Anda di halaman 1dari 8

Dakwah Nabi llyas

Kaum nabi llyas telah melupakan dan meninggalkan ajaran nabi Harun dan Musa AS. Mereka
tidak lagi menyembah Allah. Namun mereka menyembah berhala yang bernama Ba'laa.
Melihat kerusakan ini Allah mengutus nabi Ilyas agar menasehati kaumnya.
" Wahai kaumku, hentikan penyembahan kalian pada berhala wanita itu. Apakah kalian tidak
berpikir kalau patung itu hanya sebuah batu yang tak dapat menolong kesulitan, "dakwah nabi
Ilyas kepada kaumnya.
"Apakah kalian telah melupakan ajaran Harun dan Musa yang benar itu. Ataukah kalian tidak
takut dengan siksa Allah, "tambahnya.
Namun kaumnya yang telah tertutup hatinya tidak mau mendengarkan teriakan nabi llyas.
Mereka malah mendustakan nabi llyas
Dakwah nabi llyas selalu mendapat rintangan. Meskipun demikian ia tidak pernah berhenti
sampai disitu. Siang dan malam nabi llyas melakukan seruannya seperti yang telah tertera dalam
Al Qur'an surat Ash-Shofat ayat 124 sampai 126:
Artinya:
Ingatlah ketika llyas berkata pada kaumnya : "Mengapa kamu tidak bertakwa. (Ash-Shofat: 124)
Patutkah kamu menyembah Ba'al dan kamu tinggalkan sebaik-baiknya Pencipta. (Ash-Shofat:
125)
(yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (Ash-Shofat: 126)
Demikianlah Allah mengabadikan seruan nabi llyas dalam Al Qur'an agar umat manusia
sesudahnya mau meninggalkan perbuata maksiat.
Kaum nabi llyas adalah kaum yang tidak takut dengan semua ancamannya. Pernah suatu ketika
nabi llyas menakut-nakuti mereka dengan suatu ancaman. Namun mereka malah rnenantangnya
dan ingin melihat serta merasakan ancaman itu.
Karena nabi llyas tidak mampu lagi mengajak kaumnya pada jalan kebenaran, maka ia pun
berdoa.
" Ya Allah ya Tuhanku, berilah peringatan pada mereka agar mau mengakui kerasulanku dan
mau kembali ke jalan-Mu, "doa nabi llyas.

Allah mengambulkan doa itu sehingga datanglah musim kemarau yang mematikan semua
tanaman dan hewan ternak. Kemarau itu begitu panjang dan ini dirasakan oleh kaumnya.
Kaum nabi llyas semula meminta perlindungan dari berhala namun kemarau tetap berlangsung.
Akhirnya mereka mendatangi nabi llyas dan meminta padanya agar kemarau itu cepat berakhir.
" Jika kalian betul-betul mengakui kerasulanku dan beriman kepada Allah, maka aku akan
meminta pada-Nya agar kemarau itu berakhir, "kata nabi llyas. Kemudian ia berdoa agar
kemarau itu berakhir.
Allah mengabulkan permintaannya, dan datanglah hujan yang lebat sekali. Kaumnya dapat lagi
menanam gandum dan memelihara ternak lagi. Namun keinsyafan mereka tidak berlangsung
lama, sebab mereka mendustakan kerasulan llyas dan tidak mau beriman kepada Allah lagi.
Karena iapun berdoa agar Allah menimpakan azab-Nya. Allahpun mengabulkan doanya. Tidak
lama kemudian datanglah azab itu berupa gempa yang maha dahsyat dan mampuslah orangorang kafir itu

Dakwah Nabi Yahya


Kisah Nabi Yahya tidak terpisahkan dengan kisah ayahnya (Nabi Zakaria). Nabi Zakaria diutus
kepada bani Israil ketika kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman, dan kerusakan merajalela di
kalangan mereka. Selain itu, raja-raja kejam serta zhalim juga berkuasa di sana dan selalu
berbuat kerusakan. Herodes, penguasa Palestina adalah raja yang paling jahat dan suka
melanggar. Dialah yang memerintahkan membunuh Nabi Zakaria dan Nabi Yahya.
Nabi Zakaria memulai dakwah dengan mengajak kaumnya menyembah Allah dan
memperingatkan mereka tentang akibat buruknya perbuatan mereka jika tidak segera bertaubat.
Meski sudah renta dan rambutnya memutih, dia terus berdakwah menyeru kaumnya. Selain itu,
Nabi Zakaria juga tak pernah letih berdoa kepada Allah agar dikarunia putra yang dapat
menggantikannya dalam memikul tugas dakwah ini setelah dia wafat nanti. Hal ini dikisahkan
dalam firman Allah, "Dia (Zakaria) berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah
dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau,
ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku
adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan
mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang
yang diridhai." (QS. Maryam [19]: 4-6).
Allah lantas

mengabulkan

permohonannya.

Sebagaimana

firman-Nya,

"Hai Zakaria,

sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang
namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan
dia." (QS. Maryam [19]: 7).
Nabi Yahya dilahirkan tiga bulan lebih awal dari kelahiran Nabi Isa. Dia kemudia dibesarkan dan
dididik oleh orang tuanya dengan kebaikan dan ketakwaan, seperti firman Allah, "Wahai Yahya,
ambillah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan, Kami berikan kepadanya
(Yahya) hikmah selagi ia masih kanak-kanak" (QS. Maryam [19]: 12).
Sejak kecil, Allah telah memberinya ilmu dan hikmah dan setelah dewasa dia diangkat menjadi
nabi. Nabi Yahya terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, penuh kasih saying, bersih, apik,
dan zuhud. Selain itu, dia juga banyak menangis karena takut kepada Allah, senantiasa mengajak
kaumnya bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan, serta mengingatkan mereka tentang akibat
dari pelanggaran yang mereka lakukan. Nabi Yahya membaptis umatnya dengan membasuh
dosa-dosa dan kesalahan mereka di sungai Jordan (asy-Syari'ah) dan dia pula yang membaptis
Nabi Isa.

Nabi Yahya meninggal karena dibunuh. Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada
zaman itu, salah satu raja yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan
perempuan yang tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain ialah
keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.
Wanita itu sangat cantik; memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika mendengar
berita tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu serta
mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Merasa
tidak senang, wanita itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi keinginannya, Herodia
bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya dengan wajah berseri-seri
dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya hingga pamannya terlena dengan
ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya, "Apakah yang dapat aku lakukan
untukmu?"
Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."
Sang raja pun mengabulkan permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang untuk
memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orangorang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan
menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).

Dakwah Nabi Idris


Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu dan kemahiran, serta
kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam
beberapa kisah dikatakan bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai
berbagai bahasa, ilmu perhitungan , ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut suatu
kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah SWT sehingga
Allah SWT menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun
turun tangan dan memohon kepada Allah SWT untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah SWT
mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya
hujan.
Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama
Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman
hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Ia dinyatakan di dalam Al Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke
langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang
berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Ia hidup sampai usia 82 tahun.
Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
2. Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari
TuhanNya dengan amal-amal salehnya.
3. Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu.
Demikian pula (untuk) puasa dan shalatmu.
4. Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu
tidak ikut berdosa.
5. Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu
mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepad Allah.
6. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan
banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur
kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.

Dakwah Nabi Idris


Allah berfirman, "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (al-qur'an).
Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi," (QS. Maryam
[19]:56).
Para sejarawan kuno dan ahli sejarah para nabi mengatakan bahwa beliau adalah Idris bin Burd,
ada juga yang berpendapat bin Yarid. Nama aslinya adalah Akhnukh. Latar belakang dinamakan
Idris karena beliau sering membaca kitab dan shuhuf Nabi Adam serta Nabi Syits. Ibu beliau
bernama Asyut. Beliau adalah orang pertama yang menulis dengan pena, menjahit pakaian,
mengenakan pakaian berjahit, serta orang pertama yang mempelajari ilmu perbintangan dalam
ilmu hutang.
Allah mengutus beliau kepada anak cucu Qabil dan mengangkatnya ke langit. Dalam sebuah
hadits riwayat Anas bin Malik disebutkan dari Abu Dzar bahwa Rasulullah pada saat Mi'raj
melihat Nabi Idris di langit ke empat. Nabi Idris berkata pada beliau, "Selamat wahai Nabi yang
baik dan saudara yang baik pula." Nabi Muhammad lantas bertanya, " Siapakah dia, wahai
Jibril?" Jibril menjawab, "Dia adalah Idris."
Disebutkan pula dalam Tarikh ath-Thabariy bahwasanya Burd melahirkan Akhnukh yaitu Idris
dan Allah mengangkatnya (Akhnukh) sebagai nabi. Saat itu, Nabi Adam telah berusia 622 tahun
dan telah menerima 30 suhuf.
Ada juga sebuah hadits tentang ini. Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Dzar, ada empat rasul yang
berbangsa Suryani, mereka adalah Adam, Syist, Nuh, dan Akhnukh" Hingga ada pula yang
mengatakan bhwa Nabi Idris diutus Allah pada masanya kepada seluruh penduduk bumi. Selain
itu, Allah menghimpun ilmu orang-orang terdahulu padanya.
Di dalam Qashash al-Anbiya disebutkan bahwa para ahli berbeda pendapat mengenai lokasi Nabi
Idris dilahirkan dan dibesarkan. Sebagian berpendapat, beliau dilahirkan di Mesir, tepatnya di
Manaf (Memphis) dan mereka menamakannya dengan Harmas al-Haramisah. Sebagian ahli yang
lain berpendapat bahwa beliau dilahirkan dan dibesarkan di Babylon. Dalam bahasa Suryani
"Babil" berarti sungai. Nabi Idris lalu memerintahkan seluruh pengikutnya untuk berpindah ke
Mesir.
Pada zaman Nabi Idris, manusia berbicara dengan 72 bahasa. Merekan telah mampu mendesain
kota-kota mewah. Kota yang telah dibangun pada waktu itu sebanyak 188 kota. Saat itu bumi
dibagi menjadi empat bagian dan setiap bagian tersebut memiliki raja sendiri. Nama-nama raja
tersebut adalah Elaus, Zous, Asghalebioos, dan Zous Amon.
Nabi Idris mewarisi ilmu Nabi Syits bin Adam. Setelah beranjak dewasa, Allah mengangkatnya
sebagai nabi. Beliaupun melarang orang-orang berbuat kerusakan yang menentang syariat Nabi
Adam dan Nabi Syits, tetapi hanya sedikit yang menaatinya. Sebagian besar menentang dakwah
beliau. Beliau lalu berniat untuk berpindah ke tempat yang lebih banyak penduduknya dan mau
menerima ajakannya yaitu daerah Mesir.

Beliau kemudian memerintahkan seluruh pengikutnya untuk meninggalkan Babylon. Mereka


berkata, "Bila kita berpindah, tempat manakah yang serupa dengan tempat kita?"
"Jika kita berpindah karena Allah, kita akan diberi rezeki yang serupa dengan tempat itu." Jawab
beliau. Mereka pun berangkat dan sampai di Mesir. Mereka melihat sungai Nil. Nabi Idris pun
berhenti di sana dan bertasbih memuji Allah. Di Mesir, beliau berdakwah menyeru umat manusia
menuju jalan Allah.
Nabi Idris sangat hati-hati dalam berbicara, pendiam, berwibawa, dan memiliki berbagai petuah
serta untaian kata-kata indah dalam nasihatnya, seperti "Janganlah kalian dengki terhadap orang
lain yang mendapatkan kemakmuran. Sebab, kenikmatan yang mereka rasakan itu sedikit saja."
Ucapan beliau yang lain adalah, "Cinta dunia dan cinta akhirat, keduanya tidak akan berkumpul
dalam satu hati, selamanya."
Menjelang wafat, Nabi Idris berwasiat kepada keturunannya agar mereka mengikhlaskan diri
beribadah kepada Allah semata. Selain itu, hendaknya mereka selalu berpegang pada kejujuran
dan keyakinan sdi setiap urusan hidup mereka. Beliaupun kemudian diangkat Allah ke langit.
Idris adalah kakek dari ayah Nabi Nuh: Nuh bin Lamak bin Mutawasylah bin Akhnukh. Ada
berpendapat, dinamai Idris karena dia banyak dia banyak belajar. Nama sebenarnya adalah
Akhnukh. Allah menyifatinya dengan beberapa hal : pertama, dia adalah seorang yang jujur;
kedua, dia adalah seorang nabi; ketiga, firman Allah, "Warafa'nahu makanan 'aliyya" 'Kami
mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi," (QS. Maryam [19]: 57). Ada dua pendapat
mengenai penafsiran firman Allah tersebut.
Pertama, bahwa Nabi Idris mendapatkan "kedudukan" yang tinggi, seperti firman-Nya kepada
Rasulullah, "kami tinggikan sebutan (nama)mu," (QS. Al-Insyirah [94]: 4). Allah memuliakan
Idris dengan kenabian dan menurunkan tiga puluh shuhuf kepadanya. Tidak hanya itu, Nabi Idris
adalah nabi pertama yang menulis dengan pena; mempelajari ilmu perbintangan, ilmu hitung
(aritmetika); orang pertama yang menjahit dan memakai baju darik kain. Sebab, para
pendahulunya tidak mengenakan pakaian dari kain, tetapi dari kulit.
Kedua, maksud dari kata "tinggi" dalam ayat tersebut adalah " tempat" yang sangat tinggi.
Demikianlah argument yang lebih kuat. Sebab, ketinggian yang disandingkan dengan tempat
berarti ketinggian tempat, bukan tingginya derajat. Kemudian, para ulama berbeda pendapat
mengenai hal ini.
Sebagian mereka berpendapat bahwa Allah mengangkat Nabi Idris ke langit atau ke surga.
Dengan begitu, dia dalam kondisi hidup, tidak mati. Sementara itu yang lain berpendapat, "Allah
mengangkatnya ke langit dan melepaskan ruhnya. "Kemudian Ibnu Abbas bertanya kepada Ka'ab
mengenai firman Allah, "Kami mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi," (QS. Maryam
[19]: 57).
Menurut Ka'ab, malaikat pencabut nyawa mendatangi Nabi Idris. Nabi Idris pun mengajaknya
bicara sampai malaikat menunda pencabutan nyawanya. Lantas malaikat itu membawanya ke
langit dengan kedua sayapnya. Sesampainya di langit ke empat, malaikat itu berkata, "Aku

sebenarnya diutus mencabut nyawamu di langit ke empat. Mendapat perintah demikian itu, aku
pun bertanya, 'Bagaimana caranya, sedangkan dia ada di bumi?!'" Ketika Idris menoleh, malaikat
maut menatapnya kemudian mencabut nyawanya di tempat itu.
Ketahuilah, Allah memuji Idris dengan menaikannya ke langit. Sebab biasanya, yang diangkat ke
langit hanya mereka yang memiliki dan kedudukan yang tinggi. Karena itu, Allah berfirman
mengenai para malaikat, "Malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa
angkuh untuk menyembahnya," (QS. Al-Anbiya' [21]: 19), (al-Fakhrurrazi, Tafsir a-Raziy, jilid
X, hlm. 322).

Anda mungkin juga menyukai