Anda di halaman 1dari 5

METODE PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRIMER PADA

KOLAM BERECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN


NON ECENG GONDOK DI BALAI PEMBENIHAN DAN
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR AMBARAWA
Revin Leofergian Wn
Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698
Abstrak
Produktivitas primer dapat didefenisikan sebagai kandungan bahan-bahan organik
yang dihasilkan dari proses fotosintesis oleh organisme dan mampu mendukung aktivitas
biologi di perairan baik perairan tawar maupun lautan lepas. Eceng gondok merupakan
tumbuhan yang mengambang di permukaan air (gulma), memiliki daun yang tebal dan
gelembung yang membuatnya mengapung. Gangguan yang diakibatkan oleh tanaman
eceng gondok ini antara lain adalah eceng gondok dapat menyebar di area yang luas dan
menutupi permukaan air, dapat mengurangi cahaya yang masuk ke dalam badan air, yang
mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut yang dalam air. Satuan kerja
Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar ( Satker PBIAT ) Ambarawa kabupaten
Semarang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perbenihan dan budidaya
ikan air tawar dan meningkatkan hasil produksi budidaya perikanan air tawar. Proses
pengukuran produktivitas primer pada kolam air tawar eceng gondok (Eichornia
crassipes) dan non eceng gondok menghasilkan informasi sebagai berikut: nilai
produktivitas primer pada kolam eceng gondok berkisar 78,115 gC/m3/jam dan malam
hari 98,9 gC/m3/jam sedangkan nilai rata rata pada kolam non eceng gondok pada siang
hari adalah 104,115 gC/m3/jam dan malam hari 88,51 gC/m3/jam.
Kata kunci : Produktivitas Primer, Pengukuran, Eceng Gondok.

Abstract

1. Pendahuluan
Ekosistem perairan masa kini baik pada wilayah ekosistem laut dan ekosistem
air

tawar

mengalami

pencemaran

yang

mengakibatkan

berkurangnya

produktivitas primer perairan yang akan mempengaruhi perkembangan organisme


di dalam perairan. Produktivitas primer atau dasar dari suatu ekosistem,

komunitas atau sesuatu yang terkait dengan keduanya, didefinisikan sebagai laju
energi pancaran yang disimpan oleh kegiatan fotosintesis atau kemosintesis
organisme-organisme produsen (terutama tumbuhan-tumbuhan hijau) dalam
bentuk senyawa-senyawa organik. Senyawa organik ini dapat digunakan sebagai
energi bagi organisme lain. Untuk mengukur produktivitas tersebutdapat dilihat
dari produksi oksigen yang dihasilkan oleh organisme yang berada di perairan
tersebut dengan cara mengambil sampel air yang akan diuji. Pengujian dapat
dilakukan dengan metode botol terang dan gelap atau biasa di sebut metode botol
Winkler. Digunakan botol terang untuk mengetahui kesetimbangan oksigen yang
dihasilkan dari proses fotosintesis, sedangkan botol gelap hanya terjadi proses
pernapasan oleh plankton tanpa terjadi proses fotosintesis.
Menurut, Widyaleksono, (2012) Produktivitas harus diukur selama waktu
yang tepat, karena terdapat perbedaan metabolism selama siang dan malam hari.
Perbedaan metabolisme juga terjadi antar musim, oleh sebab itu disarankan
pengukuran energy ini dalam skala tahunan. Beberapa cara penentuan
produktivitas primer adalah metode panen, metode pengukuran oksigen, metode
karbondioksida, metode pH, pengukuran berkurangnya bahan mentah, metode
radioaktivitas, dan metode klorofil (Widyaleksono, 2012).

2. Materi dan Metode


A. Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat yaitu BOD 125 ml
untuk tempat air sample, erlenmeyer 250 ml digunakan sebagai tempat titrasi,
buret digunakan sebagai titrasi, gelas ukur untuk mengukur voume cairan, Pipet
tetes untuk mengambil reagen, pH universal untuk mengukur pH air, termometer
untuk pengukruan suhu dan Secchi disc untuk mengukur kecerahan. Bahan yang
dibutuhkan meliputi aquadest untuk membilas alat, MnSO4 untuk indicator dalam
uji kelarutan oksigen, NaOH digunakan sebagai indicator dalam uji kelarutan
oksigen, H2SO4 pekat digunakan sebagai indicator dalam uji kelarutan oksigen,

NaOH dalam KI digunakan sebagai indicator dalam uji kelarutan oksigen, N a2S2O3
digunakan sebagai indicator dalam uji kelarutan.
B. Metode
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode survey. Metode survey meliputi: 1.
Magang, yang dilakukan dengan mengamati, memahami serta membantu kegiatan
kerja yang dilakukan di Satker PBIAT Ambarawa. 2. Mengamati dan mencatat
kondisi kolam yang akan digunakan. 3. Mengamati alat dan bahan yang akan
digunakan. 4. Pengukuran parameter fisika dan kimia.
3. Hasil dan Pembahasan

4. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah:
1.

Metode yang digunakan dalam pengukuran produktvitas primer adalah


metode botol terang dan gelap.

2.

Rata rata nilai produktivitas primer pada kolam bereceng gondok pada siang
hari 78,115 mg/l dan malam hari 98,9 mg/l sedangkan nilai rata rata pada
kolam non eceng gondok pada siang hari adalah 104,115 mg/l dan malam hari
88,51 mg/l. Berdasarkan nilai yang diperoleh dapat diketahui bahwa kolam
eceng gondok memiliki nilai produktivitas primer lebih rendah dibandingkan
dengan kolam non eceng gondok.

Daftar Pustaka
Monintja D. 2001. Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir dalam Bidang Perikanan Tangkap.
Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. 156 hal.
Purbayanto,A. dan M. Riyanto. 2004. Pengoperasian Pukat Udang pada Siang dan Malam
Hari Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkap Sampingan di Laut Arafura, Papua.
Maritek., 5(1) HAL 29 - 41.
Simeon, B.M., D.P.F. Aristi dan Asriyanto. 2013. Respons Tingkah Laku Ikan Nila Merah
(Oreochromis niloticus) pada Jaring Arad (Small Bottom Trawl) Modifikasi pada

Uji Flume Tank (Skala Laboratorium). Journal of Fisheries Resources Utilization


Management and Technology Volume 2(1) HAL 114 - 122.
Sparre and Venema. 1989. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis Bagian 1. Terjemahan
oleh BBPPI. Semarang.

Lampiran
DATA HASIL TANGKAPAN UDANG DENGAN ALAT TANGKAP TRAWL
DI PERAIRAN KALIMANTAN TENGAH
TRIP I
No. Stasiun
Waktu

10

Mulai

17.00

06.00

12.00

17.00

08.00

12.00

17.00

04.00

10.00

19.00

Berhenti

18.00

07.00

13.00

18.00

09.00

13.00

18.00

05.00

11.00

20.00

Kedalaman (m)

14

14

20

16

14

29

25

32

25

Udang (kg)

15,4

11,8

11,0

16,0

10,0

14,0

16,2

11,8

0,0

15,4

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Mulai

08.00

12.00

16.00

20.00

07.00

12.00

18.00

12.00

17.00

08.00

Berhenti

09.00

13.00

17.00

21.00

08.00

13.00

19.00

13.00

18.00

09.00

12
13,0

7
13,2

9
11,6

12
2,0

18
11,4

23
12,8

23
16,2

21
9,0

11
19,8

10
14,8

TRIP II
No. Stasiun
Waktu

Kedalaman (m)
Udang (kg)

TRIP III
No. Stasiun

25

26

27

28

29

30

31

32

Mulai

06.00

11.00

18.00

06.00

11.00

18.00

06.00

09.00

Berhenti

07.00

12.00

19.00

07.00

12.00

19.00

07.00

10.00

Kedalaman (m)

18

12

23

12

16

21

Udang (kg)

10,6

12,0

17,6

13,2

13,4

18,6

13,4

13,4

Waktu

Keterangan:
- Rata-rata kecepatan kapal: V = 2 knot
- Jarak lintasan head rope : h = 10,06 m

DOKUMENTASI

Tota

112,

Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang

Wawancara dengan Petugas BBPPI

Anda mungkin juga menyukai