Anda di halaman 1dari 19

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat perlekatan tendon
atau otot dengan tulang oleh sebab yang belum diketahui dengan pasti.
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa adalah kantong
datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahi pergerakan normal dari
beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa terletak pada sisi yang
mengalami gesekan, terutama di tempat dimana atau otot melewati tulang. Dalam
keadaan normal, sebuah bursa mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka,
bursa akan meradang dan terisi oleh cairan.
Bursa yang sering terkena adalah :
1. Bursa sub akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling penting
dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan nyeri akut serta
pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi pada sendi bahu, dan nyeri
menetap pada insersi deltoid terutama pada malam hari. Sering kali sekunder
akibat robeknya bungkus rotator yang terjadi tanpa di ketahui.
2. Bunion bursitis yaitu daerah pembengkakan yang mengeras pada permukaan
metakarpofalangeal I. penanggulangan dengan aspirasi cairan pada bagian yang
membengkak dan suntikan kortikosteroid local.
3. Bursitis Achilles yang terdapat pada perlekatan tendon Achilles dengan tulang
kallaneus (retrokalkaneal bursa) dan di antara bursa tersebut dan kulit (bursa sub
kutaneous). Menimbulkan rasa nyeri di daerah tersebut terutama pada kalkaneus
posterior. Mudah untuk melakukan suntikan kortikosteroid dan xilokain pada
daerah pembengkakan di sini, tetapi harus hati-hati tidak boleh ada bolus pada
tendon untuk menghindari risiko rupture.
4. Heel spur bursitis. Menimbulkan rasa nyeri pada daerah tumit. Suntikan local
kortikosteroid dan atau lidokain sangat membantu.
5. Anserin bursitis, sering disalah tafsirkan sebagai osteortritis karena dijumpai
pada wanita tua bertubuh gemuk, yaitu berupa rasa nyeri, tegang (tender) dan
kadang-kadang membengkak dan terasa panas di daerah lutut bagian medial
inferior, distal garis sendi.
6. Bursitis pre patellar (house maids knee dengan keluhan yang khas pada lutut,
yaitu rasa nyeri sewaktu berlutut, terasa kaku, bengkak dan berwarna merah pada
bagian anterior lutut (patela). Penyebab yang paling sering karena lutut sering
bertumpu pada lantai. Berbeda dengan sinovitis pada lutut yang menimbulkan
pembengkakan di daerah belakang bagian pinggir lutut.
7. Bursitis olekranon, terdapat pada puncak siku (tip). Hal ini sering terjadi pada
posisi dengan menggunakan siku atau sering jalan tiarap. Walaupun inflamasinya
jelas tetapi kadang-kadang rasa nyeri hanya minimal. Juga dapat timbul pada
artristis rheumatoid, gout, akibat trauma dan infeksi. Pencegahan dilakukan
dengan memakai alas karet busa untuk protektif. Kalau perlu dapat diberi
suntikan local kortikosteroid.

8. Bursitis kalkaneal, ada 3 bursa di sekeliling kalkanrus yang dapat mengalami


inflamasi dan menimbulkan rasa sakit yaitu :
Bursitis retro kalkaneal pada bagian anterior Achilles
.Bursitis post kalkaneal pada bagian posterior Achilles
Bursitis sub kalkaneal pada bagian inferior tulang kalkaneus. Bursitis
yang berulang-ulang di tempat ini dapat mengakibatkan tebdnitis pada
Achilles dan dapat mengakibatkan rupture tendon.
9. Bursitis pada ibu jari metakarpofangeal I, kelingking dan tumit. Hal ini
terutama di sebabkan ukuran sepatu yang tidak sesuai.
10. Bursitis hip (pada pinggul), ada 3 yang terpenting yaitu :
Bursitis trokanter, pada inseri otot gluteus medius di trokanter femur,
menimbulkan rasa nyeri pada bagian lateral pinggul sebelah bawah
trokanter dan dapat menjalar ke bawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri
istimewa pada malam hari dan bertamnah nyeri kalau dibengkokkan,
rotasi internal atau kalau mendapat penekanan di daerah trokanter
tersebut dijumpai otot-otot menegang kaku. Dan pada foto roentgen
terlihat adanya deposit kalsium. Penanggulangan dengan suntikan local
lidocain 1%.
Bursitis iliopektineal, menimbulkan rasa nyeri dan tegang di daerah
lateral segi tiga skarpa (daerah segi tiga yang dibatasi oleh ligament
inguinal,
Bursitis digolongkan menjadi 2 :
Bursitis akut terjadi secara mendadak.
Jika disentuh atau digerakkan, akan timbul nyeri di daerah yang
meradang.
Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang
disebabkan oleh suatu infeksi atau gout menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah
yang terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau cedera
yang berulang. Pada akhirya, dinding bursa akan menebak dan di dalamnya
terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur. Bursa yang telah
mengalami kerusakan sangat peka terhadap peradangan tanbah. Nyeri menahun dan
pembengkakan bisa membatasi pregerakan, sehingga otot mengalami penciutan
(atrofi) dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa
hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.

B. Etiologi
Penyebabnya sering kali tidak diketahui, tetapi burnitis dapa disebabkan oleh :
1.
2.
3.
4.

Cedera
Gout
Pseudogout
Arthritis rematoid

5. Infeksi.
Yang paling mudah terkena bursitis adalah bahu, bagian tubuh lainnya yang juga
terkena bursitis adalah sikut, pinggul, lutut, jari kaki, dan tumit.

C. Manifestasi Klinik
Gejala utama pada bursitis pada umunya berupa pembengkakan lokal, panas,
merah, dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan,
tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika bursa
di bahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya untuk memakai baju
akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
D. Patofisiologi
Bursitis trokanter dan tendinitis insersi aponeutosis otot gluteus di trokanter
mayor sering dikelirukan dengan penyakit intra antrikuler. Tendinitis M. gluteus
medsus dan M. gluteus minimus pada insersinya di dalam trokanter mayor adalah
penyakit tersering panggul pada usia pertengahan dan lanjut. Inflamasi di daerah
insersi otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter yang terletak di sub cutan,
dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia ( menonjol di atas permukaan )
trokanter. Gejala utama bursitis dan tendinitis panggul ialah nyeri lokal yang meliputi
trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrem atau abduksi panggul.
Penderita mengeluh nyeri panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada eksuserbasi
dan beralih ke sisi lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi
trokanter mayor terlihat kemerahan.Karena nyeri di bokong dan panggul keatas
berhubungan dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal. Penyakit degeneratif
diskus invertebratalis dan iskias pada bursitis terdapat nyeri setempat pada palpasi
burse, sedangkan gerak mengangkat tungkai yang lurus tidak menimbulkan nyeri,
nyeri ini perlu pula dibedakan dengan penyakit intra artikuler endo rotasi maksimal
akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis tidak demikian pada penyakit sendi
panggul perkusi di tumit dengan tungkai lurus akan meningkatkan nyeri tidak demi
penanggulangan.Bersifat simptomatik dengan istirahat dan obat anti inflamasi. Nyeri
biasanya menghilang dalam waktu 2 3 hari
E. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah di
sekitar bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu menimbulkan
nyeri. Jika bursa tampak membengkak, bisa diambil contoh cairan dari bursa dan
dilakukan pemeriksaan terhadap cairan untuk menentukan penyebab dari peradangan.

F. Penatalaksanaan
1. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.
2. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana untuk
sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan obat
peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau naproksen)
Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari
obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini
mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.
3. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-oral
(ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan untuk
melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
4. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
5. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum atau
melalui pembedahan.
6. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
7. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa membantu
mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.
G. Faktor Resiko
1. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika
berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang
panjang.
2. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul,
pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka
waktu yang lama.
3. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah)
lumbal, dan masalah tulang lainnya.
4. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain
oleh lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan
dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul.
5. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan
untuk menjadi meradang.
6. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul
dapat mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lendir.
7. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon yang
melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan
menyebabkan peradangan.
H. Komplikasi
1. Terjadinya Bursitis kronis
2. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera
pada tendon sekitarnya.

KONSEP KEPERAWATAN

A. DASAR DATA PENGKAJIAN


1. AKTIVITAS / ISTRAHAT
Gejala : Kesulitan ambulasi, kekakuan sendi (memburuk pada pagi hari atau
setelah periode tak aktif).
Riwayat partisipasi / okupasi aktivitas olahraga yang menggunakan sendi
tertentu.
Ketidakmampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas okupasi/ rekreasi pada
tingkat yang diinginkan
Gangguan tidur, perlambatan untuk tertidur/ bangun karena nyeri: tidak
merasa istrahat dengan baik.
2. SIRKULASI
Tanda : Adanya edema; penurunan nadi pada sendi yang sakit, tungkai / jari
jari
3. HIGIENE
Gejala : Kesulitan melakukan aktivitas sehari hari.
Menggunakan alat / peralatan khusus.
Kebutuhan terhadap bantuan.

4. NEUROSENSORI
Tanda : Gangguan perubahan gerak pada sendi yang sakit.
5. NYERI/ KENYAMANAN
Gejala : Nyeri (tumpul, sakit, menetap), pada sendi yang sakit, memburuk
dengan gerakan
6. KEAMANAN
Gejala : Cedera traumatic / fraktur pada sendi yang sakit.
Tumor tulang, defotrmitas congenital.
Riwayat implamasi,arthritis tak sembuh (AR atau osteoarthritis;nekrosis
aseptic pada kepala sendi).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I.
II.
III.

Resiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat (kulit


robek, pemajanan sendi).
Gangguan mobilitas fisik

berhubungan

dengan

Nyeri

dan

ketidaknyamanan, gangguan musculoskeletal.


Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan aliran darah
vena/arteri. Trauma pembuluh darah; edema jaringan, ketidaktepatan

IV.

lokasi/kesalahan lokasi prostese.


Nyeri berhubungan dengan Agen pencedera: biologik, fisik/psikologik
(contoh spasme otot, prosedur bedah, penyakit sendi kronis sebelumnya,

V.

usia lanjut, ansietas).


Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpajan mengingat.
Salah interpretasi informasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX. I. Resiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat (kulit
robek, pemajanan sendi).
Tujuan:
Mencapai penembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen atau eritema, dan
tidak demam.
INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri
Tingkatkan cuci tangan yang baik pada Menurunkan
staf dan pasien

risiko

kontaminas

silang.

Gunakan teknik aseptic atau kebersihan


yang

ketat

sesuai

indikasi

untuk Mencegah

kontaminasi

dan

menguatkan/mengganti balutan dan bila riisko infeksi luka, dimana dapat


menangani drain. Instruksikan pasien memerlukan pelepasan prostese.
tidak

untuk

menyentuh/

menggaruk

insisi.
Pertahankan

alat

drainase

(contoh

Hemovac/Jackson-Pratt).perhatikan

Menurunkan

karakteristik drainase luka

dengan

risiko

mencegah

darah dan
sendi

(media

insisi
Kaji

kulit/warna

insisi,

suhu

integritas;perhatikan

dan

adanya

untuk

bakteri).drainase

non-serosa,

mengindikasikan
drainase

akumulasi

secret pada area

pertumbuhan
purulen,

infeksi

terus

berbau

infeksi,

dan

menerus

dari

dapat

menunjukkan

terjadinya kerusakan kulit, yang


berpotensi pada proses infeksi.

eritema/inflamasi , kehilangan penyatuan


luka.

Memberikan informasi tentang

Selidiki keluhan peningkatan nyeri pada


luka, perubahan karakteristik nyeri.

status proses penyembuhan dan


mewaspadakan

staf

terhadap

tanda dini infeksi.

Nyeri dalam, dangkal, sakit pada


Awasi

suhu.

menggigil.

Perhatikan

adanya

area

operasi

mengindikasikan

dapat

infeksi

sendi.

Catatan: infeksi sangat efektif


karena sendi tidak aman dari
infeksi dan terjadi kehilangan
prostetik.
Meskipun

suhu

umumnya

meningkat

pada

fase

dini

pascaopersi, peninggian terjadi 5


hari atau

lebih pascaoperasi

Dorong pemasukan cairan, diet tinggi dan/atau


protein dengan bentuk makanan kasar.

adanya

biasanya

menggigil

mengindikasikan

terjadinya

infeksi

intervensi

untuk

memerlukan
mencegah

komplikasi lebih serius , contoh


sepsis , osteomielitis, nekrosis
jaringan,
Kolaborasi

dan

kegagalan

prostetik.

Pertahankan isolasi ulang, bila tepat.


Mempertahankan keseimbangan
cairan

dan

nutrisi

untuk

mendukung perfusi jaringan dan


memberikan nutrisi yang perlu
untuk
Berikan antibiotic sesuai indikasi.

regenerasi

seluler

dan

penyembuhan jaringan.

Kultur drainase secara rutin/ sesuai


kebutuhan.

Mungkin dilakukan pada awal un


tuk menurunkan kontak dengan
sumber

kemungkinan

khususnya

infeksi,

pada

imunosupresi,

lansia,

atau

pasien

diabetic.
Mungkin

berguna

profilaktik

untuk

secara
mencegah

infeksi.
Meyakinkan

adanya

mengidentifikasi

infeksi

organism

penyebab. Bakteri anaerob atau


aerobic

mungkin

ada,

yang

mempengaruhi pilihan antibiotic


dan terapi.

DX2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri dan ketidaknyamanan,


gangguan musculoskeletal.
Tujuan :

Mempertahankan posisi fungsi, dibuktikan oleh tak adanya kontraktur.


Menunjukkan peningkatan kekuatan dan fungsi sendi serta tungkai yang sakit.
Menyatakan pemahaman pengobatan individu dan berpartisipasi dalam
program rehabilitasi.

INTERVENSI
Mandiri

RASIONAL

Pertahankan tirah baring awal dengan Memberikan


sendi yang sakit pada posisi yang protase
dianjurkan dan tubuh dalam kesejajaran.

waktu

dan

anestesi,
cedera.

stabilisasi

pemulihan

efek

menurunkan
Lama

tergantung

tirah

pada

risiko
baring

penggantian

sendi (contoh biasanya 24-72


jam pada panggul).
Batasi

penggunaan

posisi

semi

Fowler/tinggi, bila diindikasikan.

Fleksi

panggul

lama

dapat

meregangkan /dislokasi prostese


Tinggikan

ekstremitas

dengan baru.
meninggikan kaki tempet tidur, bukan
penyangga lutut. Batasi gerakan sesuai Meningkatkan
indikasi , contoh mempertahankan kaki venauntuk

aliran

balik

mencegah

yang dioperasi agak abduksi setelah pembentukan edema berlebihan;


penggantian panggul atau lutut total dapat
mencegah
dislokasi
untuk mencegah penyilangan kaki/rotasi protese. Penggunaan penyangga
ke dalam pada sendi.

lutut atau bantal di bawah lutut


dapat mempengaruhi sirkulasi.

Beri obat sebelum prosedur/aktivitas.

Relaksan otot, narkotik/analgesic


Mengganti posisi sisi yang tak dioperasi
menggunakan

jumlah

petugas

yang

adekuat dan mempertahankan ekstermitas


yang dioperasi

pad a posisi netral.

Dukung posisi dengan bantal atau dengan


menjepit.

menurunkan

nyeri

menurunkan
otot/spasme,

tegangan
dan

membantu

partisipasi dalam terapi.


Mencegah
panggul

dislokasi
dan

prostese
tekanan

kulit/jaringan lama menurunkan

Tunjukkan / bantu teknik pemindahan risiko

iskemia

dan menggunakan alat mobilisasi contoh jaringan/kerusakan.


trapeze, walker.

Inspeksi

kulit;

observasi

area

kemerahaan. Pertahankan linen kering Membantu perawatan diri dan


dan

bebas

kerutan.

Masase kemandirian

kulit/penonjolan tulang secara rutin.

pemindahan
mencegah

pasien.

Teknik

yang

tepat

abrasi

kulit,

dan

Lakukan/bantu rentang gerak pada sendi jatuh.


yang tak sakit.
Mencegah iritasi/kerusakan kulit.

Tingkatkan partisipasi program latihan


rutin, contoh:
Panggul total: kuadrisep dan otot Pasien
dengan
penyakit
gluteal, hip-hiking, isometric, beban degnerasi sendi dapat secara
kaki dorsofleksi, fleksi plantar kaki.
cepat kehilangan fungsi sendi
Lutut

total:

kontraksi

susunan
gluteal,

kuadrisep, selama
periode
latihan
aktivitas.

pembatasan

fleksi/ekstensi, isometric.

Menguatkan
Sendi lain: latihan pengaturan secara
individual , contoh gerakan ibu jari
kaki dan lutut 9untuk penggantian
sendi mata kaki); lengan dan jari
yang tak sakit (untuk penggantian
sendi jari).
Observasi pembatasan tepat berdasarkan
sendi khusus, contoh hindari fleksi /rotasi
panggul dan fleksi atau hiperekstensi
kaki; taati pembatasan beban badan;
gunakan pengimobilisasi lutut sesuai
indikasi.

kelompok

otot,

meningkatkan tonus dan massa


otot;

merangsang

mencegah

sirkulasi;
dekubitus.

Penggunaan aktif sendi mungkin


nyeri tetapi tidak mencederai
sendi.

Kenyataannya

latihan

pasif kontinus biasanya secara


mekanik dilakukan pada sendi
lutut dalam 48-72 jam pertama.
Memenuhi

kebutuhan

individu yang diganti.

sendi

Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari.


Indikatif
Berikan

penguatan

positif

kelicinan

prostese,

terhadap memerlukan evaluasi/intervensi

upaya-upaya.

medic.

Kolaborasi
Konsul pada terapis fisik/kejuruan dan
ahli rehabilitasi.

Meningjkatkan

harga

diri;

meningkatkan rasa control dan


kemandirian.
Meningkatkan
dan
Berikan kasur busa.

perilaku

mendorong

positif

keterlibatan

terapi.

Berguna

dalam

membuat

program

aktivitas

/latihan

individual.

Pasien

dapat

memerlukan

bantuan

lanjut

dalam pergerakan, peregangan,


dan

aktivitas

dengan

beban

badan serta alat bantu contoh


walker, kruk, tongkat peninggian
dudkan

kakus,

mengangkat

tongkat, dan sebagainya.


Menurunkan
kulit/jaringan;
perasaan

tekanan
membatasi
kelelahan

dan

ketidaknyamanan umum.
DX3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan Penurunan aliran darah
vena/arteri. Trauma pembuluh darah; edema jaringan, ketidaktepatan lokasi/kesalahan
lokasi prostese.
Tujuan :

Menunjukkan perfusi jaringan adekuat dibuktikan oleh nadi teraba, kulit


hangat/kering, tanda vital stabil.
INTERVENSI
Mandiri

RASIONAL

Palpasi nadi. Evaluasi pengisian kapiler Penurunan/tak

adanya

nadi,

serta warna kulit dan suhu. Bandingkan waktu pengisian kapile, pucat,
tungkai yang tak dioperasi.

pudar,sianosis, dan kulit dingin


menunjukkan

penurunan

sirkulasi/perfusi.
dengan

tungkai

dioperasi

menunjukkan

masalah
Kaji gerakan

dan

Pembandingan
yang

tak

apakaj

dilokalisasi

atau

sensasi ekstremitas digeneralisasi.

yang dioperasi.
Peningkatan

nyeri,

kebas/kesemutan,
ketidakmampuan
gerakan

melakukan

yang

diharapkan,

Tes sensasi saraf peroneal dengan peniti pengaruh


sirkulasi
,
atau
pada dorsal lapisan antara jari tangan dislokasi prostese, memerlukan
pertama

dan

kedua

dan

mengkaji intervensi segera.


kemampuan terhadap dorsofleksi jari
setelah penggantian panggul/lutut.

Posisi

dan

peroneal
Awasi tanda vital.

panjang

saraf

meningkatkan

risiko

cedera langsung atau kompresi


pada

jaringan

edema/hematoma.

Takikardia
dapat

dan

penurunan

menunjukkan

TD

respons

terhadap
hipovolemia/kehilangan
atau

dugaan

sehubungan
Awasi jumlah dan karakteristik drainase
pada balutan/dari alat penghisap.

darah

anafilaksis

dengan

absorpsi

metilmetekrilatke dalam sirkulasi


sistemik.
terjadi

Catatan:
karena

ini

jarang

pemasangan

prostese

dengan

penyerap

yang

lapisan
mendorong

Yakinkan

bahwa

penstanilisasi tulang tumbuh ke dalam sebagai

alat

(contoh rol trokhanter, alat sling pada pengganti

alat

perekat

total

belat, badan taksi) pada posisi benar dan secara internal.


tidak memberikan
perlu

pada

kulit

tekanan yang tak


dan

jaringan Dapat

mengindikasikan

dibawahnya. Hindari penggunaan bantal perdarahan/hematoma


atau penyokong lutut di bawah lutut.

berlebiha,

yang

berpotensi

mempengaruhi neurovaskuler.
Evaluasi betis untuk nyeri tekan, tanda
Homan positif, dan inflamasi.

Menurunkan risiko tekanan pada


saraf

di

bawahnya

mempengaruhi
Observasi

atau
sirkulasi

tanda

berlanjutnya ekstremitas.
perdarahan , perdarahan terus menerus
dari sisi injeksi/membrane mukosa, atau
ekimosis karena trauma minimal.

Identifikasi

dini

terjadinya

Observasi kegelisahan, kacau mental, thrombus dan intervensi dapat


nyeri dada tiba-tiba, takikardia, demam, mencegah
pembentukan
terjadinya petekie.
embolus.
Depresi

mekanisme

pembekuan/sensitivitas
Kolaborasi
Berikn

cairan

IV,

tambahan

darah/plasma sesuai kebutuhan.


Awasi

pemeriksaan

contoh:
Ht;

laboratorium,

antikoagulan

pada
dapat

mengakibatkan
perdarahan

episode
yang

mempengaruhi

dapat
kadar

SDM/volume sirkulasi.
Emboli

lemak

dapat

terjadi

(biasanya pada 72 jam pertama


pascaoperasi) karena manipulasi
traumatic
selama

sumsum
implantasi

tulang
prostese

panggul.
Pemeriksaan koagulasi.
Memperbaiki

volume

sirkulasi

untuk mempertahankan perfusi.

Beriakan obat sesuai indikasi, contoh


natrium warfarin (Coumadin), heparin,
aspirin, dekstran berat molekul rendah.

Biasanya dilakukan 24-48 jam


pasacaoperasi

untuk

Gunakan kompres panas/dingin sesuai mengevaluasi kehilangan darah,


indikasi.

yang

cukup

vaskularisasi

besar
tinggi

karena

pada

sisi

bedah.
Mengevaluasi

adanya/derajat

Gunakan penutup kaki elastic atau perubahan


stoking antiembolik.
pembekuan

mekanisme
dan

efek

antikoagulan/agen antitrombosit,
bila menggunakan.
Siapkan prosedur bedah sesuai indikasi.

Agen

antikoagulan/trombosit

mungkin

digunakan

untuk

menurunkan risiko tromboflebitis


dan emboli lemak.
Kantong es digunakan pertama
kali

untuk

membatasi

pembentukan
edema/hematoma.

Panas

kemudian

untuk

digunakan

meningkatkan
membantu

sirkulasi,

perbaikan

edema

jaringan.
Meningkatkan
dan

aliran

mencegah

balikvena

stasis

vena,

menurunkan risiko pembentukan


trombus.

Evakuasi
relokasi

hematoma
prostese

atau
mungkin

memerlukan

perbaikan

karena

perubahan sirkulasi.

DX4. Nyeri berhubungan dengan Agen pencedera: biologik, fisik/psikologik (contoh


spasme otot, prosedur bedah, penyakit sendi kronis sebelumnya, usia lanjut, ansietas).

Keluhan nyeri hilang/terkontrol.


Menunjukkan keterampilan kemampuan

terapeutiksesuai indikasi situasi individu.


Tampak rileks, mampu tidur dan istirahat dengan tepat.

INTERVENSI
Mandiri

relaksasi

dan

aktivitas

RASIONAL

Kaji keluhan nyeri, perhatikan intensitas Memberikan informasi sebagai


(skala 0-10), lamanya, dan lokasi.

dasar

dan

pengawasan

keefektifan intervensi.
Pertahankan posisi tepat pada ekstremitas
yang dioperasi.

Menurunkan spasme otot dan


tegangan pada prostese yang
baru dan jaringan sekitar.

Berikan tindakan kenyamanan (contoh


penggunaan gulungan lumbar, perubahan Menurunkan
tegangan
otot,
posisi sering, pijatan punggung) dan memfokuskan kembali perhatian,
aktivitas terapeutik. Dorong teknik meningkatkan rasa control, dan
manajemen
progresif,

stress

(contoh

bimbingan

relaksasi dapat
imajinasi, kemampuan

meningkatkan
koping

dalam

visualisasi) dan penggunaan sentuhan manajemen


terapeutik.
ketidaknyamanan/nyeri

yang

dapat menetap selama periode


Beri obat sebelum aktivitas/prosedur.

lama.

Selidiki keluhan nyeri sendi berat tibatiba dengan spasme otot dan perubahan
mobilitas sendi; nyeri dada tiba-tiba,

Menurunkan

tegangan

otot;

membantu partisispasi.

berat dengan dispnea dan gelisah.


Pengenalan
Berikan narkotik, analgesic, dan reksan
otot sesuai indikasi.

masalah,
prostese

dini
seperti

atau

terjadinya
dislokasi

emboli

paru

(darah/lemak),
kesempatan
Gunakan kantong es sesuai indikasi.

memberikan
unuk

intervensi

cepat dan mencegah komplikasi


lebih serius.
Menghilangkan nyeri bedah dan
menurunkan

Pertahankan unit TENS bila digunakan.

tegangan/spasme

otot, yang

menambah

ketidaknyamanan.
Meningkatkan
Pertahankan

vasokontriksi

mobilisasi

ekstremitas, untuk
menurunkan
contoh ambulasi, terapi fisik, alat latihan, perdarahan/pembentukan
alat gerakan pasif kontinu.

edema pada area bedah dan


mengurangi

persepsi

ketidaknyamanan.
Memberikan

rangsangan

elektrikal tingkat rendah untuk


blok sensasi transmisi saraf dan
nyeri.
Meningkatkan sirkulasi pada otot
yang

sakit.meminimalkan

kekauan sendi, menghilangkan


spasme

otot

sehubungan

dengan tak digunakan.

DX5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpajan mengingat. Salah


interpretasi informasi
Tujuan :

Menyatakan pemahaman prosedur bedah dan prognosis.


Melakukan dengan benar prosedur tertentu dan menjelaskan alasan tindakan.

INTERVENSI
Mandiri

RASIONAL

Kaji ulang proses penyakit, prosedur Memberikan dasar pengetahuan


pembedahan, dan harapan yang akan dimana pasien dapat membuat
datang.
Dorong

pilihan informasi.
memilih

periode

tidur

dan

Mengubah

aktivitas.

Tekankan

pentingnya

latihan/rehabilitasi

energy

penyembuhan

dan

kelelahan,

yang

untuk
mencegah
dapat

kesinambungan meningkatkan

yang

risiko

dianjurkan cedera/jatuh.

dalam toleransi pasien: kruk/jalan dengan


tongkat, latihan beban badan, sepeda Meningkatkan kekuatan otot dan
menetap, atau berenang.

mobilitas sendi. Beberapa pasien


dapat

masuk

dalam

program

rehabilitasi formal atau diikuti


oleh terapis fisik dalam fasilitas
perawatan

luas.

Sakit

otot

Kaji ulang pembatasan aktivitas jangka mngindikasikan terlalu banyak


panjang, contoh duduk dalam periode beban badan atau aktivitas,
lama atau duduk di kursi rendah /kakus, tanda
kebutuhan
untuk
lari pagi, meloncat, terlalu membungkuk, menghentikannya.
mengangkat, menyilang atau memutar
kaki.

Mencegah stress pada implant.

Diskusikan kebututuhan lingkungan yang


aman di rumah (contoh membentangkan
permadani dan menyingkirkan perabot)
dan menggunakan alat bantu (contoh
pagar tangan pada bak mandi/kakus,
meninggikan dudukan kakus, memakai
tongkat untuk berjalan).

Menurunkan risisko jatuh dan


stress berlebihan pada sendi.

Kaji ulang perawatan insisi/luka.

Tekankan

pentingnya

kesinambungan

menggunakan stoking antiembolik.

Meningkatkan kemandirian pada


perawatan

Identifikasi
memerlukan

tanda/gejala
evaluasi

demam/menggigil,

yang

medic,

contoh

inflamasi

insisi,

drainase luka tak lazim, nyeri pada betis


atau paha atas, atau terjadinya strep

diri,

menurunkan

risiko komplikasi.
Mencegah pengumpulan vena;
meningkatkan aliran balik vena
untuk

menurunkan

tromboflebitis.

risiko

tenggorok/infeksi gigi.
Infeksi

bakteri

memerlukan

Kaji ulang program pengobatan contoh pengobatan

cepat

antikoagulan

progresi

atau

antibiotic

untuk mencegah

prosedur invasive (contoh ekstrasi gigi).

untuk
ke

osteomielitis pada area operasi


dan kegagalan prostese, yang
dapat

terjadi

meskipun

kapan

beberapa

saja,
tahun

kemudian.
Identifikasi

kewaspadaan

perdarahan

(contoh penggunaan sikat gigi halus, Terapi profilaktif mungkin perlu


pencukur
elektrik,
menghindari untuk periode lama setelah
trauma/meniup hidung keras), dan pulang untuk membatasi risiko
evaluasi laboratorium rutin.

tromboemboli/infeksi.

Prosedur

diketahui penyebab bakterimia


Dorong

pemasukan

diet

seimbang dapat
termasuk cairan adekuat dam keras.
osteomielitis

mengakibatkan
dan

kegagalan

risiko

perdarahan

prostese.
Menurunkan

karena terapi/perdarahan.

Meningkatkan
dan

perasaan

penyembuhan
sehat

umum.

Meningkatkan fungsi usus besar


dan

kandung

kemih

selama

periode perubahan aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai