22020110110002
22020110110008
22020110110013
22020110110067
22020110110077
22020110120004
22020110120015
22020110120025
22020110120028
22020110120031
G2B008056
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak usia prasekolah atau prakelompok menurut E.B Hurlock dalam Ibid
yaitu anak yang berumur 2-6 tahun, sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa pengertian anak prasekolah adalah anak-anak dibawah usia sekolah
atau anak-anak yang belum memasuki usia sekolah.
Pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara teratur, saling
berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai konsepsi sampai dewasa
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Peristiwa pertumbuhan
ditandai dengan perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran di dalam
tingkat sel, organ maupun individu. Sedangkan peristiwa perkembangan pada
anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ
mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual (Hidayat, 2005). Aspekaspek perkembangan yang dapat dipantau antara lain motorik kasar, motorik
halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
Pendidikan pada anak usia dini tidak akan berjalan dengan optimal, jika
asupan gizi tidak tercukupi. Hal ini dikarenakan, gizi merupakan salah satu
penentu perkembangan dan pertumbuhan otak dan fisik anak.Pertumbuhan
dan perkembangan secara biologis, kognitif, dan psikososial mencapai pacu
tumbuh yang pesat pada fase ini, meskipun dalam waktu yang terbatas
(Departemen Gizi dan kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2009).
Akan tetapi, diketahui bahwa asupan gizi pada anak usia sekolah masih
belum diperhatikan dengan seksama. Berdasarkan survey yang sudah
dilakukan selama 2 minggu di TK Pertiwi III terhadap 51 anak dengan usia 6-7
tahun, didapatkan hasil 19,61% anak mengalami gizi kurang, dan 5,88% anak
mengalami gizi buruk. Sedangkan 20% anak dikategorikan kurus dan 2%
dikatakan sangat kurus. Berdasarkan studi dokumentasi didapatkan data
dalam satu bulan yang lalu, siswa yang tidak masuk sekolah akibat sakit
sebesar 28 siswa. Sebanyak 27 anak suka jajan di sekolah.14 anak memilih
jajanan mie, yang merupakan salah satu jajanan tidak sehat.Sedangkan 32
anak tidak mengetahui contoh jajanan yang tidak sehat.Sehingga dari data
tersebut menunjukkan bahwa pentingnya asupan gizi seimbang untuk
perkembangan kognitif dan motorik anak usia pre school.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mendeskripsikan
asuhan
Tembalang, Semarang.
b. Tujuan Khusus
a) Mendeskripsikan
keperawatan
pengkajian
komunitas
masalah
di
kesehatan
TK
Petiwi
yang
III
ada di
3. PENGKAJIAN
a. PENGKAJIAN SOSIAL
1) Proporsi Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda Berdasarkan Usia
Diagram 1.
Usia
24%
5 tahun
6 tahun
76%
di TK Pertiwi 3
Jenis Kelamin
Laki-laki
45%
55%
Perempuan
berjenis
Diagram 3
Proporsi Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda Berdasarkan Uang Saku
pada Bulan Maret 2014 (n=51)
Uang Saku
10%2%6% 2%
tidak bawa
<1000
4%
6%
1000
2000
4%
3000
4000
5000
>5000
67%
membawa
masing-masing
siswa
(5,88%)
membawa
uang
uang
Rp.5.000,00.
saku
kurang
dari
Rp.1.000,00
dan
lebih
dari
TK Pertiwi 3 Perumda
Tembalang
a) Siswa
Tabel 1.
Gambaran Kualitas Hidup Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda
Tembalang Pada Bulan Maret 2014 (n=51)
Skor
0
2
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
29
30
32
34
36
38
44
50
56
Responden
I
I
I
I
IIIII I
I
I
IIII
IIII
III
II
III
II
II
I
III
II
IIII
III
II
I
II
I
Rata-rata
Jumlah
1
1
1
1
6
1
1
4
4
3
2
3
2
2
1
3
2
4
3
2
1
2
1
24,5
Responden
VI
II
III
IV
II
II
II
II
III
II
III
III
I
III
II
II
II
I
III
II
I
Jumlah
6
2
3
4
2
2
2
2
3
2
3
3
1
3
2
2
2
1
3
2
1
Rata-rata = 39,8
Tabel 2 menunjukkan kualitas hidup siswa kelas B berdasarkan
kuesioner PedsQL untuk orang tua siswa dengan skor tertinggi adalah
92 dan skor terendah adalah 0. Kualitas hidup berbanding terbalik
dengan skor. Semakin rendah skor maka kualitas hidup semakin baik
kualitas hidupnya. Rata-rata kualitas hidup siswa berdasarkan penilaian
orang tua adalah 39,8 (baik). Skor tertinggi adalah 54 sebanyak 1
siswa, dan terendah adalah 29 sebanyak 6 orang.
5) Proporsi Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda Berdasarkan Status Gizi
a) Proporsi Status Gizi Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda Berdasarkan
Berat Badan Menurut Umur
Diagram 4.
Proporsi Status Gizi Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda Berdasarkan
Berat Badan Menurut Umur Pada Bulan Maret 2014 (n=51)
Gizi Normal
Gizi Kurang
Gizi Buruk
(n=51)
Jangkung
2% 2%
10%
86%
Normal
Pendek
Sangat Pendek
Gemuk
20% 2%
Normal
8%
71%
Kurus
Sangat Kurus
Baik
8%
Meragukan
82%
Diagram
membutuhkan
stimulus
Pekerjaan Ayah
karyawan swasta
PNS
28%
45%
wiraswasta
9%
lain-lain
18%
Pekerjaan Ibu
24%
4%
59%
IRT
karyawan
swasta
wiraswasta
lain-lain
14%
TK Pertiwi 3 Perumda
Tembalang
a) Ayah
Diagram 10.
Proporsi Pendapatan Ayah Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda
Tembalang Pada Bulan Maret 2014 (n=51)
Pendapatan Ayah
22%
12%
67%
Pendapatan ibu
Rp0,00
20%
Rp1,00-Rp999.999,00
22%
Rp1.000.000,00-Rp2.000.000,00
59%
Pendidikan Ayah
SD
4% 8%
16%
SMP
SMA
37%
D3
35%
S1
siswa
(7,84%)
berpendidikan
S1,
dan
ayah
siswa
Pendidikan Ibu
SD
4% 6%
41%
24%
25%
SMP
SMA
D3
S1
11%
ISPA
Diare
18%
sakit gigi
71%
Ya
Tidak
86%
Ya
Tidak
Insiden ISPA
57%
Ya
43%
tidak
Mual
Mulas
71%
5 siswa
5) Proporsi Durasi Sakit Perut dan Keluhan Terakhir Sakit Perut Siswa
Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda
a) Siswa
Diagram 19
Proporsi Durasi Sakit Perut Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda
Pada Bulan Maret 2014 (n=7)
43%
2 hari
2-3 minggu
1 bulan yang lalu
1 bulan yang lalu
28%
lalu, 9 orang tua siswa (18%) keluhan 2-3 minggu yang lalu, 14
orang tua siswa (27%) keluhan sebulan yang lalu dan 22 orang tua
siawa (43%) keluhan dari 1 bulan yang lalu.
6) Proporsi Keluhan ISPA Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda
Diagram 21
Proporsi Keluhan ISPA Siswa Kelas B TK Pertiwi 3 Perumda Pada Bulan
Maret 2014
(n=22)
Keluhan ISPA
23%
23%
Batuk
Pilek
Demam
5%
50%
5%
3-6 bulan
20%
50%
25%
6 bulan -1 tahun
tidak pernah
setiap inggu
Ya
Tidak
75%
Jenis Hukuman
5%
5%
menegur
memarahi
11%
menghukum
39%
Tidak
61%
tangan
berdasarkan
kuesioner
orang
tua
siswa
di
3%
Menegur anak
23%
74%
Tidak boleh mengambil makanan sebelum cuci tangan
51%
49%
Ya
Tidak
TK
12%
4%
16%
68%
Mengganti makanan yang lebih sehat dan enak
Ya
Tidak
59%
2014 (n=30)
73%
Mengajak rekreasi
4. Analisa Data
Diagnosa
No
1
Data Fokus
DO
1. Sebanyak
anak
32
(63%)
tidak
mengetahui
definisi tentang
makanan tidak
sehat.
2. Sebanyak
(57%)
39
anak
mengetahui
tentang contoh
yang
tidak sehat
3. Sebanyak
23
anak(45%)
tidak
mengetahui
tentang akibat
jajan
Tujuan
an
Defisiensi
Jangka
pengetahua
pendek
Setelah
berhubunga
dilakukan
tindakan
dengan
kurangnya
keperawatan
informasi.
selama
minggu
diharapkan
pengetahuan
tidak
jajanan
Keperawat
anak
dapat
meningkat
dengan
kriteria hasil :
1. 16 dari 32
Anak dapat
menjelaska
n arti dari
makanan
sehat
2. Sebanyak
Periorits
Rencana
Implement
Evaluasi
Masalah
Tindakan
asi
Sumatif
sembarangan
4. sebanyak
27
dari
51
anak
(53%)
anak dapat
menyebutk
an
menyukai jajan
karena
contoh
makanan
yang tidak
pengaruh
sehat
3. Sebanyak
teman.
5. Sebanyak
dari
19 dari 39
51
22
anak
(46%)
12 dari dari
23
anak
dapat
mengalami
ISPA
6. Sebanyak
menyebutk
7
dari 51 anak ()
an
akibat
jajan
sembarang
emnagalami
an
sakit perut.
DS
1. 10
dari
51
Jangka
menengah :
siswa
mengatakan
contoh jajanan
sehat
adalah
mie,
bakso,
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
minggu
es krim.
diharapkan :
1. Sebanyak
10 dari 32
anak
mampu
mengingat
kan
temannya
tentang
jajanan
tidak sehat
Jangka
panjang
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
minggu
diharapkan:
1. Angka
kejadian
ISPA
24
berkurang
dari
25
menjadi 10
siswa
2. Angka
kejadian
sakit perut
berkurang
dari
siswa
menjadi
2
DO:
1. Sebanyak
anak
27
(53%)
dari 51 anak
suka
jajan
disekolah
2. Sebanyak
anak
23
(47%)
dari 51 anak
suka
jajan
jajanan mie di
sekolah.
3. Sebanyak
anak
29
(57%)
Resiko
siswa
Tujuan jangka
gangguan
pendek:
perilaku
setelah
sehat
dilakukan
berhubunga
tindakan
keperawatan
dengan
pemahama
selama
minggu
yang
tidak
adekuat
diharapkan :
1. 20 dari
51
siswa
dapat
dari 51 anak
menjela
tidak
skan
biasa
membawa
bahaya
bekal
ke
sekolah.
4. Sebanyak
19
anak
dari
jajan
(37%)
sehat
2.
dari 51 anak
membawa
Jangka
bekal berupa
menengah :
nasi
Setelah
ke
sekolah
5. Sebanyak
anak
dilakukan
18
(35%)
dari 51 anak
tidak mencuci
tangan
minggu
dari 51 anak
DS :
mempunyai
29
dari 51 anak
mengatakan
tidak
selama
1. Sebanyak 22
makan
orang
keperawatan
diharapkan :
setelah
1. Sebanyak
tindakan
tua
kebiasaan
membawa
bekal
sehat
ke sekolah.
2. Sebanyak 32
menyiapkan
bekal mereka.
2. Sebanyak 10
anak dari 51
anak
dari 51 anak
membawa
bekal berupa
nasi
(bekal
sehat)
mengatakan
ke
sekolah
tidak
membawa
Jangka
bekal berupa
nasi
karena
orang
tua
tidak
ada
waktu
untuk
menyiapkan
bekal berupa
nasi
3. Sebanyak
23
anak dari 51
mengatakan
jajanan
mie
merupakan
jajanan
yang
untuk
dimakan.
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
24
minggu
diharapkan:
1. Sebanyak
11
anak
enak
panjang
dari
anak
51
anak
mengalami
perbaikan
gizi normal.
5. IMPLEMENTASI
No.
Tanggal
Masalah
Implementasi
Respon
ISPA
S:
32 siswa mengatakan
mengerti
makanan
tentang
yang
contoh
sehat
dan
tidak sehat
31
siswa
mengatakan
dalam
mengikuti
permainan
S:
38 siswa mengatakan
mengerti
makanan
tentang
yang
contoh
sehat
dan
tidak sehat
37
siswa
mengatakan
dalam
mengikuti
permainan
9 April 2013 (B3)
10 April 2013 (B1)
11 April 2013 (B2)
S:
45 siswa mengatakan
mengerti
makanan
tidak sehat
tentang
yang
contoh
sehat
dan
43
siswa
mengatakan
1-11 April
Sakit Perut
dalam
mengikuti
permainan
S : 44 orang tua mengatakan
mengetahui bahan makanan
yang tidak sehat
35
orang
bahwa
tua
mengatakan
mengetahui
makanan
sehat
contoh
dan
tidak
sehat
51
orang
tua
mengatakan
6. EVALUASI SUMATIF
NO
1.
TANGGAL
1-3 April 2014
MASALAH
ISPA
EVALUASI SUMATIF
a. Sebanyak 20 siswa mampu menyebutkan contoh
makanan-makanan sehat (nasi, sayuran, buahbuahan, lauk pauk dan susu.
b. Sebanyak 16 siswa mampu menyebutkan akibat
ISPA
jajan sembarangan
a. Sebanyak 28 siswa mampu menyebutkan contoh
makanan-makanan sehat (nasi, sayuran, buahbuahan, lauk pauk dan susu.
b. Sebanyak 30 siswa mampu menyebutkan akibat
ISPA
jajan sembarangan
a. Sebanyak 45 siswa mampu menyebutkan contoh
makanan-makanan sehat (nasi, sayuran, buahbuahan, lauk pauk dan susu
b. Sebanyak 43 siswa mampu menyebutkan akibat
2.
11 April 2014
Sakit perut
jajan sembarangan
a. Evaluasi hari terakhir sebanyak 26 siswa selalu
menghabiskan bekal yang dibawakan ke sekolah
b. Evaluasi hari terakhir sebanyak 21 siswa
membawa bekal nasi
c. Evaluasi hari terakhir sebanyak 43 siswa mampu
menyebutkan akibat jajan sembarangan.
NAMA/TTD
BAB II
ALASAN PENGGUNAAN TERAPI KEPERAWATAN DALAM INTERVENSI KELOMPOK
1. Sehat Ceria
Sehat ceria dipilih dikarenakan dapat juga digunakan sebagai media
belajar sambil bermain tetapi sehat ceria lebih memfokuskan pada tugas
individu. Sehat ceria lebih ke arah mengenalkan kepada anak-anak TK III
Pertiwi makanan sehat dan makanan tidak sehat yaitu dengan cara pertama
mewarnai jenis gambar makanan, kedua menggunting gambar yang telah di
warnai dan ketiga mengelompokkan dan menempelkan gambar yang telah di
gunting ke dalam kelompok jenis makanan sehat dan makanan tidak sehat.
Berdasarkan hasil observasi kelompok kami di TK Pertiwi 3 Perumda
Tembalang, didapatkan data bahwa anak yang mengalami kejadian sakt perut
sebanyak 5 siswa dan sebanyak 23 anak mengatakan tidak tahu dampak dari
jajan sembarangan. Sehingga dari data tersebut kami memberikan program
sehat ceria yaitu suatu intervensi yang diberikan kepada siswa dengan lomba
mewarnai gambar yang sehat dan tidak sehat seperti es krim, buah, sayur,
permen
dll.
Setalah
mewarnai
gambar
yang
diberikan,
siswalomba
bahwa intervensi
pengelompokan makanan sehat dan tidak sehat yang dilakukan oleh individu
sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku anak.
2. Ular Tangga
Ular tangga dipilih dikarenakan dapat digunakan sebagai media belajar
sambil bermain. Selain itu, sifat ular tangga yang dimainkan secara
berkelompok,
setidaknya
dua
orang,
akan
mengajarkan
siswa
untuk
Menurut
Hendriyantini
(2009
diacu
dalam
Yuwanisa
2010),
Tembalang.
Berdasarkan
jurnal
yang
berjudul
Relationships
between the home environment and physical activity and dietary patterns of
preschool children: a cross sectional study, di jelaskan bahwa kebiasaan orang
tua di rumah sangat berpengaruh dalam kebiasaan anak, bagaimana orang
tua mengasuh dan mengajarkan anak tentang pola makanan sehat akan
mempengaruhi kebiasaan makan makanan sehat bagi anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA