Anda di halaman 1dari 1

KEMBHOJA

Aku tak kuat lagi. Aku mau kembali. Antarkan aku


ini sandikala, mbok. Aku tak bisa mengantarmu
Senja turun, cahaya perlahan hilang dan gelap cepat sekali
menyergap. Darman menyalakan damar kelapa dan terang
menjelang di rumah kecilnya dan rumah-rumah lain yang berjejer
kerlap kerlip dikitari sawah. Anak anak ramai berjalan ke surau
dengan tangan menenteng obor. Di desa terpencil yang
penghuninya belum seberapa jumlahnya itu sejak sore tadi
diselimuti tanda tanya tentang perempuan tua berkebaya layaknya
habis menghadiri kenduri warga.
Darman secara tidak sengaja mendengar perempuan itu merintih.
Perempuan yang sebut saja namanya Mbok Dini. Mbok dini suatu
kali ingin melihat seperti apakah desanya ketika seratus tahun atau
dua ratus tahun lalu. Jika kemudian waktu bisa mengalir ia akan ikut
mengalir mencari celah masa lalu itu. Dan memang waktu itu
kemudian mengalir membawa mbok dini ke zaman ketika simbah
buyutnya masih gagah. Namun jelas mbok dini tak akan tahu bahwa
selama kunjungannya ini ia akan merasakan kepahitan dan
kesedihan. Ia tak mengenal sifat waktu yang mengalirkan dan
memaksanya melihat semua kejadian namun tak memberinya
kesempatan untuk ikut campur didalamnya.

Merintih
Kesakitan
Takut membuat perubahan apapun karena akan merusak masa
depan
Dipaksa untuk melihat kejadian tanpa ikut melakukan perubahan
apapun
Iri orang masa kini bisa berbuat segala macam dan mengacuhkan
yang akan datang
Kehilangan bentuk kemanusiaannya
Orang yang terbuang

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Ashree Kacung
    Belum ada peringkat
  • DOPS
    DOPS
    Dokumen1 halaman
    DOPS
    Ashree Kacung
    Belum ada peringkat
  • 1oke Idm
    1oke Idm
    Dokumen1 halaman
    1oke Idm
    Ashree Kacung
    Belum ada peringkat
  • 1 Undangan
    1 Undangan
    Dokumen1 halaman
    1 Undangan
    Ashree Kacung
    Belum ada peringkat