Anda di halaman 1dari 2

TRAUMA THORAKS

Pendahuluan
Thoraks berisi organ-organ vital paru dan jantung. Pernapasan berlangsung dengan bantuan
gerak dinding dada. Paru-paru dibentuk oleh jutaan alveolus yang mengembang dan mengempis
tergantung pada pengembangan atau pengempisan dinding dada. Pada saat kita melakukan
gerakan inspirasi maka akan terjadi kontraksi otot-otot pernapasan yaitu m. interkostalis dan
diafragma, hal tersebut menyebabkan rongga dada membesar dan paru-paru mengembang dan
udara pun terhisap masuk dari luar ke dalam alveolus melalui trakea dan bronkus.
Sebaliknya jika m. interkostalis melemas, dinding dada mengecil kembali seperti semula dan
udara akan terdorong keluar. Sementara itu karena tekanan intraabdomen, diafragma akan naik
ke atas. Ketiga faktor tersebut di atas yaitu kelenturan dinding dada, kekenyalan jaringan paru,
dan tekanan intraabdomen akan menyebabkan terjadinya proses ekspirasi ketika m. interkostalis
dan diafragma tidak berkontraksi. Sehingga gerakan ekspirasi adalah gerakan pasif.
Jika seseorang mengalami kegagalan pernapasan maka diperlukan bantuan segera berupa napas
buatan yang dapat dilakukan dengan bantuan alat otomatis seperti ventilator atau dengan cara
manual yaitu dengan pemberian bantuan napas buatan mulut ke mulut. Tekanan udara yang
diberikan ke dalam paru-paru dalam pernapasan buatan harus dapat melebihi kelenturan dari
dinding dada, kekenyalan jaringan paru, dan tekanan intraabdomen.
Bila terdapat lubang di dinding dada atau di pleura viseralis maka hal tersebut akan
menyebabkan udara akan masuk ke cavum pleura dan menyebabkan terlepasnya hubungan
antara pleura parietalis yang meliputi dinding thoraks dengan pleura viseralis yang meliputi
jaringan paru sehingga pada saat gerakan inspirasi dan dinding dada membesar, paru tidak ikut
bergerak. Hal ini biasa didapatkan pada kejadian pneumothoraks dan dapat diatasi dengan
dipasang drain tertutup (WSD) untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam cavum pleura.
Etiologi
Trauma pada thoraks kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang pada umumnya
berupa trauma tumpul. Trauma tajam thoraks dapat disebabkan oleh tikaman dan tembakan.
Cedera pada thoraks sering disertai dengan cedera pada perut, kepala dan ekstremitas sehingga
merupakan cedera majemuk.
Macam-macam trauma thoraks
Beberapa trauma/ cedera pada thoraks yang biasanya memerlukan tindakan darurat antara lain:
Obstrukasi jalan napas: penyebab yang sering ditemukan pada kejadian obstruksi saluran napas
atas adalah adanya benda asing. Tumor dan adanya retensi secret yang menyebebkan sumbatan
jarang terjadi. Bila terjadi obstruksi oleh benda asing makka penderita akan menunjukkan gejala-

gejala sesak napas, sianosis, stridor, terlihat retensi pada daerah supraklavikula dan interkostal
karena adanya penggunaan otot-otot pernapasan tambahan dan bila tidak segera ditolong dapat
diikuti oleh kematian. Biasa benda asing yang masuk akan berlokasi di bronkus kanan karena
secara anatomis bronkus kanan relative lebih lurus dibandingkan dengan bronkus kiri. Obstruksi
yang terjadi dapat total pada satu atau kedua lobus paru tergantung dari lokasi penyumbatan dan
ukuran benda yang menyumbat ataupun parsial sehingga dapat mengakibatkan atelektasis,
pneumonitis dan abses paru bila tidak dikeluarkan. Diagnosis obstruksi jalan napas ditegakkan
oleh gejala klinis penderita, bantuan foto rontgen untuk menentukan letak benda tersebut ataupun
dapat dengan bantuan endoskopi. Penanganan yang harus dilakukan dapat dengan melakukan
perasat Heimlich (Heimlich Manuver), dan bila tidak bisa maka dilakukan bronkoskopi, dan bila
belum berhasil maka lakukan trakeostomi.
Hemothoraks massif: penyebab hemothoraks biasanya adalah trauma pada dinding dada, dimana
pada pasien dengan hemothoraks biasa tidak merasa nyeri kecuali pada luka yang ada pada
dinding dada tersebut. Luka di pleura viseralis pada umumnya juga tidak menimbulkan nyeri.
Pada rongga thoraks dapat terkumpul banyak darah sehingga gejala-gejala yang terlihat pada
pasien dengan hemothoraks adalah anemia, syok hipovolemik, sesak napas, pekak pada perkusi,
suara napas berkurang, dan CVP tidak meninggi (tetap normal). Diagnose banding hemothoraks
adalah semua kelainan yang menyebabkan perdarahan dari sumber non-trauma di rongga dada,
seperti: cedera akibat tindakan bedah, aneurisma aorta yang pecah, hemothoraks spontan,
keganasan, infark paru, TBC paru, periarteritis nodosa. Hemothoraks sendiri dibagi menjadi 3
derajat berdasarkan bayangan cairan yang ada tampak pada foto rontgen dan pekak pada perkusi
ketika pemeriksaan fisik, antara lain:

Anda mungkin juga menyukai