Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah, rahmat,
dan nikmat sehat walaafiat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan proposal pengadaan
proyek pemetaan topografi. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan tugas ini. Kami sadar kami memiliki keterbatasan dalam pemahaman
mengenai penyusunan lapran ini. Oleh karena itu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
dari tugas ini. Kami mengharapkan tanggapan dan koreksi untuk proses perbaikan agar kami dapat
menyusun tugas lebih baik lagi dalam waktu yang akan datang.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Maksud diadakannya pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi adalah untuk
mendapatkan informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi
dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan
dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi
topografi suatu wilayah yang akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat.
Selain itu juga dalam rangka pemetaan yang sesuai dengan tata cara dan prosedur yang
ditentukan sebagai dasar dari perencanaan, pemaanfaatan, dan pengelolaan lahan agar dapat
Achmad Rony Malik H 3512100028
Mohammad Luay Murtadlo 3512100058
dimanfaatkan secara efektif dan sebagai acuan dalam penggunaan dan pengembangan lahan
yang ada.
Penyiapan peta kerja (manuskrip), berupa peta hasil printout daerah yang
dipetakan. Peta hasil print-out ini sudah mencantumkan nama geografis pada
saat proses digitalisasi, tetapi masih tentatif.
GPS navigasi.
Jalan yang akan dilewati selama survey harus direncanakan terlebih dahulu.
Perkiraan jarak jalan yang akan ditempuh serta berapa kantor pemerintah yang
akan dikunjungi harus sudah ditentukan sebelum survey dilaksanakan.
Peta manuskrip harus diplot pada kertas yang relatif tahan lipat serta disimpan
dalam kantong plastik secara terlipat. Lipatan harus sedemikian rupa, sehingga
di lapangan petugas survey dapat membuka sebagian peta manuskip dengan
mudah.
Peta manuskrip diberi nomor grid sesuai dengan grid pada frame peta skala yang
bersangkutan. Nomor Grid dimulai dari pojok kiri atas dengan huruf A, B, C,
.dst. ke kanan dan angka 1, 2, 3,dst ke bawah. Huruf I dan O tidak dipakai
agar tidak tertukar dengan angka 1 romawi dan angka 0. Jadi setelah huruf H
adalah huruf J dan setelah huruf N adalah huruf P.
Data yang harus ditulis atau gambar di atas peta manuskrip dapat ditulis
sementara dengan pensil lunak (B2). Namun sebelum disahkan, seluruhnya
harus ditegaskan dengan tinta.
Unsur nama geografis dari (terutama) unsur daerah yang dikelilingi oleh suatu
batas administrasi (nama desa, dll) dikonfirmasi (secara berjenjang) dari
informasi orang atau pejabat pemerintah (di daerah tersebut) yang kompeten
tentang nama daerah tersebut.
Nama geografis ini setiap kali hendaknya diuji dengan data sebelumnya dan
diuji dengan kaidah pemberian nama geografis yang benar.
Untuk nama geografis yang bersifat unik, deskripsi lebih lanjut dapat
menggunakan formulir extensi yang digunakan untuk 1 nama/lembar.
Nama geografis diletakkan pada posisi sebenarnya (geografis) dan belum perlu
memperhatikan aspek kartografisnya.
Achmad Rony Malik H 3512100028
Mohammad Luay Murtadlo 3512100058
Penggunaan nama-nama yang unik didokumentasikan dengan foto pada tempattempat resmi yang memajang nama tersebut (seperti papan nama kantor-kantor
pemerintah). Untuk itu petugas survey dilengkapi dengan kamera.
Sebagai alat validasi, surveyor perlu membuat foto objek dengan nama
geografisnya (misalnya nama papan kantor desa atau sekolah) atau merekam
cara pengucapan nama-nama tersebut.
B. Pelaksanaan
Pengukuran Topografi skala 1 : 1.000 dengan luas 100 Ha.
Pemasangan BM sebagai Kerangka kontrol pemetaan sekurang-kurangnya 4 buah patok
BM dan 30 buah control point (CP).
Pengukuran detil dengan spot heigh sistim grid per jarak 10-20 meter.
Pengukuran titik detil atau obyek yang berada di area survey seperti bangunan, jalan, parit,
tiang listrik dan infrastruktur lainnya.
a. Tahap awal
Pekerjaan yang kami usulkan adalah pemasangan Bench Mark (BM) untuk
selanjutnya menjadi titik acuan pekerjaan pengukuran, adapun jumlah BM yang kami usulkan
sebanyak 4 buah. Titik - titik BM juga diukur dengan alat Global Possitioning System dengan
maksud dan tujuan agar produk peta yang kita hasilkan memiliki system koordinat Global /
UTM (Universal Tranvers Mercator)
b. Tahap kedua
Pengukuran kerangka kontrol horizontal dan pengukuran kerangka kontrol vertikal
pada titik-titik yang di rencanakan sebagai titik peresebaran acuan pada lokasi tersebut, agar
keakuratan data X,Y,Z persebaran height spot yang di hasilkan baik dengan ketelitian:
Ketelitian linier pada poligon tertutup= 1 : 10.000
Ketelitian sudut = 10 x n, dimana n adalah jumlah titik
Ketelitian tinggi = 15mm x D, dimana D adalah jumlah jarak dalam kilometer
c. Tahap berikutnya
Pengukuran detail situasi (pemetaan Topografi) yang bertujuan utuk mendapatkan peta
yang teliti yang memuat semua unsur yang ada dilapangan dengan ketelitian Peta Topografi
dengan skala 1 : 1.000, kontur interval 0.5 sampai dengan 1 meter
Dasar penentuan Skala peta mengacu pada kondisi existing lokasi yang akan diukur,
semakin banyak objek yang ada pada lokasi pengukuran atau semakin menonjol kondisi
konturnya maka semakin banyak detail situasi yang akan diambil pada saat pengukuran.
Adapaun untuk Output Peta skala 1:1000 maka spot heigh yang akan ditampilkan sedapat
mungkin per grid 10 - 20 meter atau lebih teliti lagi dengan metode pengambilan titik mengikuti
arah grid jalur pengukuran.
Untuk hasil pengolahan data akan di sajikan dalam bentuk Compact Disk (CD) ,
yang berisi copy database file, termasuk koordinat dan peta digital dalam format *.xls; *.csv
dan *.dwg; sehingga bisa diproses lebih lanjut untuk pekerjaan desain.
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Umum
Pemetaan topografi dilaksanakan dengan melakukan pengukuran kerangka dasar
yang terdiri dari pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal. Pengukuran tersebut
dilakukan pada seluruh batas (garis terluar) dari area yang akan dipetakan. Tujuan pembuatan
kerangka dasar ini adalah untuk membuat titik kontrol dan referensi untuk keperluan
pengukuran selanjutnya, misalkan pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi
dan detail topografi.
Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Alat komunikasi
o Walkie Talkie
2.2.2 Peralatan Administrasi
Komputer
Printer
Mesin foto copy
Mesin fax
Telepon
Genset
2.2.3 Perangkat Lunak
Microsoft Office (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point)
Topcon Tools
AutoCAD
Auto MicroCAD
Matlab
Semua data penting yang digunakan untuk menentukan koordinat Bench Mark
diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan.
Semua alat ukur (Theodolite, Waterpass) yang digunakan dalam keadaan baik
dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta (akan dikalibrasi).
2.3.2.1.
topografi skala 1 : 50.000 dengan sistim grid, sedangkan Azimuth awal diperoleh dengan
pengukuran Azimuth Matahari. Pengukuran kontrol horizontal akan dilakukan dengan
cara poligon, poligon tertutup dan melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya
cukup luas, maka poligon utama akan dibagi dalam beberapa kring tertutup.
Diusahakan sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang terkait kepada
poligon utama dan titik referensi yang digunakan mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan. Diusahakan semua jalur poligon baik cabang ataupun yang utama melalui batas
alam yang ada seperti jalan, sungai, batas kampung dan lain-lain. Titik poligon lainnya
selain BM adalah patok kayu berukuran 5 x 5 x 60 cm. Patok ini akan dicat dengan warna
merah serta diberi paku payung di atasnya untuk memudahkan dalam mengidentifikasi.
Sudut diukur double seri dan digunakan alat ukur Theodolite T-2, perbedaan sudut biasa
dan sudut luar biasa lebih kecil dari 2 dan ketelitian sudut lebih kecil dari 10n dimana n,
adalah jumlah titik poligon. Jarak titik poligon utama dan poligon cabang diperoleh dari
jarak datar Theodolite dan atau dengan memakai pita ukur baja dengan ketelitian linier
poligon utama lebih kecil atau sama dengan 1 : 7500, sedangkan poligon cabang lebih
kecil atau sama dengan 1 : 5000.
2.3.2.3.
awaluntuk kontrol vertikal akan diambil dari patok BM TTG (Titik tinggi geodesi dari
BAKORSURTANAL) yang terdekat dan atau titik-titik lain yang telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Pengukuran kontrol vertikal dilakukan secara pergi
dan pulang atau double stand dengan selisih beda tinggi antara stan I dengan stand II
tidak boleh lebih dari 2 mm, alat yang digunakan adalah alat ukur Waterpass Automatis
(N12, NAK atau yang sejenis), sebelum dan sesudah pengukuran alat ukur diperiksa
ketelitian garis bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah jarak
muka dan jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih besar dari 60 cm, sedangkan jarak
terdekat dari alat ke rambu tidak boleh kurang dari 5 m. Ketelitian pengukuran Waterpass
pada poligon utama tidak lebih dari 10D dan Waterpass pada poligon cabang tidak boleh
lebih dari 5D, dimana D adalah jumlah jarak dalam satuan kilometer.
2.3.2.4.
telah dipasang dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran di dalam daerah
survey. Bila perlu jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk
mengisi detail planimetris berikut dengan spot height yang cukup, sehingga diperoleh
penggambaran kontur yang lebih menghasilkan informasi ketinggian yan memadai. Titik-titik
spot height yang terlihat tidak lebih dari interval 2.50 cm pada peta berskala 1 : 2000. Interval
ini ekivalen dengan jarak 50.00 m tiap penambahan satu titik spot height atau 8 -10 titik spot
height untuk 1 (satu) hektar di atas tanah. Pengambilan titik spot height bervariasi tergantung
kepada kondisi lapangan, karena pada pekerjaan ini lebih dominan berada pada dalam wilayah
perkotaan dan permukiman penduduk, pengambilan titik-titik situasi tersebut juga perlu
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan untuk kelengkapan data perencanaan.
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Tachimetry, dengan menggunakan Theodolite
Wild (T0) atau dengan tipe yang sejenisnya. Jarak dari alat ke rambu ukur tidak lebih dari 60
meter. Untuk penggambaran kontur akan dibuat seteliti mungkin, dan bagian luar daerah
sungai, kontur akan diplot hanya berdasarkan titik-titik spot height, efek artistik tidak
diperlukan. Interval garis kontur yang akan digambarkan adalah sebagai berikut :
Interval Garis Kontur
Kemiringan Tanah
Interval Kontur
Kurang dari 2%
0.25 meter
2% sampai 5%
0.50 meter
Lebih dari5%
1.00 meter
Seluruh jalan, drainase, sungai (dasar terendah dan lebar akan jelas terlihat).
Daerah rawa.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain :
Achmad Rony Malik H 3512100028
Mohammad Luay Murtadlo 3512100058
BAB III
PELAKSANAAN
Memeriksa dan mengolah semua data hasil survei sekunder dan data primer
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
Pengumpulan data skunder baik pada instansi terkait untuk melengkapi data dari
hasil survey lapangan/ data primer,
Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian peta yang merupakan hasil
dari proses penggambaran dari data-data lapangan.
d. Surveyor
Minimal D3/S-1 Teknik Geodesi dengan pengalaman 2 (dua) tahun di bidang survey
pengukuran.
Tugas dan Tanggung Jawab :
-
Pengumpulan data skunder baik pada instansi terkait untuk melengkapi data dari
hasil survey lapangan/ data primer,
Memeriksa dan mengolah data hasil survei sekunder dan data primer yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
e. Asissten surveyor
Minimal D3 Teknik Geodesi dengan pengalaman 2 (dua) tahun di bidang Survey.
Tugas dan Tanggung Jawab :
-
Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian dan hasil dari pengukuran di
lapangan.
3.2 Produk
Produk yang akan dihasilkan di Pekerjaan Topografi adalah sebagai berikut :
-
Data pengukuran.
Pencetakan dan pemasangan BM, dan semua obyek yang dianggap penting
untuk keperluan survey.
Dokumentasi BM.
PERSONIL
JUMLAH
ESTIMASI
WAKTU
I.
TENAGA AHLI
I.1
Team Leader
90
I.2
Ahli Geodesi
90
I.3
Data Processing
90
I.4
Surveyor
18
60
I.5
Asisten Surveyor
36
60
I.6
Tenaga Lokal
60
60
II.
TENAGA
PENUNJANG
II.1
Administrasi Umum
90
II.2
Supir
90
133
JUMLAH
: 3 hari
2. Perencanaan peletakkan BM
: 3 hari
: 3 hari
4. Persiapan Administrasi
: 5 hari
: 10 hari
Tahap Survey :
1.
Pengukuran GPS
: 30 hari
2.
: 55 hari
3.
: 60 hari