LP Stroke Trombus
LP Stroke Trombus
Oleh
Nandita Yogis Pratama, S. Kep.
NIM 092311101029
c. Etiologi
Penyebabnya antara lain:
a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
kental
yang
akan
tulisan).
f) Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan
menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:
g) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap
ekstremitas yang mengalami paralise)
h) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
i) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk menggunakan objek-objak
dengan tepat)
j) Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan
melalui indra)
k) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
l) Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
m) Disorientasi kanan kiri
3) Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman
penglihatan, diplobia (penglihatan ganda), buta.
4) Lobus Temporal: defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh
e. Patofisiologi
Trombosis adalah bekuan darah. Stroke trombotik yaitu stroke yang
disebabkan karena adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena
trombus yang makin lama makin menebal, sehingga aliran darah menjadi
tidak lancar. Stroke karena trombosis ini merupakan stroke yang paling
sering terjadi (hampir 40% dari seluruh stroke). Penurunan aliran darah ini
Hipertensi
Obesitas
Penyakit jantung
Diabetes Melitus
Kolesterol tinggi
3. Kebiasaan/gaya hidup
Merokok
Mengkonsumsi alkohol
Mengkonsumsi makanan
Mengkonsumsi narkoba
berkolesterol
Komplikasi
Komplikasi yang umumnya terjadi akibat stroke iskemik, yaitu (Nurarif &
Kusuma, 2013):
1. Komplikasi dini (0-48 jam pertama)
Edema serebri, defisit neurologis cenderung memberat, herniasi, infark
miokard, kematian.
i. Penatalaksanaan
Penatalaksnaan fase akut
Penurunan kesadaran
neurologis
Resiko cidera
kesulitan menelan
Ansietas
Masalah keperawatan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
umumnya
mengalami
penurunan
sensistif
untuk
mendeteksi
disfungsi
sistem
penciuman
penciuman
diletakan
pada
lubang
hidung
stroke
tidak
ada
kelainan
pada
fungsi
penciuman.
b) Nervus optikus yang diperikasa adalah ketajaman
penglihatan dan pemeriksaan oftalmoskopi. Disfungsi
persepsi visual karena gangguan jaras sensorik primer
di
antara
mata
dan
korteks
visual.
Gangguan
pakaian
ketidakmampuan
untuk
tanpa
bantuan
mencocokkan
karena
pakaian
ke
bagian tubuh.
c) Nervus okulomotorius yang diperiksa adalah reflek
pupil dan akomodasi.
d) Nervus troklearis dengan cara melihat pergerakan bola
mata keatas, bawah, kiri, kanan, lateral, diagonal.
Saraf II. Saraf III, IV, dan VI. Apabila akibat stroke
menyebabkan paralisis sesisi otot-otot okularis maka
akan
ditemukan
penurunan
konjugat unilateral.
e) Nervus
trigeminus
pemeriksaan
reflek
kemampuan
dengan
kornea
cara
dengan
gerakan
melakukan
menempelkan
kemampuan
koordinasi
gerakan
mengunyah.
dengan
cara
pasien
di
suruh
keseimbangan,
dan
pengetahuan
pada
satu
pengecapan normal.
3) Sistem motorik
Pada
inspeksi
umum,
sisi
dan
ditemukan
fasikulasi.
hemiplegia
Indera
dan
dan
gerakan
bagian
tubuh)
serta
kesulitan
dalam
urine
pasien
mungkin
sementara
mengalami
karena
konfusi,
motorik
dan
postural.
Kontrol
sfingter
beraktivitas
karena
kelemahan,
kehilangan
sensorik,
atau
9) Seksualitas
Gejala : perubahan pola seksualitas
4. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan
a. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparesis/hemiplegia,
kelemahan neuromuscular pada ekstremitas.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi tidak adekuat.
c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai kondisi
penyakit, ketakutan akan status kesehatan.
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan embolisme
(penyumbatan dalam pembuluh darah ke otak)
e. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran.
f. Defisit perawatan diri : makan, berpakaian, eliminasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1.
Diagnosa
keperawatan
Hambatan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
hemiparesis/hemi
plegia, kelemahan
neuromuscular
pada ekstremitas.
Tujuan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatanselam
a1x24 jam, pasien
mampu
melaksanakan
aktivitas fisik
sesuai dengan
kemampuannya.
NOC :
- Joint movement :
active
- Mobility level
- Self care : ADLs
- Transfer
performance
Kriteria hasil
a. Pasien meningkat dalam
aktivitas fisik
b. Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
c. Memverbalisasikan perasaan
dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah
d. Memperagakan penggunaan
alat bantu untuk mobilisasi
e. Tidak terjadi kontraktur sendi
dan bertambahnya kekuatan
otot
Intervensi keperawatan
Rasional
NIC:
Exercise therapy : ambulation
a. Kaji mobilitas yang ada dan
observasi terhadap peningkatan
kerusakan, kaji secara teratur
fungsi motorik
b. Ubah posisi pasien setiap 2 jam
c. Ajarkan pasien untuk
melakukan latihan gerak aktif
pada ekstremitas yang sehat.
a. Mengetahui tingkat
kemampuan pasien dalam
melakukan aktivitas
b. Menurunkan resiko
terjadinya decubitus
c. Gerakan aktif
memberikan massa, tonus
dan kekuatan otot serta
memperbaiki fungsi
jantung dan pernafasan
d. Otot volunter akan
kehilangan tonus dan
kekuatannya bila tidak
dilatih untuk digerakkan
e. Memelihara fleksibilitas
sendi sesuai kemampuan
f.
ditingkatkan dengan
latihan fisik
2.
Ketidakseimbanga
n nutrisi: kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
nutrisi tidak
adekuat.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1 x 24 jam,
kebutuhan nutrisi
pasien tercukupi.
NOC :
- Nutritional status:
food and fluid
intake
- Nutritional status:
nutrient intake
- Weight control
NIC :
Nutrition Management and
Nutrition Monitoring
a. Monitor adanya penurunan
berat badan
b. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
3.
Ansietas
berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
mengenai kondisi
penyakit,
ketakutan akan
status kesehatan. -
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam,
ansietas berkurang
NOC :
Anxiety self-control
Anxiety level
b.
c.
d.
e.
f.
a. Mengidentifikasi seberapa
jauh penyakit
menyebabkan kecemasan
pada pasien dan
merupakan pedoman
dalam menentukan
Jelaskan semua prosedur dan
intervensi yang tepat bagi
apa yang dirasakan selama
pasien
prosedur
b. Memfasilitasi pengetahuan
pasien terhadap tindakan
Pahami perspektif pasien
yang akan dilakukan dan
terhadap kecemasan
memberi ketenangan pada
pasien
Dorong keluarga untuk
c. Membantu menentukan
senantiasa menemani pasien
teknik untuk mengurangi
dan memberikan ketenangan
kecemasan pada pasien
pada pasien
d. Mencegah pasien
Bantu pasien untuk mengenal
mengalami ansietas yang
situasi yang dapat menyebabkan
berlebihan
cemas
e. Mencegah pasien
Berikan informasi mengenai
mengalami cemas yang
kondisi penyakit pasien
berulang akibat
ketidakmampuan dalam
mengenal situasi
f.
Memfasilitasi pengetahuan
pasien mengenai kondisi
penyakitnya dan memberi
ketenangan pada pasien
g. Mengurangi beban pasien
terhadap ansietas yang
dirasakan
h. Mengurangi ansietas yang
dirasakan pasien
4.
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
cerebal
berhubungan
dengan embolisme
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3x24
jam perfusi jaringan
otak dapat tercapai
secara optimal
NOC
Tissue perfusion :
cerebral
5.
Resiko cidera
berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan
1. Mempertahankan
meningkatkan tingkat
kesadaran, kognitif, dan fu
ngsi motorik sensorik
2. Menunjukkan kestabilan
tanda tanda vital dan tidak
ada penurunan TIK
3. Menunjukkan berkurangnya
kerusakan / defisit.
4. Klien tidak gelisah
5. Tidak ada keluhan nyeri
kepala, mual, kejang.
6. GCS 456
7. Pupil isokor, reflek cahaya
(+)
NIC
Management sensasi perifer
1. Berikan penjelasan kepada
keluarga klien tentang sebabsebab penurunan kesadaran.
2. Baringkan klien total dengan
posisi tidur tanpa bantal
3. Observasi dan catat tanda-tanda
vital tiap dua jam
4. Berikan terapi cairan dengan
dengan monitor ketat
5. Kolabrasi dalam pemberian
therapi O2 dan farmakologi
NIC:
Environment Managemen
1. Keluarga lebih
berpartisipasi dalam
proses penyembuhan
2. Meningkatkan perfusi
jaringan pada otak
3. Mengetahui setiap
perubahan yang terjadi
pada klien secara dini dan
untuk penetapan tindakan
yang tepat
4. Menigkatkan perefusi
jaringan.
5. pemberian terapi O2 dapat
meningkatkan saturasi
oksigen, terutama ke otak.
dengan penurunan
kesadaran.
keperawatan
selama1x24 jam,
risiko cidera tidak
terjadi
NOC :
- Risk control
DAFTAR PUSTAKA