Cidera Muskuloskeletalt
Cidera Muskuloskeletalt
MUSKULOSKELATAL
ANATOMI
Tulang
Tl
batang badan.
Tl belakang.
Tl tengkorak.
Tl Pembentuk badan.
Tulang
gerak :
Gerak
atas
Gerak bawah
Persendian
Otot
Mekanisme Trauma
Langsung
Kena
pukulan.
Jatuh dari ketinggian.
Tidak
langsung :
Efek
Melintir
Mis
ligament
Ruftur tendon
Kerusakan neurovaskuler.
Kompartemen sindrome
Tipe Trauma
Terbuka.
Terjadi
Tertutup.
Tdk
Cedera penyerta
Cedera
saraf
Cedera arteri
Cerera vena
Cedera jaringan lunak
CIDERA JARINGAN
LUNAK
Tindakan :
1. Tinggikan bagian yang cedera
2. Kompres es
3. Pasang bidai atau elastis verban
4. Pembidaian selama 3-4 minggu
tetutup :
1. Bila memar cukup luas kompres
dingin
2. Perubahan warna yang luas curigai
perdarahan
3. Memar besar anggota gerak
Kemungkinan fraktur
4. memar besar di kepala, perut, dada
perdarahan dalam
Luka terbuka :
1. Buka pakaian korban
2. Kontrol perdarahan, dgn tekanan
langsung dan peninggian
3. Cegah kontaminasi, jaga luka tetap
bersih
4. Jangan pernah mencabut benda
tertancap
5. Balut luka dengan kassa steril dan kering
6. Periksa nadi distal sebelum dan sesudah
pembalutan
PEMBEBATAN
Penutupan suatu bagian tubuh yang
cedera dengan bahan tertentu dan
dengan tujuan tertentu
TUJUAN PEMBEBATAN
Menahan
sesuatu seperti:
menahan penutup luka
menahan pita traksi kulit
menahan bidai
menahan bagian tubuh yang cedera dari
gerakan dan geseran (sebagai "splint")
menahan rambut kepala di tempat
Melindungi bagian tubuh yang cedera.
Mengatasi perdarahan
Mengurangi bengkak
1.
2.
3.
FRAKTUR
Nyeri
dan kemerahan.
Pembengkakan.
Deformitas.
Krepitasi.
Keterbatasan gerak sendi.
Bone expose.
Perubahan posisi.
Pengkajian
ABC.
Mekanisme terjadinya cedera
Cedera lain : kepala, cervikal, spine, thorak,
abdomen, ektremitas atas dan bawah.
Pemeriksaan DCAP-BTLS (Deformity, Contusio,
Abrations, penetration, burns, tenderness,
laceration, swelling)
Periksa ada tidaknya ketidakstabilan dan krepitasi,
pelvis hati-hati
Periksa ada tidaknya nyeri pada semua sendi
Periksa dan catat PMS (pulse, motorik, sensasi)
PENGELOLAAN
Penanganan
PENGELOLAAN
Selalu
Pembidaian.
Pengertian :
Memasang alat untuk mempertahankan kedudukan
tulang.
Indikasi :
Patah tulang terbuka / tertutup
Tujuan :
Mencegah pergerakan tulang yang patah.
Mengurangi nyeri.
Mencegah cedera lebih lanjut.
Mengistirahatkan daerah patah tulang.
Mengurangi perdarahan.
Prinsip
pembidaian :
Pastikan ABC
aman.
Kontrol perdarahan.
Pasien sadar : informasikan
adanya nyeri.
Buka daerah yg akan dibidai.
Periksa dan catat PMS (pulse,
motor, sensasi) sebelum dan
sesudah.
Pada
BIDAI
Alat yang dipakai untuk
mempertahankan kedudukan atau
letak tulang yang patah.
Berupa sepotong tongkat, bilah
papan, keras, tidak mudah bengkok
ataupun patah.
SYARAT-SYARAT
PEMBIDAIAN
Lebar dan panjangnya
sesuai dengan
kebutuhan
Panjang bidai melampaui dua sendi untuk
mempertahankan kedudukan tulang yang
patah
Beri bidai dengan lapisan empuk agar tidak
nyeri
Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat
Tourniquet
Tourniquet sebaiknya hanya digunakan pada keadaan ;
amputasi (crush injury)
Sebagai alternatif terakhir untuk mengontrol
perdarahan ketika semua cara gagal.
Tourniquet dapat menghentikan seluruh aliran darah
pada anggota gerak, gunakan hanya pada ujung
anggota gerak sudah teramputasi (terpotong).
Tourniquet menyebabkan kerusakan yang menetap
pada saraf, otot dan pembuluh darah dan mungkin
berakibat hilangnya fungsi dari anggota perak tersebut.
Selalu coba dulu dengan tekanan langsung.
Tourniquet (tourniquet)
Cara
pemasangan tourniquet :
Pilih perban yang lebarnya 4 inci dan buatlah 6 8
lapis.
Lilitkan di sekeliling anggota gerak, diproksimal
(sebelum) luka.
Talikan simpulpada perban. Kemudian tempatkan
sebuah batang kecil/pensil diatasnya talikan batang
pensil pada erban.
Putar batang pensil sampai perdarahn berhenti
kemudian kunci batang pada posisinya.
Catat waktu