dimasuki sebuah titik cabang
harus keluar tidak ada yang hilang atau diambil.
Kita definisikan dahulu dua istilah. Titik cabang dalam jaringan ialah
sebuah titik dimana tiga atau lebih konduktor bertemu. Lintasan tertutup dalam
gambar 3 misalnya titik a, d, e dan b merupakan titik cabang, tetapi c dan f
bukan. Dalam gambar 3 hanya ada dua titik cabang, yaitu a dan b. Hukum
Kirchoff terdiri atas 2 kaidah, yaitu :
1. Kaidah titik cabang hasil penjumlahan aljabar tiap arus yang menuju
sembarangan titik cabang sama dengan 0. I = 0
2. Kaidah lintasan tertutup hasil penjumlahan aljabar GGL dalam sembarangan
lintasan tertutup sama dengan hasil penjumlahan aljabar hasil kali IR dalam
lintasan tertutup yang bersangkutan = IR
Dalam jaringan yang rumit, dalam mana banyak tersangkut besaran yang
tidak diketahui, kadang - kadang sukar untuk mengetahui cara merumuskan
persamaan yang berdiri sendiri dalam jumlah yang cukup untuk menentukan
besaran - besaran yang tidak diketahui itu. Kiranya aturan - aturan berikut dapat
diikuti :
1. Jika ada n titik cabang dalam jaringan, terapkanlah kaidah titik cabang pada
titik - titik sebanyak n-1. Titik yang mana saja boleh dipilih. Penerapan
kaidah titik cabang pada titik yang ke-n titik menghasilkan persamaan yang
berdiri sendiri.
2. Bayangkan jaringan itu dipisah - pisahkan menjadi sejumlah lintasan tertutup
sederhana. Terapkanlah kaidah lintasan tertutup pada tiap lintasan yang
sudah terpisah - pisah ini.
(Kanginan, 2006)
Khairul Akbar
H1C112035
23
Gambar 3.1.
Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchoff I hanya dapat digunakan jika padat muatan
konstan. Anggap arus masuk ke dalam sebuah lempeng dari kapasitor.
Jika ada permukaan tertutup di sekitar satu (hanya satu dari dua) lempeng
tersebut, arus masuk melalui permukaan tapi tidak keluar, maka kasus ini
melanggar hukum Kirchoff I. Namun, arus yang melalui suatu
permukaan yang melingkupi seluruh kapasitor (kedua lempeng) akan
Khairul Akbar
H1C112035
24
memenuhi hukum Kirchoff I karena arus yang masuk ke dalam salah satu
lempeng akan sama besar dengan arus yang keluar dari lempeng satunya
dan biasanya dalam analisis sirkuit hanya itu yang diperhitungkan,
namun masalah akan muncul jika yang dilihat hanya satu lempeng.
Contoh kasus lain dimana hukum ini tidak bekerja adalah arus pada
antena. Karena pada antena, arus masuk ke dalam antena dari transmitter,
tapi tidak ada arus yang keluar dari ujung lainnya.
(Haryadi, 2009).
3.2.2. Hukum Kirchoff II
Ada
rangkaian
yang
tidak
dapat
disederhanakan
dengan
menggunakan kombinasi seri dan paralel umumnya ini terjadi jika ada
dua atau lebih GGL didalam rangkaian atau komponen rangkaian
dihubungkan dengan cara rumit.
R = hambatan (W)
Khairul Akbar
H1C112035
25
Gambar 3.2.
Hukum Kirchoff II
Dari gambar di atas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan
dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :
1. Pilih loop untuk masing - masing lintasan tertutup dengan arah
tertentu.
26
Adapun alat dan bahan yang digunakan ketika percobaan yang dilakukan
sebagai berikut:
1. Catu Daya
Catu daya adalah sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai
sumber daya untuk piranti lain, terutama daya listrik. Pada dasarnya pencatu
daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun ada
beberapa pencatu daya yang menghasilkan energi mekanik dan energi yang
lain.
Gambar 3.3.
Catu Daya
2. Kabel Penghubung
Kabel penghubung adalah kawat penghantar listrik berisolasi tunggal.
Dapat juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama - sama merupakan
kesatuan. Kabel kawat (penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastik yang
juga digunakan sebagai bahan penyekat.
Gambar 3.4.
Kabel Penghubung
3. Papan Rangkaian
Khairul Akbar
H1C112035
27
Gambar 3.5.
Papan Rangkaian
4. Jembatan Penghubung
Jembatan penghubung adalah alat untuk mengukur hambatan listrik
yang tidak diketahui besarnya. Alat ini dipopulerkan oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1943. Jembatan penghubung merupakan suatu
susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui
harganya (besarnya).
Gambar 3.6.
Jembatan Penghubung
5. Hambatan (Resistor)
Khairul Akbar
H1C112035
28
Gambar 3.7.
Hambatan 47
b. Hambatan 56
Gambar 3.8.
Hambatan 56
c. Hambatan 100
Khairul Akbar
H1C112035
29
Gambar 3.9.
Hambatan 100
6. Saklar Satu Kutub
Saklar satu kutub adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan
satu arah, fungsinya untuk memutus dan menghubung saja. Saklar jenis ini
hanya digunakan pada motor listrik dengan daya kurang dari 1 PK.
Gambar 3.10.
Saklar Satu Kutub
7. Pemegang Lampu dan Lampu Pijar
Pemegang lampu adalah alat yang biasa digunakan untuk menaruh
lampu yang akan dilakukan pengujian rangkain listrik. Sedangkan lampu pijar
adalah alat yang ditaruh pada pemegang lampu yang berada pada rangkaian
listrik.
Khairul Akbar
H1C112035
30
Gambar 3.11.
Pemegang Lampu dan Lampu Pijar
8. Basic Meter 90
Basic meter 90 ini biasanya digunakan untuk mengukur arus dan
tegangan dalam suatu rangkaian listrik. Umumnya basic meter memiliki batas
ukur arus dari 100 A sampai dengan 5 A dan batas ukur tegangan dari 100
mV sampai dengan 50 V. Jika alat ini akan digunakan untuk melakukan
pegukuran arus, maka terminal - terminal untuk tegangan ditutup dan begitu
pula sebaliknya. Sebelum menggunakan alat ini, usahakan agar jarum
menunjuk tepat di titik nol dengan mengatur sekrup yang ada pada bagian atas
panel meternya.
Gambar 3.12.
Basic Meter 90
Khairul Akbar
H1C112035
31
Gambar 3.13.
Rangkaian Pada I1
5. Matikan saklar (posisi 0), tukarkan tempat kedudukan kabel ampermeter
dengan penghubung jembatan C.
6. Ulangi langkah 2-3 untuk mengetahui kuat arus I2.
Gambar 3.14.
Rangkaian Pada I2
7. Lakukan seperti langkah 4, yakni menukarkan penghubung jembatan D, E, F
dan G dengan kedua kabel basic meter untuk menentukan kuat arus I3, I5
dan I6
Gambar 3.15.
Khairul Akbar
H1C112035
32
Rangkaian Pada I3
Gambar 3.16.
Rangkaian Pada I5
Gambar 3.17.
Rangkaian Pada I6
3.5. Pengolahan Data
1. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 3.1.
Hasil Pengamatan Hukum Kirchoff (3V)
Di titik Percabangan Arus P (3 V)
Di titik Percabangan Arus Q (3V)
Arus Masuk
Arus Keluar
Arus Masuk
Arus Keluar
I1 = 45 A
I2 = 25 A
I3 = 20 A
I6 = 35 A
I3 = 20 A
I5 = 15 A
Jumlah = 45 A
Jumlah = 45 A
Jumlah = 35 A
Jumlah = 35 A
Tabel 3.2.
Hasil Pengamatan Hukum Kirchoff (6V)
Di titik Percabangan Arus P (6 V)
Di titik Percabangan Arus Q (6 V)
Arus Masuk
Arus Keluar
Arus Masuk
Arus Keluar
I1 = 80 A
I2 = 50 A
I3 = 35 A
I6 = 70 A
I3 = 35 A
I5 = 30 A
Jumlah = 80 A
Jumlah = 85 A
Jumlah = 65 A
Jumlah = 70 A
Tabel 3.3.
Khairul Akbar
H1C112035
33
Khairul Akbar
H1C112035
34