1 Identifikasikarbohidrat 130630083400 Phpapp02
1 Identifikasikarbohidrat 130630083400 Phpapp02
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui cara identifikasi
karbohidrat secara kualitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain
karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula).
Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton
yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana adalah
monosakarida, diantaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6
(Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh
tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas
seperti bekerja dan olahraga (Irawan, 2007).
Karbohidrat salah satu bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein. Senyawa ini dalam
jaringan merupakan cdangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel.
Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai
polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagi
penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat (Hart, 1983).
Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui roses
fotosinteseis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari.
suatu
polimer
yang
tersusun
atas
monomer-monomer.
Monosakarid
a
Triosa
C3H6O3
Ketosa
Tetrosa
C4H8O4
Eritrosa
Eritrulosa
Pentosa
C5H10O5
Ribosa
Ribulosa
Heksosa
C6H12O6
Glukosa Fruktosa
Oligosakarida : karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan
monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas
dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida.
Contoh: sukrosa, maltosa, dan laktosa.
3. Polisakarida : karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan
monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat
dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik.
Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh:
amilum, dekstrin, glikogen, dan sellulosa
(Riawan, 1990).
Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat
sukar larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali,
polisakarida bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan
membentuk suspensi dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa
pasta dan bila didinginkan akan membentuk koloid yang kental semacam gel.
Suspensi amilum akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal
ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan adanyan amilum dalam suatu
bahan. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan
glukosa (Syukri, 1999).
Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum
pada tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa
karena baik amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa.
Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah
dengan larutan iodium. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh
diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya,
proses
hidrolisis
glikogen
(Respati, 1986).
Semua jenis
menjadi
karbohidrat,
baik
glukosa
disebut
glycogenolysis
monosakarida,disakarida,maupun
Tollens,
III.
Alat
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah HCl 2 N,
HCl pekat, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, kertas lakmus, larutan iodium,
NaOH, natrium asetat, pereaksi Barfoed, pereaksi Benedict, pereaksi
Molisch, pereaksi Saliwanoff dan sampel karbohidrat (air kelapa).
IV.
PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
A. Uji Molisch
1. Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 15 tetes
2. Pereaksi Molisch ditambahkan sebanyak 3 tetes dan dikocok
3. Asam sulfat pekat ditambahkan sebanyak 5 tetes kemudian diamati
perubahan yang terjadi
B. Uji Iodium
1. Amilum 1% dimasukkan dalam 3 tabung reaksi berbeda
2. Tabung reaksi 1 ditambahkan 2 tetes air dan ditambahkan 1 tetes iodin
kemudian diamati perubahan yang terjadi.
3. Tabung reaksi 2 ditambahkan 2 tetes asam klorida dan ditambahkan 1
tetes iodin kemudian diamati perubahan yang terjadi.
4. Tabung reaksi 3 ditambahkan 2 tetes NaOH dan ditambahkan 1 tetes
iodin kemudian diamati perubahan yang terjadi.
C. Uji Barfoed
1. Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 15 tetes.
2. Pereaksi Barfoed ditambahkan sebanyak 10 tetes, kemudian
dimasukkan dalam penangas air dan diamati perubahan yang terjadi.
D. Uji Saliwanoff
1. Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 15 tetes.
2. Pereaksi Saliwanoff ditambahkan sebanyak 10 tetes, kemudian
dimasukkan dalam penangas air selama 1 menit dan diamati
perubahan yang terjadi.
Cara kerja
Uji Molisch
a. Glukosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
b. Amilum + Pereaksi
Hasil
Cincin ungu (+)
Cincin ungu (+)
molisch + H2SO4
Cincin ungu (+)
c. Air kelapa + Pereaksi
molisch + H2SO4
d. Fruktosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
e. Maltosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
f. Laktosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
g. Sukrosa + Pereaksi
molisch + H2SO4
2
Uji Iodium
a. Amilum + air + iodin
Larutan biru
tua (+)
Larutan biru
tua (+)
c. Amilum + NaOH +
iodine
Larutan bening
(-)
Uji Barfoed
a. Glukosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
b. Fruktosa + Pereaksi
Gambar
Barfoed + Penangas
c. Sukrosa + Pereaksi
(-)
Barfoed + Penangas
d. Air kelapa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
e. Maltosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
f. Laktosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
g. Sukrosa + Pereaksi
Barfoed + Penangas
h. Amilum + Pereaksi
Barfoed + Penangas
Uji Saliwanoff
a. Glukosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
b. Fruktosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
c. Sukrosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
d. Maltosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
e. Laktosa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
kuning (-)
Perubahan warna
f. Amilum + Pereaksi
kuning (-)
Saliwanoff + Penangas
g. Air kelapa + Pereaksi
Saliwanoff + Penangas
Perubahan warna
kuning (-)
B. Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara identifikasi
karbohidrat secara kualitatif. Sampel yang dibawa pada praktikum ini yaitu
air kelapa. Air kelapa banyak mengandung tanin atau antidotum (anti
racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu
berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan
zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau
vitamin C, protein, lemak, kalsium atau potassium. Mineral yang
terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari
glukosa, fruktosa dan sukrosa. Sehingga air kelapa dapat digunakan dalam
identifikasi karbohidrat.
Adapun uji kualitatif yang dilakukan pada praktikum ini meliputi uji
molisch, uji iodium, uji barfoed, dan uji saliwanoff.
1. Uji Molisch
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi
adanya karbohidrat. Pada praktikum ini asam sulfat pekat menghidrolisis
ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu
dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang
selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya. Pereaksi
molisch terdiri dari -naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan
furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat dan akan
membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa,
sukrosa, laktosa, maltosa, arabinosa, dan pati. Hal ini menunjukkan
bahwa uji molisch sangat spesifik untuk membuktikan adanya
karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat pekat adalah untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfural.
Hasil reaksi yang positif menunjukkan bahwa larutan yang diuji
mengandung
karbohidrat,
sedangkan
hasil
reaksi
yang
negatif
2. Uji Iodium
Pada praktikum uji iodium, amilum yang direaksikan dengan air dan
HCl menjadi berwarna bening kemudian dihidrolisis dan ditambahkan
dengan iodium menghasilkan warna biru tua. Hal ini karena ada dua
macam amilum atau pati, yaitu pati yang larut dan pati yang tidak larut.
Contoh pati yang larut adalah amilosa, dan pati yang tidak larut adalah
amilofektin. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna
biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan iodium akan
memberikan warna ungu kehitaman. Jadi, hasil yang diperoleh merupakan
jenis pati yang yang larut, yaitu amilosa. Berbeda halnya dengan amilum
yang direaksikan dengan NaOH menjadi berwarna bening kemudian
dihidrolisis dan ditambahkan dengan iodium menghasilkan warna larutan
bening hal ini karena NaOH bersifat basa yang akan menghidrolisis warna
dari iodium.
3. Uji Barfoed
Uji
barfoed
ini
merupakan
pengujian
untuk
membedakan
menjadi
dasar
untuk
membedakan
antara
monosakarida,
VI.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan kali ini adalah :
1. Cara identifikasi karbohidrat secara kualitatif dengan cara uji Molisch, uji
Iodium, uji Barfoed dan uji Saliwanoff.
2. Hasil uji Molisch untuk semua bahan (maltosa, amilum, sukrosa, laktosa,
fruktosa, glukosa dan air kelapa) yang dianalisis memberikan hasil positif
dengan adanya cincin ungu.
3. Hasil uji Iodium amilum yang ditambahkan air dan HCl memberikan hasil
positif terbentuk warna biru tua dan amilum yang ditambahkan NaOH
memberikan hasil negatif.
4. Hasil uji Barfoed untuk glukosa dan air kelapa memberikan hasil positif
dengan terbentuknya endapan merah bata sedangkan maltosa, amilum,
sukrosa, laktosa dan fruktosa memberikan hasil negatif.
5. Hasil uji Saliwanoff untuk semua bahan (maltosa, amilum, sukrosa,
laktosa, fruktosa, glukosa dan air kelapa) yang dianalisis memberikan hasil
negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik 2. Erlangga. Jakarta.
Hart, H. 1983. Kimia Organik, Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.
Irawan, M. A. 2007. Karbohidrat. Jurnal Sports Science Brief. 1 (3) : 1-4.
Pine, S. H. 1988. Kimia Organik 2. ITB. Bandung.
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru. Yogyakarta.
Riawan. 1990. Kimia Organik. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. ITB Press. Bandung.
Wilbraham, A. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB Press. Bandung.