Disusun oleh:
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Jaringan Komputer Dasar yang berjudul ROUTING ini. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Jaringan Komputer Dasar di
program studi Pendidikan Teknik Informaitika dan Komputer, Fakultas Teknik pada
Universitas Negeri Makassar. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Jumardi M. Parenreng selaku dosen pembimbing mata kuliah
Jaringan Komputer Dasar dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.
Makassar,
Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
IT
saat
ini
menuju
dengan
konsep-konsep
social
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengapa Perlu Router
Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana konsep routing, kita
perlu memahami lebih baik lagi mengenai beberapa aturan dasar routing. Juga
tentunya kita harus memahami sistem penomoran IP, subnetting, netmasking dan
saudara-saudaranya yang lain.
Contoh kasus:
Host X 128.1.1.1 (IP Kelas B network id 128.1.x.x)
Host Y 128.1.1.7 (IP kelas B network id 128.1.x.x)
Host Z 128.2.2.1 (IP kelas B network id 128.2.x.x)
Pada kasus di atas, host X dan host Y dapat berkomunikasi langsung tetapi
baik host X maupun Y tidak dapat berkomunikasi dengan host Z, karena mereka
memiliki Network Id yang berbeda. Bagaimana supaya Z dapat berkomunikasi
dengan X dan Y? Gunakan router !
Contoh lain:
Host A 192.168.0.1 subnet mask 255.255.255.240
Host B 192.168.0.2 subnet mask 255.255. 255.240
Host C 192.168.0.17 subnet mask 255.255. 255.240
Ketika subnetting dipergunakan, maka dua host yang terhubung ke segmen
jaringan yang sama dapat berkomunikasi hanya jika baik Network ID maupun
subnetID-nya sesuai. Pada kasus di atas, A dan B dapat berkomunikasi dengan
langsung, C memiliki Network ID yang sama dengan A dan B tetapi memiliki
subnetmask yang berbeda. Dengan demikian C tidak dapat berkomunikasi secara
langsung dengan A dan B. Bagaimana supaya C dapat berkomunikasi dengan A dan B
? Gunakan router !
***************************************************
Jadi fungsi router, secara mudah dapat dikatakan sebagai menghubungkan dua buah
jaringan yang berbeda; tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai
network yang diharapkan.
***************************************************
Dalamimplementasinya, router sering dipakai untukmenghubungkan jaringan
antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan
Network ID yang berbeda.
Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika sebuah perusahaan akan
terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari
perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor
jaringan perusahaan itu akan bereda dengan perusahaaan yang dituju.
Jika sekedar menghubungkan 2 buah jaringan, sebenarnya anda juga dapat
menggunakan PC berbasis windows NT atau Linux, dengan memberikan 2 buah
network card dan sedikit setting, maka anda telah membuat router praktis. Namun
tentunya dengan segala keterbatasannya. Di pasaran sangat beragam merek router,
antara lain baynetworks, 3com, Cisco, dll.
B. Routing
Datadata dari device yang terhubung ke internet dikirim dalam bentuk
datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat
tujuan paket data. Internet protocol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan
datagram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut
terletak satu jaringan dengan device asal, datagram langsung disampaikan kepada
device tujuan tersebut. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan
yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat (the best
available router).
Router menjadi perangkat yang melakukan fungsi meneruskan datagram IP
pada network layer. Router memiliki lebih dari satu network interface card (NIC) dan
dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang lain. Untuk setiap datagram
yang diterima, router memeriksa apakah datagram tersebut memang ditujukan kepada
dirinya. Jika ternyata ditujukan untuk router tersebut, datagram akan diteruskan ke
lapisan transport.
Jika datagram tidak ditujukan kepada router tersebut, yang akan diperiksa oleh
forwarding table yang dimilikinya untuk memutuskan ke mana seharusnya datagram
tersebut ditujukan. Forwarding table adalah yang terdiri dari pasangan alamat IP
(alamat host atau alamat jaringan), alamat router berikutnya dan interface tempat
keluar datagram.
Jika tidak meneruskan sebuah barispun dalam forwarding table yang sesuai
dengan alamat tujuan, router akan memberikan pesan kepada pengirim bahwa alamat
yang dimaksud tidak dapat dicapai. Kejadian ini dapat dianalogikan dengan pesan
kembali ke pengirim pada pos biasa. Sebuah router juga dapat memberitahu bahwa
dirinya bukan router terbaik ke suatu tujuan, dan menyarankan menggunakan router
lain. Dengan ketiga fungsi yang terdapat pada router ini, host host di internet dapat
saling terhubung.
Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke
host dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui
bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur
terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Table routing adalah table yang
memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router
yang satu dengan route rlainnya bisa berkomunikasi.
Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang
menganalisa dan mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara
menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung langsung dengan router tersebut.
Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat
dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Jika
network Anda tidak memiliki router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.
Untuk bisa melakukan routing paket, ada hal-hal yang harus diketahui :
1. Alamat tujuan
2. Router-router tetangga darimana sebuah router bisa mempelajari tentang network
remote
3. Route yang mungkin kesemua network remote
4. Route terbaik untuk setiap network remote
Router
menyimpan
routing
table
yang
menggambarkan
bagaimana
Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah
Pada gambar adan b di atas, administrator jaringan dari router Hoboken harus
mengkonfigurasi routing statis ke jaringan 172.16.1.0/24 dan 172.16.5.0/24.Karena
itu administrator memasukkan 2 perintah ke router. Administrative distance adalah
parameter tambahan yang menunjukkan reliabilitas dari rute. Semakin kecil nilai
administrative distance semakin reliable rutenya. Oleh Karena itu rute dengan
administrative distance yang lebih kecil harus diberikan pertama kali sebelum
administrative distance yang lebih besar diberikan.
Default administrative distance saat menggunakan routing statis adalah 1. ketika
interface luar dikonfigurasi sebagai gateway, routing statis akan ditunjukkan dalam
tabel routing sebagai informasi yang directly connected.
Untuk melihat informasi administrative distance digunakan perintah show ip
route. Nilai dari administrative distance adalah antara 0 sampai dengan 255 yang
diberikan setelah next-hop atau outgoing interface.
Contoh:
waycross(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1 130
Jika interface dari router down, rute tidak akan dimasukkan ke table routing.
Kadang-kadang routing statis digunakan untuk tujuan backup. Routing statis dapat
dikonfigurasi dalam router yang hanya akan digunakan ketika routing dinamis
mengalami kegagalan. Untuk menggunakan routing statis sebagai backup, harus
dilakukan seting administrative distance ke nilai yang lebih besar daripada protokol
routing dinamis yang digunakan.
Konfigurasi routing statik:
Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis adalah sebagai
berikut:
o Langkah 1 tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.
o Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju tujuan.
o Langkah 2 masuk ke mode global configuration.
o Langkah 3 ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti
dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1.
Sedangkan untuk administrative distance bersifat tambahan, boleh digunakan
boleh tidak.
o Langkah 4 ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah
ditentukan pada langkah 1.
3. Routing Dinamis
Routing dinamis adalah ketika routing protocol digunakan untuk menemukan
network dan melakukan update routing table pada router. Dan ini lebih mudah
daripada menggunakan routing statis dan default, tapi ia akan membedakan Anda
dalam hal proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic routing
merupakan metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika kita
menggunakan metode static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router
secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang network administrator.
Dengan menggunakan metode static routing kita membutuhkan banyak
konfigurasi, sedangkan pada dynamic routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal
mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan
bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP
routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan
masukan ke routing table secara manual. Protokol routing mengatur router-router
sehingga
dapat
berkomunikasi satu
informasi routing yang dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan
jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan
jaringan yang
kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa
pengaturan dari seorang admin jaringan.
3. IP Routing Protocol
Ada beberapa routing dynamic untuk IP. Dibawah ini adalah dinamik routing yang
sering digunakan :
a. Routing Information Protocol (RIP)
Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya
sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell.
RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan
menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway.
Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu (atau
dengan kata lain naik satu hop).
RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak
dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk
diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan
dalam hal network masking. Namun Modul NTW.OPR.200.(2).A 27kabar
baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit jika dibandingkan dengan OSPF.
Ada tiga versi dari Informasi Routing Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
1. RIP versi 1
Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak
membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang
variabel (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki
ukuran yang berbeda subnet yang sama dalam kelas jaringan . Dengan kata
lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki ukuran yang sama.
Juga tidak ada dukungan untuk otentikasi router, membuat RIP rentan terhadap
berbagai versi RIP attacks.RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika
ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke
alamat tujuan.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) di
ciptakan,kemampuan yang di miliki untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung classless inter-domain routing(CIDR ). Untuk menjaga
kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki
fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika semua
protokol bidang Harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Selain
itu, fitur beralih kompatibilitas berbutir interoperabilitas memungkinkan
penyesuaian saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di
routing
kedirinyasendiri
(informasilokal)
dantidakmengetahuitopologijaringantempatnyaberada
b. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah protokol yang dibuat oleh
vendor Cisco.Biasa dimanfaatkan oleh vendor lain yang lisensi teknologinya
dimiliki oleh Cisco. Protokol ini memiliki kemiripan sifat dengan RIP, yang samasama unggul di jaringan dengan jumlah host sedikit. Saat ini telah berkembang
versi terbaru dari IGRP, yaitu EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing
Protocol).
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak
secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router
yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table
routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua
router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua
jaringan dalam AS. Kunci disain jaringan IGRP adalah:
Fitur-fitur IGRP
Metric-metric dalam IGRP:
Load beban dari link ke tujuan yang didasarkan atas bit per second
bandwidth tidak diukur nilainya, melainkan di-set dengan perintah delay dan
bandwidth. Dengan perintah show ip route, link dengan bandwidth lebih tinggi
akan memiliki metric yang leih kecil dan rute dengan delay kumulatif lebih kecil
akan memiliki metric yang lebih kecil.
Jalur-jalur IGRP
Interior: Jalur interior adalah jalur antara subnet dari suatu jaringan yang
terhubung ke interface router. Jika jaringan yang terhubung ke router tidak disubnet, IGRP tidak advertise jalur interior.
Sistem: Jalur sistem adalah jalur ke jaringan di dalam autonomous system. Cisco
IOS merutekan dari jaringan yang terhubung langsung ke interface router dan
informasi jalur sistem disediakan oleh router-router IGRP atau server akses. Jalur
sistem tidak menyediakan informasi subnet.
Eksterior: Jalur eksterior adalah jalur ke jaringan di luar autonomous system yang
ditentukan ketika gateway. Jika autonomous system mempunyai lebih dari satu
koneksi ke jaringan luar, router-router yang berbeda dapat memilih router-router
luar yang berbeda sebagai gateway.
Skalabilitas fitur-fitur di IGRP:
Holddown: Digunakan untuk mencegah pesan update regular dari jalur yang
mungkin putus. Pada saat router down, router-router tetangganya mendeteksinya
dari waktu pesan update.
Split Horizon: Digunakan untuk menangani ketidakbergunaan pengiriman
informasi tentang jalur balik kea rah dari mana paket itu datang. Split Horizon
membantu mencegah terjadinya routing loop antar router-router berdekatan.
Poison reverse update: Digunakan untuk mencegah routing loop. Peningkatan
routing metric menunjukkan adanya routing loop. Poison reverse update kemudian
dikirim untuk menghapus jalur dan menempatkannya dalam holddwon.
Kelebihan
support = 255 hop count
Kekurangan
Jumlah Host terbatas.
c. Open Shortest Path First (OSPF)
Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer.
Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya
untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau
lebih rute secara paralel.
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat
bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal
maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk
menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya.
Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap
jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan
mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan
eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.
Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun.
Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun
dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat
diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan
konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi -bagi jaringan menjadi beberapa
tingkatan. Tingkatan -tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem
pengelompokan area.
Protocol ini termasuk dalam link-state protocol, kelebihan utama dari protocol
ini adalah dapat dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing
kembali konvergen dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. Routing
ini membentuk peta jaringan dalam tiga tahap, tahap pertama setiap router
mengenali seluruh tetangganya, lalu router saling bertukar informasi dan router
akan menghitung jarak terpendek ke setiap tujuan. Peta jaringanya akan disimpan
dalam basis data sebagai hasil dari pertukaran informasi antar router OSPF dapat
menangani routing jaringan TCP/IP yang besar dan membuat hirarki routing
dengan membagi jaringan menjadi beberapa area.
Setiap paket yang dikirim dapat dibungkus dengan authentikasi, namun
protocol ini membutuhkan kemampuan CPU dan memori yang besar. Proses dasar
routing OSPF adalah menghidupkan adjency, proses flooding, dan perhitungan
table routing.
Router-router mengirimkan paket hello ke seluruh jaringan yang terhubung
secara periodic, jika paket tidak terdengar maka jaringan dianggap down,
defaultya mengirimkan 4 kali paket hello.
Router-router selalu berusaha adjacent dengan router tetangganya berdasarkan
paket hello yang diterima. Dalam jaringan multi access, router memilih
Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR) dan mencoba
adjacent dengan kedua router tersebut.
Router ID
Router ID didapatkan dari IP address tertinggi yang dimiliki semua interface
router, apabila router mempunyai interfaces loopback maka yang digunakan
adalah IP address tertinggi dari interface loopback tersebut.
Router id router
Router id router diatas adalah 10.10.10.1 (L1), apabila tidak memiliki int
loopback maka yang menjadi router Id adalah 202.180.70.30 (S0), router id akan
diambil dari int yang di UP sebelum proses OSPF dimulai Router ID digunakan
dalam proses penentuan DR/BDR yang dalam pembentukan hubungan bidirectional.
Tahapan dalam membentuk adjacency
Pada saat baru pertama ON, router OSPF tidak tahu apapun tentang
tetangganya, router akan mulai mengirimkan paket Hello ke seluruh interface
jaringan untuk memperkenalkan dirinya. Jika router yang baru ON ini menerima
paket hello yang menyimpan informasi tentang dirinya maka router ini dapat
saling berhubungan dua arah dengan router pengirim hello.
Default nilai hello pada broadcast multi-access adalah 10 detik dan 40 detik
jika tidak ada respon akan mati, dan pada NBMA hello 30 detik dan akan mati
pada 120 detik jika tidak terdapat respon.
a. down : router tidak dapat hello packet dari router manapun
b. attempt : router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat respon,
hanya ada pada tipe NT non broadcast multi-access (NBMA) dan tidak ada
respon dari router lain.
c. Init: router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk
hubungan yang bidirectional (2 way)
d. 2 way: pada tahap ini hubungan antar router sudah bi-directional, untuk NT
broadcast DR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router non DR &
BDR akan melanjutkan Full hanya dengan DR & BDR saja.
e. Exstart: terjadi pemilihan Master dan Slave, master adalah router yang
memiliki router id tertinggi.
f. exchange: terjadi pertukaran Database Descriptor (DBD) paket DBD ini
digambarkan dari topologi DB router, proses dimulai oleh master.
g. loading : router akan memeriksa DBD dari router lain dan apabila ada entry
yang tidak diketahui maka router akan mengira link state request (LSR) ,
LSR akan dibales dengan link state state ACK dan link state reply, diakhir
tahap ini semua router yang di adjacent memiliki topologi DB yang sama.
h. Full: masing-masing router sudah membentuk hubungan yang adjancent.
Pemilihan DR & BDR
Dalam jaringan multi akses router-router akan memilih DR (designated router)
dan BDR(Backup designated router) dan berusaha adjencent dengan kedua router
tersebut.
o Pemilihan terhadap tipe network multi access (broadcast & non broadcast)
o Pemilihan dilakukan berdasarkan nilai ;
Router Priority
Router ID
o Router priority diset per interface nilainya 0-255
Router (config-if)# IP OSPF priority [0-255]
o Router mempunyai priority 0 tidak akan menjadi DR/BDR, statusnya
DROTHER, semakin besar priority semakin besar kemungkinan dipilih
menjadi BR (Priority paling tinggi) dan BDR (kedua paling tinggi / slave)
o Setting nya oleh administratornya, sesuai yang mana dulu routernya UP
o By default nilai router priority untuk semua router adalah ;
Apabila priority router sama maka yang digunakan untuk menentukan
DR/BDR adalah Router ID
Pada tiap NT non broadcast (ex : Frame Relay) router yang menjadi
EIGRP menawarkan
jalur
convergence.
alternatif
tanpa
menunggu
waktu
Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF
summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang
disebut route redistribution.
Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol
link state (OSPF dan EIGRP).
e. Exiterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan
Sangatsederhanadalaminstalasi
Kekurangan
Sangatterbatasdalammempergunakantopologi
D. RIF vs OSPF
Kita sudah lihat sepintas bagaimana RIP dan OSPF bekerja. Setiap protokol
routing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Protokol RIP sangat
sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi dapat menimbulkan routing loop.
Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP
tetapi membutuhkan memori dan waktu CPU yang besar.Di berbagai tempat juga ada
yang menggunakan gabungan antara routing statik, RIP, RIP-v2, dan OSPF1 juga
OSPF2. Hasilnya, di jaringan ini administrasi routing statik jauh lebih memakan
waktu dibanding routing dinamik. Pengamatan pada protokol routing dinamik juga
menunjukkan bahwa RIP menggunakan bandwidth yang lebih besar daripada OSPF.
Semakin besar jaringan, bandwidth yang digunakan RIP bertambah besar pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Routing IP adalah proses pengiriman data darisatu host dalam satu network ke
host dalam network yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui
bagaimana meneruskan paket paket kealamat yang dituju dengan mengunakan jalur
terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Table routing adalah table yang
memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router
yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi.
Jenis-jenis routing adalah :
1. Routing statis
2. Routing default
3. Routing dinamis
B. Saran
Dengan teknologi yang semakin berkembang, maka hendaknya kita
DAFTAR PUSTAKA
http://mikrotikindo.blogspot.com/2013/03/apa-itu-routing-pengertian-dan-jenis-routing.html
http://ekopurdana.blogspot.com/2011/03/makalah-router-routing.html
http://mikrotikindo.blogspot.com/2013/03/apa-itu-routing-pengertian-dan-jenis-routing.html
http://muhamadazim111012074.blogspot.com/2013/01/static-routing.html
http://vennykurnia.blogspot.com/2013/07/makalah-kelompok-9.html
http://www.scribd.com/doc/31703485/Makalah-Routing
http://www.slideshare.net/Rezye/makalah-routing-dynamic