Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 9

Laila Fitria M.
Retno Wulandari
Saidatul Adnin
Wiwin Setianti
Desa Batuah RT.9, RT.10, RT.11, RT.12 Kecamatan Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara
Tugas: Mengidentifikasi masalah berdasarkan data yang di dapat.
Tabel 0.1
Pendapatan perBulan
1
<RP. 1.200.000
2
>Rp. 1.200.000
3
Tidak tahu/ Tidak tentu
Tabel 0.2

Jumlah
27
48
25

Presentase
27%
48%
25%

Pendidikan Terakhir

Jumlah

Presentase

o
1
2
3
4
5
6

Tidak Sekolah
Tidak Tamat SD
SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi

5
8
39
18
20
10

5%
8%
39%
18%
20%
10%

AKK
Tabel 4.3.5 Sumber Biaya Kesehatan
N

Sumber Biaya

Jumlah

Presentase

o
1
Biaya Sendiri
59
59%
2
Lainnya
41
41%
Dari data diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak masyarakat desa
Batuah menggunakan biaya sendiri untuk melakukan pengobatan
dibandingkan dengan menggunakan asuransi kesehatan.

Tabel 4.3.6 Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat


N

Pengetahuan

Jumlah

Presentase

o
1
Mengetahui
59
59%
2
Tidak Mengetahui
41
41%
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sudah cukup banyak masyarakat
yang mengetahui tentang adanya program JAMKESMAS, namun disisi lain
juga jumlah masyarakat yang belum mengetahui tentang adanya program
JAMKESMAS masih cukup tinggi. Hal ini dapat dimungkinkan akibat
kurangnya sosialisasi dan edukasi dari pemerintah maupun petugas
kesehatan di wilayah tersebut, sehingga jumlah masyarakat yang tidak
mengetahui tentang program JAMKESMAS masih cukup banyak. Dapat
dilihat pada data sebelumnya dari tabel 4.3.5 bahwa lebih banyak
masyarakat yang berobat dengan menggunakan uang sendiri, hal
tersebut dimungkinkan akibat kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai asuransi kesehatan yang salah satunya yaitu JAMKESMAS.
Tabel 4.3.7 Sumber Informasi Mengenai Asuransi
N

Sumber Informasi

Jumlah

o
1
Tetangga
1
2
Ketua RT
36
3
Kepala Dusun
3
4
Informasi dari Puskesmas
17
5
Aparat Pemerintah
3
6
Lainnya
3
7
Tidak Tahu
24
8
Tetangga dan Ketua RT
3
9
Tetangga dan Puskesmas
1
10 Ketua RT dan Kepala Dusun
2
11 Ketua RT dan Puskesmas
7
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sumber informasi

Presentase
1%
36%
3%
17%
3%
3%
24%
3%
1%
2%
7%
utama

masyarakat mengenai jaminan kesehatan berasal dari Ketua RT. Sumber


lain seperti dari tetangga, puskesmas, kepala dusun serta aparat
pemerintah memiliki persentase terkecil, dan masyarakat yang tidak tahu
atau tidak mendapatkan informasi sama sekali memiliki persentase yang
cukup besar. Dapat disimpulkan bahwa peranan dari aparat pemerintah

serta petugas kesehatan (puskesmas) belum bergerak secara proaktif


untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai jaminan
kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat. Hal ini tentunya akan
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat serta biaya yang
harus dikeluarkan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan tanpa
menggunakan jaminan kesehatan.
Tabel 4.3.8 Kepemilikan Program Asuransi
N

Kepemilikan

Jumlah

Presentase

o
1
Iya
69
69%
2
Tidak
31
31%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah
memiliki JAMKESMAS sudah cukup banyak. Namun perlu diperhatikan juga
bahwa jumlah masyarakat yang belum memiliki JAMKESMAS masih cukup
banyak. Berdasarkan data dari tabel 4.3.6 dan tabel 4.3.7 diketahui
bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat yang diakibatkan kurangnya
sosialisasi dan edukasi mengenai JAMKESMAS baik dari pemerintah
maupun petugas kesehatan (puskesmas) menyebabkan jumlah
masyarakat yang belum memiliki JAMKESMAS juga masih cukup banyak.
Sehingga perlu ditingkatkan sosialisasi dari pemerintah serta petugas
kesehatan ke masyarakat secara langsung bukan hanya melalui iklan
ataupun pihak yang tidak begitu mengerti mengenai program
JAMKESMAS.
Tabel 4.3.10 Pemanfaatan Program Asuransi Kesehatan
N

Penggunaan Asuransi

Jumlah

Presentase

o
1
Pernah
57
57%
2
Kadang-Kadang
10
10%
3
Tidak Pernah
32
32%
4
Tidak Tahu
1
1%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang telah
memiliki asuransi dan menggunakan asuransinya dengan tepat sudah
mencapai angka yang cukup tinggi yaitu sekitar setengah dari jumlah
total. Namun jumlah ini hampir sebanding dengan jumlah masyarakat

yang belum menggunakan asuransinya dengan tepat (kadang-kadang,


tidak pernah dan tidak tahu).
Tabel 4.3.12 Pengetahuan Tentang Program JPKMM
N

Pengetahuan JPKMM

Jumlah

Presentase

o
1
Tahu / Iya
7
7%
2
Tidak Tahu / Tidak
93
93%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat yang
mengetahui tentang program JPKMM sangat rendah sementara jumlah
masyarakat yang tidak mengetahui tentang program JPKMM sangat tinggi.
Hal ini dapat dikaitkan dengan proses sosialisasi kepada masyarakat
terutama sosialisasi secara langsung. Dimungkinkan dengan kurangnya
sosialisasi dapat menyebabkan masyarakat hanya akan mendapat
informasi yang bias atau bahkan tidak mendapatkan informasi sama
sekali seperti halnya dengan program JAMKESMAS di wilayah tersebut.
Kurangnya pengetahuan mengenai JPKMM ini dapat berdampak terhadap
akses masyarakat terhadap fasilitas dan pelayanan kesehatan.
Tabel 4.3.13 Informasi Tentang JPKMM
N

Sumber Pengetahuan

Jumlah

Presentase

o
1
Tokoh Masyarakat
1
1%
2
Petugas Kesehatan
5
5%
3
Lainnya
1
1%
4
Tidak Ada
93
93%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masih rendahnya pelaksanaan
fungsi dari puskesmas serta pemerintah dalam mensosialisasikan program
JPKMM. Sehingga jumlah masyarakat yang tidak mendapatkan informasi
mengenai JPKMM masih sangat tinggi. Yang dimana hal tersebut dapat
mempengaruhi tingginya angka masyarakat yang tidak mengetahui
tentang program JPKMM.
Tabel 4.3.14 Pelayanan JPKMM
N
o

Pelayanan JPKMM

Jumlah

Presentase

1
Puskesmas
5
5%
2
Tidak Ada
95
95%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pelayanan mengenai JPKMM
hanya diperoleh sebesar 5% dari puskesmas dan selebihnya tidah ada
informasi terkait program JPKMM baik dari puskesmas maupun pihak
terkait lainnya. Diperlukannya sosialisasi mengenai program JPKMM
kepada masyarakat agar masyarakat tahu dan mengerti mengenai
program ini sehingga program ini pun dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
EPIDEMIOLOGI
Tabel 4.4.5 Pengetahuan Cara Pencegahan Penyakit
N

Pengetahuan Pencegahan

Jumlah

Presentase

o
1
2

Penyakit
Iya
Tidak Tahu

67
33

67%
33%

Jumlah

Presentase

Tabel 4.4.6 Upaya Penyembuhan


N

Usaha Penyembuhan

o
1
Berobat Ke YanKes
49
49%
2
Beli Obat
12
12%
3
Tidak Melakukan Usaha
3
3%
4
Obat Racikan Sendiri
6
6%
5
Tidak Tahu
30
30%
Dari tabel 4.4.5 dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang
mengetahui tentang cara pencegahan penyakit sudah cukup baik. Namun
jumlah masyarakat yang tidak mengetahui tentang cara pencegahan
penyakit juga masih cukup banyak. Begitu pula dengan usaha
penyembuhan yang dilakukan masyarakat desa Batuah. Hal ini
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa
Batuah dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah maupun petugas
kesehatan. Apabila hal ini tidak ditangani dengan baik maka dapat

menyebabkan meningkatnya angka kejadian sakit maupun lamanya


waktu kesakitan yang diderita masyarakat.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Tabel 4.5.3 Bekerja di Bidang Lain
N

Status Kerja

Jumlah

Presentase

o
1
2

Iya
Tidak

33
67

33%
67%

Tabel 4.5.5 Waktu Bekerja


N

Waktu Kerja

Jumlah

Presentase

o
1
2
3
4

< 8 jam
7-8 jam
> 8 jam
Tidak Bekerja

31
26
28
15

31%
26%
28%
15%

Tabel 4.5.6 Kondisi Tempat Kerja


N

Kondisi

Jumlah

Presentase

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Berdebu
Bising
Panas
Dingin
Berbahan Kimia/ Pestisida
Lainnya
Tidak Bekerja
Berdebu dan Bising
Berdebu dan Panas
Berdebu dan Bahan Kimia
Bising dan Dingin
Panas dan Bahan Kimia
Berdebu, Bising dan Panas
Berdebu, Panas dan Bahan

10
3
12
4
3
5
15
1
23
1
2
8
8
5

10%
3%
12%
4%
3%
5%
15%
1%
23%
1%
2%
8%
8%
5%

Kimia

Tabel 4.5.7 Penyakit dan Keluhan Akibat Kerja


N

Keluhan

Jumlah

Persentase

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tidak bekerja
Sakit pinggang
Pegal-pegal
Pusing
Lainnya
Tidak tahu
Sakit punggung dan pinggang
Sakit pinggang dan pegal-pegal
Sakit pinggang dan pegal-pegal
Sakit pinggang dan pusing
Pegal-pegal dan pusing
Sakit pinggang, punggung dan

15
11
19
10
3
9
1
5
4
2
1
18

1%
11%
19%
10%
3%
9%
1%
5%
4%
2%
1%
18%

2%

pegal-pegal
13 Sakit punggung, pinggang,
pegal dan pusing

Tabel 4.5.8 Penyebab dan Resiko Kesehatan di Tempat Kerja


N

Penyebab

Jumlah

Persentase

o
1
2
3
4
5
6
7
8

Tidak bekerja
Mesin
Kesalahan individu
Bahan-bahan kimia
Lingkungan
Tidak tahu
Mesin dan kesalahan individu
Kesalahan lingkungan dan

15
5
38
3
18
7
2
8

15%
5%
38%
3%
18%
7%
2%
8%

bahan kimia
Kesalahan individu dan

3%

lingkungan
10 Bahan kimia dan lingkungan

1%

kera

Tabel 4.5.9 Penggunaan Alat Pelindung Diri

Penggunaan APD

Jumlah

Persentase

o
1
2
3

Tidak bekerja
Menggunakan APD
Tidak menggunakan APD

15
43
42

15%
43%
42%

Sebagian masyarakat di desa Batuah bekerja tidak hanya di satu


bidang tetapi juga di bidang lain dengan sistem rotasi yaitu sebesar 33%,
hal ini terjadi pada masyarakat yang bekerja sebagai petani lada dan juga
peternak ayam. Sehingga jam kerja masyarakat di desa tersebut bisa
lebih dari 8 jam sehari. Masa bekerja para responden berdasarkan tahun
kerja adalah 10 tahun. Bila dilihat dari lama bekerja selama 10 tahun dan
dengan waktu kerja yang melebihi standar kesehatan dan keselamatan
kerja maka maka resiko akan terjadinya penyakit akibat kerja akan
meningkat pula. Ditambah lagi dengan beban kerja yang harus dirasakan
oleh setiap responden dengan sistem kera rotasi dan dalam waktu yang
lama, sehingga banyak responden yang mengeluh sakit pinggang, sakit
punggung, pegal-pegal, pusing dan lainnya.
Gangguan

kesehatan

dan

keselamatan

kerja

yang

dialami

responden sangat berkaitan erat dengan kondisi tempat kerja yang


berada di luar ruangan. Pekerjaan responden yang menuntut untuk kontak
langsung dengan lingkungan luar menyebabkan terpaparnya responden
dengan debu, panas, dingin, bising dan juga bahan-bahan kimia yang ada
di sekitar tempat kerja para responden dalam waktu yang lama. Penyakit
akibat kerja biasanya terjadi tidak hanya karena lingkungan tetapi juga
karena

mesin

rendahnya

ataupun

kesadaran

kesalahan
para

dari

responden

individu
dalam

itu

sendiri.

menggunakan

Masih
alat

pelindumg diri dalam bekerja, yaitu hanya sekitar 43% responden yang
sudah sadar akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri saat
bekera.

GIZI MASYARAKAT
Tabel 4.6.5 Cara Mengolah Sayuran
N

Pengolahan

Jumlah

Persentase

o
1

Dipotong dulu setelah itu di

53

53%

cuci
2
Dicuci dulu lalu dipotong
47
47%
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Batuah
masih banyak yang mengolah makanan dengan cara yang kurang tepat,
dimana mereka memotong sayuran terlebih dahulu sebelum dicuci, hal ini
dapat mengakibatkan hilangnya vitamin-vitamin yang terkandung didalam
sayuran ketika sayuran tersebut dicuci. Kebiasaan ini harus segera
diperbaiki dengan memberikan pemahaman ke masyarakat tentang cara
yang benar dalam mencuci sayuran, walaupun kegiatan mencuci sayuran
setelah sayuran dipotong sudah menjadi kebiasaan yang susah untuk
diubah, namun hal tersebut perlu diperhatikan agar derajat kesehatan
masyarakat terus meningkat. Berkaitan juga dengan penggunaan air
mencuci bahan makanan, masyarakat desa Batuah hanya mencuci
sayuran di baskom, tidak diair yang mengalir. Padahal, mencuci bahan
makanan di dalam baskom tidak dapat mengurangi kotoran maupun zatzat kimia yang menempel pada sayuran.
Tabel 4.6.8 Konsumsi makanan siap saji
N

Frekuensi

Jumlah

Persentase

o
1
2
3

Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah

46
42
12

46%
42%
12%

Tabel 4.6.9 Konsumsi makanan selingan


N
o

Frekuensi

Jumlah

Persentase

1
2
3

Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah

21
49
30

21%
49%
30%

Jumlah

Frekuensi

Tabel 4.6.10 Informasi tentang gizi


N

Distribusi informasi

o
1
Iya
15
15%
2
Tidak pernah
85
85%
Dari kedua tabel di atas kebanyakan masyarakat desa Batuah
mengkonsusmsi makanan siap saji, mereka juga mengkonsumsi makanan
selingan. Makanan cepat saji ketika sering dikonsumsi akan
mengakibatkan gangguan kesehatan bagi pengkonsumsim karena
makanan cepat saji tidak mengandungzat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Konsumsi makanan cepat saji dan selingan juga dipengaruhi oleh
informasi tentang gizi yang didapatkan oleh masyarakat. Kenyataannya
dari data yang didapat hanya sedikit masyarakat yang mendapatkan
informasi tentang pentingnya zat gizi bagi tubuh, mengakibatkan
masyarakat buta akan pengetahuan gizi sehingga mereka banyak yang
mengkonsumsi makanan cepat saji. Jadi, perlunya peran pemerintah dan
petugas kesehatan untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang
gizi masyarakat.

KIA
Tabel 4.7.3 usia kehamilan pertama
N

Usia

Jumlah

Frekuensi

o
1
2
3
4
5
6

< 20 tahun
20-25 tahun
26-35 tahun
>35 tahun
Tidak memiliki anak
Lupa/Tidak tahu

19
51
11
1
2
16

19%
51%
11%
1%
2%
16%

Dari tabel di atas, dapat diketahui usia kehamilan pertama dari rata-rata
responden di daerah tersebut, diketahui bahwa mayoritas wanita yang
mengalami kehamilan pertama di usia ideal pertama kali hamil. Yaitu di
usia 20-25 thn. Dimana umur ini merupakan umur yang ideal untuk hamil
pertama, karena elastisitas panggul masih bagus, rahim kondisi prima,
resiko keguguran kecil karena sel telur relatif muda dan kuat meski di
trisemester pertama, dan kualitas sel telur yang baik memperkecil
kemungkinan bayi lahir cacat akibat ketidak normalan jumlah kromosom
serta fisik ibu masih cukup kuat, sehingga memungkinkan bayi-bayi yang
lahir akan normal dan sehat. Akan tetapi dari data tersebut masih, masih
adanya wanita yang mengalami kehamilan pertama di usia kurang dari 20
tahun, dimana hal tersebut tidak baik karena diusia tersebut rahim belum
kuat dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak.
Sehingga ada kemungkinan bayi yang lahir akan mengalami kecacatan,
kematian ibu, dan bayi. Dan masih ada juga wanita yang mengalami hamil
pertama di usia lebih dari 30 tahun, dimana di umur tersebut sangat
beresiko untuk melahirkan. Cukup banyaknya wanita yang mengalami
kehamilan pertama di usia yang beresiko, menunjukkan kurangnya
pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sehingga diperlukan
sosialisasi lebih intens mengenai hal ini.
Tabel 4.7.4 pemeriksaan kehamilan
N

Pemeriksaan

Jumlah

Frekuensi

o
1
2
3
4
5

Iya selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
Tidak ingat/ lupa
Tidak memiliki anak

59
17
5
17
2

59%
17%
5%
17%
2%

Tabel 4.7.5 frekuensi pemeriksaan kehamilan


N

Frekuensi

Jumlah

Persentase

o
1
2

1 kali
2 kali

4
11

4%
11%

3
4
5
6
7

3 kali
4 kali
>4 kali
Tidak ingat/lupa
Tidak pernah memeriksakan

13
16
33
17
5

13%
16%
33%
17%
5%

kehamilan

Tabel 4.7.6 tempat pemeriksaan kehamilan


N

Tempat pemeriksaan

Jumlah

o
1
Tidak memeriksakan kehamilan 5
2
Puskesmas
38
3
Posyandu
1
4
Bidan praktek
22
5
Dokter praktek
3
6
Dukun
2
7
Rumah sakit
3
8
Lupa/tidak tahu
17
9
Tidak mempunyaianak
2
10 Puskesmas dan bidan praktek
5
11 Posyandu dan bidan praktek
1
12 Bidan dan dokter
1
Dari ketiga tabel di atas diketahui mengenai bagaimana

Persentase
5%
38%
1%
22%
3%
2%
3%
17%
2%
5%
1%
1%
wanita di daerah

tersebut melakukan tindakan dalam merawat dan memperhatikan


kehamilannya. Yaitu, bagaimana frekuensi mereka dalam memeriksakan
kehamilannya dan yankes mana merekan melakukan pemeriksaan
tersebut. Diketahui dari data yang ada, mayoritas ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilannya, dengan jumlah pemeriksaan yang cukup
baik, yaitu lebih dari 3 kali, namun masih ditemukan beberapa ibu hamil
yang tidak memeriksakan kehamilannya dan jumlah pemeriksaan yang
rendah dan sedikit, hal ini tidak baik dan beresiko terhadap kondisi
kehamilan ataupun saat melahirkan.
Tabel 4.7.9 Penggunaan KB
N

Menggunakan KB

Jumlah

Persentase

o
1
2

Iya
Tidak

56
44

56%
44%

Di ketahui dari data mengenai penggunaan KB pasutri Desa Batuah, baru


setengah dari pasutri yang ada menggunakan KB, dan setengahnya tidak.
Hal ini merupakan masalah karena pasutri yang tidak menggunakan KB
akan beresiko pada banyaknya anak, dan terjadinya ledakan penduduk
dan kepadatan penduduk. Perlu adanya sosialisasi, regulasi, dan
pengawasan dari tenaga kesehatan dalam upaya penggunaan KB bagi
para pasutri, agar penggunaan KB efektif di masyarakat.
4.7.11 Imunisasi Anak
N

Imunisasi

Umlah

Persentase

o
1
Iya
76
76%
2
Tidak
24
24%
Dari tabel diatas, diketahui mengenai tindakan para ibu di Desa Batuah
dalam memberikan imunisasi pada anaknya. Sebagian besar ibu telah
sadar akan pentingnya pemberian imunisasi pada anaknya, dan telah
memgimunisasi anaknya, akan tetapi masih ada beberapa ibu yang tidak
memberikan imunisasi pada anaknya, hal ini merupakan masalah, karena
diharapkan setiap ibu memberikan imunisasi kepada anaknya sebagai
pencegahan dan kekebalan bagi anak terhadap penyakit yang berbahaya.
GIZI BALITA
4.8.3 Berat Badan Bayi Saat Lahir
N

BB Bayi Saat Lahir

Jumlah

o
1
<2,5 kg
13
2
>2,5 kg
35
3
Tidak memiliki bayi
52
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masih terdapat

Persentase
13%
35%
52%
bayi dengan

berat badan lahir rendah yaitu <2,5. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti kurangnya pengetahuan ibu saat hamil mengenai
asupan makanan apa saja yang diperlukan saat hamil. Sehingga
menyebabkan asupan makanan atau gizi yang diperlukan untuk
perkembangan bayi tidak tercukupi sehingga terjadilah kasus berat badan
bayi lahir rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah dapat

mempengaruhi perkembangan bayi baik perkembangan fisik maupun


perkembangan otak bayi, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah
harus dapat asupan gizi yangg cukup baik sehingga tidak terjadi masalah
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi.
4.8.4 Usia Pemberian Makanan Pendamping
N

Usia

Jumlah

Persentase

o
1
2
3
4

<6 bulan
>6 bulan
0 (tidak memiliki bayi)
Usia tidak mencukupi

27
16
52
5

27%
16%
52%
5%

pemberian makanan
pendamping

4.8.5 Jenis makanan pendamping


N

Makanan Pendamping

Jumlah

Persentase

o
1
2
3
4
5
6

Susu formula
Buah-buahan
Bubur/nasi
Lainnya
Tidak tahu/lupa
Tidak memberikan makanan

12
4
18
1
1
52

12%
4%
18%
1%
1%
52%

pendamping (tidakmemiliki
bayi)
7
Belum diberikan
5
5%
8
Susu formula dan bubur nasi
7
7%
Dari tabel 4.8.4 dapat diketahui bahwa tingginya jumlah bayi yang
berusia <6 bulan telah mendapatkan MP ASI. Hal ini tentunya dapat
menjadi masalah dimana pada usia <6 bulan sebaiknya bayi diberikan ASI
eksklusif saja. Sementara berdasarkan tabel 4.8.5 MP ASI yang terbanyak
diberikan kepada bayi yaitu bubur / nasi serta susu formula. Hal ini dapat
memberikan dampak buruk terhadap sistem pencernaan bayi yang
berusia <6 bulan. Dimana sistem pencernaan bayi yang berusia <6 bulan
masih lemah dan belum mampu mencerna makanan seperti bubur / nasi,

sementara jika diberikan susu formula berarti sistem pencernaan bayi


akan mencerna bahan-bahan kimia seperti pengawet yang terdapat pada
susu formula tersebut yang dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan
bayi.

KESEHATAN LINGKUNGAN
Tabel 4.9.5 Kepemilikan SPAL
N

Kepemilikan SPAL

Jumlah

Persentase

o
1
2

Iya
Tidak

49
51

49%
51%

Tabel 4.9.8 Alasan tidak memiliki SPAL


No
1
2
1

Alasan
Tidak ada lokasi
Ada SPAL
Kurang mengeti

Jumlah
50
49
1

Persentase
50%
49%
1%

membuat SPAL
Dari tabel-tabel di atas diketahui bahwa kepemilikan SPAL di desa Batuah
hanya sekitar 49%, dimana jumlah tersebut masih tergolong sedikit.
Masyarakat desa Batuah tidak memiliki SPAL kebanyakan karena tidak ada
lokasi untuk membangun SPAL. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan akibat limbah rumah tangga, karena rata-rata limbah rumah
tangga rata-rata adalah limbah kimia. Sehingga perlu adanya SPAL walau
hanya sebatas parit.
Tabel 4.9.10 kepemilikan TPS
N

Kepemilikan TPS

Jumlah

Persentase

o
1
2

Ada
Tidak ada

82
18

82%
18%

Tabel 4.9.13 lokasi tempat pembuangan sampah sementara

Lokasi TPS

Jumlah

Persentase

o
1

Tempat pembuangan sampah

5%

2
3
4
5

sementara
Dibakar
Ditimbun dengan tanah
Dibuang kesembarang tempat
Dibakar dan dibuang di

85
1
7
2

85%
1%
7%
2%

sembarang tempat

Tabel 4.9.13 Cara Pengelolaan Sampah


N

Cara pengolahan sampah

Jumlah

o
1
Dibakar
88
2
Dikubur
6
3
Lainnya
6
Dari data diatas, sudah cukup banyak masyarakat yang

Persentase
88%
6%
6%
sudah memiliki

TPS, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat batuah sadar akan


pentingnya memiliki TPS. Namun angka 18% masih dianggap cukup
banyak dan dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat sampah.
Mengenai cara pembuangan sampah yang kebanyakan dibakar, akan
menimbulkan beberapa masalah pada masyarakat sekitar, seperti rentan
terkena gangguan pernafasan akibat asap pembakaran sampah, sehingga
perlu ditingkatkan lagi kepemilikan TPS agar kebersihan udara dan
lingkungan tetap terjaga.

PHBS
4.10.1 persalinan ditolong tenaga kesehatan
N

Pembantu persalinan

Jumlah

Persentase

o
1
2
3
4
5

Dokter
Bidan
Dukun
Sendiri/keluarga
Lupa

14
48
14
6
18

14%
48%
14%
6%
18%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masalah yang ada di masyarakat
desa Batuah adalah masih ada beberapa orang yang melakukan
persalinan tidak ditolong oleh tenaga medis. Hal ini dapat berakibat fatal
bagi ibu nifas dan bayi yang baru dilahirkannya, terutama untuk
persalinan yang dilakukan dengan bantuan dukun serta yang dilakukan
sendiri atau dengan bantuan keluarga. Dimana apabila terjadi masalah
selama proses persalinan maka tindakan yang diambil dapat tidak sesuai
dengan tindakan medis yang seharusnya dilakukan sehingga dapat terjadi
malpraktek.
4.10.2 pemberian ASI
N

Pemberian ASI

Jumlah

Persentase

o
1
2
3
4

Memberikan ASI
Tidak memberikan ASI
Tidak memiliki bayi
Tidak tahu

11
36
52
1

11%
36%
52%
1%

Dari tabel diatas diketahui bahwa masih banyak ibu-ibu di desa Batuah
yang tidak memberikan ASI kepada bayi mereka yaitu sebanyak 36% dan
hanya 11% ibu yang memberikan ASI kepada bayi mereka. ASI merupakan
makanan alamiah bagi bayi berbentuk cairan yang mengandung gizi yang
cukup dan sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
ASI merupakan makanan yang paling baik bagi bayi, tetapi masih banyak
ibu yang masih tidak memberikan ASI untuk bayi mereka. Menurut WHO,
pemberian ASI eksklusif adalah 6 bulan pertama, dan setelahnya bisa
didampingi dengan makanan pendamping ASI. Kurangnya sosialisasi akan
pentingnya pemberian ASI eksklusif dari berbagai pihak baik pemerintah
ataupun dari petugas kesehatan dan didorong dengan masih rendahnya
pengetahuan masyarakat yang tinggal di desa Batuah.
Tabel 4.10.4 kepemilikan KMS
N
o

Kepemilikan KMS

Jumlah

Persentase

1
2
3

Memiliki KMS
Tidak memiliki KMS
Tidak memiliki bayi/balita

35
13
52

35%
13%
52%

Tabel 4.10.5 penimabangan bayi setiap bulan


N

Penimbangan bayi

Jumlah

Persentase

o
1
2
3

Iya
Tidak
Tidak punya bayi/balita

39
9
52

39%
9%
52%

Dari kedua tabel diatas diketahui kesadaran masyarakat di desa Batuah


sudah cukup besar untuk melakukan penimbangan bayi mereka di
posyandu yaitu sebesar 32% dan 9% yang masih belum menimbangkan
bayi mereka di posyandu setiap bulannya. Pemantauan penimbangan bayi
di posyandu biasanya menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), tetapi
masih ada 13% yang masih belum memiliki KMS. Padahal KMS berguna
untuk memantau pertumbhan dan perkembangan bayi sehingga dapat
mencegah gangguan kesehatan pada bayi ataupun gangguan gizi pada
bayi dan balita. Perlu adanya sosialisasi secara menyeluruh ke lapisan
masyarakat agar semua sadar pentingnya memiliki KMS dan juga
penimbangan bayi setiap bulan.
Tabel 4.10.6 mencuci tangan dengan air mengalir
N

Cuci tangan dengan air

Jumlah

Persentase

o
1
2

mengalir
Iya
Tidak

64
36

64%
36%

Tabel 4.10.7 mencuci tangan dengan sabun


N

Cuci tangan dengan sabun

Jumlah

Persentase

o
1
2

Iya
Tidak

79
21

79%
21%

Dari kedua tabel diatas, diketahui bahwa kesadaran masyarakat di desa


batuah akan pentingnya mencuci tangan di air mengalir sudah cukup
tinggi yaitu 64%, tetapi masih banyak juga yang belum mengerti dan
sadar untuk mencuci tangan di air mengalir yaitu sekitar 36%. Untuk
mencuci tangan dengan sabun, 79% masyarakat sudah sadar pentingnya
mencuci tangan dengan sabun dan 21% yang tidak mencuci tangan
dengan sabun. Padahal mencuci tangan di air yang mengalir dan
menggunakan sabun dapat membunuh kuman penyebab penyakit agar
tidak masuk kedalam tubuh dan tidak menimbulkan penyakit. Kurangnya
pengetahuan masyarakat dan perlu adanya sosisalisasi dari petugas
kesehatan serta pendidikan kesehatan dari usia dini.
Tabel 4.10.11 kondisi tempat penampungan air
N

Kondisi tempat penampungan

Jumlah

Persentase

o
1
2

air
Tertutup
Terbuka

68
32

68%
32%

Dari tabel diatas diketahui sebanyak 68% dari responden yang memiliki
penampungan air yang tertutup dan 32% yang memiliki penampungan air
yang tidak tertutup. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
bahaya penampungan air yang terbuka, karena penampungan air yang
terbuka dapat dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk yang dapat
menyebabkan penyakit.
Tabel 4.10.12 jarak jamban dari sumber air
N

Jarak

Jumlah

Persentase

o
1
2
3

<5 meter
5-10 meter
>10 meter

17
41
42

17%
41%
42%

Dari tabel diatas diketahui bahwa 17% responden masih memiliki jarak
jamban dengan sumber air yang kurang dari 5 meter dan 41% berjarak 5-

10 meter, sedangkan jarak standar antara jamban dengan sumber air


harusnya minimal 10 meter. Kurangnya pengetahuan dan tidak adanya
sosialisasi baik dari pemerintah dan petugas kesehatan membuat masih
banyaknya jarak jamban dan sumber aiar yang tidak sesuai standar
kesehatan.
Tabel 4.7.1 rumah bebas jentik
4.7.1.2 frekuensi membersihkan tempat penampungan air dalam
seminggu
N

Frekuensi

Jumlah

Persentase

o
1
Tidak sama sekali
10
10%
2
1 kali
41
41%
3
2 kali
16
16%
4
3 kali
14
14%
5
>3 kali
19
19%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebiasaan menguras tempat
penampungan air dengan frekuensi 1 kali seminggu memiliki angka yang
paling tinggi yaitu 41 responden. Kebiasaan ini belum memenuhi syarat
kesehatan, dimana dalam satu minggu tempat penampungan air harus
dikuras minimal 2 kali. Hal ini dianjurkan dengan harapan dapat
meminimalisir waktu perkembangbiakan jentik nyamuk pada
penampungan air sehingga dapat mencegah terjadinya DBD. Dengan
indikator ini menunjukkan PHBS masyarakat Desa Batuah masih kurang.
Tabel 4.9.1 latihan aktivitas fisik sehari-hari
Tabel 4.9.1.1 kebiasaan melaukan olahraga
N

Olahraga

Jumlah

Persentase

o
1
Iya
44
44%
2
Tidak
56
56%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat Desa
Batuah yang tidak melakukan aktifitas fisik berupa olahraga. Hal ini
disebabkan karena aktifitas yang sangat padat sehingga tidak memiliki
waktu untuk melakukan aktifitas fisik terutama olahraga, selain itu juga

karena kurangnya minat responden terhadap olahraga dan dikarenakan


keterbatasan fisik. Namun tentunya hal ini tidaklah baik bagi kesehatan
jasmani. Oleh karena itu berolahraga sebaiknya rutin dilakukan setiap
hari, dapat berupa jalan-jalan, jogging, bulutangkis atau olahraga lainnya
yang tidak terlalu membutuhkan waktu yang cukup lama.
4.10.1 merokok
Tabel 4.10.1.1 kebiasaan merokok
N

Merokok

Jumlah

Persentase

o
1
2

Iya
Tidak

61
39

61%
39%

Tabel 4.10.1.2kebiasaan merokok di dalam rumah


N

Kebiasaan merokok dalam

Jumlah

Persentase

o
1
2
3

rumah
Iya
Tidak
Responden yang tidak merokok

56
5
39

56%
5%
39%

Berdasarkan tabel 4.10.1.1 dan tabel 4.10.1.2 menunjukkan tingginya


angka perokok aktif di Desa Batuah yang juga mengidentifikasikan bahwa
banyak anggota keluarga responden yang secara tidak langsung
merupakan perokok pasif. Dimana diketahui bahwa perokok pasif memiliki
resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta
gangguan pernafasan. Tingginya angka perokok dan kebiasaan merokok
di dalam rumah disebabkan oleh kesadaran responden yang masih minim
meskipun responden tahu tentang dampak merokok.

Anda mungkin juga menyukai