KASUS Kelompok
KASUS Kelompok
Pembimbing:
dr. Lahargo kembaren, Sp.KJ
Disusun oleh :
Nanda Anessa Minanti
030.09.168
Novia Alrosa
030.09.172
Teguh Imanuddin
030.08.238
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama
: Ny. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 46 tahun
Tanggal Lahir
: 12 Oktober 1967
Agama
: Islam
: Sunda / Indonesia
Status Pernikahan
: Janda
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
Alamat
Sejak 3 hari SMRS pasien mengancam tetangganya dengan pisau dan menyiram
cucunya dengan kuah sop yang masih panas. Pasien mengaku bahwa hal tersebut ia lakukan
karena mendapat bisikan dari nabi khidir. Pasien mengaku bahwa nabi khidir sering datang
mengunjungi ke rumah sakit. Pasien yakin bahwa dirinya adalah istri nabi khidir. Pasien
merasa bahwa ada beberapa orang yang bersekongkol untuk mencelakakan dirinya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya : Pasien belum pernah mengalami gangguan seperti ini
sebelumnya
2. Riwayat Penyakit Medis Lainnya
Pasien tidak pernah dirawat dirumah sakit karena penyakit medis lainnya, tidak pernah
operasi dan tidak pernah mengalami kecelakaan.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak pernah menggunakan narkoba dan minum alcohol tidak mengkonsumsi kopi dan
merokok.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Kakak pasien tidak mengetahui riwayat kelahiran pasien
2. Masa Kanak Awal (0 - 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibunya dirumah, dengan masa menyusui sampai usia 1 tahun.
Pasien dekat dengan ibu dan bapaknya.
Pasien tidak terdapat gangguan pola tidur
Pasien agak pemalu bila bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya
Pasien lebih suka bermain dengan keluarga dibandingkan teman-teman
sebayanya.
Pasien tidak memiliki perilaku menyakiti diri sendiri dan bermain api
POHON KELUARGA
4
Keterangan :
: : pria
: wanita
: Mengalami gangguan jiwa
: Pasien
Kesadaran
Compos mentis
2. Penampilan Umum
Seorang wanita berumur sekitar 46 tahun, berpenampilan fisik terlihat sesuai
dengan usianya, kulit kuning langsat, rambut cepak berwarna hitam bercampur putih,
tampak tenang. Pakaian cukup rapih dan tidak terlihat lusuh, tidak memakai alas kaki.
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum wawancara pasien sedang duduk di kursi
Selama wawancara, pasien tenang, pasien bicara seperlunya, ada kontak
mata dengan pemeriksa, perhatian cukup baik. Selama wawancara pasien
4. Pembicaraan
5
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan artikulasi yang jelas, suara
sedang, lancar dan spontan dalam menjawab pertanyaan.
5. Sikap Terhadap Pemeriksa
: kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood
: Euthym
2. Afek
: Datar
3. Ekspresi afektif
a. Kestabilan
b. Kesungguhan
c. Keserasian
d. Pengendalian
e. Empati
: Stabil
: Echt
: Serasi
: Cukup
: Dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan :
Taraf Pendidikan
Pengetahuan Umum
: Tidak baik
Kecerdasan
: Tidak baik
2. Daya konsentrasi :
Kurang. Pasien tidak bisa berhitung mundur 100-7
3. Orientasi :
Daya Orientasi Waktu
4.
Daya ingat:
Daya Ingat Jangka Panjang
: Tidak Baik
: Tidak Baik
5. Pikiran Abstrak
: Tidak baik
6. Kemampuan Menolong Diri : Baik. Pasien mampu makan dan mandi sendiri
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
: Tidak ada
2. Depersonalisasi
: tidak ada
Derealisasi
: tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas
Kontinuitas Pikiran
Hendaya Berbahasa
2. Isi Pikir
Preokupasi
: Tidak ada
Waham
F. Pengendalian Impuls
Cukup baik. Selama wawancara pasien tenang.
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Baik. ketika diberi pertanyaan mengenai apakah marah-marah pada orang tua itu baik
atau tidak, pasien menjawab hal tersebut tidak baik
2. Uji daya nilai
Baik. Ia mengatakan apabila menemukan dompet yang terjatuh akan dikembalikan
kepemiliknya
3. Penilaian realita
Terganggu, karena terdapat halusinasi visual dan auditorik.
H. Tilikan
: Derajat I
Pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit/ mengalami
gangguan jiwa.
: Dapat dipercaya
: Baik
: Kompos mentis
: 110/80 mmHg
: 20x/menit
: 92 x/menit
: Afebris
: Kesan gizi cukup
TB =155 cm BB = 46 kg BMI=19,14
: Sawo matang
: Tidak ada deformitas
8
Rambut
Mata
THT
Gigi dan mulut
Leher
Thoraks
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
B. Status Neurologis
GCS
: 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk
: (-)
Pupil
: (-)
Motorik
Sensorik
Reflex fisiologis
: Normal
Reflex patologis
: (-)
Gejala ekstrapiramidal
: (-)
: Normal
: (-)
Pasien mengancam tetangganya dengan pisau karena mendapat bisikan dari nabi khidir.
Pasien yakin bahwa dirinya adalah istri nabi khidir. Pasien mengaku bahwa nabi khidir sering
datang mengunjungi ke rumah sakit. Pasien merasa bahwa ada beberapa orang yang
bersekongkol untuk mencelakakan dirinya.
Kesadaran pasien compos mentis, alam pikiran, perasaan dan perbuatan terganggu.
Pasien berpenampilan fisik sesuai dengan usianya, kulit sawo matang, kerapihan dan
kebersihan cukup. Terdapat halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan waham kebesaran.
Daya nilai realita terganggu karena adanya waham dan halusinasi. Tilikan derajat 1 dan secara
keseluruhan dapat dipercaya.Berdasarkan pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan kondisi
medik lain.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I : Skizofrenia paranoid
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan
operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi
medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang
bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F0009) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak ditemukan riwayat penggunaan obat/zat psikoaktif. Sehingga diagnosis
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Pada pasien terdapat gejala-gejala psikotik seperti bicara kacau, marah-marah, sulit tidur,
halusinasi auditorik dan waham kebesaran. Pasien sudah menunjukan gejala perubahan
perilaku seperti menarik diri terhadap lingkungan, lebih suka berdiam diri dikamar, sering
tertawa dan bicara sendiri sejak 2 bulan yang lalu. Dari gejala dan tanda diatas, diagnosis
lebih diberatkan pada F.20.0 yaitu gangguan skizofrenia paranoid berdasarkan PPDGJ-III,
dimana pada riwayat penyakit sekarang terdapat gejala dan tanda seperti, halusinasi auditorik
bentuk verbal berupa suara-suara dari orang tertentu, halusinasi visual , gangguan isi pikir
berupa waham kebesaran, dalam waktu lebih dari 1 bulan dan tilikan derajat I.
Diagnosis aksis II :
10
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan terdapat ciri kepribadian skizoid karena tidak
memiliki minat maupun menikmati hubungan dekat termasuk menjadi bagian dari keluarga,
hampir selalu memilih aktivitas seorang diri, tidak memiliki sahabat atau orang yang
dipercaya selain sanak saudara derajat pertama, menunjukkan emosi yang dingin, pelepasan
atau pendataran efektivitas.
Diagnosis aksis III :
Pada pemeriksaan fisik
berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan belum ada diagnosis
pada aksis III
Diagnosis aksis IV
tetangga
Masalah pendidikan
Masalah pekerjaan
Masalah ekonomi
terhadap keluarganya
: Tidak ada. Pasien tegur sapa dengan
: Tidak ada.
: Tidak ada
: Ada. Suami pasien telah meninggal
dengan
kendaraan umum
Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY
: 70-61
(beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi secara umum masih baik)
11
Fungsi Psikologis
Fungsi sosial
Fungsi psikologi
Fungsi sosial
realita
Fungsi perawatan diri
: Skizofrenia paranoid
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
: Masalah ekonomi
Aksis V
: GAF HLPY
GAF Current
: 70-61
: 60-51
Psikologis
Sosiobudaya
IX.PROGNOSIS
Ad vitam
: Ad bonam
Ad fungtionam
: Dubia ad bonam
Ad sanationam
: Dubia ad bonam
12
Masalah perekonomian pasien, suami pasien telah meninggal dan pasien ditanggung oleh
kakaknya.
X. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka
Risperidone 2x2 mg/hari
Haloperidol 3x5 mg/hari
Chlorpromazine 1x100 mg/hari
Sosioterapi
Pasien:
Axis I:
Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk terus minum obat
teratur, memiliki semangat untuk sembuh, memberikan dukungan terhadap hal positif
yang dilakukan pasien.
berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh
diatur oleh dokter.
Axis II :
Melakukan
Therapi Aktivitas
Kelompok
untuk
meningkatkan
sosialisasi
dan
keterampilan
Axis III : Axis IV :
Rehab psikososial untuk memberikan pelatihan merawat diri dan keterampilan untuk
persiapan pulang kembali
Kontrol ke puskesmas bila jarak ke rumah sakit jauh atau biaya lebih besar, untuk
mendapatkan obat secara teratur dan minum obat secara disiplin
Axis V :
Membantu dan menerangkan kepada pasien tentang higienitas dan perawatan diri yang
baik
Keluarga:
-
Memberi edukasi kepada keluarga pasien agar selalu memberi dukungan kepada pasien
Mengingatkan keluarga untuk membawa pasien kontrol ke RS dan mengontrol pasien
14