Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Klien Osteoartritis

KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat
campur tangan dan penyertaanNya sehingga Makalah

ini dapat kami selesaikan.

Makalah ini memuat tentang Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Osteoarthritis.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi dan penyajiannya. Semoga makalah ini
dapat memberikan sedikit atau lebihnya tambahan pengetahuan pembaca tentang
penyakit osteoarthritis Semoga bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf jika terdapat
kesalahan penulisan. Penyusun menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca yang
berkaitan dengan makalah ini. Terimakasih.

Manado, September 2013


Penulis

BAB I
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang rawan
sendi

yang

berkembang

lambat

dan

penyebabnya

belum

diketahui

IPD,1997).Atau gangguan pada sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).

(Kalim,

Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoarthritis
(sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan
dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa keperawatan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan sistem pencernaan akibat sirosis hepatis secara langsung dan
komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses
Keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi,
evaluasi).
Agar mahsiswa keperawatan bisa menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi dalam
masalah keperawatan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

2. Tujuan Khusus
Untuk menjelaskan pengertian dari Osteoartritis.
Untuk menjelaskan Etiologi dari Osteoartritis.
Untuk menjelaskan patofisiologi Osteoartritis.
Untuk menjelaskan manifestasi klinis Osteoartritis
Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari Osteartritis.
Untuk menjelaskan asuhan keperawatan gangguan muskuloskletal dengan

Osteoartritis.

BAB II
Pembahasan
1. Defenisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut.
Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas
60 tahun. Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis, yaitu melemahnya tulang
rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun di sekujur tubuh. Tapi
umumnya, penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan pinggul.
Osteoartritis juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
2. Etiologi

Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui sebabnya, yang disebut dengan


osteoartritis idiopatik. Pada kasus yang lebih jarang, osteoartritis dapat terjadi akibat
trauma pada sendi, infeksi, atau variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik dan
neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder. Onset usia pada osteoartritis
sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang
pada dewasa muda, dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya,
terdapat hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur. Presentasi orang
yang memiliki osteoartritis pada 1 atau beberapa sendi meningkat dari dibawah 5% dari
orang-orang dengan usia antara 15-44 tahun menjadi 25%-30% pada orang-orang dengan
usia 45-64 tahun, dan 60%-90% pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini dan
pandangan yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal
dan kekakuan sendi pada orang-orang dengan usia diatas 65 tahun, hubungan antara
penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit dijelaskan. Terlebih lagi,
penggunaan sendi selama hidup tidak terbukti menyebabkan degenerasi. Sehingga,
osteoartritis bukan merupakan akibat sederhana dari penggunaan sendi.
Faktor usia juga memperngaruhi karena pada usia lanjut biasanya produksi cairan sendi
akan berkurang dan vaskularisasi darah ke sendi juga tak sebaik sewaktu masa muda.

3. Patofisiologi

Sum

ber : Prince, Sylvia Anderson (2002)

Proses penuaan menyebabkan proses penyakit degenerative yang panjang, pemecahan


kondrosit, perubahan komponen sendi kolagen progteogtikasi jaringan sub kondrial.
Proses penyakit degenerative yang panjang menyebabkan masalah keperawatan :
kerusakan penatalaksanaan lingkungan, membuat kemampuan mengingat kesalahan
interpretasi dan menimbulkan masalah keperawatan : Defisiensi Pengetahuan.
Pemecahan kondrosit dan perubahan komponen sendi sama sama menyebabkan
pengeluaran enzim lisosom, menyebabkan kerusakan matriks kartilago, menyebabkan
penebalan tulang sendi, penyempitan rongga sendi dan penurunan kekuatan nyeri
sehingga menimbulkan masalah keperawatan: Defisit Perawatan Diri. Trauma Intrinsik
dan ekstrinsik menyebabkan perubahan metabolisme sendi yang mengakibatkan juga
kerusakan matriks kartilago.
Sedangkan perubahan fungsi sendi menyebabkan kontaktur, deformitas sendi dan
hipertrofi. Kontraktur menyebabkan masalah keperawatan tentang gangguan citra tubuh.
Deformitas sendi juga menyebabkan kerusakan mobilitas fisik. Hipertrofi menyebabkan
distensi cairan yang menyebabkan masalah keperawatan nyeri akut.

4. Manifestasi klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan
sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan.
Gambaran klinis Askep Osteoarthritis lainnya

1. Rasa nyeri pada sendi


Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada
waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam
ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

5. Penatalaksanaan
1. Tindakan preventif
a.

Penurunan berat badan

b. Pencegahan cedera
c.

Screening sendi paha

d. Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja


2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik
untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi
4. Irigasi tidal (pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
5. Pembedahan; artroplasti
6.

Operasi, perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang
nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi

7.

Fisioterapi, berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi


pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat.

8. Dukungan psikososial, diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun
dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.

6. Pengkajian Pola Gordon


1. Pola Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Aktivitas/Istirahat
o

Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan
pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.

Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.

2. Pola Nutrisi Metabolik


Makanan / Cairan
o

Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat


mual, anoreksia.

Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.

3. Pola Eliminasi
Nyeri/kenyamanan
o

Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak pada
sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).

Keamanan

Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus

Lesi kulit, ulkas kaki

Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga

Demam ringan menetap

Kekeringan pada mata dan membran mukosa

Pemeriksaan Diagnostik

Reaksi aglutinasi: positif

LED meningkat pesat

Protein C reaktif : positif pada masa inkubasi.

SDP: meningkat pada proses inflamasi

JDL: Menunjukkan ancaman sedang

Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun

RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi, osteoporosis pada tulang
yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi.

4. Pola aktivitas dan Latihan


Kardiovaskuler
o

Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan
pada jari sebelum warna kembali normal.

5. Pola Tidur dan Istirahat


Kaji perbedaan waktu tidur sebelum dan sesudah sakit dan jumlah tidur dan istirahat per
hari.
6. Pola Kognitif dan Perseptual
Hygiene
o

Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada


orang lain.

7. Pola persepsi dan Konsep diri


Integritas Ego
o

Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan, faktorfaktor hubungan.

Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).

Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan
pada orang lain.

8. Pola peran dan Hubungan Dengan Sesama (koping)


Interaksi Sosial
o

Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.

9. Pola Reproduksi Seksualitas


Kaji pengetahuan klien tentang hubungan penyakit dengan masalah seksualitas. Ada atau
tidaknya gangguan fungsional/seksual karena penyakit yang diderita (osteoarthritis) .
Klien mengalami perubahan atau masalah seksualitas yang berhubungan dengan penyakit
kronik yang diderita .
10. Pola Mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

Adakah gangguan penyesuaian diri klien terhadap lingkungan dan situasi yang baru
berhubungan dengan penyakit.
11. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
Apa yang menjadi tujuan hidup klien agar dapat menjadi motivasi dalam melawan rasa
dan penyakit yang di derita klien.

7. Diagnosa, Intervensi-Rasional, Evaluasi


Diagnosa I : Hambatan mobilitas fisik b/d kaku sendi
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI
RASIONAL
Perahankan istirahat tirah baring/duduk jika
Untuk mencegah kelelahan dan
diperlukan.

mempertahankan kekuatan.

Bantu bergerak dengan bantuan seminimal

mungkin.

Meningkatkan

fungsi

sendi,

kekuatan otot dan stamina umum.


Memaksimalkan fungsi sendi dan
mempertahankan mobilitas.

Menghindari

cedera

kecelakaan seperti jatuh.

Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi

akibat

1.

Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan

2.

Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari

kontraktor
kompensasi bagian tubuh
3.

Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan

aktivitas.

Diagnosa II : Resiko cedera b/d gangguan mobilitas fisik


Kriteria hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik

INTERVENSI
Kendalikan
lingkungan
dengan

RASIONAL
: Lingkungan yang bebas bahaya akan

Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi resiko cedera dan


mengurangi potensial cedera akibat jatuh membebaskan
ketika

tidur

misalnya

keluaraga

dari

menggunakan kehawatiran yang konstan.

penyanggah tempat tidur, usahakan posisi


tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan
malam, siapkan lampu panggil.

Izinkan

kemandirian

dan

kebebasan Hal ini akan memberikan pasien

maksimum dengan memberikan kebebasan merasa otonomi, restrain dapat


dalam lingkungan yang aman, hindari meningkatkan
penggunaan

restrain,

ketika

pasien mengegetkan

agitasi,
pasien

akan

melamun alihkan perhatiannya ketimbang meningkatkan ansietas.


mengagetkannya.
Hasil/kriteria hasil

1. Dapat menyelamatkan keselamatan fisik diri sendiri


2. Dapat bebas melakukan aktifitas seperti biasa
3. Mengurangi kemungkinan untuk jatuh ketika melakukan aktifitas

Diagnosa III : Gangguan pola tidur b/d restrain fisik


Kriteria hasil : klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur
INTERVENSI

RASIONAL
Mandiri
Mengidentifikasi intervensi yang
Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan tepat.

perubahan yang terjadi.


Meningkatkan kenyamanan tidur
Berikan tempat tidur yang nyaman.
serta
dukungan
Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan pisiologis/psikologis.
Bila rutinitas baru mengandung
dalam pola lama dan lingkungan baru.
aspek sebanyak kebiasaan lama,
Instruksikan tindakan relaksasi.
dan
aansietas
yang
Tingkatkan regimen kenyamanan waktu stress
berhubungan
dapat
berkurang.
tidur, misalnya mandi hangat dan massage.
Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi : Membantu menginduksi tidur.
Meningkatkan efek relaksasi.
rendahkan tempat tidur bila mungkin.
Dapat merasakan takut jatuh karena
Hindari mengganggui bila mungkin,
misalnya membangunkan untuk obat atau perubahan ukuran dan tinggi
tempat tidur, pagar tempat tidur
terapi.
memberikan keamanan untuk
Kolaborasi
membantu mengubah posisi.
Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi.
Tidur tanpa gangguan lebih
menimbulkan rasa segar, dan
pasien mungkin tidak mampu
kembali tidur bila terbangun.
Mungkin diberikan untuk membantu
pasien tidur atau istirahat.

Hasil/kriteria evaluasi

1. Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi


2. Tidak mengalami kekurangan waktu tidur dan istirahat

Diagnosa IV : Defisit perawatan diri b/d nyeri


Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri secara mandiri.
INTERVENSI
Kaji tingkat fungsi fisik

RASIONAL
Mengidentifikasi

Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri bantuan/dukungan

Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam


diri,

identifikasi

Identifikasi

untuk

Mendukung

kemandirian

untuk fisik/emosional.
Menyiapkan untuk meningkatkan

modifikasi lingkungan.

yang

diperlukan.

dan program latihan.


perawatan

tingkat

perawatan

yang kemandirian

diperlukan, misalnya lift, kursi roda dll.

yang

meningkatkan harga diri.

akan

Memberikan kesempatan untuk


dapat melakukan aktivitas secara
mandiri.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
4.

Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan

klien.
5. Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan
6.

diri.
Mengidentifikasikan

sumber-sumber

pribadi/komunitas

yang

dapat

memenuhi

kebutuhan.

Diagnosa V : Gangguan citra tubuh b/d penyakit


Kriteria Hasil : Mengungkapkan peningkatan percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi
penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
INTERVENSI
Dorong pengungkapan mengenai masalah

proses penyakit, harapan masa depan.

Beri

RASIONAL
kesempatan

untuk

mengidentifikasi rasa takut /

Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan kesalahan

konsep

dan

pada pasien/orang terdekat. Memastikan menghadapinya secara langdung.

bagaimana pandangan pribadi pasien dalam


memfungsikan

sehari-hari penyakit mempengaruhi persepsi

termasuk aspek-aspek seksual.

diri dan interaksi dengan orang

bagaimana

persepsi
orang

pasien
terdekat

Akui

dan

mengenai lain akan menentukan kebutuhan


menerima terhadap

intervensi

atau

konseling lebih lanjut.

keterbatasan.

bagaimana

hidup

Diskusikan

gaya

Mengidentfikasi

terima

perasaan

bermusuhan, ketergantungan.

Isyarat verbal/non verbal orang


berduka,
terdekat

dapat

mempunyai

Perhatikan prilaku menarik diri, terlalu pengaruh mayor pada bagaimana


pasien
memandang
dirinya
memperhatikan tubuh/perubahan.
Susun batasan pada prilaku maladaptive. sendiri.
Nyeri konstan akan melelahkan,
Bantu pasien untuk mengidentifikasi

perilaku positif yang dapat membantu dan perasaan marah, bermusuhan


koping.

umum terjadi.

Ikut sertakan pasien dalam merencanakan


Dapat menunjukkan emosional
perawatan dan membuat jadwal aktifitas.

atau metode koping maladaptive,

Berikan obat-obatan sesuai petunjuk.

membutuhkan intervensi lebih


lanjut atau dukungan psikologis.

Membantu

pasien

untuk

mempertahankan

kontrol

yang

meningkatkan

dapat

diri

perasaan harga diri.

Meningkatkan

perasaan

kompetensi/harga

diri,

mendorong

dan

kemandirian,

mendorong partisipasi dan terapi.


Pasien / orang terdekat mungkin
membutuhkan dukungan selama
berhadapan

dengan

proses

jangka
panjang/ketidakmampuan.
Mungkin dibutuhkan pada saat
munculnya depresi hebat sampai
pasien

mengembangkan

kemampuan koping yang lebih


efektif.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
1.

Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi

penyakit, perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.


2. Menyusun tujuan atau rencana realistis untuk masa mendatang.

8. Implementasi

Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan


dan di lakukan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada kondisinya.
Sasaran utama pasien meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan
penerimaan penanganan, pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat,
pencegahan isolasi sosial, dan upaya komplikasi.

9. Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien. Hasil yang di
harapkan :
Mengalami peredaan nyeri
Tampak tenang dan bebas dari ansietas
Memperhatikan aktifitas perawatan diri secara efektif

BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan
tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan
pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit,
dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses
penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi.
Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi.
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: Usia/Umur,
Jenis Kelamin, Ras, Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik,
Diet.

2. Saran
- Mahasiswa
-

harus mengerti tentang pengertian Osteoartritis beserta etiologi dan

patofisiologinya secara lengkap.


Mahasiswa keperawatan harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien
dengan penyakit osteoarthritis secara langsung dan komprehensif meliputi aspek biopsiko-sosio-spiritual dengan pendekatan proses Keperawatan (pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi).


Mahasiswa sebaiknya menggunakan makalah ini sebagai sumber ilmu untuk
mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit osteoarthritis lebih
lanjut.

Daftar Pustaka
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.,

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa
Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001),
Jakarta, EGC.
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.
Diposkan oleh Reny Yatnasari di 23.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Osteoarthritis
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (12)
o

Desember (1)

September (1)

Asuhan Keperawatan Klien Osteoartritis

Juli (1)

Mei (9)

Mengenai Saya

Reny Yatnasari
Wanita yang selalu ingin menyelesaikan ceritanya secara sempurna, bersamaan
dengan penggapaian cita dan cinta yang akan abadi selamanya . R.Y.S
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh
Blogger.

Anda mungkin juga menyukai