Anda di halaman 1dari 4

Fahril H. Ilmi | Febrian Fajar A.

Tara R.

NEGOSIASI
SEBUAH DRAMA SUATU CARA

Korupsi
Siang dengan pancaran sinar matahari terik, Sebuah mobil
mewah terlihat menyusuri jalanan padat kota Surabaya. Dibawah
gedung-gedung megah bertingkat, mobil itu memasuki sebuah daerah
pusat pemerintahan Kota Surabaya. Dengan kawalan dari beberapa
ajudan gagah pun kekar, terdengar dua orang menghentikan
percakapan dan beranjak keluar dari mobil. Sebagai pejabat tinggi
pemerintahan yang acapkali terlihat di televisi, mereka berjalan dan
meneruskan percakapan singkat ke arah sebuah ruangan utama.
Setelah memberitahu bahwa telah membuat perjanjian dengan orang
utama di kota itu, dua pejabat itu mulai mengetok pintu dan membuka
pintu megah itu.
Halung

: Permisi, selamat siang, Bu

Gayus : Selamat siang, bu


Risma : Selamat siang, Apa kabar Haji Lulung, sudah lama nggak ketemu,
silahkan duduk
HaLung: Terima kasih Bu, Alhamdulillah baik, ibu sendiri bagaimana?
Risma : Baik, Alhamdulillah, oh iya, perkenalkan saya Ibu Risma, ada apa
jauh jauh dari Jakarta?
Gayus : Saya Gayus Tompelan, saya adalah salah satu murid Haji lulung,
kami kemari karena kami ingin mengadakan kontrak sama Bu Risma
Risma : Wah, terimakasih njenengan-njenengan ini sudah datang, memang
kami di Surabaya memerlukan investor-investor yang sanggup
membantu pembangunan kota kami, maklumlah kota kami lagi giat
giatnya membangun(Tertawa renyah), Mohon dijelaskan kontrak
bagaimana yang ingin dilakukan!
Halung: Jadi kami berencana membangun sebuah pusat gaya hidup
terpadu, lengkap dengan pusat perbelanjaan, edukasi, dan hunian real
estate
Risma : Kelihatanya sangat meyakinkan, apa yang kalian tawarkan pada
warga kami dalam proyek tersebut?
Halung: Kami menawarkan hunian mewah serta pusat gaya hidup terpadu
yang sekarang banyak diperlukan oleh warga di sini

PAGE 1

Risma : Bagus juga untuk menambah daya tarik wisata di Surabaya, Apakah
proyek ini bagus untuk pertumbuhan ekonomi di Surabaya? Apakah
sudah ada perhitunganya?
Gayus : Proyek ini sudah digodog dengan matang oleh staff pengembangan
rencana proyek kami, termasuk perhitungan ekonomis. Menurut
perhitungan kami, proyek ini akan meningkatkan wisatawan di
Surabaya hingga 40 persen lebih pada tiga tahun pertama, dan
selanjutnya akan stagnan di 20 persen
Halung: Dengan itu, proyek ini akan menaikkan pertumbuhan ekonomi
Surabaya ke level hingga 13% pertahun.
Risma : Baiklah, ini akan menjadi pertimbangan hangat bagi dewan kota,
akan segera saya bicarakan, adakah yang ingin menambahi dari
anda?
Gayus : Sejauh ini cukup, apabila dewan dan eksekutif ingin menanyakan
perhitungan secara lengkap, akan kami berikan, apalagi ini merupakan
investasi besar bagi kota Surabaya
Risma : Wah, super sekali. Ini akan sangat menguntungkan bagi
pertumbuhan kota ini. Tetapi, sepertinya sangat sempit lahan strategis
untuk merealisasikan proyek anda-anda ini
Gayus : Nah, sepertinya memang hal ini yang sangat penting untuk
dibicarakan. Kami berencana untuk membangun proyek kami ini di
lahan pasar turi sekarang berada
Risma : Itu sangat tidak mungkin, pasar turi merupakan jantung
perdagangan kota ini bagi semua warga, jadi mohon mbokyo dipikirkan
lagi tempatnya
Halung: Kami ingin meminta bantuan kepada Bu Risma dalam pembebasan
tanahnya, Pasar turi sangatlah strategis bagi akses proyek kami
Gayus : (sambil menyodorkan surat perjanjian) kami mohon ibu untuk
membantu kami dan rakyat surabaya dengan menandatangani surat
persetujuan ini
Risma : (Sekilas membaca surat perjanjian) Tidak mungkin!, Mana mungkin
saya menandatangani surat biadab seperti ini, kalian ingin saya...
Gayus : (Memotong pembicaraan) Tunggu dulu bu, santai saja, kami hanya
menginginkan ibu untuk menandatagani surat ini, itu saja. Kami yakin
semuanya bisa diatur(sambil menyodorkan amplop tebal berisi cek 10
milyar)

PAGE 2

Risma : (memegang amplop) Apa ini? Kalian ingin memberi uang suap
kepada saya? Keluar! Silahkan kalian keluar!(nada membentak)
Halung : (Menghentak meja dan berdiri) Kami kan hanya ingin membantu
pembangunan kota ini, dan anda hanya perlu menandatangani kertas
ini
Risma : (mengembalikan amplop)negosiasi ini berakhir. Ini ambil, saya tidak
butuh uang dari anda, saya hanya ingin mengabdi dan mengemban
amanat rakyat surabaya, silahkan keluar!
Gayus : Anda akan menyesali penawaran saya ini.(sambil berjalan keluar
meninggalkan ruangan)

PAGE 3

Anda mungkin juga menyukai