manusia. etika dan moral memiliki arti yang sama yaitu konteks, aturan , dan cara
seseorang dalam mengatur tingkah lakunya agar sesuai dengan norma yang
berlaku dan nilai yang dipegang seseorang agar sampai pada tujuan yang
diharapkan. Moral juga dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur layak atau
tidaknya suatu perbuatan, atau baik tidaknya perbuatan yang dilakukan. Jadi
moral itu adalah penilaian dalam diri manusia apa yang harus dilakukan tapi
sesuai dengan norma yang berlaku.
Moral dalam arti yang luas telah mencakup bagaimana hubungan dengan Tuhan,
hubungan sesama manusia dan hubungan dengan alam semesta. Pendidikan
moral merupakan prioritas utama karena memang tujuan pendidikan itu adalah
untuk memanusiakan manusia dan menjadikannya manusia yang memiliki
kepribadian utuh. Selain itu, dalam pendidikan tidak hanya memprioritaskan
kemampuan kognitif (intelektual), namun juga afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan). Jadi pendidikan itu idealnya tidak hanya mementingkan satu
ranah intelektual saja namun juga dari segi sikap dan ketrampilannya.
pendidikan itu idealnya tidak hanya mementingkan satu ranah intelektual
saja namun juga dari segi sikap dan ketrampilannya. Pendidikan moral sangatlah
perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan perkembangan moral diharapkan
mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan
martabat manusia itu sendiri. Di Indonesia pendidikan moral telah ada dalam
setiap jenjang pendidikan. Di Sekolah Dasar perkembangan pendidikan moral tak
pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral bangsa
Indonesia yang termaktub jelas dalam Pancasila sebagai dasar Negara. Dengan
Freud
menyoroti
perkembangan
moral
dengan
mengandalkan
1) Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidak pastian dalam
kehidupan,
2) Menemukan arti dan tujuan hidup,
3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri,
4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha
tinggi.
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Definisi spiritual setiap individu
dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan
ide-ide tentang kehidupan. Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan
spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual
merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur
psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah SWT, adalah dia
dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan
melakukan ajaran-Nya. Dengan kata lain, manusia dikaruniai insting religius
(naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki sebagai
Homo Devinans, dan Homo Religious, yaitu makhluk yang bertuhan atau
beragama
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap moral dan spiritual peserta didik,
yaitu :
1.
2.
3.
akan
mempengaruhi
perkembangan
anak.
Apakah
perkembangannya menuju arah yang baik (positif) dan yang (negatif) itu
semua tergantung pada bagaimana cara anak berinteraksi dengan
masyarakat.
Menurut Kohlberg faktor kebudayaan juga mempengaruhi perkembangan
moral. Perbedaan seseorang juga dapat dilihat pada latar belakang kebudayaan
tertentu.
Para ahli psikoanalisis memandang perkembangan moral sebagai proses
internalisasi norma-norma masyarakat dan dipandang sebagai kematangan dari
sudut organik biologis. menurut psikoanalisis nilai dan moral menyatu dalam
superego. Superego dibentuk melalui jalan internalisasi larangan-larangan atau
perintah-perintah dari luar (khususnya orang tua) sedemikian rupa sehingga
akhirnya terpencar dari dalam diri sendiri. Beberapa sikap orangtua yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan perkembangan moral anak, di antaranya sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
pendidikan
moral
dan
keagamaan
melalui
kurikulum
2. Menanyakan
kepada
anak
bagaimana
Tuhan
terlibat
dalam
aktivitasnya sehari-hari
3. Memberikan kesadaran kepada anak bahwa Tuhan akan membimbing
apabila kita meminta.
4. Menyuruh anak merenungkan bahwa Tuhan itu ada dalam jiwa mereka
dengan cara menjelaskan bahwa mereka tidak dapat melihat diri
mereka tumbuh atau mendengar darah mereka mengalir, tetapi tahu
bahwa semua itu sungguh-sungguh terjadi sekalipun mereka tidak
melihat apapun
Pada bab ini saya belum memahami mengenai cara-cara yang ampuh untuk
menerapkan segala teori terkait dengan pendidikan moral terutama di
lingkungan keluarga yang sibuk. Seperti yang diketahui bahwa lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk kepribadian anak
dan lingkungan pertama anak mendapatkan pendidikan baik moral maupun
spiritual yang akan menjadi bekal anak nanti saat terjun di masyarakat. akan
tetapi banyak orang tua yang masih belum menyadari hal itu dan bersikap
biasa saja ketika anak mereka harus diasuh oleh pengasuh yang juga tidak
memberikan pendidikan moral. Dan pada akhirnya jika anak bersikap yang
tidak layak seperti yang diharapkan orang tua, orang tua hanya akan
mempersalahkan anak tanpa mau mengoreksi bahwa sebenarnya kesalahan
terbesar ada pada orang tua sebagai tempat memperoleh pendidikan pertama
kalinya. Selain itu saya juga tidak memahami mengenai kondisi Negara ini
yang semakin tidak karuan terutama dengan moralnya. Terkait dengan
pendidik juga harusnya telah memahami bagaimana moral dan spiritual
peserta didik juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis tetapi terkadang
pendidik hanya mempersalahkan mentah-mentah jika peserta didiknya
melakukan hal yang tidak sesuai dengan norma dan menjuge bahwa anak
tersebut moralnya kacau tanpa mencari tahu apa yang menyebabkan anak
tersebut begitu dan tidak mencari jalan keluar yang baik baginya dan hanya
memberika hukuman saja.
Refleksi diri
Alhamdulillah dari materi ini mengenai perkembangan moral dan spiritual peserta
didik dapat membantu saya nanti dalam mengajar ketika sudah menjadi guru dan
tidak hanya itu saya juga bisa menjagi lebih tau nantinya bagaimana cara
mendidik anak saya agar tidak salah didikan. Pendidikan moral sangat berkaitan
dengan pendidikan spiritual sehingga tidak cukup hanya mendidik moralnya saja
tetapi lebih ditekankan juga pada pendidikan spiritualnya. Menurut saya
pendidikan spiritual sangat berperan dalam perkembangan moralnya sehingga dua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Selain itu di era modern ini diperlukan kerja
ekstra baik dari orang tua maupun dari pendidik dalam mendidik moral dan
spiritual anak karena anak zaman sekarang berbeda dengan anak zama dahulu.
Anak zaman sekarang lebih kritis sehingga cara berfikir kritisnya perlu diarahkan
ke arah yang lebih baik karena jika tidak begitu akan berbahaya bagi sang anak.
Selanjutnya orang tua dan pendidik juga harus memahami mengenai kondisi
psikologis sang anak. Hal terakhir yang harus diperhatikan yaitu media elektronik
yang diberikan kepada sang anak harus dipantau berapapu usianya sampai anak
dianggap telah dewasa dan sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk.