Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014 / 2015

MODUL
PEMBIMBING

: Grinding
: Iwan Ridwan, ST, MT.

Tanggal Praktikum

: 11 Maret 2014

Tanggal Pengumupulan

: 17 Maret 2014

(Laporan)

oleh :
Kelompok 1

Abdussalam Topandi

121424001

Achmad Faisal

121424002

Ade Julistian

121424003
Kelas 2A-TKPB

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG
yang bertujuan untuk :

Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material


pengotornya.

Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.

Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat


lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :

1.

Peremukan / pemecahan (crushing)

2.

Penggerusan / penghalusan (grinding)


Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri

dari beberapa tahap, yaitu :


- Tahap pertama / primer (primary stage)
- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)

1.2 Tujuan Percobaan


1. Melakukan proses pengecilan/pengukuran ukuran bahan padat dari ukuran kasar/besar
menjadi bentuk yang lebih halus/kecil dengan crushing dan grinding
2. Menentukan ukuran 80% kumulatif lolos partikel bahan padat
3. Menetukan energy dan daya yang dibutuhkan untuk reduksi ukuran dengan hukum
Bond
4. Menentukan Reduction ratio ukuran 80% lolos kumulatif

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

II.

DASAR TEORI

KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION)


1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari
tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :

Jaw crusher

Gyratory crusher

Cone crusher

Roll crusher

Impact crusher

Rotary breaker

Hammer mill

2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)


Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan
yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
1. Batang-batang baja (steel rods).
2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebutsemi
autagenous mill (SAG).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus
dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
1. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

2. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian
atau bijihnya sendiri.
3. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
Proses grinding mengacu pada pulverizing yaitu pelembutan dan disintegrasi. Operasi ini
berbeda disebabkan oleh sifat dari bahan umpannya, ukurannya, dan rasio pengecilan yang
diperoleh. Sifat-sifat ini menentukan desain peralatan yang akan digunakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik grinding suatu bahan adalah kombinasi air,
kecenderungan kehigroskopisan terhadap flokulat dan aglomerat, kemudahan bahan untuk
terbakar (combustibility) dan sensitivitas terhadap perubahan temperatur.
Tujuan grinding dan sizing yaitu memperoleh produk yang mempunyai spesifikasi ukuran
maksimum dan minimum. Selain itu pula untuk memperoleh bahan yang mempunyai
permukaan yang spesifik.
variable operasi pengecilan ukuran (SR):
Kandungan air (moisture content):
Dibawah 3-4% cairan dalam bahan, SR tidak mengalami hambatan.
Reduction ratio (rasio diameter rata-rata umpan dengan diameter rata-rata
produk):
=
Mesin penghalus (grinder) mempunyai rasio s/d 100

3. Kebutuhan energy dan daya untuk pengecilan ukuran


Energy yang dibutuhkan crusher/grinder digunakan untuk:
a. Mengatasi friksi mekanis
b. Menghancurkan bahan
Energy dan daya yang dibutuhkan diturunkan dari teori teori perubahan energy dE
terhadap perubahan ukuran dX dari partikel ukuran X berbanding terrbalik, seperti
persamaan pada dibawah ini:
Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

Dimana: dE = perubahan energy

dX = perubahan ukuran
c, n = konstanta yang besarnya tergantung dari jenis material dan alat

Teori Bond untukmenetukanenergi kominusi


Dalam

penelitian

Bond

menentukan

harga

1,5

maka:

Diitegralkan dengan batas-batas X1 dan X2 sehingga menjadi:

Dimana: KB = konstanta

XF = ukuran umpan 80% lolos kumulatif (mm)


XP = ukuran produk 80% lolos kumulatif (mm)
Bila XP dan XF dalam satuan m (1mm = 1 m), maka:
=

III.

= 10

PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Shieve Shaker

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

b. Ball mill

3.2 Prosedur Kerja

Pasang instalasi ayakan


pada
sieve
shaker
dengan ukuran paling
besar diatas, ukuran
paling
kecil
paling
bawah secara berurutan

Timbang zeolit
sebanyak 0,5kg
sebagai umpan
Ball Mill
Buat tabel penyajian,
kemudian buat grafik
ayak, yaitu ukuran
lolos (sumbu-X) VS
% lolos kumulatif
(sumbu-Y), tentukan
80% lolos kumulatif
umpan

Masukkan material
kedalam Ball Mill,
jalankan selama 30
menit
dengan
kecepatan

putaran maksimal

Masukkan
dalam
ayakan yang paling
atas, jalankan Sieve
Shaker selama 30 menit

Timbang
masingmasing fraksi material
yang
ada
diatas
ayakan (yang tertahan)

Keluarkan produk Ball


Mill
dan
ulangi
prosedur 4 dan 5 untuk
menentukan
ukuran
produk 80% umpan

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

3.3 Data Pengamatan


a. Tabel Analisa ayak Umpan (xF)
Ukuran (mm)

Berat lolos
(kg)

+ 2.000

0.06

-2.000 + 1.400

0.06

-1.400 + 1.000

0.06

-1.000 + 0.200

0.12

-0.200 + 0.112

0.04

-0.112

0.12

Jumlah

0.46

b. Tabel Analisa ayak Produk (xP)


Ukuran (mm)

Berat lolos
(kg)

+ 2.000

0.02

-2.000 + 1.400

0.01

-1.400 + 1.000

0.01

-1.000 + 0.200

0.12

-0.200 + 0.112

0.14

-0.112

0.16

Jumlah

0.46

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

IV.

PENGOLAHAN DATA
a. Tabel Analisa ayak Umpan (xF)
Ukuran (mm)

Berat lolos

%Lolos Individu

(kg)

%Lolos
Kumulatif

+ 2.000

0.06

0.06/0.46 x 100 = 13.04

-2.000 + 1.400

0.06

0.06/0.46 x 100 = 13.04

86.96

-1.400 + 1.000

0.06

0.06/0.46 x 100 = 13.04

73.92

-1.000 + 0.200

0.12

0.12/0.46 x 100 = 26.09

60.88

-0.200 + 0.112

0.04

0.04/0.46 x 100 = 8.7

34.79

-0.112

0.12

0.12/0.46 x 100 = 26.09

Jumlah

0.46

100

26.09

Penentuan 80% Lolos Kumulatif Umpan (xF)

Jadi xF = 1.7 mm = 1700 m

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

b. Tabel Analisa ayak Produk (xP)


Ukuran (mm)

Berat lolos

%Lolos Individu

(kg)

%Lolos
Kumulatif

+ 2.000

0.02

0.02/0.46 x 100 = 4.35

-2.000 + 1.400

0.01

0.01/0.46 x 100 = 2.17

95.64

-1.400 + 1.000

0.01

0.01/0.46 x 100 = 2.17

93.47

-1.000 + 0.200

0.12

0.12/0.46 x 100 = 26.09

91.3

-0.200 + 0.112

0.14

0.14/0.46 x 100 = 30.43

65.21

-0.112

0.16

0.16/0.46 x 100 = 34.78

34.78

Jumlah

0.46

100

Penentuan 80% Lolos Kumulatif Produk (xP)

Jadi xP = 0.58 mm = 580 m

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

c. Penentuan Energi dan Daya yang dibutuhkan

= E = 10 x Ei x [

Dimana :

P = Daya (Kw)
T = Laju umpan (Ton/Jam)
E = Energi yang dibutuhkan (Kwh/Ton)
Dalam Percobaan ini.
t = 30 menit = 0.5 Jam
T = 0.46 kg/ 0.5 jam = 9.2 x 10-4 Ton/Jam
xP = 580 m

xF = 1700 m

Ei = 13.81 kWh/Ton (All Materials tested) (Sumber : Tabel Harga


Indeks Kerja Material, Wi )
E = 10 x Ei x [

= 10 x Ei x (0.0415 - 0.0243)
= 10 x 13.81 x 0.0172
= 2.37 kWh/Ton
Jadi, Energi yang dibutuhkan adalah sebanyak 2.37 kWh/Ton

P=ExT
= 2.37 kW.Jam/Ton x 9.2 x 10-4 Ton/Jam
= 2.18 x 10-3 kW
= 2.18 W
Jadi, Daya yang dibutuhkan adalah sebanyak 2.18 x 10-3 kW

d. Penentuan Reduction Ratio ukuran 80% Lolos Kumulatif


%

Reduction Ratio 80% =


=

= 2.93

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

10

V.

PEMBAHASAN
KESIMPULAN

VI.

Penggerusan adalah proses lanjutan ukuran dari yang sudah berukuran 2.5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada Praktikum ini, alat penggerus yang
digunakan adalah Ball Mill. Yaitu Media penggerus berupa bola-bola baja atau
keramik.

Pada Praktikum ini didapatkan ukuran 80% Lolos Kumulatif :


a. Umpan (xF) = 1700 m
b. Produk (xP) = 580 m

Energi yang dibutuhkan sebanyak 2.37 kWh/Ton


Daya yang dibutuhkan sebanyak 2.18 x 10-3 kW atau 2.18 W

VII.

Reduction ratio 80% lolos kumulatif yang didapatkan adalah 2.93

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Perlakuan Mekanik (Kelompok 1) | Modul Grinding

11

Anda mungkin juga menyukai