Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

A. LATAR BELAKANG
Perubahan Undang-undang tentang penataan ruang dari Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992
menjadi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 telah mengubah kebijakan penataan ruang untuk
pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu adanya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah telah menggeser paradigma pembangunan wilayah di Indonesia. Paradigma
pembangunan wilayah telah bergeser dari sentralisasi ke arah desentralisasi pembangunan.
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap daerah Kabupaten
dan Kota perlu menyusun rencana tata ruangnya sebagai arahan pelaksanaan pembangunan. Sejalan
dengan penerapan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembangunan Daerah bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan,
termasuk pelaksanaan perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten dan Kota berada pada Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Kota. Kewenangan yang begitu besar berada pada Pemerintah Daerah,
diperkuat oleh adanya suatu Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, maka Pemerintah Kabupaten dan
Kota bertanggung jawab terhadap kegiatan Penataan Ruang di wilayahnya masing-masing.
Dalam perkembangannya, proses penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang yang telah menggunakan prinsip untuk mendorong perwujudan
otonomi daerah sangat diperlukan upaya-upaya yang dapat mengajak partisipasi aktif seluruh lapisan
masyarakat. Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang yang pada
intinya dalam proses penataan ruang diwajibkan untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Maka
diberbagai kesempatan penyelenggaraan penataan ruang perlu adanya suatu dorongan yang kuat untuk
melibatkan peran serta aktif masyarakat dan dunia usaha dalam seluruh proses kegiatan penataan
ruang.
Dengan adanya Undang Undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007, intinya menekankan kembali
mengenai visi, misi, dan tujuan penataan ruang negara Indonesia, yaitu Terwujudnya ruang nusantara
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
dengan penekanan pada hal-hal sebagai berikut :

a. Kejelasan Produk Rencana Tata Ruang (tidak hanya pada batas wilayah administratif semata,
tetapi perlu mempertimbangkan aspek fungsional;
b. Penekanan pada hal-hal yang bersifat strategis sesuai perkembangan lingkungan strategis dan
kecenderungan yang ada pada daerah tersebut;

c. Penataan ruang mencakup ruang daratan, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan ruang wilayah;

d. Perlunya pengaturan ruang secara khusus pada kawasan-kawasan yang dinilai rawan bencana
(rawan bencana letusan gunung api, gempa bumi, longsor, gelombang pasang dan banjir,
SUTET, dll.);

e. Mengatur penataan ruang kawasan perdesaan dan agropolitan;


f. Penegasan hak, kewajiban, dan peran masyarakat dalam penataan ruang;
g. Penguatan aspek pelestarian lingkungan hidup dan ekosistem (bukan hanya
Poleksosbudhankam);

h. Diperkenalkannya Perangkat Insentif dan Disinsentif;


i. Pengaturan sanksi, dan pengaturan penyelesaian sengketa Penataan Ruang.

Selain itu, orientasi waktu perencanaan berdasarkan UUPR No. 26/2007 tersebut tidak lagi 10 tahun
ke depan, tetapi 20 tahun. Karena itu, maka semua daerah provinsi, kabupaten, dan kota, RTRW-nya
perlu menyesuaikan kembali merujuk pada undang-undang tersebut.
Kabupaten ................. sebagai salah satu kabupaten di Provinsi..............., kondisi Rencana Tata Ruang
Wilayahnya, selain harus menyesuaikan dengan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, juga harus menyelaraskan diri dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi
secara internal di daerahnya, antara lain :
(...... sekedar contoh .....)

a. Terjadinya perkembangan wilayah yang pesat melebihi perkiraan dalam RTRW terdahulu.
b. Masih adanya potensi sumberdaya yang belum dikembangkan secara optimal sehingga belum
dapat mendukung upaya pengembangan wilayah secara maksimal.

c. Adanya prioritas pengembangan wilayah, yaitu melalui pengembangan wilayah tertentu di


kabupaten

d. Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung produksi yang dihasilkan


dan meningkatkan kualitas produknya

e. Adanya masalah-masalah lingkungan yang terjadi di wilayah Kabupaten..........


Provinsi............ yang memerlukan penanganan prioritas agar tidak menjadi kendala dalam
upaya pengembangan wilayah, yaitu masalah tanah longsor, penggundulan hutan dan lahan
kritis.

Penyusunan RTRW Provinsi/Kabupaten ini harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terdiri atas tiga
tingkatan yaitu RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota. Dalam penyusunan
rencana tata ruang ini rencana yang ada pada setiap tingkat harus bersifat komprehensif dan
komplementer, sehingga ada suatu sinergitas antar RTRW Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional.
Sebagai upaya dalam memadukan program pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam sehingga
tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daerah (dalam hal ini adalah
Provinsi/Kabupaten .............) mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang
dapat menjadi acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut
harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil
kesepakatan semua stakeholders di daerah. Untuk itu, maka dalam penyusunan RTRW
Provinsi/Kabupaten.................... perlu diperhatikan pula hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya perubahan kebijakan penataan ruang nasional sangat mendasar (UU RI No. 26/2007
mengenai Penataan Ruang)

b. Proses penyusunan harus melalui suatu prosedur dan komitmen yang lengkap dan
komplementer

c. Data dan informasi yang dipergunakan harus akurat dan lengkap


d. Perumusan muatan rencana harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
e. Produk rencana tata ruang harus sah dan legal sehingga dapat menjadi acuan ketentuan dan
peraturan yang mengikat bagi seluruh pelaku pembangunan, di daerah yang bersangkutan

Dengan demikian produk RTRW dapat dijadikan pedoman dalam mempercepat pembangunan
ekonomi daerah serta mendayagunakan sumberdaya alam secara seimbang. Program penataan ruang
diarahkan untuk :

a. Meningkatkan penyelenggaraan kegiatan perencanaan tata ruang yang efektif, transparan dan
partisipatif

b. Mengembangkan penyelenggaraan kegiatan pemanfaatan ruang yang tertib berdasarkan


rencana tata ruang, dan

c. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjamin efektifitas dan efisiensi


kegiatan pembangunan secara berkelanjutan.

B. MAKSUD
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah terwujudnya suatu penataan ruang wilayah yang lebih
sinergis antara wilayah Kabupaten ............. Provinsi............. dengan wilayah kabupaten lainnya di
Provinsi ...............sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang.
C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyiapkan produk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
yang disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
agar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembangunan daerah.
D.
a.
b.
c.

SASARAN
Tersusunnya RTRW Kabupaten ................. Provinsi............
Teridentifikasinya potensi dan masalah penataan ruang di Kabupaten......... Provinsi............
Terpadunya struktur dan pola ruang wilayah perencanaan dengan wilayah sekitarnya dan sinergi
dengan rencana tata ruang wilayah level provinsi dan nasional
d. Terakomodasikannya aspirasi seluruh pelaku pembangunan Kabupaten.......... Provinsi ..........dalam
rangka pengembangan wilayahnya
E.
1.
a.
1)
2)

RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup Pekerjaan
Tahap Pendahuluan, meliputi :
Mobilisasi peralatan, tenaga ahli dan pendukung.
Menyusun rencana kerja dan menyiapkan peta dasar dan peta wilayah perencanaan dengan rujukan
peta rupabumi dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 50.000 mengacu ketentuan PP 10 Tahun 2000
tentang Ketelitian Peta.
3) Menyediakan dan menyiapkan Data Spasial, berupa Citra satelit (SPOT/ASTER) antara tahun 2005 2007, yang dapat dipergunakan sebagai data dasar dan bantu dalam menyusun peta-peta tematik
terkait tata ruang dengan tingkat ketelitian sekurang-kurangnya dengan skala 1 : 250.000 (provinsi)
dan 1 : 100.000/50.000 (kabupaten/kota), dengan toleransi tutupan awan antara 10%-15%.
4) Menyediakan peta-peta tematik yang mendukung kegiatan analisis penyusunan RTRW
Provinsi/Kabupaten ,,,,,,,,,,,,,, mengacu Pedoman bidang Penataan Ruang dengan penajaman tema
peta sesuai kondisi wilayah perencanaan, dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000. Peta-peta tematik
ini merupakan hasil pengolahan data primer atau sekunder atau kombinasi keduanya.
5) Menyusun metodologi pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan data dan persiapan survai.
6) Merumuskan isu strategis dan permasalahan wilayah perencanaan, terutama berdasarkan review yang
dilakukan terhadap RTRW yang terkait dengan wilayah perencanaan.
7) Mengumpulkan data spasial dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
8) Menyiapkan Laporan Pendahuluan dan bahan tayangan presentasi.
Adapun Substansi yang harus ada dalam Laporan Pendahuluan adalah :
Rencana Kerja;
Metodologi pekerjaan;
Jadwal penugasan tenaga ahli;
Isu permasalahan wilayah;
Konsep Peta;

Konsep analisis;
Rumusan kajian literatur;
Outline Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten;
9) Melakukan Pembahasan Laporan Pendahuluan yang diselenggarakan di pusat dan di daerah, dan
menyiapkan notulensi pembahasan serta dokumentasinya.
b. Tahap Antara, meliputi :
1) Melakukan kegiatan survai ke daerah dalam rangka menjaring isu strategis dan permasalahan wilayah
perencanaan, dan mengumpulkan data primer serta data sekunder.
2) Tim konsultan diharuskan melakukan analisis secara komprehensif maupun detail (sampai tingkat
kecamatan/distrik atau lebih detail), baik deskriptif, statistik maupun spasial. Analisa spasial
dilakukan secara terintegrasi atas beberapa tema dengan mengikuti kaidah Sistem Informasi
Geografis. Masing-masing analisis dilakukan dengan tingkat kedalaman sekurang-kurangnya sesuai
dengan ketentuan dalam Kepmen Kimpraswil No. 327 Tahun 2002 (Lampiran III).
3) Analisis sekurang-kurangnya dilakukan dengan pendekatan wilayah untuk mengetahui kondisi, ciri,
dan hubungan sebab akibat dari unsur-unsur pembentuk ruang wilayah seperti penduduk, sumber daya
alam, sumber daya buatan, sosial, ekonomi, budaya, fisik dan lingkungan, sehingga dapat
diidentifikasikan potensi baik yang positif maupun yang negatif, baik yang hayati maupun non hayati
pada Lingkungan Alam dan Buatan dalam berinteraksi dengan aktifitas manusia/masyarakat.
4) Menyusun skenario pengembangan wilayah untuk menetapkan sektor dan atau komoditi unggulan
sebagai pendorong ekonomi wilayah yang didukung dengan rencana sistem pusat permukiman dan
sistem prasarana wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Skenario pengembangan
wilayah tersebut disusun di dalam teks dan peta.
5) Menyusun Konsep Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang mencakup konsep Pola Ruang dan
Struktur Ruang yang mengakomodir pemecahan masalah sektoral bersama-sama dengan instansi
terkait.
6) Menyusun sistematika Draft Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten.
7) Menyediakan Album Peta untuk bahan pembahasan yang meliputi peta-peta tematik pendukung tata
ruang diantaranya peta-peta tentang Skenario Pengembangan Wilayah, Konsep Pola Ruang dan
Struktur Ruang.
8) Menyiapkan Laporan Antara dan bahan tayangan presentasi.
Adapun Substansi yang harus ada dalam Laporan Antara adalah :
Data : primer dan sekunder, spasial dan non spasial;
Rumusan isu strategis wilayah perencanaan;.
Hasil analisis deskriptif, statistik dan spasial;
Skenario pengembangan wilayah.
Konsep Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
9) Menyelenggarakan forum diskusi dan pembahasan Laporan Antara yang diselenggarakan di Pusat
dan Daerah, dan menyiapkan notulensi pembahasan serta dokumentasinya.
c. Tahap Draft Akhir, meliputi :
1) Melakukan perumusan rencana terhadap wilayah perencanaan dengan mengacu ketentuan dalam
Kepmen Kimpraswil No. 327/2002;
2) Melakukan perumusan Kebijakan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana dan Strategi, dan
arahan pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;
3) Merekomendasikan kawasan strategis kabupaten (dari aspek lokasinya)
4) Menyusun Draft Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten;
5) Menyusun dan menyerahkan Laporan Draft Akhir, dan bahan tayangan, serta draft lampiran untuk
Laporan Akhir.
Adapun Substansi yang harus ada dalam Laporan Draft Akhir adalah :
a) Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten.
b) Rencana struktur ruang yang meliputi sistem pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten (meliputi Transportasi, Energi, Telekomunikasi, Prasarana Pengelolaan
Lingkungan, dan Sumber Daya Air);

c)

Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten, dan kawasan
budidaya kabupaten;
d) Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (disesuaikan dengan SE Menteri PU No. 19/SE/M/2007);
e) Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang terdiri dari : perumusan kebijakan strategis
operasionalisasi RTRW kabupaten (termasuk penetapan kawasan budi daya yang dikendalikan dan
kawasan budi daya yang didorong pengembangannya); perumusan program sektoral dalam rangka
perwujudan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten; dan pelaksanan pembangunan sesuai dengan
program pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
minimum bidang penataan ruang, standar kualitas lingkungan; dan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.
f) Arahan Pemanfaatan Ruang berisi Indikasi program utama per lima tahunan selama 20 (duapuluh)
tahun dengan program terinci tahunan pada 5 (lima) tahun pertama yang dijabarkan dalam besaran
dana, asal dana dan instansi pelaksana. Indikasi Program Utama akan menjadi masukan dalam
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Panjang (RPJP).
g) Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah terdiri dari :
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi yang terdiri dari : Ketentuan Peraturan Zonasi pusat permukiman;
jaringan transportasi darat, jaringan transportasi laut, jaringan transportasi udara, kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
Ketentuan Perijinan,
Ketentuan insentif - disinsentif,
Arahan Sanksi.
h) Menyelenggarakan forum diskusi dan pembahasan Laporan Draft Akhir yang diselenggarakan di
Jakarta dan daerah, serta dan menyiapkan notulensi pembahasan serta dokumentasinya.
d. Tahap Akhir, meliputi :
1) Memperbaiki Laporan Draft Akhir sesuai dengan masukan yang diperoleh dari diskusi dan
pembahasan Laporan Draft Akhir di Jakarta dan daerah.
2) Menyiapkan dan menyerahkan Laporan Akhir dan seluruh lampiran yang harus diserahkan bersamaan
dengan Laporan Akhir.
2.

Lokasi Kegiatan
Pekerjaan Bantuan Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Provinsi/Kabupaten ..........................
berlokasi di provinsi/Kabupaten .......................... - Provinsi .......................... yang secara admintratif
berbatasan di :
sebelah Utara dengan ....................,
sebelah Timur dengan ....................
sebelah Selatan dengan ......................., dan
sebelah Barat dengan ..........................

F.
1.

DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


Data
Pengguna Jasa menyediakan bahan-bahan kebijakan penataan ruang di tingkat nasional serta data dan
informasi lainnya yang dimiliki.
Penyedia jasa harus dapat menyediakan :
a. Data antara lain berupa :

Data dan Kebijakan di bidang Penataan Ruang di tingkat Nasional (RTWN dan
Kawasan Strategis Nasional), Provinsi (RTRWP dan Kawasan Strategis Provinsi),
dan Kabupaten (RTRWK sebelumnya ataupun RTRWK sebelum pemekaran maupun
RTRWK yang bertetangga),
Data dan Kebijakan sektoral dan wilayah,

Data Kependudukan,

Data Fisik dan Lingkungan,

Data Ekonomi Wilayah,

Data Sosial dan Budaya,

Data tersebut di atas difungsikan sebagai atribut peta yang melekat pada data spasial dalam basis data.
b. Peta dan Citra dengan spesifikasi teknis adalah sebagai berikut :
Umum
Pada dasarnya peta dibedakan menjadi peta sebagai input dan output (produk). Peta sebagai input
merupakan data dasar dalam memvisualisasikan informasi secara spasial sesuai dengan letak
geografis atau koordinat lokusnya. Koordinat yang digunakan adalah berlaku secara nasional dengan
otorisasi dari Bakosurtanal. Demikian pula halnya untuk citra satelit harus dilakukan kalibrasi dan
registrasi ke koordinat peta tersebut.
Bentuk Data
Setiap peta baik peta dasar, peta tema dan citra satelit sebagai input maupun sebagai produk peta
analisa dan peta rencana harus disusun berdasarkan pada kaidah perpetaan dengan prinsip layer by
layer overlay, dalam arti bahwa masing-masing entitas peta dikemas dalam layer yang berbeda, bukan
dalam bentuk JPEG, JPG, BITMAP, TIFF dan sejenisnya.
Orientasi Sistem Informasi Geografis.
Baik peta dasar, peta tema dan citra satelit berorientasi kepada Basis Data Spasial. Basis data spasial
adalah integrasi peta dan atribut tiap entitas, yang dikemas dalam peta dasar yang sudah menerapkan
koordinat global (real world coordinates) atau dengan kata lain peta tersebut sudah georeference.
Sehingga software peta yang digunakan harus berorientasi kepada Sistem Informasi Geografis.
Skala Peta
Untuk pekerjaan ini, skala peta/citra produk rencana yang digunakan adalah dengan skala 1 : 50.000
atau lebih detail. Jenis tema untuk Peta yang harus disediakan, sesuai kebutuhan (tersebut dalam
Kepmen Kimpraswil No. 327/2002) yang bersumber dari pihak yang memiliki otoritas terhadap data
spasialnya.
2. Fasilitas Penunjang
Pengguna jasa akan menunjuk tim yang bertindak sebagai pengawas (supervisi) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi ini.
G. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah :

1. Materi Teknis RTRW Kabupaten ..........................


2. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW Kabupaten
3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Teknis bagi aparat Pemerintah Kabupaten.
4. Leaflet ringkasan materi teknis ringkasan RTRW Kabupaten.
H. MANFAAT
Sebagai pedoman pemerintah daerah dalam melaksanakan pengembangan dan pembangunan
Kabupaten .........................., Provinsi ...........................
I.

METODOLOGI
Metode Pendekatan dalam penyusunan RTRW Kabupaten adalah melalui tahapan/proses antara lain:

1. Persiapan Penyusunan
Dalam tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang menunjang kelancaran penyusunan kegiatan
antara lain: persiapan teknis, antara lain meliputi menyiapkan kelengkapan administrasi, menyusun

program/rencana kerja, perumusan subtansi secara garis besar, penyiapan checklist data dan
kuesioner, metode pendekatan dan peralatan yang diperlukan

2. Tahap Pengumpulan data, meliputi kegiatan pengumpulan data data/informasi primer


maupun sekunder yang mendukung kegiatan, mencakup data data (dan peta). Pengguna Jasa
menyediakan bahan-bahan kebijakan penataan ruang di tingkat nasional, serta data dan
informasi lainnya yang dimiliki. Penyedia jasa harus dapat menyediakan peta, citra dan data
terkait dengan pekerjaan ini.
Data antara lain berupa :
Kebijakan pembangunan, baik di tingkat Regional, Nasional, Provinsi dan Kabupaten (Daerah)
Kondisi sosial ekonomi dan budaya
Sumberdaya manusia
Sumberdaya buatan
Sumberdaya alam
Penggunaan lahan
Pembiayaan pembangunan
Kelembagaan
Data tersebut di atas difungsikan sebagai atribut peta yang melekat pada data spasial dalam basis data.
Spesifikasi Teknis Peta dan Citra adalah sebagai berikut :
Umum
Pada dasarnya peta dibedakan menjadi peta sebagai input dan output (produk). Peta sebagai input
merupakan data dasar dalam memvisualisasikan informasi secara spasial sesuai dengan letak
geografis atau koordinat lokusnya. Koordinat yang digunakan adalah berlaku secara nasional dengan
otorisasi dari Bakosurtanal. Demikian pula halnya untuk citra satelit harus dilakukan kalibrasi dan
registrasi ke koordinat peta tersebut. Data untuk analisis fisik, menggunakan citra satelit tahun
terakhir dengan resolusi minimum 60 cm (iconos/quick bird).
Bentuk Data
Setiap peta baik peta dasar, peta tema dan citra satelit sebagai input maupun sebagai produk peta
analisa dan peta rencana harus disusun berdasarkan pada kaidah perpetaan dengan prinsip layer by
layer overlay, dalam arti bahwa masing-masing entitas peta dikemas dalam layer yang berbeda, bukan
dalam bentuk JPEG, JPG, BITMAP, TIFF dan sejenisnya.
Orientasi Sistem Informasi Geografis.
Baik peta dasar, peta tema dan citra satelit berorientasi kepada Basis Data Spasial. Basis data spasial
adalah integrasi peta dan atribut tiap entitas, yang dikemas dalam peta dasar yang sudah menerapkan
koordinat global (real world coordinates) atau dengan kata lain peta tersebut sudah georeference.
Sehingga software peta yang digunakan harus berorientasi kepada Sistem Informasi Geografis.

3. Analisis

Dilakukan dalam upaya mengenali kondisi unsur pembentuk ruang serta hubungan sebab akibat
terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan kebijaksanaan pembangunan wilayah
yang ada. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi :
Kebijaksanaan dan strategi pengembangan kabupaten.
Pengembangan regional
Ekonomi dan sektor unggulan
Sumberdaya manusia
Sumberdaya buatan
Sumberdaya alam
Sistem permukiman
Penggunaan lahan
Pembiayan Pembangunan
Kelembagaan

Disamping hal tersebut pelaksanaan kegiatan bantuan teknik ini harus melibatkan pemerintah provinsi
dalam rangka pembinaan teknis penataan ruang di daerah.

J.

TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan RTRW kabupaten ini diperlukan tenaga ahli sebanyak 37
OB (Tiga puluh tujuh orang bulan) sesuai dengan bidang keahliannya dalam penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah.
Tabel Kebutuhan Tenaga Ahli
1 Ahli Perencanaan Wilayah (Team Leader)

6 Bulan

2 Ahli Ekonomi Wilayah/Pembangunan


3 Ahli Prasarana Wilayah/Transportasi
4 Ahli Sumber Daya Air

6 Bulan
5 Bulan
4 Bulan

5 Ahli Teknik Lingkungan

5 Bulan

6 Ahli Geologi Tata Lingkungan


7 Ahli Pertanian/Perkebunan/Kehutanan
8 Ahli Hukum dan Kelembagaan

4 Bulan
4 Bulan
3 Bulan

Selain tenaga ahli inti yang telah disebutkan di atas, dibutuhkan tenaga penunjang sebanyak 3 orang
yang terdiri dari : Sekretaris, Operator Komputer dan Operator Digitasi, dengan jumlah 18 OB
(delapan belas orangbulan).
Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :
Ahli Perencana Wilayah Sebagai Ketua Tim
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang planologi atau perencanaan
wilayah yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun
setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di bidang perencanaan tata ruang sekurang-kurangnya
4 tahun atau 36 bulan kalender.
Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh anggota tim dalam
pelaksanaan pekerjaan selama 7 (tujuh ) bulan penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Pendidikan S1 ketua tim harus teknik planologi / perencanaan wilayah.
2. Ahli Ekonomi Wilayah/Pembangunan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang ekonomi pembangunan yang
dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus.
Dengan pengalaman profesional di bidang ekonomi pembangunan dalam Rencana Tata Ruang
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
1.

3.

Ahli Prasarana Wilayah/Transportasi


Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Transportasi/Sipil
yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah
lulus. Dengan pengalaman profesional di bidang perencanaan sarana dan prasarana transportasi
wilayah dalam Rencana Tata Ruang sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
4. Ahli Sumber Daya Air
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang Teknik Sipil/Sipil Basah yang
dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus.
Dengan pengalaman profesional di bidang perencanaan Sumber Daya Air dalam penyusunan RTRW
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
5.

Ahli Teknik Lingkungan

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang teknik lingkungan yang


dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun setelah lulus.
Dengan pengalaman profesional di bidang analisa lingkungan dalam penyusunan RTRW sekurangkurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
6. Ahli Geologi Tata Lingkungan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang geologi tata lingkungan atau
geologi yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5 tahun
setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di bidang analisa geologi tata lingkungan dalam
penyusunan RTRW sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
7. Ahli Pertanian/Perkebunan/Kehutanan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang
pertanian/perkebunan/kehutanan yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut
sekurangnya 5 tahun setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di bidang perencanaan
pertanian/perkebunan/ kehutanan dalam penyusunan RTRW sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36
bulan kalender.
8. Ahli Hukum/Kelembagaan
Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya jenjang S1 bidang kelembagaan atau hukum atau
administrasi yang dibuktikan dengan ijasah S1 atau S2 atau S3 di bidang tersebut sekurangnya 5
tahun setelah lulus. Dengan pengalaman profesional di bidang analisa hukum dan kelembagaan dalam
penyusunan RTRW sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.
K. WAKTU PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran ............ dan seluruh pekerjaan harus dapat
diselesaikan dalam waktu 6 (enam) bulan kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen.

L.

NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pemilik Pekerjaan kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ..........................,
Provinsi .......................... adalah ...............................

M. BESARAN DAN SUMBER DANA


Sumber pendanaan adalah APBD murni pada DIPA Satker ......................., TA 2009 dengan biaya Rp.
500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN.
N. LAPORAN
Buku laporan untuk setiap tahapan adalah dengan ukuran kertas A4. Adapun Keluaran dan Buku
Laporan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan diserahkan 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) sebanyak 20 (dua puluh) buku kemudian dilakukan diskusi pembahasan bersama tim
supervisi dan instansi terkait serta para pelaku pembangunan di Pusat dan di Daerah. Laporan
Pendahuluan dilampiri :
a. Album Peta dengan ukuran A1 dan A3 sebanyak 5 (lima) album yang mencakup : Citra Satelit dan
Peta yang sudah disediakan penyedia jasa;
b. Softcopy : Laporan Pendahuluan, bahan tayangan presentasi, citra dan peta yang dikopi dalam lima
buah DVD.
Untuk peta, dengan ketentuan :
1) Tiap Peta yang terdiri atas sejumlah layer, lay out (termasuk *.WOR, *.APR) dan sebagainya harus
dikemas per folder.
2) Lay out peta dibuat untuk siap cetak dengan ukuran A4, A3, dan A1.

2.

Laporan Antara
Laporan antara diserahkan 4 (empat) bulan setelah dikeluarkannya SPMK sebanyak 20 (dua puluh)
buku dan dilakukan diskusi pembahasan bersama Tim Supervisi dan instansi terkait serta para pelaku
pembangunan di Pusat dan di Daerah. Laporan Antara terdiri dari :

a. Buku Data dan Analisa


b. Buku Konsep Rencana
c. Sistematika Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW Kabupaten
d. Album Peta dengan ukuran A1 dan A3 sebanyak 5 (lima) album yang mencakup : Citra dan
Peta baik Data maupun Analisa.

e. Softcopy : Laporan Antara, bahan tayangan presentasi, citra dan peta yang dikopi dalam lima
buah DVD. Untuk peta, mengikuti ketentuan yang telah disebutkan di atas.

3.

Laporan Draft Akhir


Laporan Draft Akhir, yang merupakan Draft Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten,
harus diserahkan 6 (enam) bulan setelah dikeluarkannya SPMK, sebanyak 20 (dua puluh) buku dan
dilakukan diskusi pembahasan bersama Tim Supervisi dan instansi terkait serta para pelaku
pembangunan di Pusat dan di Daerah. Laporan Draft Akhir dilampiri :

a. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW Kabupaten, sebanyak lima
buku.

b. Album Peta dengan ukuran A1 dan A3 sebanyak 5 (lima) album untuk masing-masing lokasi
Kabupaten yang mencakup :
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten. Untuk peta ini, disajikan dalam skala kertas yang
memperlihatkan luas wilayah secara penuh dilanjutkan sesuai skala 1: 50.000 dengan jumlah lembar
kertas berdasarkan kebutuhan luas wilayah.
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten.

c. Softcopy :

Laporan Draft Akhir, bahan tayangan presentasi dan peta yang dikopi dalam
lima buah DVD.
d. Untuk peta, mengikuti ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya.

Laporan Draft Akhir ini pada dasarnya adalah Laporan Akhir sebelum dilakukan pembahasan dengan
instansi terkait dan para pelaku pembangunan di Pusat dan di Daerah serta stakeholder penataan ruang
lainnya.

4.

Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah dikeluarkan SPMK. Laporan akhir ini merupakan
hasil akhir rumusan/ kesepakatan sektoral dan daerah serta merupakan penyempurnaan dari Laporan
Draft Akhir.
Laporan Akhir dibuat untuk masing-masing Kabupaten, terdiri dari :

a. Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sebanyak 30 buku;


b. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW Kabupaten sebanyak 20 buku;
c. Ringkasan Eksekutif sebanyak 10 buku;

d. Proceeding, sebanyak 5 (lima) buku;


e. Album Peta dan Citra (hasil analisis) ukuran A1 sebanyak 5 (lima) Album;
f. Softcopy seluruh keluaran di dalam DVD dan atau media penyimpan lainnya.
Selain Laporan-laporan tersebut di atas, penyedia jasa diharuskan membuat Laporan Kemajuan
Bulanan (Monthly Progrees Report) sekurangnya berisi notulensi rapat pembahasan dan konsultasi,
catatan perjalanan, bahan-bahan terkait serta catatan kegiatan Bantuan Teknis yang berlangsung dalam
bulan laporan. Laporan ini diserahkan sebagai progres pekerjaan bulanan yang dikerjakan oleh
penyedia jasa untuk menjadi bahan diskusi antara penyedia jasa dan tim supervisi serta diserahkan
kepada Pengguna Jasa/Tim Supervisi, masing-masing sebanyak 3 (tiga) copy.
O. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN
Semua bentuk data, dokumen, peta, peta citra, foto, disket/CD atau peralatan yang digunakan selama
pekerjaan, dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan (Satuan Kerja
..).

Menyetujui
..............................................
Selaku
Kepala Satker ...................

Anda mungkin juga menyukai