Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arini Mayan Fauni

F/J/S : FITK/PBI/II
Saya Harus Mengislamkan Aqidah Saya
Syarat pertama dalam berkomitmen dan menisbahkan diri kepada Islam adalah :
Aqidah seorang muslim harus lurus, jelas, dan benar, sesuai tuntunan AlQuran dan Sunnah
Rasulullah saw. Seorang muslim tanpa aqidah yang benar tentunya tidak akan mampu
membina dan oleh hal-hal yang melemahkan iman, iman yang lemah akan mempengaruhi
segala aktivitas seorang muslim dalam hidupnya. Oleh karena itu, agar saya dapat
mengislamkan aqidah saya, maka wajib bagi saya untuk:
1. Mengimani bahwa pencipta alam semesta ini adalah Ilah yang Maha Bijaksana, Maha
kuasa, Maha mengetahui, dan Maha Berdiri Sendiri. (Q.S. AlAnbiya : 22).
2. Mengimani bahwa Al Kholiq menciptakan alam semesta ini tidaklah sia-sia, karena
Allah adalah Dzat yang Maha sempurna. (Q.S. AlMuminun : 115-116)
3. Mengimani bahwa Allah swt telah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab
untuk memperkenalkan DzatNya kepada manusia, tujuan penciptaan, asal dan tempat
kembali manusia. (Q.S. AnNahl : 36)
4. Mengimani bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengenal dan
mengabdi pada Allah swt. (Q.S. AdzDzariyat : 56-58)
5. Mengimani bahwa balasan bagi mumin yang taat adalah jannah dan orang kafir
adalah neraka. (Q.S. AsySyura: 7)
6. Mengimani bahwa manusia melakukan kebaikan maupun keburukan atas pilihan dan
kehendaknya sendiri. Tapi untuk kebaikan juga dipengaruhi oleh Taufiq dari Allah dan
keburukan tidak ada paksaan dari Allah. (Q.S. AsySyams: 710, AlMudatsir: 38)
7. Mengimani bahwa pembuat hukum hanyalah hak Allah yang tidak boleh dilangkahi,
dan seorang muslim boleh berijtihad yang disyariatkan oleh Allah. (Q.S. AsySyura:
10)
8. Mengetahui nama-nama dan sifat-sifat Allah. Dari Abu Hurairah ra: telah bersabda
Rasulullah saw : Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, tidak
seorangpun menghafalnya melainkan ia pasti masuk surga. Dan Dia (Allah) itu witir
dan mencintai yang witir. (Bukhari dan Muslim)
9. Merenungkan ciptaan Allah dan bukan Dzatnya. Berfikirlah tentang ciptaan Allah
dan janganlah kalian berfikir tentang DzatNya, karena kalian tidak akan mampu
menjangkauNya. (Abu Nuam dalam Al-Hilyah, dan Al-Asbahany dalam AtTarghib
wa Tarhib)
10. Meyakini bahwa pendapat salaf lebih utama diikuti untuk menutup peluang tawil dan
tathil (tidak memberlakukan makna dari sebuah lafadz) serta menyerahkan makna

hakiki dari nama dan sifat Allah itu hanya kepadaNya. Tawil itu tidak boleh
mengundang perdebatan yang berkepanjangan.
11. Mengabdi kepada Allah dengan tidak menyekutukanNya. (Q.S. AnNahl: 36)
12. Merasa takut olehNya dan tidak merasa takut oleh selainNya. (Q.S. An-Nur: 52)
13. Berdzikir kepadaNya secara kontiniu. Dzikir pada Allah merupakan obat spiritual
yang ampun dalam menghadapi tantangan zaman dan segala bencana yang menimpa
kehidupan. (Q.S. ArRad : 28, AzZukhruf : 3637)
14. Mencintai Allah sampai hati saya dikuasai olehNya dan terkait erat denganNya
sehinggan mendorong saya untuk lebih baik dan rela berkorban di jalanNya. (Q.S.
AtTaubah : 24)
15. Bertawakkal kepada Allah dalam segala urusan saya. (Q.S. AtThalaq : 3)
16. Bersyukur kepada Allah atas nikmatNya yang tak terhitung. (Q.S. AnNahl: 78, Yasin:
3335, Ibrahim : 7)
17. Beristighfar kepadaNya secara kontiniu (dawam), karena dapat memperbaharui, iman,
dan menghapus dosa. (Q.S. AnNisa: 110, Al-Imran: 135)
18. Menyadari bahwa diri saya selalu diawasi olehNya kapan saja dan di mana saja
berada. (Q.S. AlMujadilah: 7)
Dari 18 hal yang wajib kita lakukan, yang paling utama adalah bagaimana semua hal
tersebut mampu memperkuat komitmen kita terhadap Allah, Islam, dan hal-hal yang
berkaitan dengannya sehingga akan membentuk karakter muslim yang berkomitmen tinggi
sehingga apa saja yang menyangkut kebenaran dan kebaikan dapat dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya di dunia dan akhirat. Dan menjauhi segala perbuatan
yang dapat menjerumuskan kita kepada hal-hal yang dapat membatalkan syahadatain kita
seperti syirik, mendatangi dukun, atau percaya pada hal-hal tidak syari. Tujuan utama kita
adalah Allah, maka mari kita luruskan niat dan perbaiki amal dan aktivitas kita hanya untuk
Allah.
Saya Harus Mengislamkan Ibadah Saya
Di dalam islam ibadah merupakan puncak ketundukan dan pengakuan atas keagungan
Allah. Ibadah merupakan tangga penghubung antara Al-Khaliq dengan makhlukNya. Ibadah
yang kita lakukan haruslah dihadirkan hanya untuk Allah karena kita adalah hamba yang
harus selalu menghambakan diri kepada Allah. Agar saya dapat mengislamkan ibadah saya
maka saya harus :
1. Menjadikan ibadah saya hidup dan bersambung dengan Allah
2. Menjadikan ibadah saya khusyu
3. Beribadah dengan hati yang penuh kesadaran dan menjauhkan pikiran tentang
kesibukan dunia dan problematika yang ada di sekitarnya

4. Tidak pernah merasa puas dan kenyang dalam beribadah


5. Memelihara qiyamullail dan melatih diri agar terbiasa melakukannya (Q.S.
AlMuzzammil: 6, AdzDzariyat: 1718, As-Sajadah: 16)
6. Mempunyai waktu khusus untuk mengkaji dan merenungkan Al-Quran terutama di
waktu subuh (Al-Isra: 78, Al-Hasyr: 21)
7. Menjadikan doa sebagai miroj kepada Allah dalam setiap urusan.
Saya Harus Mengislamkan Akhlak Saya
Akhlak mulia adalah tujuan asasi dari risalah islamiyyah. Akhlak mulia harus
dibuktikan dengan perbuatan dan merupakan buah dari iman. Akhlak yang mulia terlahir dari
ibadah. Di antara sifat-sifat penting yang harus dimiliki seseorang agar dapat mengislamkan
akhlaknya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Bersikap wara dari segala hal yang syubhat


Menundukkan pandangan (Q.S. An-Nur: 30)
Menjaga lidah
Rasa malu
Lemah lembut dan sabar (Q.S Asy-Syura: 43, Al-Hijr: 85, As-Shad: 10, An-Nur: 22,

Al-Furqon: 63)
6. Jujur
7. Tawadhu
8. Menjauhi prasangka, ghibah, dan mencari-cari aib orang Islam
9. Murah hati dan dermawan
10. Qudwah hasanah
Saya Harus Mengislamkan Rumah Tangga Dan Keluarga Saya
Tidak cukup menjadi muslim sendirian, tanpa perdulu terhadap orang sekitar. Karena
di antara ajaran Islam, yang ingin ditanamkan pada jiwa manusia adalah sikap perduli,
berdawah, menasihati dan ghiroh terhadap orang lain. Untuk membentuk rumah tangga yang
Islami mamak hal yang perlu dilakukan antara lain :
1. Pernikahan yang saya lakukan harus karena Allah (Q.S. Al-Imran: 34)
2. Hendaknya tujuan pernikahan adalah untuk menjaga pandangan, memelihara
kemaluan, dan bertakwa kepada Allah
3. Saya harus pandai-pandai memilih pasangan
4. Saya harus memilih pasangan yang memiliki akhlak dan agama yang baik
5. Saya tidak boleh menyalahi perintah Allah dalam masalah ini dan saya harus takut
pada murka Allah
Setelah menikah, yang harus saya lakukan adalah :
1. Saya harus bersikap baik dan hormat kepadanya dalam pergaulan agar tercipta
suasana saling percaya

2. Jangan hendaknya hubungan saya dengannya hanya sebatas hubungan biologis, tapi
juga hubungan fikroh, mentalitas serta emosi (Thaha : 132, Maryam : 55)
Tanggung jawab mendidik anak juga harus kita islamkan agar anak memiliki mentalitas dan
fikriyah yang kuat sehingga akan membentuk suatu keluarga yang Islami.
Saya Harus Mengalahkan Hawa Nafsu
Manusia senantiasa bertarung dengan hawa nafsunya, sampai ia mengalahkannya atau
hawa nafsu yang mengalahkannya, atau terus berlangsung sampai maut menjemput.
Tonggak-tonggak kemenangan dalam melawan hawa nafsu :
1. Hati, selama ia hidup, sadar, bersih, tegar, dan bersinar (Q.S. AlAnfal: 2, Al-Haj: 47,
Muhammad : 24)
2. Akal, selama ia dapat memandang, memahami, membedakan, dan menyerap ilmu
yang dengannya dapat mendekatkan diri dengan Allah (Q.S. Fathir : 28).
Manakala hati manusia mati atau membatu, manakala akalnya padam, semakin banyaklah
pintu syetan masuk ke dalam dirinya. (Q.S. Al-Mujadilah : 19), yaitu penyakit was-was yang
dapat menghalang-halangi kita di jalan Allah.
Hal-hal yang dapat membentengi diri dari syetan :
1. Menjauhi kekenyangan dan makan yang kelewat batas
2. Membaca AlQuran, dzikrullah, dan istighfar
3. Membuang jauh sifat terburu nafsu dan bersikap tenang terhadap keadaan apapun.
Saya Harus Yakin Bahwa Masa Depan adalah Milik Islam
Saya harus yakin bahwa hari esok adalah milik Islam dan Islam harus menjadi satusatunya manhaj yang dapat memimpin dan membimbing manusia ke jalan yang benar. Kita
juga harus yakin bahwa produk manusia memiliki kekurangan, dan hanya Islam yang mampu
mengatur seluruh aspek kehidupan sehingga islam harus menjadi agama yang rahmatan lil
alamin. Islam merupakan manhaj yang tunggal, integral, mondial, fleksibel, dan robbaniyah
sehingga Islam akan mampu mengatur kehidupan umat manusia.
Keyakinan saya didorong oleh beberapa hal :
1. Rabbaniyah Manhaj Islam
Manhaj Islam yang bercorak ketuhanan adalah suatu sibghah (konsep agama) yang
menjadikannya terdepan dibandingkan dengan seluruh sistem positif produk manusia dan
memiliki spesifikasi unik untuk tetap bertahan dan memberikan manfaat di setiap zaman,
tempat, dan di kawasan mana pun.
3. Universalitas manhaj Islam

Merupakan perwujudan warna humanisme, konkretisasi dari warna keterbukaan dan


kemampuan untuk memikul tanggungjawab keterbukaan ini. Warna ini menjadikannya
meninggalkan sentimen sempit terhadap ras, nasionalisme, gender, atau keturunan.
4. Elastisitas Manhaj Islam
Yaitu warna yang memberinya kemampuan untuk menampung segala problema
kehidupan yang berubah-ubah, bervariasi, dan bermacam-macam. Warna yang melapangkan
tempat untuk berijtihad dalam menyimpulkan hukum-hukum berkenaan dengan masalahmasalah yang tidak ada nashnya, melalui metode qiyas atau mempertimbangkan mashlahah
mursalah, istihsan, dan argumen lain yang diakui syara
5. Kelengkapan manhaj Islam
Yaitu warna yang membedakannya dari sistem bumi serta tatanan-tatanan buatan lainnya
yang memiliki tujuan terbatas. Manhaj Islam adalah sistem yang diberikan oleh Al Alim dan
Al-Khabir, yaitu Allah Yang Mahatahu segala urusan manusia, apa saja yang dibutuhkan
manusia, apa saja yang merupakan maslahat manusia, dan sebagainya.
6. Keterbatasan Sistem-sistem
wadhiyah (buatan manusia) Sistem buatan manusia memiliki banyak keterbatasan dalam
tataran aplikatifnya.

Anda mungkin juga menyukai