PENDISTRIBUSIAN
Distribusi
merupakan
suatu
rangkaian
kegiatan
dalam
rangka
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi.
c. Sistem Unit Dosis
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda,
untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk
pasien rawat inap.
d. Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b + c atau a
+ c.
Sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien
rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat dapat
diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock atau
resep individu yang mencapai 18%.
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien
dengan mempertimbangkan:
a. efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada; dan
b. metode sentralisasi atau desentralisasi.
Alur sistem distribusi obat kombinasi persediaan di ruang dan resep
individual adalah dokter menulis resep untuk pasien dan resep tersebut di
interpretasikan oleh apoteker dan perawat. Pengendalian oleh apoteker di
lakukan untuk resep yang persediaan obatnya di siapkan di instalasi farmasi.
Obat kemudian di serahkan ke ruang perawatan pasien sewaktu pasien minum
obat. Pengendalian obat yang tersedia di ruang perawatan di lakukan oleh
apoteker dan perawat.
2.1 PENGENDALIAN
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah di tetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau kekosongan obat di unit-unit
pelayanan.
Kegiatan pengendalian mencakup :
1. Memperkirakan / menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu.
2. Menentukan stok optimum agar obat di unit pelayanan tidak mengalami kekosongan.
3. Menentukan stok pengaman untuk mencegah terjadi sesuatu hal ynag tidak terduka.
4. Menentukan waktu tunggu.
Tujuan pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis pakai adalah untuk :
a. Penggunaan obat sesuai dengan Formularium Rumah sakit.
b. Penggunaan obat sesuai dengan diagnosis dan terapi.
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan,
kerusakan,
kadaluarsa,
dan
kehilangan
serta
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai.
Beberapa pengendalian yang perlu di perhatikan dalam pelayanan kefarmasian:
1. Rekaman pemberian obat
Rekaman atau catatan pemberian obat adalah formulir yang di gunakan perawat
untuk menyiapkan obat sebelum pemberian. Dengan formulir ini perawat dapat
langsung menekan atau mencatat waktu pemberian dan aturan yang sebenarnya
sesuai petunjuk.
2. Pengembalian obat yang tidak di gunakan.
3. Pengendalian obat dalam ruangan
Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan dilakukan untuk hal-hal
sebagai berikut :
1. Standarisasi obat-perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
2. Penjaminan mutu obat-perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai.
3. Pengendalian harga obat-perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai.
4. Pemantauan terapi obat.
5. Penurunan resiko kesalahan terkait penggunaan obat-perbekalan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai (keselamatan pasien).
6. Kemudahan akses data obat-perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai yang akurat.
Yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit dan peningkatan
kesejahteraan pegawai serta akan terjadi peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan
citra rumah sakit.
DISKUSI
Perbekalan farmasi di RSSN disimpan di gudang perbekalan farmasi kemudian
didistribusikan ke apotik rawat jalan (umum dan BPJS), apotek rawat inap A, B dan C.
Pendistribusian di RSSN berdasarkan permintaan dari tiap-tiap unit tersebut kepada bagian
gudang farmasi.
Pendistribusian obat dari apotek kepada pasien di apotek rawat inap adalah
menggunakan modifikasi UDD (Unit Dose Dispensing) yaitu ODD (One day Dose
Dispensing) di pisahkan untuk satu hari pemakaian (pagi, siang, malam), sedangkan di apotek
rawat jalan menggunakan sistem IDD (Individual Dose Dispensing) dimana jumlah obat yang
di berikan pada pasien sesuai dengan obat yang di minta oleh dokter dalam resep.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penyiapan Obat untuk Pasien Rawat Inap
Visite dokter
Penulisan resep
dokter
Resep dokter
Askes
Langsung disiapkan
di apotek rawat inap
Umum
Ditebus
di apotek
Obat
diserahkan
ke
rawatperawat
jalan umum
Perawat menyerahkan
obat ke apotek rawat
inap
Obat diterima
pasien
Penyiapan obat
berdasarkan
modifikasi UDD
2.Pasien
menyerahkan
resep ke apotek
3.Diperiksa
kelengkapan resep
dan Kategori pasien
UMUM
4.Resep di entri ke
komputer dan dihitung
biaya obat
5.Informasikan ke
pasien/keluarga dan
cetak bill
6.Obat
Pasien/keluarg
disiapkan
a membayar
9.Obat diserahkan
beserta
sesuai resep
7.Periksa
lagi
biaya
obat di
kwitansi kepada pasien/keluarga
kelengkapan
dan
Kasir
disertai informasi
8.Pasienyang perlu
kebenaran
obat
tentang
obat sesuai
resep
menyerahkan
bukti
pembayaran
BPJS
4.Obat disiapkan sesuai
resep
5.Periksa lagi
kelengkapan dan
kebenaran obat
6.Obat diserahkan
beserta kuitansi kepada
pasien/keluarga
7.Dimasukkan disertai
data
informasi
untukyang
klaimperlu
tentang
bulanan obat
biayasesuai
obat
resep
pasien BPJS