Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yuni Erikawati

NIM

: 135070300111029

Kelas : 4A1/10

RESUME JURNAL
PENGARUH ASI VS SUSU FORMULA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA
BAYI

Susu formula merupakan susu yang dirancang untuk memberikan gizi yang hampir
menyerupai ASI. ASI bermanfaat pada bayi dalam hal pengembangan kognitif. Komponen yang
paling banyak dipelajari dari ASI adalah DHA dan AA. Asam lemak non essensial ini terbukti
bermanfaat terhadap perkembangan kognitif pada bayi. Baru-baru ini di AS DHA dan AA
disetujui sebagai bahan tambahan yang harus ada pada susu formula. ASI juga mengandung
hormon dan factor pertumbuhan yang dikenal memiliki pengaruh terhadap perkembangan saraf.
ASI merupakan nutrisi yang paling penting untuk bayi, dimana tidak terdapat pada susu
formula. ASI memiliki kandungan nutrisi yang tidak bisa didapat melalui sintetis seperti antibodi
yang diturunkan oleh ibu yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit dan infeksi. Sedangkan
didalam susu formula sedikit banyak pasti mengandung bahan kimia yang tidak dapat diketahui
yang berpengaruh pada perkembangan kognitif pada bayi. WHO merekomendasikan bahwa
setiap ibu setelah melahirkan direkomendasikan untuk menyusui bayinya hingga umur 6 bulan
dan terus menyusui dengan memberikan makanan pendamping ASI setelah 6 bulan hingga 2
tahun.
Perbandingan antara ASI dan susu formula
ASI memilki kandungan gizi dan non gizi yang bervariasi dari waktu kewaktu. Cairan yang
keluar saat pertama kali dari puting susu ibu yang dapat disebut dengan kolostrum (berwarna
kuning) merupakan cairan yang sangat penting untuk bayi karena mengandung protein dan
mineral yang lebih tinggi dibanding kandungan lemak. Sedangkan kandungan pada susu
formula kebanyakan kandungannya lebih banyak pada lemak dibanding dengan protein dan
mineral. Sebuah penelitian mengatakan bahwa setiap anak yang mengkonsumsi ASI lebih
rendah resiko terkena diare diabanding bayi yang mengkonsumsi susu formula. Energi terbesar
didapat dari lemak dibanding karbohidrat dan protein yang terkandung pada ASI maupun susu
formula. ASI mengandung lemak hewani dan kolesterol sedankan susu formula mengandung
minyak nabati seperti kelapa sawit, minyak jagung, minyak kedelai dan minyak bunga matahari.
Kandungan ASI pada setiap ibu juga berbeda tergantung asupan nutrisi dari ibu.
Susu formula untuk bayi hanya mengandung precursor penting yaitu ALA dan LA yang
mungkin belum efektif dalam pemenuhan kebutuhan gizi penuh bayi. Sebuah penelitian
mengatakan bahwa pada bayi yang diberi ASI mengalami perkembangan otak dan pengaruh
pada retinanya sangat baik dibanding bayi yang diberi susu formula.Selain itu pengaruh DHA

dan AA yang terkandung dalam ASI juga dapat berpengaruh terhadap pembanguna psikomotor
dan pembangunan mentalnya sangat baik. Pemberian ASI pada bayi selama 6 bulan pertama
hingga 2 tahun juga mengalami peningkatan IQ nya 2-5 poin bila dibandingkan dengan bayi
yang diberi susu formula. Pengaruh pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan hingga 2 tahun,
tidak hanya berdampak ketiak usia prasekolah, namun juga sangat berpengaruh pada saat
remaja dan bahkan ketika dewasa. Anak yang diberi ASI cenerung lebih cerdas, kemampuan
kognitifnya lebih baik dibanding anak yang diberi susu formula. DHA yang terkandung didalam
ASI dapat menurunkan resiko depresi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa DHA memilki
efek psikotropika, dengan demikian DHA memilki potensi untuk terapi dan sebagai antidepresan
dan penstabil mood.
ASI kaya akan kolesterol, sedangkan susu formula tidak. Sementara sebagian penelitian
mengatakan bahwa komposisi lemak didalam ASI sangat penting terhadap perkembangan otak
bayi.Kandungan kolesterol di dalam ASI memilki efek yang berbeda terhadap berbagai tahap
kehidupan. Bayi yang diberi ASI ditemukan memiliki kadar kolesterol di dalam darah lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.Padahal dalam sebuah penelitin dikatakan
bahwa kadar kolesterol di dalam plasma dan jaringan menurun dapat mengakibatkan gagal
tumbuh, keterbelakagan mental dan resiko kematian pada bayi tinggi.
Susu formula yang mengandung besi dapat berdampak terhadap ASI yaitu bahwa
semakin tinggi kandungan besi yang terdapat di dalam susu formula maka dapat menjenuhkan
protein latoferrin yang terdapat di dalam ASI yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli di dalam usus. Disamping itu, meskipun ASI mengandung sedikit kalsium, zat
besi dan fosfat dibanding susu formula yang diperkaya mineral tersebut, namun didalam ASI
tersedia senyawa dengan bioavailabilitas yang tinggi sehingga mineral tersebut dapat diambil
dalam jumlah besar dan memadai untuk mendukung perkembangan secara normal.
Dalam hal ini, bukan berarti susu formula tidak baik untuk bayi, tetapi hanya saja waktu
pemberiannya saja yang harus diperhatikan, ASI merupakan makanan atua minuman terbaik
yang harus diberikan bayi umur 0-6 bulan hingga 2 tahun. Sedangkan susu formula dapat
diberikan kepada bayi setelah umur 6 bulan. Susu formula juga sangat baik untuk anak usia
diatas 6 bulan hingga dewasa untuk membantu perkembangan otak dan berbagai manfaat lain.

Jurnal:
Yum, Jennie. 2007. The Effects of Breast Milk Versus Infant Formulae on Cognitive
Development. JOURNAL ON DEVELOPMENTAL DISABILITIES, VOLUME 13 NUMBER 1.

Anda mungkin juga menyukai