PENDAHULUAN
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau harta
intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris intellectual
property right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual
tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the
creations of the human mind) (WIPO, 1988:3).
Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang memerlukan
perlindungan hukum secara internasional yaitu :
1. hak cipta dan hak-hak berkaitan dengan hak cipta;
2. merek;
3. indikasi geografis;
4. rancangan industri;
5. paten;
6. desain layout dari lingkaran elektronik terpadu;
7. perlindungan terhadap rahasia dagang (undisclosed information);
8. pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian lisensi.
Pembagian lainnya yang dilakukan oleh para ahli adalah dengan
mengelompokkan Hak Atas Kekayaan Intelektual sebagai induknya yang memiliki
dua cabang besar yaitu :
1. Hak milik perindustrian/hak atas kekayaan perindustrian (industrial property
right);
2. Hak cipta (copyright) beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta (neighboring
rights).
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersamasama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi".
Perbedaan antara hak cipta (copyright) dengan hak-hak yang berkaitan dengan
hak cipta (neighboring rights) terletak pada subyek haknya.
Pada hak cipta subyek haknya adalah pencipta sedangkan pada hak-hak yang
berkaitan dengan hak cipta subyek haknya adalah artis pertunjukan terhadap
penampilannya, produser rekaman terhadap rekaman yang dihasilkannya, dan
organisasi penyiaran terhadap program radio dan televisinya. Baik hak cipta
maupun hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta di Indonesia diatur dalam satu
undang-undang, yaitu Undang-Undang Hak Cipta (UUHC) UU .
Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan
yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten
sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki
syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).
Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang
dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar
perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan
konsumen.Indikasi geographis merupakan tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis, termasuk alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut yang memberikan ciri dan
kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Jadi, disamping tanda berupa
merek juga dikenal tanda berupa indikasi geografis berkaitan dengan faktor
tertentu. Merek dan indikasi geografis di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Merek (UUM).
B. JENIS HAKI
Sebenarnya ada 7 (tujuh) cabang hukum yang dianggap sebagai bagian dari
HaKI oleh perjanjian TRIPS :
1. Hak Cipta (Copyright);
2. Merek (Trademark);
3. Paten (Patent);
4. Desain Industri (Industrial Design);
5. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu (Layout Design ofIntegrated Circits);
6. Rahasia Dagang (Undisclosed Information);
7. Varietas Tanaman (Plant Varieties).
Tetapi sebagai pembatasan masalah yang kami bahas hanya pada Hak cipta,
paten dan merek.
1. HAK CIPTA
Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku (Pasal 2 ayat 1 UUHC). Dikatakan hak khusus atau sering juga
disebut hak eksklusif yang berarti hak tersebut hanya diberikan kepada pencipta
dan tentunya tidak untuk orang lain selain pencipta.
Hak khusus meliputi :
a. hak untuk mengumumkan;
b. hak untuk memperbanyak.
salinan ini hanya secara khusus hanya tertuju pada orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang pertunjukan, perekaman, dan badan penyiaran.
Karena hak cipta merupakan kekayaan intelektual yang dapat dieksploitasi hakhak ekonominya seperti kekayaan-kekayaan lainnya, timbul hak untuk
mengalihkan kepemilikan atas hak cipta melalui cara penyerahan untuk
penggunaan karya hak cipta. Sehingga secara otomatis terjadi pengalihan
keseluruhan hak-hak ekonomi yang dapat dieksplotasi dari suatu ciptaan kepada
penerima hak/pemegang hak cipta dalam jangka waktu yang di setujui.
Perkembangan Perundang-undangan Mengenai Hak Cipta di Indonesia
Setelah masa revolusi sampai tahun 1982, Indonesia masih memakai UU
pemerintah kolonial Belanda Auteurswet 1912, sampai saat Undang-Undang Hak
Cipta Nasional pertama diberlakukan tahun 1982. Berdasarkan Undang-undang
Hak Cipta (UUHC) No. 6 tahun 1982, perlindungan atas para Pencipta dianggap
kurang memadai dibandingkan dengan yang diberikan oleh hukum Hak Cipta di
luar negeri. Misalnya, perlindungan Hak Cipta umumnya berlaku selama hidup
Pencipta dan 25 tahun setelah meninggalnya Pencipta. Kategori karya-karya
yang Hak Ciptanya dilindungi pun terbatas karena hak-hak yang berkaitan
dengan Hak Cipta (neighbouring rights), misalnya, tidak memperoleh
perlindungan hukum.
Pada tahun 1987, UU Hak Cipta Indonesia direvisi dan skala perlindungan pun
diperluas. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Perubahan Atas
Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, diberlakukan tidak sama
untuk setiap bidang ciptaan, untuk:
1. Hak Cipta atas ciptaan: buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya, seni
tari (koreografi), segala bentuk seni rupa; seni batik, ciptaan lagu atau musik,
karya arsitektur, berlaku selama hidup pencipta plus lima puluh tahun setelah
meninggal. Dan bila hak cipta tersebut dimiliki oleh dua orang atau lebih, maka
hak cipta berlaku selama hidup.pencipta yang terlama hidupnya dan 50 (lima
puluh) tahun setelah pencipta terakhir meninggal.
2. Karya cipta berupa: karya pertunjukan, dan karya siaran; ceramah, kuliah, dan
pidato, peta, karya sinematografi, karya rekaman suara atau bunyi, terjemahan
juga tafsir, hak cipta berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali
diumumkan.
3. Karya cipta berupa, karya fotografi, program komputer, serta saduran, dan
penyusunan bunga rampai, hak cipta hanya berlaku selama 25 (dua puluh lima)
tahun sejak pertama kali diumumkan.
Begitu juga dilakukan perluasaan perlindungan hukum bagi karya-karya seperti
rekaman dan video dikategorikan sebagai karya-karya yang dilindungi. Hak
Negara untuk mengambil alih Hak Cipta demi kepentingan nasional dicabut
karena pasal-pasal wajib mengenai lisensi Hak Cipta dianggap telah memadai
untuk menjaga kepentingan nasional.
Pada tahun 1997, UU Hak Cipta Indonesia direvisi lebih lanjut guna mengarahkan
hukum Indonesia memenuhi kewajibannya pa TRIPs. Hak yang berkaitan
dengan Hak Cipta (neighbouring rights) secara khusus diakui dan dilindungi
dalam bagian UU baru tersebut. Walaupun demikian, banyak karya yang
dianggap termasuk dalam hak-hak yang berkaitan dengan Hak Cipta ternyata
diikutsertakan dalam pasal umum mengenai kategori karya-karya yang hak
ciptanya dilindungi.
Pengaturan ketentuan mengenai perlindungan Hak Cipta ini, dalam Undangundang Hak Cipta No. 12 tahun 1997 banyak mengalami perubahan, menyangkut
karena adanya perubahan dan penataan pengelompokan mengenai jenis-jenis
ciptaan. Di antara perubahan mengenai perlindungan Hak Cipta tersebut yaitu
adanya tambahan ketentuan baru yang dimasukkan dalam Undang-undang Hak
Cipta 1997, berupa pengaturan hal-hal sebagai berikut:
1. Hak Cipta atas ciptaan yang dipegang atau dilaksanakan Negara berupa hasil
kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, maka lamanya perlindungan
berlaku tanpa batas waktu.
2. Hak Cipta atas ciptaan yang dipegang atau dilaksanakan Negara karena suatu
ciptaan tidak diketahui penciptanya dan ciptaan itu belum diterbitkan, maka
lamanya perlindungan berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak karya cipta
tersebut pertama kali diketahui umum.
3. Hak Cipta atas ciptaan yang dipegang dan dilaksanakan oleh penerbit karena
suatu ciptaan telah diterbitkan tetapi tidak diketahui penciptanya atau pada
ciptaan tersebut hanya tertera nama samar-an penciptanya, maka lamanya
perlindungan berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak karya cipta tersebut
pertama kali diterbitkan.
4. Hak Moral dari suatu ciptaan jangka waktu perlindungannya tanpa batas waktu.
5. Dasar perhitungan jengka waktu perlindungan Hak Cipta bertitik tolak pada
tanggal 1 Januari tahun berikutnya atau tahun yang ber-jalan setelah ciptaan
tersebut diumumkan, diketahui oleh umum, diterbitkan atau pencipta meninggal
dunia.
Ketentuan ini tidak berarti mengurangi hak Pencipta atas jangka waktu
perlindungan Hak Cipta yang dihitung sejak lahirnya suatu ciptaan, apabila
tanggal tersebut diketahui secara jelas.
Tolok ukur untuk mengukur terjadinya pelanggaran Hak Cipta diubah dari ukuran
kuantitatif (10 %) menjadi ukuran kualitatif yang sesuai dengan kebanyakan
undang-undang di luar negeri. Revisi tahun 1997 juga menambahkan konsep
keaslian dalam definisi karya kreatif (Pasal 1 ayat 2). Hal yang menarik di sini
adalah di pertahankannya sistern pendaftaran Hak Cipta secara sukarela.
Pendaftaran sebenarnya dilakukan dalam rangka penyediaan bukti-bukti guna
menyelesaikan sengketa jika terjadi masalah di kemudian hari.
Pada akhirnya, pada tahun 2002, Undang-undang Hak Cipta No. 12 tahun 1997
(UUHC) dicabut dan digantikan UHHC yang baru yaitu Undang-Undang Hak
Cipta Nomor 19 Tahun 2002 yang memuat perubahan-perubahan untuk
disesuaikan dengan TRIPs dan penyempurnaan beberapa hal yang perlu untuk
memberi perlindungan bagi karya-karya intelektual di bidang Hak Cipta, termasuk
upaya untuk memajukan perkembangan karya intelektual yang berasal dari
keanekaragaman seni dan budaya tradisisonal Indonesia.
Di dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 yang baru juga
dimuat beberapa ketentuan baru, antara lain:
2. PATEN
Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di
bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten).
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu
penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah
kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa :
a. proses;
b. hasil produksi;
c. penyempurnaan dan pengembangan proses;
d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.
Pengaturan Paten diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
tahun 1989 tentang Paten telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten. Untuk mempermudah
3. MEREK
Tanda yang berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 Undangundang Merek).
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Sedangkan Merek
jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa
sejenis lainnya.
Pengaturan Merek diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 1992 tentang Merek telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 1992 tentang Merek. Untuk mempermudah
penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992
jo Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 atau dapat juga disingkat UndangUndang Merek (UUM).
Relevansi dari adanya HAKI pada abad sekarang bisa dilihat pada lampiran berita
berikut :
Dari berita diatas kita dapat menangkap bahwa kondisi pengakuan HAKI sekarang
semakin perlu diperhatikan, karena barang sepelepun bisa diklaim sebagai hak cipta
atau hak paten seseorang atau negara lain hanya karena kelalaian kita mencari
payung hukum yang aman agar apa yang leluhur kita ciptakan akan dianggap
ciptaan negara lain dan kita akan terlihat semakin lemah sebagai negera hukum.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas kita dapat kita simpulkan hal-hal berikut :
1. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas
benda tak berwujud. Berbeda dengan hak-hak kelompok pertama dan kedua
yang sifatnya berwujud, Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud,
berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan
sebaginya yang tidak mempunyai bentuk tertentu.
2. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau
harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris
intellectual property right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek
kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk
pemikiran manusia (the creations of the human mind) (WIPO, 1988:3).
3. Sebenarnya ada 7 (tujuh) cabang hukum yang dianggap sebagai bagian dari
HaKI oleh perjanjian TRIPS :
1. Hak Cipta (Copyright);
2. Merek (Trademark);
3. Paten (Patent);
4. Desain Industri (Industrial Design);
5. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu (Layout Design ofIntegrated
Circits);
6. Rahasia Dagang (Undisclosed Information);
7. Varietas Tanaman (Plant Varieties).
4. pengakuan HAKI sekarang semakin perlu diperhatikan, karena barang
sepelepun bisa diklaim sebagai hak cipta atau hak paten seseorang atau
negara lain hanya karena kelalaian kita mencari payung hukum yang aman
agar apa yang leluhur kita ciptakan akan dianggap ciptaan negara lain dan
kita akan terlihat semakin lemah sebagai negera hukum.
DAFTAR PUSTAKA
www.dgip.go.id
www.suaramerdeka.com
www.hukumham.info.com