Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN I

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui cara identifikasi
karbohidrat secara kualitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton
yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah
monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6
(Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas
seperti bekerja dan olahraga (Irawan, 2007).
Karbohidrat salah satu bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cdangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel.
Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai
polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagi
penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat (Hart, 1983).
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui roses
fotosinteseis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari.

Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan


dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum).Karbohidrat dalam tubuh
manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam
bentuk glikogen (Pine, 1988).
Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini
merupakan

suatu

polimer

yang

tersusun

atas

monomer-monomer.

Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3


golongan, yaitu:
1. Monosakarida : karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah
atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang
terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Contoh lainnya
tercantum dalam tabel.
2.

Monosakarid

Rumus Molekul Aldosa

a
Triosa

C3H6O3

Ketosa

Gliserosa Dihidroksi Aseton

Tetrosa
C4H8O4
Eritrosa
Eritrulosa
Pentosa
C5H10O5
Ribosa
Ribulosa
Heksosa
C6H12O6
Glukosa Fruktosa
Oligosakarida : karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan
monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas
dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida.
Contoh: sukrosa, maltosa, dan laktosa.
3. Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan
monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat
dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik.
Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh:
amilum, dekstrin, glikogen, dan sellulosa
(Riawan, 1990).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat
sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali,

polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan
membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa
pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal
ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanyan amilum dalam suatu
bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan
glukosa (Syukri, 1999).
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum
pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa
karena baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa.
Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah
dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh
diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya,
proses

hidrolisis

glikogen

(Respati, 1986).
Semua jenis

menjadi

karbohidrat,

baik

glukosa

disebut

glycogenolysis

monosakarida,disakarida,maupun

polisakarida, akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa


tetes -naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga
tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua
cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam
suatu bahan dan dikenal dengan uji Molisch. Monosakarida dan disakarida
memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa manis dari gula
disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan
disakarida, kecuali sukrosa, adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi
disebabkan oleh adanyan gugus aldehida atau keton bebas dalam molekulnya.
Larutan gula bereaksi positif dengan pereaksi Fehling, pereaksi

Tollens,

maupun pereaksi Benedict. Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula


nonpereduksi (Wilbraham, 1992).

III.

ALAT DAN BAHAN


III.1

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat pemanas,


penangas air, penjepit, pipet tetes, pipet ukur, rak tabung reaksi dan
tabung reaksi.
III.2

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 2 N,

HCl pekat, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, kertas lakmus, larutan iodium,
NaOH, natrium asetat, pereaksi Barfoed, pereaksi Benedict, pereaksi
Molisch, pereaksi Saliwanoff dan sampel karbohidrat (air kelapa).
IV.

PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
A. Uji Molisch
1. Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 15 tetes
2. Pereaksi Molisch ditambahkan sebanyak 3 tetes dan dikocok
3. Asam sulfat pekat ditambahkan sebanyak 5 tetes kemudian diamati
perubahan yang terjadi
B. Uji Iodium
1. Amilum 1% dimasukkan dalam 3 tabung reaksi berbeda
2. Tabung reaksi 1 ditambahkan 2 tetes air dan ditambahkan 1 tetes iodin
kemudian diamati perubahan yang terjadi.
3. Tabung reaksi 2 ditambahkan 2 tetes asam klorida dan ditambahkan 1
tetes iodin kemudian diamati perubahan yang terjadi.
4. Tabung reaksi 3 ditambahkan 2 tetes NaOH dan ditambahkan 1 tetes
iodin kemudian diamati perubahan yang terjadi.
C. Uji Barfoed
1. Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 15 tetes.
2. Pereaksi Barfoed ditambahkan sebanyak 10 tetes, kemudian
dimasukkan dalam penangas air dan diamati perubahan yang terjadi.

D. Uji Saliwanoff
1. Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 15 tetes.
2. Pereaksi Saliwanoff ditambahkan sebanyak 10 tetes, kemudian
dimasukkan dalam penangas air selama 1 menit dan diamati
perubahan yang terjadi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Identifikasi Karbohidrat
No.
1

Cara kerja
Uji Molisch
a. Glukosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
b. Amilum + Pereaksi

Hasil
Cincin ungu (+)
Cincin ungu (+)

molisch + H2SO4
Cincin ungu (+)
c. Air kelapa + Pereaksi
molisch + H2SO4
d. Fruktosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
e. Maltosa + Pereaksi
molisch + H2SO4

Cincin coklat (+)


Cincin coklat (+)
Cincin coklat (+)

f. Laktosa + Pereaksi
molisch + H2SO4

Cincin coklat (+)

g. Sukrosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
2

Uji Iodium
a. Amilum + air + iodin

Larutan biru
tua (+)

b. Amilum + HCl + iodin

Larutan biru
tua (+)

c. Amilum + NaOH +
iodine

Larutan bening
(-)

Uji Barfoed
a. Glukosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
b. Fruktosa + Pereaksi

Merah bata (+)


(-)

Gambar

Barfoed + Penangas
c. Sukrosa + Pereaksi

(-)

Barfoed + Penangas
d. Air kelapa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
e. Maltosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
f. Laktosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas

Merah muda (+)


(-)
(-)
(-)
(-)

g. Sukrosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
h. Amilum + Pereaksi
Barfoed + Penangas

Uji Saliwanoff
a. Glukosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
b. Fruktosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
c. Sukrosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
d. Maltosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
e. Laktosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas

Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna

f. Amilum + Pereaksi

kuning (-)

Saliwanoff + Penangas
g. Air kelapa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas

Perubahan warna
kuning (-)

B. Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara identifikasi
karbohidrat secara kualitatif. Sampel yang dibawa pada praktikum ini yaitu
air kelapa. Air kelapa banyak mengandung tanin atau antidotum (anti
racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu
berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan
zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau
vitamin C, protein, lemak, kalsium atau potassium. Mineral yang
terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari
glukosa, fruktosa dan sukrosa. Sehingga air kelapa dapat digunakan dalam
identifikasi karbohidrat.
Adapun uji kualitatif yang dilakukan pada praktikum ini meliputi uji
molisch, uji iodium, uji barfoed, dan uji saliwanoff.
1. Uji Molisch
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi
adanya karbohidrat. Pada praktikum ini asam sulfat pekat menghidrolisis
ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu
dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang
selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya. Pereaksi
molisch terdiri dari -naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat dan akan
membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa, arabinosa, dan pati. Hal ini menunjukkan
bahwa uji molisch sangat spesifik untuk membuktikan adanya
karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat pekat adalah untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfural.
Hasil reaksi yang positif menunjukkan bahwa larutan yang diuji
mengandung

karbohidrat,

sedangkan

hasil

reaksi

yang

negatif

menunjukkan bahwa larutan yang diuji tidak mengandung karbohidrat.


Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif pada praktikum
yang memberikan reaksi positif adalah maltosa, amilum, sukrosa,
laktosa, fruktosa, glukosa dan air kelapa. Berdasarkan hasil praktikum

seluruhnya larutan karbohidrat yang direaksikan dengan asam sulfat


pekat memebentuk larutan menjadi dua lapisan dan pada bidang batas
kedua lapisan tersebut akan terbentuk cincin ungu yang disebut kwnoid.
Reaksi uji Molisch :

2. Uji Iodium
Pada praktikum uji iodium, amilum yang direaksikan dengan air dan
HCl menjadi berwarna bening kemudian dihidrolisis dan ditambahkan
dengan iodium menghasilkan warna biru tua. Hal ini karena ada dua
macam amilum atau pati, yaitu pati yang larut dan pati yang tidak larut.
Contoh pati yang larut adalah amilosa, dan pati yang tidak larut adalah
amilofektin. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna
biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan
memberikan warna ungu kehitaman. Jadi, hasil yang diperoleh merupakan
jenis pati yang yang larut, yaitu amilosa. Berbeda halnya dengan amilum
yang direaksikan dengan NaOH menjadi berwarna bening kemudian
dihidrolisis dan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna larutan
bening hal ini karena NaOH bersifat basa yang akan menghidrolisis warna
dari iodium.
3. Uji Barfoed
Uji

barfoed

ini

merupakan

pengujian

untuk

membedakan

monosakarida atau disakarida. Pada praktikum uji Barfoed, karbohidrat


direduksi pada suasana asam. Dalam asam, polisakarida atau disakarida
akan terhidrolisis parsial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah
yang

menjadi

dasar

untuk

membedakan

antara

monosakarida,

oligosakarida/disakarida, dan polisakarida. Monomer gula dalam hal ini

bereaksi dengan fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru.


Dibanding dengan monosakarida, polisakarida yang terhidrolisis oleh asam
mempunyai kadar monosakarida yang lebih kecil, sehingga intensitas
warna biru yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan larutan
monosakarida. Disakarida juga akan memberikan hasil positif pada larutan
memberikan warna biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan
bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis. Tapi dalam praktikum,
hasil yang diperoleh hanya glukosa dan air kelapa yang memberikan hasil
yang positif (terbentuk warna merah bata dibagian bawah larutan).
Sedangkan maltosa, amilum, sukrosa, laktosa, dan fruktosa memberikan
hasil yang negatif. Hal ini terjadi dikarenakan hidrolisis kurang cukup
waktu dan suhu yang masih kurang panas. Pada uji Barfoed, yang
terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk
hasil Cu2O. berikut reaksinya :

Reaksi karbohidrat dengan Cu pada uji Barfoed yaitu :


R-C-H +CuCH3COO-R-C-OH + Cu2O + CH3COOH
4. Uji Saliwanoff
Reaksi Saliwanoff (khusus menunjukkan adanya fruktosa (gugus
keton). Pereaksi saliwanoff terdiri dari serbuk resorsinol + HCl encer. Bila
fruktosa diberi pereaksi seliwanoff dan dipanaskan dlm air mendidih
selama 10 menit akan terjadi perubahan warna menjadi lebih tua. Pada uji
Saliwanoff ada pembentukan 4-hidroksimetilfurfural yang terjadi pada
reaksi antara fruktosa, sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosa yang
mendasari uji saliwanoff. Fruktosa merupakan ketosa, dan sukrosa
terbentuk atas glukosa dan fruktosa, sehingga reaksi dengan pereaksi
Saliwanof akan menghasilkan senyawa berwarna merah bata. Warna
merah bata yang muncul disebabkan oleh senyawa kompleks. Berdasarkan
hasil dari praktikum semua bahan yang diuji memberikan hasil negatif hal
ini terjadi karena kurang lamanya pemanasan sehingga tidak terjadi
hidrolisis secara sempurna. Reaksi uji Saliwanoff :

VI.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan kali ini adalah :
1. Cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif dengan cara uji Molisch, uji
Iodium, uji Barfoed dan uji Saliwanoff.
2. Hasil uji Molisch untuk semua bahan (maltosa, amilum, sukrosa, laktosa,
fruktosa, glukosa dan air kelapa) yang dianalisis memberikan hasil positif
dengan adanya cincin ungu.
3. Hasil uji Iodium amilum yang ditambahkan air dan HCl memberikan hasil
positif terbentuk warna biru tua dan amilum yang ditambahkan NaOH
memberikan hasil negatif.
4. Hasil uji Barfoed untuk glukosa dan air kelapa memberikan hasil positif
dengan terbentuknya endapan merah bata sedangkan maltosa, amilum,
sukrosa, laktosa dan fruktosa memberikan hasil negatif.
5. Hasil uji Saliwanoff untuk semua bahan (maltosa, amilum, sukrosa,
laktosa, fruktosa, glukosa dan air kelapa) yang dianalisis memberikan hasil
negatif.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik 2. Erlangga. Jakarta.
Hart, H. 1983. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.
Irawan, M. A. 2007. Karbohidrat. Jurnal Sports Science Brief. 1 (3) : 1-4.
Pine, S. H. 1988. Kimia Organik 2. ITB. Bandung.
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru. Yogyakarta.
Riawan. 1990. Kimia Organik. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. ITB Press. Bandung.
Wilbraham, A. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB Press. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai