Anda di halaman 1dari 14

Kelompok

12

TREATME
EVA PAVORITA
NT
(1201027)
GUSTIA
PENANG
ANERI(1201036)
GULANG
ISMAYA(1201043)
KRISTINA
AN EFEK
TAMBUNAN(1201048
TOKSIK

PERTOLON
GAN
PERTAMA
YANG
HARUS
SEGERA
DILAKUKAN
ADALAH:

Carilah pertolongan medis dengan segera.


Bila sulit mendapatkan bantuan medis
ataupun jauh dari rumah sakit, lakukanlah
langkah-langkah berikut:
Kurangi kadar racun yang masih ada di
dalam lambung dengan memberi korban
minum air putih atau susu sesegera
mungkin. Jangan beri jus buah atau asam
cuka untuk menetralkan racun.
Usahakan untuk mengeluarkan racun
dengan merangsang korban untuk muntah.
Usahakan korban untuk muntah dengan
wajah menghadap ke bawah dengan
kepala menunduk lebih rendah dari
badannya agar tak tersedak. Jangan
memberi minuman atau berusaha
memuntahkan isi perut korban bila ia
dalam keadaan pingsan.
Jangan berusaha korban untuk muntah bila
menelan bahan-bahan kimia mengandung
zat asam.

TERAPI ABC (AIRWAY, BREATHING


AND CIRCULATION)
AIRWAY

TERAPI ANTIDOT
Merupakan tata cara yang secara
khusus ditujukan untuk membatasi
intensitas (kekuatan) efek toksik zat
kimia atau menyembuhkan efek toksik
yang ditimbulkannya, sehingga
bermanfaat dalam mencegah timbulnya
bahaya lebih lanjut. Berarti, sasaran
terapi antidot adalah pengurangan
intensitas efek toksik. (Donatus,1997).

Antidotum

SPESIFIK

Antidotum
bekerja
sebagai
Antagonis
Fungsional

A.
Antidotum
secara
Kimiwai

1.Zat
Pembentuk
Chelat

Zat pembentuk chelat biasanya


mengandung dua atau lebih gugus
elektronegatifan yang membentuk ikatan
kovalen komplek stabil dengan logam-logam
atau kation. Semakin banyak ikatan ligan
terbentuk, semakin stabil ikatan komplek
yang terjadi dan semakin efisien prosen
chelatornya.

Contoh zat-zat chelator :


1.Dimerkaprol : mencegah terjadinya ikatan logam yang bersifat racun
dengan gugusan sulfidril (-SH) dalam sistem enzim.
2.Kalsium Dinatrium Edetat (CaNa2EDTA) : diberikan dalam bentuk ikatan
khelat dengan kalsium untuk mencegah pengeluaran kalsium yang cepat
dari tubuh yang dapat menimbulkan toksik.
3.Penisilamin : digunakan terhadap keracunan tembaga atau mengurangi
kadar tembaga pada penderita penyakit Wilson. Penisilamin juga
merupakan alternative pengganti EDTA terhadap keracunan timbal dan
efektif membentuk ikatan dengan merkuri dan seng.
4.Deferoksamin : mempunyai kemampuan spesifik membentuk ikatan khelat
dengan besi. Senyawa ikatan khelat yang terjadi yaitu ferioksamin yang
larut dalam air dan dikeluarkan bersama-sama dengan urin.

2.Fab fragmen : suatu antibodi


monoklonal yang dapat mengikat
digoksin dan mempercepat
sekresinya melalui filtrat glomerulus
3.Dikobalt Edetat : antidot pilihan
untuk menanggulangi keracunan
sianida. Sianida dan dikobalt edetat
akan membentuk senyawa kompleks
yang stabil dan inert, yaitu
kobaltosianida dan kobal tisianida.

4.Detoksifikasi
enzimatik

dilakukan dengan dua jalur dengan


memberikan konsubrat pada reaksi
yang terjadi dan memberikan
enzim dari luar untuk
mempercepat metabolisme zat
racun.

Etanol : digunakan terhadap keracunan methanol dan etilen glikol.


Penanggulangan keracunan methanol dapat dilakukan
berdasarkan koreksi asidosis yang terjadi, pengeluaran methanol
dan metabolitnya dengan cara dialisa, dan mencegah
metabolisme methanol dengan menggunakan etanol.
Atropine : memblokade efek senyawa antikolinesterase pada
reseptor muskarinik.
Pralidoksim : merupakan reaktivaktor kolinesterase.
N-asetilsistein dan Metionin : digunakan sebagai antidot terhadap
keracunan asetaminofen atau parasetamol. Pemberian Nasetilsistein dan Metionin yang bertindak sebagai precursor akan
mencegah kerusakan hati, gagal ginjal, dan kematian yang
diakibatkan oleh kadar asetaminofen yang berlebihan.

Antidotum farmakologi adalah


suatu antidotum yang bekerja
mirip dengan zat toksik,
bekerja pada reseptor yang
sama atau berbeda.

B.Antidotu
m
Farmakologi

1.Nalokson hidroklorida
Nalokson adalah antagonis opioid yang bekerja pada reseptor yang
sama sehingga berkompetisi dalam memperebutkan reseptor opioid.
Karena kerja dari nalokson sangat singkat, maka diperlukan pemberian
berulang sesuai dengan frequensi nafas dan kedalam koma.
2.Flumazamil
Flumazamil adalah suatu benzodiazepine antagonis. Benzodiazepine
sebagai obat tunggal dapat menyebabkan mengantuk, ataksua, dan
kadang-kadang depresi. Obat-obat golongan bensodiazepin bersifat
sinergis dengan obat depresan lain jika diminum bersamaan.
3.Oksigen
Karbon monoksida (CO) dapat menyebabkan keracunan kerena
kemampuannya dalam mengikat hemoglobin (Hb) dan membentuk zat
komplek yang tidak dapat berfungsi mengikat oksgen lagi.

C.Antidotum antagonis
fungsional
Antidotum antagonis fungsional dapat juga digolongkan
sebagai antidotum non spesifik karena berguna sebagai
terapi simtomatik dan mengantagonis beberapa jenis zat
toksik, sebagai contoh penggunaan diazepam untuk
menghambat konvulasi dan fasiculasi yang disebabkan
zat seperti organofosfat, karbamat dan stimulan.

Diazepam : mempunyai senyawa aktif yang disebut


benzodiazepin. Dengan adanya interaksi biodiazepin, afinitas
GABA terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini
kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA,
saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih
banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya
jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel yang
bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel untuk
dirangsang akan berkurang.

A.Menghambat Absorbsi

1.Merangsang Muntah : untuk mengeluarkan racun dengan cara


memuntahkan kembali, dapat digunakan antidot perangsang muntah.
Sirup Ipeca : merupakan perangsang muntah yang aman dan biasa
digunakan. Digunakan terutama kepada penderita keracunan yang
disebabkan oleh senyawa atau bahan kimia yang bersifat racun.
2.Menguras Lambung : efektif jika dilakukan dalam waktu 1 jam setelah
keracunan dengan menggunakan pipa nasogastrik. Mekanisme kerjanya
adalah dengan memasukkan agen penguras lambung (air hangat) sampai
air yang keluar jernih.
Air hangat 1-2 liter untuk penderita dewasa
Larutan garam normal 5-10 ml/kg berat badan untuk anak-anak
Menggunakan larutan elektrolit poli etilen glikol
3.Membersihkan Usus : menggunakan obat laksan dari golongan senyawa
garam, yaitu Mg-Sulfat dan Na-Sulfat. Mekanisme kerjanya dapat
dilakukan melalui pipa nasogastrik

B.Mempercepat Eliminasi
1. Diuresis Basa : mekanisme kerjanya adalah dengan membuat urin
bereaksi basa. Dieresis basa ini dapat meningkatkan eliminasi golongan
salisilat, herbisida Biasanya menggunakan larutan Na-bikarbonat 8,4 %
(lmMol bikarbonat dalam 1 ml) dan diberikan sebagai infus untuk
mendapatkan pH urin lebih dari 7,5 atau yang lebih baik lagi mendekati
8,5.
2. Dieresis Asam : mekanismenya yaitu membuat urin bereaksi asam.
3. Dosis Multipel Karbon Aktif : dosis multiple karbon aktif dapat
meningkatkan eliminasi obat-obat yang mempunyai volume distribusi
kecil ( < 1 liter/kg berat badan), pka rendah, afinitas ikatan rendah, dan
waktu paruh yang menjadi panjang karena overdosis.
4. Dialisis dan Hemoperfusi
Kadar racun dalam plasma yang tinggi dan kombinasi gejala klinik
keracunan yang parah.
Hemoperfusi : mengalirkan darah melalui absorben yang akan mengikat
obat atau racun lain (Karbon).

Anda mungkin juga menyukai