Anda di halaman 1dari 2

HIPERTENSI

1. Identifikasi
a. Date and time of history
Hipertensi adalah silent disease karena gejala dari penyakit ini baru akan timbul
bertahun-tahun setelah pasien menderita hipertensi. Salah satu yang bisa dilakukan
untuk mendeteksi penyakit hipertensi dengan mengukur tekanan darah. Pasien
dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah pada sistolik di atas 140 mmHg
dan tekanan darah pada diastolic diatas 90 mmHg (Sheps, 2005).
b. Identifying data
Mengidentifikasi data pribadi yang menderita penyakit Hipertensi seperti nama
pasien, umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan pasien dan statusnya (sudah
menikah.
Hipertensi sangat dipengaruhi oleh usia karena dengan bertambahnya umur maka
semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat
dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam
tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada
yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner
dan kematian prematur (Julianti, 2005). Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya
terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi
penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun,
ketika seorang wanita mengalami menopause (Depkes@gmail.com).
c. Source of history
Selain informasi didapatkan dari pasien sendiri, juga bisa didapatkan dari orangorang terdekat pasien seperti keluarga, teman, saudara dan lain-lain. Informasi yang
lain bisa diperoleh dari catatan medis sebelumnya.
d. Reliability
Adanya perubahan menurut ingatan pasien, kepercayaan dan suasana hati pasien.
2. Keluhan
Pada umumnya pasien hipertensi yang datang mengeluhkan adanya sakit kepala atau
nyeri pada kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah (Crowin, 2000: 359). Gejala
lain yang umumnya terjadi pada pasien penderita hipertensi yaitu pusing, wajah yang

berubah menjadi kemerahan, keluarnya darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa
pegal, mudah lelah dan lain-lain (Wiryowidagdo, 2002). Namun gejala-gejala tidak tampak
pada pasien ketika awal menderita penyakit hipertensi. Sebagian besar gejala klinis baru
akan muncul bertahun-tahun setelah pasien menderita hipertensi. Sehingga pada
pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi
ada beberapa kasus ditemukan perubahan pada retina (gangguan tajam penglihatan) seperti
pendarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat
terdapat edema pupil (Crowin, 2000: 359).
3. Present Illness
a.

Lokasi

: Pasien yang menderita hipertensi akan merasakan nyeri/sakit pada


kepala (tepatnya di bagian belakang kepala).

b. Quality

: Nyeri kepala ini biasanya berdenyut-denyut

c.

: Tekanan darah yang semakin tinggi akan meningkatkan terjadinya


migrant atau sakit kepala dan pusing. Sakit

Quantity

d. Timing dan Onset : Gejala nyeri atau sakit kepala biasanya muncul pada pagi hari
setelah bangun tidur dengan durasi dan frekuensi yang tidak diketahui.
e.

Kronologi : Penyakit hipertensi biasanya terjadi tanpa kronologi. Pasien hanya


merasakan nyeri pada kepala yang kadang-kadang disertai pusing. Ketika
bangun tidur mata berkunang-kunang

f.

Modifying factor : efek dari penyakit hipertensi dapat dikurangi dengan cara
berolahraga secara teratur, memberikat obat-obatan anti hipertensi seperti
diuretic, adrenergic blocker, angiotensin converting enzyme (ACE)
inhibitors, calcium channel blocker, vasodilator, and angiotensin receptor
blocker. Namun ada beberapa faktor yang meningkatkan atau
memperburuk penyakit hipertensi yaitu banyak mengkonsumsi garam
atau makanan asin, minuman beralkohol dan merokok.

g.

Anda mungkin juga menyukai