Toksikologi Kel 12 Treatment
Toksikologi Kel 12 Treatment
12
TREATME
EVA PAVORITA
NT
(1201027)
GUSTIA
PENANG
ANERI(1201036)
GULANG
ISMAYA(1201043)
KRISTINA
AN EFEK
TAMBUNAN(1201048
TOKSIK
PERTOLON
GAN
PERTAMA
YANG
HARUS
SEGERA
DILAKUKAN
ADALAH:
TERAPI ANTIDOT
Merupakan tata cara yang secara
khusus ditujukan untuk membatasi
intensitas (kekuatan) efek toksik zat
kimia atau menyembuhkan efek toksik
yang ditimbulkannya, sehingga
bermanfaat dalam mencegah timbulnya
bahaya lebih lanjut. Berarti, sasaran
terapi antidot adalah pengurangan
intensitas efek toksik. (Donatus,1997).
Antidotum
SPESIFIK
Antidotum
bekerja
sebagai
Antagonis
Fungsional
A.
Antidotum
secara
Kimiwai
1.Zat
Pembentuk
Chelat
4.Detoksifikasi
enzimatik
B.Antidotu
m
Farmakologi
1.Nalokson hidroklorida
Nalokson adalah antagonis opioid yang bekerja pada reseptor yang
sama sehingga berkompetisi dalam memperebutkan reseptor opioid.
Karena kerja dari nalokson sangat singkat, maka diperlukan pemberian
berulang sesuai dengan frequensi nafas dan kedalam koma.
2.Flumazamil
Flumazamil adalah suatu benzodiazepine antagonis. Benzodiazepine
sebagai obat tunggal dapat menyebabkan mengantuk, ataksua, dan
kadang-kadang depresi. Obat-obat golongan bensodiazepin bersifat
sinergis dengan obat depresan lain jika diminum bersamaan.
3.Oksigen
Karbon monoksida (CO) dapat menyebabkan keracunan kerena
kemampuannya dalam mengikat hemoglobin (Hb) dan membentuk zat
komplek yang tidak dapat berfungsi mengikat oksgen lagi.
C.Antidotum antagonis
fungsional
Antidotum antagonis fungsional dapat juga digolongkan
sebagai antidotum non spesifik karena berguna sebagai
terapi simtomatik dan mengantagonis beberapa jenis zat
toksik, sebagai contoh penggunaan diazepam untuk
menghambat konvulasi dan fasiculasi yang disebabkan
zat seperti organofosfat, karbamat dan stimulan.
A.Menghambat Absorbsi
B.Mempercepat Eliminasi
1. Diuresis Basa : mekanisme kerjanya adalah dengan membuat urin
bereaksi basa. Dieresis basa ini dapat meningkatkan eliminasi golongan
salisilat, herbisida Biasanya menggunakan larutan Na-bikarbonat 8,4 %
(lmMol bikarbonat dalam 1 ml) dan diberikan sebagai infus untuk
mendapatkan pH urin lebih dari 7,5 atau yang lebih baik lagi mendekati
8,5.
2. Dieresis Asam : mekanismenya yaitu membuat urin bereaksi asam.
3. Dosis Multipel Karbon Aktif : dosis multiple karbon aktif dapat
meningkatkan eliminasi obat-obat yang mempunyai volume distribusi
kecil ( < 1 liter/kg berat badan), pka rendah, afinitas ikatan rendah, dan
waktu paruh yang menjadi panjang karena overdosis.
4. Dialisis dan Hemoperfusi
Kadar racun dalam plasma yang tinggi dan kombinasi gejala klinik
keracunan yang parah.
Hemoperfusi : mengalirkan darah melalui absorben yang akan mengikat
obat atau racun lain (Karbon).